Anda di halaman 1dari 35

GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT DALAM PENANGANAN

KEGAWAT DARURATAN TRAUMA KEPALA DI IGD RSI IBNU


SINA PEKANBARU

Proposal Penelitian Keperawatan Gawat Darurat


BAB I
LATAR BELAKANG

Belum maksimalnya penanganan

kegawat daruratan trauma kepala

di rumah sakit
NO NAMA PASIN JENIS KELAMIN KETERANGAN
I
2
2
2
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengetahuan TUJUAN UMUM


pengetahuan perawat
dalam penanganan
Mampu mengetahui
kegawat daruratan
gambaran
trauma kepala di UGD
pengetahuan perawat
RSI Ibnu Sina
dalam penanganan
Pekanbaru
kegawat daruratan
trauma kepala di
UGD RSI Ibnu Sina
Untuk mengetahui pengetahuan perawat ttg pengertian

penanganan kegawat daruratan di UGD RSI Ibnu Sina.


Untuk mengetahui pengetahuan perawat ttg langkah-langkah
kegawat daruratan di UGD RSI Ibnu Sina.
Untuk mengetahui pengetahuan perawat ttg tujuan
penanganan kegawat daruratan
Untuk mengetahui pengetahuan perawat ttg penanganan
kegawat daruratan trauma kepala menurut jenisnya
BAB II
KONSEP DASAR

Trauma Kepala
Trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung
maupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan
fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif, fungsi
psikososial baik bersifat temporer maupun permanen
(Tarwoto, 2007)
TUJUAN PENANGANAN GAWAT DARURAT

Mencegah kematian dan cacat (to sive


live and limb) pada penderita gawat
sehingga dapat hidup dan berfungsi
kembali ditengah masyarakat
(www.google.com)
Penanganan kegawat
daruratan trauma kepala

Penanganan kegawat daruratan trauma kepala adalah : penanganan yag


dilakukan pada kasus cedera kepala (www.google.com)

Penanganan secara umum


1. Harus selalu curiga fraktur cervikal
2. A & B  Hipoksia atau hiperkarbia
3. Circulation  Syok  Suplai drh ke otak kurang  cedera
otak sekunder
4. Disability  gcs, pupil, tanda lateralisasi  konsul bedah
saraf (Pusponegoro, 2007)
Penanganan kegawat daruratan trauma kepala
menurut jenisnya

a. Cedera Kepala Ringan

Definisi : Penderita sadar dan berorientasi (GCS 14-15)

Riwayat
Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan cedera sistemik.
Pemeriksaan neurologis terbatas.
Pemeriksaan rontgen vertebra servikal dan lainnya sesuai
indikasi.
Pemeriksaan kadar alkohol darah dan zat toksik dalam urine
Pemeriksaan CT scan kepala sangat ideal pada setiap penderita,
kecuali bila memang sama sekali asimtomatik dan pemeriksaan
neurologis normal
Kriteria Observasi atau dirawat di RS

CT scan tidak
ada Intoksikasi
CT scan alkohol/obat-
abnormal obatan
Semua cedera Kebocoran
tembus likuor: Rhinorea-
Riwayat hilang otorea
kesadaran Cedera penyerta
Kesadaran yang bermakna
menurun Tak ada keluarga
Sakit kepala di rumah
sedang-berat GCS<15
Defisit neurologis
fokal
b. Cedera kepala sedang

Definisi : Penderita biasanya tampak kebingungan atau mengantuk,


namun masih mampu menuruti perintah (GCS : 9-13).

Pemeriksaan awal Setelah dirawat


Sama dengan Pemeriksaan
pemeriksaan CKR neurologik periodik
ditambah dengan cek Pemeriksaan ct.scan
labor ulang bila keadaan
Pemeriksaan ct.scan penderita memburuk
kepala pd semua kasus atau mau pulang
Rawat utk obs
c. Cedera Kepala Berat

Definisi : Penderita tidak mampu melakukan perintah sederhana


karena kesadaran yang menurun (GCS 3-8)

Pemeriksaan & penatalaksanaan

ABCDE
Primary Survey dan resusitasi
Secondary Survey dan riwayat AMPLE
Reevaluasi neurologis: GCS
Obt-obatan
Tes diagnostik (American College of Surgeon Committee on
Trauma, 2004).
♥ Pada setiap tugas perkembangan yang
berjumlah 125, terdapat batas kemampuan
perkembangan yaitu 25%, 50% dan 90%
dari populasi anak lulus pada tugas
perkembangan tersebut.
LANJUTAN

♥ Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan


angka pada ujung kotak sebelah kiri, contohnya R
singakatan dari report, artinya tugas perkembangan
tersebut dapat lulus berdasarkan laporan dari orang tua /
pengasuh anak, tetapi apabila memungkinkan maka
penilai dapat memperhatikan apa yang biasa dilakukan
oleh anak.
♥ Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan
sesuai dengan nomor yang ada pada formulir.
LANJUTAN

Mengkaji kegiatan anak yang meliputi 4


sektor yang dinilai.
Dekat dengan anak.
Menjelaskan pada orang tua bahwa
DDST bukan test IQ.
Lingkungan diatur supaya anak merasa
nyaman dan aman selama dilakukan test.
ALAT
Gulungan benang wol merah (diameter 10 cm)
Kismis/manik-manik
10 buah kubus warna merah, kuning, hijau, biru 2,5 cm x 2,5 cm
Kerincing dengan gagang yang kecil
Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm
Bel/lonceng kecil
Bola tennis
Pensil merah
Boneka kecil dengan botol susu
Cangkir plastic dengan gagang / pegangan
Kertas kosong
PROSEDUR
Sapa orang tua / pengasuh anak dengan ramah.
Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua.
Buat komunikasi yang baik dengan anak.
Hitung umur anak dan buat garis umur.
♥ Instruksi umum : catat nama anak, tanggal lahir, dan
tanggal pemeriksaan pada formulir.
♥ Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan
dikurangi tanggal lahir.
LANJUTAN

Bila anak lahir prematur, koreksi factor prematuritas.


Untuk anak yang lahir lebih dari 2 minggu sebelum
tanggal perkiraan dan berumur kurang dari 2 tahun, maka
harus dilakukan koreksi.
Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan
tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur.
Formulir Denver dapat digunakan untuk beberapa kali,
gunakan garis umur dengan warna yang berbeda.
Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak
beberapa mainan dari kit sesuai dengan apa yang ingin
ditestkan.
LANJUTAN
Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor
perkembangan dimulai dari sektor yang paling
mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan
yang terletak disebelah kiri garis umur,
kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis
umur.
♥ Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas
perkembangan yang paling dekat disebelah
kiri garis umur serta tiap tugas
perkembanagan yang ditembus garis umur.
LANJUTAN

♥ Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji


coba pada langkah I (gagal / menolak / tidak ada
kesempatan), lakukan uji coba tambahan kesebelah kiri
garis umur pada sektor yang sama sampai anak dapat
”lulus” 3 tugas perkembangan.
♥ Bila anak mampu melakukan salah satu tugas
perkambangan pada langkah i, lakukan tugas
perkembangan tambahan kesebelah kanan garis umur
pada sektor yang sama sampai anak : gagal” pada 3 tugas
perkembangan.
Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.
HAL – HAL YG PERLU DIPERHATIKAN

Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada


perilaku yang khas,dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku
yang khas tanyakan kepada orang tua / pengasuh anak, apakah
perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari yang dimiliki
anak tersebut.
Bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat
memberikan perilaku yang mengahambat test.
Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk
memberi rasa percaya diri dan kepuasan orang tua.
LANJUTAN

Memberikan pujian walaupun gagal melakukan.


Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban.
Intepretasi harus dipertimbangkan sebelum
memberitahu orang tua bahwa test hasil normal
atau abnormal.
Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua.
Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah
penampilan anak merupakan kemampuan atau
perilaku pada waktu lain.
SKORING

Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba


dengan baik, atau ibu / pengasuh anak memberi
laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa anak dapat
melakukannya).

Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat


melakukan uji coba dengan baik atau ibu /pengasuh
anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak
dapat melakukannya dengan baik.
Refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji
coba. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak
“apa yang harus dilakukan”, jika tidak menanyakan kepada anak
apakah dapat melakukannya (uji coba yang dilaporkan oleh ibu /
pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan).

By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak


tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena
ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba
dengan tanda R.
Interprestasi Penilaian
Individual
Lebih (advanced)
Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang
terletak di kanan garis umur, dinyatakan
perkembangan anak lebih pada uji coba tersebut.
Normal
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan tugas
perkembangan disebelah kanan garis umur dikategorikan sebagai
normal.

Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R)
pada tugas perkembang dimana garis umur terletak antara
persentil 25 dan 75, maka dikategorokan sebagai normal.
LANJUTAN
Bila seorang anak gagal
(F) atau menolak ®
Caution / peringatan tugas perkembangan,
dimana garis umur
terletak pada atau antara
persentil 75 dan 90.
LANJUTAN

Delay / keterlambatan

Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan


uji coba yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur.
LANJUTAN
No opportunity / tidak ada kesempatan.
Pada tugas perkembangan yang berdasarkan laporan,
orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak ada
kesempatan untuk melakukan tugas perkembangan
tersebut. Hasil ini tidak dimasukkan dalam mengambil
kesimpulan.
Langkah Mengambil Kesimpulan
Normal
♥ Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling
banyak satu caution.
♥ Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
Suspect / di duga
♥ Bila didapatkan ≥ 2 caution dan / atau ≥ 1
keterlambatan.
♥ Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk
menghilangkan factor sesaat seperti rasa takut,
keadaan sakit atau kelelahan.
LANJUTAN

Untestable / tidak dapat diuji


♥ Bila ada skor menolak pada ≥ 1 uji coba tertelak
disebelah kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji
coba yang ditembus garis umur pada daerah 75–90%.
♥ Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu.
TINDAK LANJUT
Skrining perkembangan

Suspek/curiga Normal
ada gangguan

Evaluasi untuk diagnostic Monitoring perkembangan


(development assesment) secara rutin

Masalah perkembangan
Normal

Monitoring perkembangan
Intervensi dini secara rutin

Anda mungkin juga menyukai