Anda di halaman 1dari 17

ASKEP PADA KLIEN DENGAN

APENDISITIS
Kelompok 2
Windawaty Humola
Rahmawati Tolinggi
Miftakhul Jannah
Mitra prasetya biliu
Sulastri Djama
DIV keperawatan 2B
T.A 2013/2014
Pengertian
- Apendisitis merupakan
peradangan pada apendiks
(kantung buntu pada caecum)
- Apendisitis adalah peradangan
dari apendiks vermiformis, dan
merupakan penyebab abdomen
akut yang paling sering. Penyakit
ini dapat mengenai semua umur
baik laki-laki maupun perempuan
(Mansjoer, 2000).
- Apendisitis, penyebab paling
umum inflamasi akut pada
kuadran bawah kanan dari rongga
abdomen, adalah penyebab
paling umum untuk bedah
abdomen darurat.
Klasifikasi
Klasifikasi apendisitis terbagi atas 2
yakni :
• Apendisitis akut, dibagi atas:
Apendisitis akut fokalis atau
segmentalis, yaitu setelah sembuh
akan timbul striktur lokal.
Appendisitis purulenta difusi, yaitu
sudah bertumpuk nanah.
• Apendisitis kronis, dibagi atas:
Apendisitis kronis fokalis atau
parsial, setelah sembuh akan timbul
striktur lokal. Apendisitis kronis
obliteritiva yaitu appendiks miring,
biasanya ditemukan pada usia tua.
Anatomi & Fisiologi
Letak apendiks.
• Appendiks terletak di ujung sakrum kira-kira 2 cm di
bawah anterior ileo saekum, bermuara di bagian
posterior dan medial dari saekum. Pada pertemuan
ketiga taenia yaitu: taenia anterior, medial dan
posterior. Secara klinik appendiks terletak pada
daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3 tengah garis
yang menghubungkan sias kanan dengan pusat.
Ukuran dan isi apendiks.
• Panjang apendiks rata-rata 6 – 9 cm. Lebar 0,3 – 0,7
cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat basa mengandung
amilase dan musin.
Posisi apendiks.
• Laterosekal: di lateral kolon asendens. Di daerah
inguinal: membelok ke arah di dinding abdomen.
Pelvis minor.
Etiologi
Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan
oleh infeksi bakteri. Namun terdapat banyak sekali faktor
pencetus terjadinya penyakit ini. Diantaranya obstruksi
yang terjadi pada lumen apendiks. Obstruksi pada lumen
apendiks ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan
tinja yang keras ( fekalit), hipeplasia jaringan limfoid,
penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, cancer
primer dan striktur. Namun yang paling sering
menyebabkan obstruksi lumen apendiks adalah fekalit dan
hiperplasia jaringan limfoid. (Irga, 2007)
Appendiksitis disebabkan oleh penyumbatan
lumen appendik oleh hyperplasia Folikel lympoid Fecalit,
benda asingstriktur karena Fibrasi karena adanya
peradangan sebelumnya atau neoplasma.Obstruksi
tersebut menyebabkan mucus yang memproduksi mukosa
mengalami bendungan.Namun elastisitas dinding appendik
mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan tekanan
intra lumen.Tekanan yang meningkat tersebut akan
menghambat aliran limfe yang akan menyebabkan edema
dan ulserasi mukosa
Patofisiologi
Apendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen
appendiks. Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang
diproduksi mukosa appendiks mengalami bendungan. Semakin
lama mukus tersebut semakin banyak, namun elasitas dinding
appendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan
peningkatan tekanan intra lumen. Tekanan tersebut akan
menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema dan
ulaserasi mukosa. Pada saat itu terjadi apendisitis akut fokal
yang ditandai dengan nyeri epigastrium. Bila sekresi mukus
berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan
menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri
akan menembus dinding sehingga peradangan yang timbul
meluas dan mengenai peritoneum yang dapat menimbulkan nyeri
pada abdomen kanan bawah yang disebut apendisitis supuratif
akut.
• Nyeri kuadran bawah biasanya disertai dengan demam
derajat rendah, mual dan seringkali muntah.
• Pada titik McBruney (terletak dipertengahan antara
umbilicus dan spina anterior dan ilium) nyeri tekan
setempat karena tekanan dan sedikit kaku dari bagian
bawah otot rektuss kanan.
• Nyeri alih mungkin saja ada; letak apendiks mengakibatkan
sejumlah nyeri tekan, spasme otot dan konstipasi atau
diare kambuhan.
• Tanda rovsing (dapat diketahui dengan mempalpasi daerah
kuadran kanan bawah, yang menyebabkan nyeri pada
kuadran kanan bawah).
• Jika terjadi rupture apendiks, maka nyeri akan lebih
menyebar, terjadi distensi abdomen akibat ileus paralitik
dan kondisi memburuk (Baughman & Joann,2000:46).
1. Test Rectal
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hb (hemoglobin) nampak normal
b. Laju endap darah (LED) meningkat
pada keadaan appendicitis
infiltrat
c. Urine penting untuk melihat apa
ada infeksi pada ginjal.
3. Pemeriksaan Radiologi
a. Adanya sedikit fluid level
disebabkan karena adanya udara dan
cairan
b. Kadang ada fekolit (sumbatan)
c. Pada keadaan perforasi ditemukan
adanya udara bebas dalam diafragma
4. . Foto Abdomen
• Peritonitis
• Tromboflebitis sufuratif
dari system portal
• Abses subfrenikus
• Obstruksi intestinal
• Pembedahan diindikasikan jika terdiagnosa
apendisitis; lakukan apendektomi secepat
mungkin untuk mengurangi resiko perforasi.
Metoda: insisi abdominal bawah di bawah
anestesi umum atau spinal; laparoskopi.
• Berikan antibiotic atau cairan IV sampai
pembedahan dilakukan.
• Analgesic dapat diberikan setelah diagnose
ditegakkan.
Pengkajian
• Identitas Pasien ,
• Riwayat Kesehatan ,
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Penyakit Dahulu
c. Riwayat Penyakit Sekarang
d. Riwayat Penyakit Keluarga
• Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
b. Keadaan klien biasanya CMC.
• Aktivitas sehari-hari
a. Makan, minum
b. Eliminasi
c. Istirahat dan tidur
• Data psikologis
• Data penunjang/laboratorium
Diagnosa
1. Infeksi, resiko tinggi berhubungan dengan tidak
adekuatnya pertahanan utama, perforasi atau
ruptur pada apendiks, peritonitis, pembentukan
abses.
2. Kekurangan volume cairan, berhubungan
dengan muntah pra operasi, pembatasan pasca
operasi.
3. Nyeri (akut) berhubungan dengan adanya insisi
bedah.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan
perjalanan penyakit.
Perencanaan
Dx 1
Intervensi :
- Awasi tanda vital, perhatikan demam, menggigil, berkeringat,
perubahan mental, meningkatkan nyeri abdomen
- Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka aseptik
- Lihat insisi dan balutan
Rasional :
- Dugaan adanya infeksi atau terjadinya sepsis, abses, peritonitis
- Menurunkan resiko penyebaran penyakit atau bakteri
- Memberikan deteksi dini terjadi nya proses infeksi dan pengawasan
penyembuhan peritonitis yang telah ada sebelumnya.
DX 2
Intervensi :
- Awasi tekanan darah dan nadi
- Lihat membran mukosa, kaji turgor kulit dan pengisian kapiler
- Awasi masukan dan haluaran; catat warna urin atau konsentrasi, berat
jenis
Rasional :
- Tanda yang membantu mengidentifikasi fluktuasi volume intra
vaskuler
- Indikator keadekuatan sirkulasi perifer dan hidrasi seluler
- Penurunan haluaran urin pekat dengan peningkatan berat jenis di
duga dehidrasi atau kebutuhan peningkatan cairan.
DX 3
Intervensi :
- Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik beratnya (skala 0-10)
- Pertahankan istirahat dengan posisi semi-fowler
- Dorong ambulasi dini
Rasional :
- Berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan
penyembuhan
- Gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi dalam abdomen bawah
atau pelvis, menghilang-kan tegangan abdomen
- Meningkatkan normalisasi fungsi organ, contoh merangsang
peristaltik dan kelancaran flatus, menurunkan ketidaknyamanan
abdomen.
DX 4
Intervensi :
- Kaji ulang pembatasan aktivitas pasca operasi
- Dorong aktivitas sesuai tolerasi dengan periode istirahat
periodik
- Anjurkan menggunakan laksatif atau pelembek feses ringan
bila perlu dan hindari enema
Rasional :
- Memberikan inflamasi pada pasien untuk merencanakan
rutinitas biasa tanpa menimbulkan masalah
- Mencegah kelemahan, meningkatkan penyembuhan dan
perasaan sehat
- Membantu kembali ke fungsi usus semula
Evaluasi
Teori evaluasi keperawatan pada klien dengan
apendisitis menurut Smeltzer, 2001 antara lain :
• Kram dan nyeri abdomen berkurang
• Nyeri berkurang
• Pengeluaran dan masukan cairan adekuat, tanda-
tanda kurang cairan tidak terjadi
• Menaati diet rendah serat
• Mencapai perfusi gastrointestinal normal ;
memenuhi pembatasan makanan, haluaran urine
adekuat, tekanan darah dalam batas normal
• Tidak mengalami komplikasi
• Tidak demam, abdomen lunak, tidak nyeri tekan
dengan bising usus normal .

Anda mungkin juga menyukai