Anda di halaman 1dari 23

Fraktur tulang rahang

Dipresentasikan oleh :
Alfiatuz Zahro (40617004)

Pembimbing :
drg Moedjani, Sp. BM
drg Sih Win
Pendahuluan
• Pasien laki-laki umur 60 tahun datang ke
Departement of Oral Medicine, Diagnosis dan
Radiology, Pacific Dental College & Hospital
Airport road, Debari
• Mengeluhkan tidak ada gigi pada rahang atas
sejak 7 bulan lalu.
Riwayat penyakit :
• hipertensi, hiperglikemia, dan osteoarthitis
dan dibawah pengobatan namun pasien tidak
mengingat nama obat-obatannya
• Trauma pada hidung 1 tahun lalu
• Tidak ada kelainan gerak, awas, sadar,
kooperatif, dan responsif terhadap perintah
verbal dengan tanda vital normal
Ektraoral :
• Pasien tidak mempunyai kelainan fasial dan
asymetri wajah
Intraoral :
• Oral hygiene buruk
• Gigi RA : edentulous kanan kiri gigi I sentral dan
lateral, C, P, M3, M2 kanan
• Gigi RB : edentulous M3 kanan-kiri
• Tulang exposure dengan gambaran nekrotik,
warna kuning-kecoklatan, permukaan porus pada
sisi labial dari tulang alveolar maxilla pada
edentulous 11, 12, 13, 14, 15 dan 21, 22, 23, 24,
25, 26 dan jaringan lunak sekitarnya erythematus
dan edematus
• M1 RA kanan kiri goyang
• Karies pada gigi 17, 36, 37, 46, 47
• Maloklusi kelas I
Diagnosa sementara :
• Osteonekrosis pada Maxillary Arch
Pemeriksaan penunjang :
• Radiologi
• Pemeriksaan darah
Diagnosa akhir :
• Osteonecrosis pada Maxillary arch
Terapi
• Clindamycin capsules-300 • Surgical debridement dan
mg (3x1 selama 5 hari) finally resection dari bony
• Supplemen kapsul segment of maxillary
Antioxidan (2x1 selama alveolus extending dari
15 hari) gigi 15 hingga 25 di
• Kapsul Calcium capsules Department of Oral &
(1x1 selama 15 hari) Maxillofacial Surgery
• Aplikasi Topical • Evaluasi histopatologi
Metronidazole Gel setelah menghilangkan
tulang nekrotik dan
• Obat kumus Povidone jaringan granulasi
iodine 2% • Kontrol 6 bulan
Kontrol :
• Kontrol 6 bulan : Tidak ada perubahan klinis
dari maxillary alveolar ridge & palate
• Kontrol 1 tahun : Pasien tidak datang
kunjungan
Pasien melaporkan 19 bulan kemudian terjadi rekurensi
• Io  tulang nekrosis pada seluruh maxilla
• Dilakukan evaluasi radiografi dan hematologi
• OPG resopsi tulang yg jelas pada edentulous 11, 12,
13, 14, 15, 16, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27 dan
Distoangularly impacted 18, 28 & Mesioangularly
impacted dengan dilacerated root 38 & Horizontally
impacted 48.
• CBCT  maxilla terlihat oro-antral & oro-nasal
communication associated dengan Pan Sinusitis,
malunion fracture nasal bone dan suspected chronic
osteomyelitis of maxilla.
• Hematologi  Complete Blood Count revealed
leukocytosis (11.67 thou/mm3), neutrophilia (8.54
thou/mm3), dengan parameter lain normal
Pembahasan
• etiologi :
1. Osteonekrosis biasanya karena paparan
biphosphonate, radiasi, dan dentoalveolar
trauma.
2. Tulang rahang yang terkena trauma terus-
menerus, stress masticatory, serta
mikroorganisme oral (Actinomyces, Veillonella,
Eikenella, Moraxella, Fusobacterium,Bacillus,
Staphylococcus, Streptococcus, and
Selenomonas sensitive terhadap penicillin)

• Tanda dan gejala  tidak sakit, bengkak, adanya


fistula
Terapi :
1. osteonekrosis rahang yang gigi tidak bisa
direstorasi dan dipertanyakan  ekstraksi
(daripada radioterapi)
2. analgesik, topical antibiotic (ie, tetracycline),
antiseptic (chlorhexidine) rinses, topical &
systemic antimicrobials
3. Hyperbaric oxygen (HBO) therapy  membantu
proses oksigenasi jaringan, angiogenesis, dan
menaikkan aktivitas osteoblas dan fibroblas 
tidak untuk pasien sistemik o.k vaskularisasi ↓
Pemeriksaan penunjang Bisphosphonate-
Related OsteoNecrosis of the Jaw (BRONJ) :
1. Panoramic radiographs, dental cone beam atau
spiral computed tomographies are the useful
imaging techniques for the detection of BRONJ
2. ketika tidak ada penampakan klinis 
scintigraphy, PET scan, or MRI indicated for
detection of early areas of bony involvement.
3. Serum C-telopeptide crosslink oftype 1 collagen
(CTX) marker untuk identifying the risk of BRONJ
Faktor predisposisi:
• dental and periodontal disease,
• dental surgery,
• oral trauma,
• poor oral hygiene are the oral predisposing factors and
dose,
• duration & type of bisphosphonate therapy, concomitant
therapies (chemotherapy, corticosteroids),
• alcohol use,
• smoking,
• advanced age,
• other underlying medical conditions (diabetes mellitus or
peripheral vascular disease)
• higher in case of malignancy dan chronic renal insufficiency
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai