Refreshing Intan
Refreshing Intan
Patogenesis :
Terjadi reaksi sitotoksik terhadap
keratinosit sehingga mengakibatkan
apoptosis yang luas.
GEJALA KLINIS
Trias :
• Kelainan pada kulit
• Kelainan pada mukosa
dan orifisium
• Kelainan pada mata
(konjungtivitis)
GEJALA KLINIS
• Demam
• Sakit kepala
• Batuk dan pilek
• Malaise selama 1-3 hari
• Lesi kulit tersebar secara simetris pada wajah,
badan, dan bagian proksimal ekstremitas
berupa makula eritematosa, purpurik, lesi
target. Lesi kulit dapat meluas dan menjadi
nekrotik, bula kendur, tanda Nikolsky (+).
• Lesi pada mukosa berupa eritema dan erosi
yang biasanya dijumpai pada 2 lokasi (mulut
dan konjungtiva) bisa juga terdapat erosi di
area genital
PEMERIKSAAN PENUNJANG DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
• Darah tepi lengkap • Staphylococcal scalded skin
• Analisis gas darah syndrome pada bayi
• Kadar elektrolit • Purpura fulminans pada
• Albumin anak dan dewasa muda
• Protein darah • Generelaized
• Fungsi ginjal exanthematous pustulosis
• Fungsi hepar (AGEP)
• Gula darah sewaktu • Thermal burns
• Foto Rongten paru • Fototoksisitas
TATALAKSANA
Farmakologik Non farmakologik
• Mengembalikan keseimbangan cairan
dan elektrolit • Penghentian segera obat
• Topikal : 50% gel petroleum dengan tersangka
50% cairan paraffin
• perawatan ditempat khusus
• Sistemik : untuk SSJ deksametason IV
dengan dosis setara prednisone 1-4 • Pertahankan suhu ruangan
mg/KgBB/hari ; untuk SSJ-NET 3-4 tetap 28˚-30˚ C
mg/kgBB/hari ; untuk NET 4-6
mg/kgBB/hari
• Analgesik
• NET : intravenous immunoglobulin 1
g/kgBB/hari selama 3 hari
Prognosis
Prognosis SSJ-NET diperkirakan berdasarkan SCORTEN yang
memberikan nilai 1 untuk hal-hal berikut :
• Usia > 40 tahun
• Denyut jantung > 120x/menit
• Kanker
• Epidermolisis >10% LPB
• Kadar urea serum >28mg/dL
• Kadar bikarbonat serum <20mEq/L
• Gula darah sewaktu > 252mg/Dl
Virus menjalar melalui serabut saraf sensorik ke ganglion sarkalis -> berdiam
diri dan bersifat laten-> bila terdapat faktor pencetus -> virus reaktifasi &
replikasi kembali -> infeksi rekuren
Pemeriksaan penunjang
• Pewarnaan gram
• Kultur dan resistensi
spesimen lesi apabila tidak
responsif terhadap
pengobatan empiris
s. aureus
• Kultur dan resistensi darah,
darah perifer lengkap,
kreaitinin, CRP
• Biopsi
S. pyogenes
TATALAKSANA
Farmakologik
Topikal :
• bila terdapat pus/krusta kompres terbuka Lini 2 :
dengan permanganas kalikus 1/5000, • Azitromisin pada hari ke-1 : 1x500
mg/hari dilanjutkan pada hari ke 2-5 :
asam salisilat 0,1%, rivanol 1‰, larutan 1x250 mg
povidon iodine 1%; dilakukan 3 kali sehari
• Klindamisin 15 mg/kgBB/hari terbagi 3
masing-masing 30 menit sampai 1 jam , dosis.
• bila tidak tertutup pus atau krusta: • Eritromisin: dewasa 4x250-500
salep/krim asam fusidat 2%, mupirosin 2% mg/hari; anak-anak 20-50
. Dioleskan 2-3 kali sehari, selama 7-10 mg/kgBB/hari
hari.
Sistemik minimal 7 hari Apabila lesi abses besar, nyeri, disertai
fluktuasi, dilakukan insisi dan drainase.
Lini 1 :
• Kloksasilin, dewasa 4x250-500 mg/hari Non farmakologik
per oral, anak-anak 25-50 mg/kgBB/hari
edukasi untuk menjaga hygiene
dibagi 4 dosis ; perorangan yang baik
• amoksisilin dan asam klavulanat 3x250-
500 mg/hari, anak-anak 25 mg/kgBB/hari Prognosis : dubia ad bonam
dalam 3 dosis terbagi;
• sefaleksin 25-50 mg/kgbb/hari dibagi 4
dosis