Bentuk
Seperti kerucut
Sebesar kepalan tangan
Bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) / basis kordis
Bagian bawah agak runcing / apeks kordis
Posisi
Diantara kedua paru, di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum
anterior)
Sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada
Bertumpu pada diafragma thoracis
Pangkal di belakang kiri antara kosta V-VI (2 jari dibawah processus xiphoideus)
Terdapat 4 ruang jantung :
1. Atrium kanan
2. Atrium kiri
3. Ventrikel kanan
4. Ventrikel kiri
Sirkulasi Jantung
Sirkulasi paru (pulmoner)
Sirkulasi sistemik
Curah Jantung = volume sekuncup x frekuensi denyut jantung per menit.
Gagal Jantung Akut
Definisi
AHA : kejadian atau perubahan yang cepat dari tanda dan gejala gagal jantung
yang terjadi akibat adanya kelainan struktur maupun fungsi jantung
Di indonesia
Belum tersedia data jelas untuk gagal jantung akut
Survei Kesehatan Nasional 2003 : penyakit jantung menduduki urutan ke-8
dari 10 penyebab kematian terbanyak (2,8%)
FAKTOR
PENCETUS
DAN
PENYEBAB
PATOFISIOLOGI
Gangguan preload maupun afterload peningkatan beban ventrikel kiri
(peningkatan venous return) + penurunan stroke volume terjadi penurunan
curah jantung Tiga kompensasi primer tubuh :
3. Hipertropi ventrikel
Jika berlanjut perlu peningkatan kompensasi untuk menghasilkan energi
dalam memompa darah
- jarang
-ditandai dengan tingginya curah jantung, umumnya : laju jantung sangat cepat,
akral hangat, kongesti pulmoner, dan terkadang tekanan darah yang rendah
seperti pada syok septik.
- Ditandai dengan low output syndrome, tidak ditemukan tanda kongesti paru
dengan meningkatnya tekanan vena jugular dengan atau tanpa hepatomegali dan
rendahnya tekanan pengisian ventrikel kiri.
DIAGNOSIS
Elektrokardiografi
- Elektrolit
- Glukosa
- Urinalisis
- Pemeriksaan lain : sesuai tampilan klinis.
- B-type natriuretic peptide (BNP) dan N-terminal pro B-type natriuretic peptide
(NT-PROBNP) digunakan secara luas
- Mencari etiologi dan prognosis : tipe disfungsi, ruang jantung yang terganggu,
lesi pada katup jantung, maupun abnormalitas kontraktilitas segmental dan
pericardium.
Direkomendasikan pada :
- pasien endokardits
intravascular
- Indikasi : gagal jantung akut, terutama dengan presentasi klinis shock, disfungsi
ventrikel kanan akut, mengkaji keadaan pulmonal dan respon pengobatan pada
pasien dengan udem paru dan hipertensi pulmonal
Pemberian oksigen dosis tinggi : saturasi perifer <90% atau PaO2 <60 mmHg
Obat inotropic : hanya pada pasien yang mengalami hipotensi (tekanan darah
sistolik <85 mmHg), hipoperfusi atau syok
Vasodilator
- Diindikasikan pada kongesti paru dan sistemik (Profil B dan C) dan pada perfusi
perifer buruk dengan tekanan sistolik >90 mmHg (profil C)
Inotropic (iv) : bila pasien hipotensi (sistolik <85 mmHg) dan atau hipoperfusi.
EKG harus dimonitor secara kontinyu. Hanya pada CO rendah, dengan atau
tanpa kongesti (profil L dan C) untuk meningkatkan perfusi jaringan
Kardioversi elektrik : pada pasien dengan hemodinamik tidak stabil untuk segera
kembali pada irama sinus
Terapi ini hanya pada pasien yang baru pertama kali mengalami fibrilasi atrial
dengan durasi <48 jam (atau pada pasien tanpa thrombus di appendiks atrium
kiri pada ekokardiografi transesofagus)
Pemberian glikosida kardiak dipertimbangkan untuk mengontrol laju ventrikel
Pacu jantung : pada pasien dengan hemodinamik tidak stabil oleh karena
bradikardi berat / blok jantung, untuk memperbaiki kondisi klinis pasien.
Terapi post-stabilisasi
Penyekat beta diberikan selain ACEI (atau ARB jika ACEI tidak dapat ditolerir)
dan dapat memperbaiki fraksi ejeksi. Efek anti-iskemik menurunkan resiko
perawatan, kematian mendadak pada penyakit kardiovaskular dan dapat
menurunkan angka mortalitas
Kecuali kontraindikasi, Mineralocorticoid (aldosterone) receptor antagonist
direkomendasikan bagi setiap pasien dengan gejala gagal jantung simtomatik
berat atau persisten dan fraksi ejeksi <35% setelah terapi ACEI (atau ARB) dan
penyekat beta, untuk mengurangi resiko hospitalisasi dan kematian.
Pemberian digoxin : untuk mengontrol ventricular rate pada pasien dengan atrial
fibrilasi, terutama jika up-titrate dose penyekat beta tidak memungkinkan.
Digoxin juga dapat menurunkan resiko hospitalisasi pada pasien dengan
EF<=45% yang intoleran terhadap penyekat beta (ivabradine adalah pilihan lain
bagi pasien dengan laju nadi>70x/menit). Pasien juga harus mendapat ACEI
(ARB) dan MRA.
3 Strategi menurunkan kejadian rawat ulang 30-hari
• Diantara faktor-faktor tersebut, yang utama untuk
diperhatikan adalah :
- tekanan darah sistolik
- fungsi ginjal adalah
(ADHERE registry)