Anda di halaman 1dari 5

• Racun

• Suatu zat yang bekerja dalam tubuh secara kimiawi dan faali yang dalam dosis
toksis menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh, hal mana dapat
mengakibatkan penyakit atau kematian
• Gejala keracunan
• Mula-mula eksitasi susunan saraf pusat yang dengan cepat diikuti fase narkose
• Kematian secara langsung akibat efek narkotik dimana depresi pusat
pernapasan, edema paru dan syok anafilaktik
• Kematian secara tidak langsung biasanya akibat pemakaian alat dan preparat
yang tidak steril
Botulisme
• Botulinum merupakan racun terhadap saraf, diproduksi oleh bakteri Clostridium
botulinum. Bakteri anaerob ini sering tumbuh pada makanan atau bahan makanan yang
diawetkan dan proses pengawetan tidak baik seperti: sosis, bakso, ikan kalengan, daging
kalengan, buah dan sayur kalengan, madu.
• Gejala akut dapat muncul 2 jam - 8 hari setelah menelan makanan yang terkontaminasi.
Semakin pendek waktu antara menelan makanan yang terkontaminasi dengan timbulnya
gejala makin berat derajat keracunannya. Gejala awal dapat berupa suara parau, mulut
kering dan tidak enak pada epigastrium. Dapat pula timbul muntah, diplopia, ptosis,
disartria, kelumpuhan otot skeletal dan yang paling berbahaya adalah kelumpuhan otot
pernapasan. Kesadaran tidak terganggu, fungsi sensorik dalam batas normal. Pupil dapat
lebar, tidak reaktif atau dapat juga normal. Gejala pada bayi meliputi hipotoni, konstipasi,
sukar minum atau makan, kepala sukar ditegakkan dan refleks muntah hilang.
• Penatalaksanaan meliputi dekontaminasi dengan memuntahkan isi lambung jika korban
masih sadar, dapat juga dilakukan bilas lambung. Arang aktif dapat diberikan (jika
tersedia). Jika tersedia dapat diberikan antitoksin botulinum pada keracunan simtomatik
(perlu dilakukan uji alergi sebelumnya).
Bongkrek (tempe bongkrek, asam bongkrek)
• Tempe bongkrek dibuat dari ampas kelapa. Tempe bongkrek yang
beracun mengandung racun asam bongkrek yang dihasilkan oleh
Pseudomonas cocovenenan yang tumbuh pada tempe ampas kelapa
yang tidak jadi. Pada tempe yang jadi, pseudomonas ini tidak tumbuh.
• Gejala keracunan bervariasi mulai dari yang sangat ringan hanya:
pusing, mual dan nyeri perut sampai berat berupa: gagal sirkulasi dan
respirasi, kejang dan kematian.
• Antidotum spesifik keracunan bongkrek belum ada. Terapi nonspesifik
ditujukan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah absorbsi racun
lebih lanjut dan mempercepat ekskresi. Atasi gangguan sirkulasi dan
respirasi, beri arang aktif.
Jengkol (asam jengkol)
• Jengkol adalah suatu jenis buah yang biasanya dimakan sebagai
lalapan.
• Gejala dapat timbul 5-12 jam setelah makan jengkol. Gejala
keracunan: kolik, oliguria atau anuria, hematuria, gagal ginjal akut.
Gejala tersebut timbul sebagai akibat sumbatan saluran kemih oleh
kristal asam jengkol.
• Penatalaksanaannya ditujukan untuk mencegah terbentuknya kristal
dengan memberikan natrium bikarbonat 0.5– 2 gram 4 kali perhari
secara oral. Bila terjadi gagal ginjal akut maka penatalaksanaan sesuai
dengan gagal ginjal akut. Tidak ada antidotum spesifik.
Sianida (HCN)
• Sianida merupakan zat kimia yang sangat toksik dan banyak digunakan
dalam berbagai industri. Juga terdapat pada beberapa jenis umbi atau
singkong.
• Gejala dapat berupa nyeri kepala, mual, muntah, sianosis, dispnea,
delirium dan bingung. Dapat juga segera diikuti pingsan, kejang, koma dan
kolaps kardiovaskular yang berkembang sangat cepat.
• Penatalaksanaan keadaan gawat darurat lakukan pembebasan jalan napas,
berikan oksigen 100%. Berikan natrium-tiosulfat 25% IV dengan kecepatan
2.5-5 ml/menit sampai klinis membaik. Tiosulfat relatif aman dan dapat
diberikan meskipun diagnosisnya masih meragukan.
• Tatalaksana koma, kejang, hipotensi atau syok dengan tindakan yang
sesuai. Jangan lakukan emesis karena korban dapat dengan cepat berubah
menjadi tidak sadar.

Anda mungkin juga menyukai