ADHITYA AIW
1810221079
PENDAHULUAN
Dalam hal ini hanya 34% pasien yang mengetahui dirinya memiliki
hipertensi dan terkontrol dengan baik dan 30% lainnya tidak
menyadari bahwa dia memiliki hipertensi
Pemeriksaan jantung
Gagal jantung masih menjadi penyakit yang paling banyak di Amerika Serikat,
menjangkit lebih dari 5 juta individu atau sekitar 2% populasi dengan 550.000
kasus baru terdiagnosa setiap tahunnya. Prevalensi meningkat seiring umur.
Gejala dari stenosis mitral biasanya terjadi karena peningkatan tekanan Atrium
kiri dan berkurangnya cardiac output. Peningkatan tekanan Atrium kiri
menunjukkan gejala yang mirip dengan gagal jantung kiri meskipun
kontraktilitas ventrikel kiri normal.
MVP, juga disebut dengan Floppy Valve Syndrome atau systolic click murmur
syndrome, sering ditemukan namun sangat bervariasi, biasanya ditemukan
pada wanita umur 15 hingga 30 tahun. Pasien biasanya asimtomatik
regurgitasi mitral simtomatik.
TEST DIAGNOSIS
Trans torasic ekokardiografi merupakan suatu alat non invasif untuk mengevaluasi murmur
yang paling baik. TTE dapat memprediksi keparahan dari penyakit katup dan perkiraan
disfungsi sistolik Yoga hipertensi pulmonal
BALON VALVULOPLASTI SEBELUM OPERASI
NON JANTUNG
Valvuloplasty balon katup mitral masih menjadi alternatif yang paling baik
untuk operasi katup mitral. biasanya menurunkan keparahan dari stenosis
mitral.
KATUP JANTUNG PROSTETIK
Lebih dari 60.000 pasien dengan penggantian katup jantung setiap tahun
di Amerika Serikat. Hal yang perlu diperhatikan pada periode perioperatif
adalah penggunaan antikoagulan jangka panjang yang yang dapat
mengurangi risiko terjadinya miokarditis infeksi, mencegah trombosis
katup, atau hemolisis akibat gangguan dari katup.
Risiko terjadinya trombosis pada katup paling besar ada pasien dengan
katup prostetik Star Edward yang berbentuk bola dalam sangkar. Katup
prostetik Björk Shiley, Medronics Hall, Omnicarbon memiliki risiko
menengah terjadinya trombosit katup
BLOK KONDUKSI
AV block derajat 1 adalah jika interval PR lebih dari 0,20 detik dengan
frekuensi nadi 50 hingga 100 kali per menit. AV blok derajat 1 biasanya
muncul pada gangguan jantung ringan. AV block total meskipun jarang
pernah dilaporkan terjadi saat melakukan anestesi spinal
Dua tipe AV blok derajat 2 sudah dijelaskan. Mobitz type 1 lebih ringan.
Biasanya berasal dari delay nodus atrioventrikular.
Pada AV blok derajat 3 atau komplit seperti pada gambar 4.3, semua listrik
dari Atrium terblokir dan ventrikel ber depolarisasi merupakan listrik yang
bersumber dari pace maker yang dipasang di bagian distal dari tempat
blok. AV block komplit permanen selalu memerlukan pemasangan face
maker permanen.
TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULAR
Pasien dengan AF (gambar 4.7) mungkin dapat memiliki pola seperti ini:
intermiten, persisten (dapat di kardioversi), dan permanen. Beberapa pasien
dengan AF yang sukses di kardioversi menjadi sinus rhythm selanjutnya
diberikan obat antiaritmia
Pasien dengan frekuensi ventrikel lebih dari 100 BPM harus menunda operasi
elektif hingga nadinya terkontrol.
ARITMIA VENTRIKEL
Berdasarkan faktor ini pasien dengan kontraksi ventrikel prematur dapat
klasifikasikan sebagai berikut:
Ringan:
Pasien dengan aritmia ventrikel tapi tanpa gangguan struktural dari jantung atau
gangguan hemodinamik termasuk resiko Kecil Untuk terjadinya cardiac arrest tiba-
tiba.
Potensi mematikan:
Pasien dengan aritmia ventrikel lebih dari 30 Beat per jam atau ventrikular takikardi
tanpa gangguan hemodinamik biasanya mempunyai gangguan struktural jantung
Mematikan:
Pasien dengan aritmia ventrikel yang mematikan seperti ventrikular takikardi
menetap, ventricular fibrillation, pingsan, gangguan hemodinamik biasanya
memiliki gangguan struktural jantung dan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri
SICK SINUS SYNDROME
Pasien dengan SSS terkadang tidak ada gejalanya tetapi seringnya
mengalami sinkop atau palpitasi. Pada SSS nodus sinus secara otomatis
berkurang, dan sinus bradikardi seringnya berhubungan dengan derajat
blok SA atau bisa juga sinus.
PEMACU JANTUNG
Penyakit arteri perifer bisa juga disebut penyakit perifer vaskuler, sama dengan
adanya oklusif pada arteria atau penyakit aneurisma pada aorta atau arteri yang
menyuplai ke otak, organ visceral, dan anggota badan.
Etiologi dari proses ini (merokok, hipertensi, diabetes, hyperlipidemia) atau kelainan
metabolic yang ada dari lahir (Marfan dan Ehlers-Danlos sindrom). Insidensi
Manifestasi klinis dari penyakit arteri perifer berkontribusi untuk penyakit yang akut
dan kronis yang berhubungan dengan menurunkan kapasitas fungsinya,
terganggunya kualitas hidup, dan meningkatnya risiko dari kematian
Pemeriksaan fisik berfokus pada tanda pada penyakit yang bisa
diobati seperti adanya gangguan jantung yang mengarah pada
disfungsi jantung
Studi Karotis menemukan adanya penurunan angka modbiditas dan mortalitas pada
gangguan serebrovaskuler setelah operasi stenosis karotis >60% dihitung dengan
pengurangan diameter, ketersedian pasien dengan risiko yang rendah pada saat
operasi dengan dokter bedah yang mempunyai riwayat melakukan operasi dengan
angka kesakitan dan kematian <3%
Pasien yang mempunyai gejala karotis bruit dan riwayat TIA, stroke lacunar, stroke
kortikal dengan ketidakmampuan untuk suplai dengan arteri karotis interna atau
adanya tekanan intraocular seharusnya di evaluasi sebagai penyakit arteri karotis
interna karena risiko terkena stroke nya tinggi.
Diagnostik
Pasien yang menerima donor jantung harus dievaluasi pada bulan ke 3 untuk
mendeteksi adanya reaksi penolakan atau tidak. Kariak output yang kecil dan
disritima merupakan suatu contoh penolakan, yang dikonfirmasi dengan TTE dan
EKG
Alfa satu adrenergic antagonis, termasuk prazosin terazosin, doxazosin, dan tamsulosin
digunakan untuk mengontrol hipertensi dan BPH. Obat-obatan ini dapat
menyababkan takikardi pada aktivitas adrenergic beta dan hipotensi yang
memungkinkan, terutama pada deplesi volume pada pasien.
Obat ini untuk mengontrol tekanan darah dengan mediasi stimulasi pada alfa 2
reseptor, yang mengurangi aliran simpatis. Kelas obat ini termasuk clonidine,
metildopa, guanabenz, dan guanafasine. Efek obat ini dapat menebabkan rebound
hipertensi. Obat ini menurunkan dosis anestesi yang dibutuhkan dan mengurangi
gangguan hemodinamik pada pasien hipertensi.
Angiotensin Converting Enzim Inhibitor, Angiotensin II Reseptor Antagonis Dan
Renin Antagonis
Obat ini sebiaknya dilanjutkan pada fas perioperatif. Beberapa obat anti aritmia
kelas 1 seperti quinidine dan procanamid dapat berpotensi pada obat inhalasi dan
menyebabkan depresi miokard. Sebagian besar obat golongan ini dinetabolisme di
hati, penyesuaian dosis direkomendasikan untuk mengurangi beban hati.
Beta bloker
Beta bloker umumnya digunakan untuk penyakit jantung terutama CAD, hipertesi,
SVT, dan HCM. Obat-obatan ini dilanjutkan pada periode peri operatif. Efek yang
ditimbulkan pada obat-obatan tersebut dapat menjadi hipotensi, takikardi, dan
takiaritmia atau mengganggu keseimbangan supply & demand O2
CCB