• JALAN PROVINSI
Jalan Kolektor dalam sistem jaringan jalan
Primer yang menghubungkan antar ibukota
provinsi dengan ibukota kabupaten/kota,
atau antar ibukota kabupaten/kota
STATUS JALAN
JALAN KABUPATEN
Merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan
jalan primer yang bukan jalan nasional dan
jalan provinsi yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibu kota kecamatan, antar
ibu kota kecamatan.
JALAN DESA
Jalan umum yang menghubungkan kawasan
dan atau antarpemukiman di dalam desa,
serta jalan lingkungan
FUNGSI JALAN
ARTERI
Jalan yang berfungsi melayani angkutan utama,
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-
rata tinggi.
FUNGSI JALAN
KOLEKTOR
Pakai Tikungan
R > Rmin Yes
Full Circle
No
Coba Tikungan
Spiral – Circle - Spiral
No
PERENCANAAN GEOMETRIK
JALAN
Perencanaan Geometrik Jalan
merupakan bagian dari perencanaan
jalan, yang menitik beratkan pada
perencanaan bentuk fisik jalan raya.
Tujuan dari perencanaan geometrik
jalan
adalah untuk memenuhi fungsi dasar
jalan, yaitu memberikan pelayanan
kepada pergerakan arus lalu lintas
SASARAN PERENCANAAN
GEOMETRIK
KENDARAAN RENCANA
KECEPATAN RENCANA
VOLUME DAN KAPASITAS JALAN
TINGKAT PELAYANAN YANG
DIBERIKAN OLEH JALAN TERSEBUT
Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan antar
Kota
Publikasi Ditjen Bina Marga Versi tahun
1997
(ditanda tangan Dirjen Bina Marga)
Rujukan
American Association of State Highways and
Authority Offeceses (AASHTO, 1994): A policy
design of highways and streets”. Dipublikasikan
oleh AASHTO, Washington DC.
AASHTO 2001, ada yang baru!
Puslitbang Jalan (1996, 1997, 1998): “Pengukuran
Elemen Geometrik Jalan”. Laporan Litbang,
Bandung.
Puslitbang Jalan (1996, 1997, 1998): “Penelitian
Faktor K dan VDF”. Laporan Litbang, Bandung.
Klasifikasi Medan Jalan
Kemiringan
No Jenis Medan Notasi
Medan
2 Datar D < 3%
3 Perbukitan B 3%-25%
Kendaraan Rencana
Equivalent Mobil Penumpang
Volume Lalu-lintas
Kecepatan Rencana
Kendaraan Rencana
Dimensi & Radius putar sbg dasar
penyediaan ruang jalan
3 Kategori:
– Kendaraan Kecil: mobil penumpang
– Kendaraan Sedang: Truk 3 As tandem atau TBus
Besar 2 As
– Kendaraan Besar: Truk Tempelan (Semi Trailer)
Ruang manouver kendaraan saat membelok
di tikungan atau persimpangan sbg dasar
penyediaan ruang
Lapak Kendaraan
(Proyeksi dimensi
kendaraan rencana
pada saat membelok
ke atas perkerasan
jalan, untuk
menentukan “ruang”
jalan yang perlu
disediakan)
KENDARAAN KECIL
Kend. Sedang (Bus) dan Besar
(Truk Semi Trailler-Tempelan)
Emp
(mengacu ke MKJI, 1977)
Volume Lalu-lintas Rencana
(mengacu ke MKJI, 1977) atau Perencanaan Lalu-
lintas
Faktor K dan Faktor F
(=LHRT=AADT)
Kecepatan Rencana (VR)
(agar mengacu ke PP No.34/2006)
Damaja, Damija, Dawasja
(ketentuan lama)
Rumaja, Rumija, Ruwasja
Penampang Melintang
Jalan
Sedang
dan
Jalan Kecil
??
Jalan ber TROTOAR
Tipikal jalan ber MEDIAN
(Jalan Raya dan Jalan Bebas Hambatan)
JALUR dan LAJUR Lalu-lintas
Tipikal Jalur
Jalan
Penentuan lebar Jalur & Bahu
Ketentuan desain
geometrik jalan (proposed)
setelah mempertimbangkan UU38/2004 & PP34/2006
Lajur
Bahu Jalan
Median
Fasilitas pejalan kaki
JD minimum (m) 800 670 550 350 250 200 150 100
Kebebasan pandang di
tikungan
Alinemen HORIZONTAL
-Bagian Lurus
-Bagian Lengkung (Tikungan)
-Tikungan gabungan
Panjang Bagian Lurus
R min (m) 800 670 550 350 250 200 150 100
Lengkung peralihan
Sisipan antar bagian lurus dan lengkung
Bentuk Spiral atau Parabola
Panjang lengkung peralihan, LS
ditetapkan:
– Waktu tempuh max 3 detik
– Antisipasi gaya sentrifugal
– Tingkat perubahan kelandaian re-max
VR <80 Km/jam, re-max = 0,035 m/m/detik
VR ≥ 80 Km/jam, re-max = 0,025 m/m/detik
– Gunakan tabel LS
Rumus LS
(pilih LS terpanjang dari 3 rumus)
1. LS = (VR /3,60) T
2. LS = 0,022 VR3/(R.C) – 2,727 VR . E / C
3. LS = (emax-en) VR / (3,60 re)
Tipe:
– TG searah
– TG Balik Arah
R1/R2 ≥ 2/3, TG searah harus dihindari
R1/R2 < 2/3, TG harus dilengkapi bagian
lurus (atau clothoide) sepanjang ≥20m
Setiap TG Balik arah HARUS dilengkapi
bagian lurus sepanjang ≥30m
TG searah
TG Balik Arah
Alinemen VERTIKAL
gmax (%) 3 3 4 5 8 9 10 10
Panjang (landai) Kritis,
LKritis
Mempertahan kecepatan dgn penurunan V ≤ 50%VR
penurunan kecepatan < 15 Km/Jam (AASHTO’2001)
Lama perjalanan < SATU menit
Kelandaian (%)
VAWAL
(Km/Jam)
4 5 6 7 8 9 10 Cttn