Oleh:
WIBOWO ADY SAPTA,ST.,M.Kes
PENGERTIAN PESTISIDA
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak, memikat, atau
membasmi organisme pengganggu. Nama ini
berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -
cide ("pembasmi").
Sasarannya bermacam-macam, seperti
serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan,
atau mikrobia yang dianggap mengganggu.
Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun.
dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali
disebut sebagai "racun".
Pestisida adalah substansi kimia dan
bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk mengendalikan
berbagai hama.
Yang dimaksud hama di sini adalah sangat
luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan
pengganggu, penyakit tanaman yang
disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria
dan virus, kemudian nematoda
(bentuknya seperti cacing dengan ukuran
mikroskopis), siput, tikus, burung dan
hewan lain yang dianggap merugikan.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi
kimia dan bahan lain yang mengatur dan
atau menstimulir pertumbuhan tanaman
atau bagian-bagian tanaman.
Sesuai konsep Pengendalian Hama
Terpadu (PHT), penggunaan pestisida
ditujukan bukan untuk memberantas atau
membunuh hama, namun lebih dititik
beratkan untuk mengendalikan hama
sedemikian rupa hingga berada dibawah
batas ambang ekonomi atau ambang
kendali.
Sedangkan menurut The United States Federal
Environmental Pesticide Control Act, pestisida
adalah semua zat atau campuran zat yang
khusus untuk memberantas atau mencegah
gangguan serangga, binatang pengerat,
nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri,
jasad renik yang dianggap hama kecuali virus,
bakteria atau jasad renik yang terdapat pada
manusia dan binatang lainnya. Atau semua zat
atau campuran zat yang digunakan sebagai
pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering
tanaman.
BERDASARKAN SASARAN
Insektisida (serangga)
Fungisida (fungi/jamur)
Rodentisida (hewan pengerat/rodentia)
Herbisida (gulma)
Akarisida (tungau)
Bakterisida (bakteri)
MACAM DAN CONTOH NAMA
PESTISIDA
Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti
tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida.
Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti
ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.
Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti
burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta
pengontrol populasi burung.
Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani
bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri.
Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos
yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau
cendawan.
Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman
setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan,
keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh
ulat atau larva.
Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti
berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani
nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda
(semacam cacing yang hidup di akar).
Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi
untuk membunuh telur.
Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma.
Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.
Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi
untuk membunuh ikan.
Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat.
Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa.
Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi
untuk membunuh pohon.
Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga
pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.
BAHAN KIMIA YANG TERMASUK
PESTISIDA
Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan
serangga menjadi tertarik. Sehingga dapat digunakan
sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan
perangkap.
Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan
serangga atau hewan bertulang belakang.
Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan
daun supaya memudahkan panen, digunakan pada
tanaman kapas dan kedelai.
Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan
daun atau bagian tanaman lainnya.
Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau
menginaktifkan mikroorganisme.
Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat,
mempercepat dan menghentikan pertumbuhan tanaman.
Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau
penghalau serangga atau hama yang lainnya. Contohnya
kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak
nyamuk.
Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan
tanah dari jasad renik atau biji gulma.
Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol
(PCP).
Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida
supaya tahan terhadap angin dan hujan.
Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan
pestisida pada permukaan daun.
Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan
tunas.
Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk
menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya
buah.
Bagi kehidupan rumah tangga, yang
dimaksud hama adalah meliputi semua
hewan yang mengganggu kesejahteraan
hidupnya, seperti lalat, nyamuk, kecoak,
ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau,
ulat, rayap, ganggang serta kehidupan
lainnya yang terbukti mengganggu
kesejahteraannya.
PERTIMBANGAN PENGGUNAAN
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan
yang diberikan membahayakan kesehatan
manusia dan lingkungan, serta juga dapat
merusak ekosistem.
Dengan adanya pestisida ini, produksi pertanian
meningkat dan kesejahteraan petani juga
semakin baik.
Karena pestisida tersebut racun yang dapat saja
membunuh organisme berguna bahkan nyawa
pengguna juga bisa terancam bila
penggunaannya tidak sesuai prosedur yang
telah ditetapkan.
Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman,
khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun
2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang telah
terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan
bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.
Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu,
pestisida adalah sebagai alternatif terakhir.
Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak
menggunakannya.
Yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta
terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana
penggunaan pestisida secara aman dan benar.
Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti
5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat
sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).
DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
Menurut Depkes Riau kejadian keracunan tidak bisa di
tanggulangi lagi sebab para petani sebagian besar
menggunakan pestisida kimia yang sangat buruk bagi
kesehatan mereka lebih memilih pestisida kimia dari
pada pestisida botani (buatan) kejadian keracunan pun
sangat meningkat di provinsi tersebut.
Menurut data kesehatan pekan baru tahun 2007 ada 446
orang meninggal akibat keracunan pestisida setiap
tahunnya..dan sekitar 30% mangalami gejala keracunan
saat menggunakan pestisida..karna petani kurang tahu
cara menggunakan pestisida secara efektif dan
penggunaan pestisida secara berlebihan,dan
Berdasarkan hasil penilitian Ir. La Ode Arief M. Rur.SC.
dari sumatra barat tahun 2005 mengatakan penyebab
keracunan pestisida di Riau akibat kurang pengetahuan
petani dalam penggunaan pestisida secara efektif dan
tidak menggunakan alat pelindung diri saat pemajanan
pestisida,
Hasilnya dari 2300 responden yang pada dasarnya para
petani hanya 20% petani yang menggunakan APD (alat
pelindung diri), 60% petani tidak tahu cara
menggunakan pestisida secara efektif dan mereka
mengatakan setelah manggunakan pestisida timbul
gejala pada tubuh ( mual,sakit tenggorokan, gatal -
gatal, pandangan kabur, Dll.) dan sekitar 20% petani
tersebut tidak tahu sama sekali tentang bahaya pestisida
terhadap kesehatan.
Tutur Ir. La Ode Arief M. Rur.SC. beliau jg mengatakan
semakin rendah tingkat pendidikan petani semakin besar
risiko terpajan penyakit akibat pestisida.
PERATURAN PEMERINTAH NO. 7
TAHUN 1973
Tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui
Komisi Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya
Tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi
keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan
Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin
masing-masing pestisida.
Dalam peraturan pemerintah tersebut yang disebut
sebagai pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain
serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian
memberantas gulma
mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang
tidak diinginkan
mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian
tanaman, kecuali yang tergolong pupuk
memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan
piaraan
memberantas atau mencegah hama air
memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam
rumah tangga
memberantas atau mencegah binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang
dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
PERANAN PESTISIDA
Pestisida tidak hanya berperan dalam
mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam
bidang pertanian saja, namun juga diperlukan
dalam bidang kehutanan terutama untuk
pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya,
dalam bidang kesehatan dan rumah tangga
untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit
manusia dan binatang pengganggu kenyamanan
lingkungan, dalam bidang perumahan terutama
untuk pengendalian rayap atau gangguan
serangga yang lain.
PRINSIP PENGGUNAAN PESTISIDA
harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain,
seperti komponen hayati
efisien untuk mengendalikan hama tertentu
meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan
tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai
dalam perdagangan (transport, penyimpanan,
pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan
keamanan yang maksimum
harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut
sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan
biota
relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif
tinggi)
harga terjangkau bagi petani.
FORMULASI PESTISIDA
Pestisida sebelum digunakan harus
diformulasi terlebih dahulu. Pestisida
dalam bentuk murni biasanya diproduksi
oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat
diformulasi sendiri atau dikirim ke
formulator lain. Oleh formulator baru
diberi nama. Berikut ini beberapa
formulasi pestisida yang sering dijumpai:
Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible
concentrates)