Anda di halaman 1dari 52

PESTISIDA

Oleh:
WIBOWO ADY SAPTA,ST.,M.Kes
PENGERTIAN PESTISIDA
 Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak, memikat, atau
membasmi organisme pengganggu. Nama ini
berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -
cide ("pembasmi").
 Sasarannya bermacam-macam, seperti
serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan,
atau mikrobia yang dianggap mengganggu.
Pestisida biasanya, tapi tak selalu, beracun.
dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali
disebut sebagai "racun".
 Pestisida adalah substansi kimia dan
bahan lain serta jasad renik dan virus
yang digunakan untuk mengendalikan
berbagai hama.
 Yang dimaksud hama di sini adalah sangat
luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan
pengganggu, penyakit tanaman yang
disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria
dan virus, kemudian nematoda
(bentuknya seperti cacing dengan ukuran
mikroskopis), siput, tikus, burung dan
hewan lain yang dianggap merugikan.
 Pestisida juga diartikan sebagai substansi
kimia dan bahan lain yang mengatur dan
atau menstimulir pertumbuhan tanaman
atau bagian-bagian tanaman.
 Sesuai konsep Pengendalian Hama
Terpadu (PHT), penggunaan pestisida
ditujukan bukan untuk memberantas atau
membunuh hama, namun lebih dititik
beratkan untuk mengendalikan hama
sedemikian rupa hingga berada dibawah
batas ambang ekonomi atau ambang
kendali.
 Sedangkan menurut The United States Federal
Environmental Pesticide Control Act, pestisida
adalah semua zat atau campuran zat yang
khusus untuk memberantas atau mencegah
gangguan serangga, binatang pengerat,
nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri,
jasad renik yang dianggap hama kecuali virus,
bakteria atau jasad renik yang terdapat pada
manusia dan binatang lainnya. Atau semua zat
atau campuran zat yang digunakan sebagai
pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering
tanaman.
BERDASARKAN SASARAN
 Insektisida (serangga)
 Fungisida (fungi/jamur)
 Rodentisida (hewan pengerat/rodentia)
 Herbisida (gulma)
 Akarisida (tungau)
 Bakterisida (bakteri)
MACAM DAN CONTOH NAMA
PESTISIDA
 Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti
tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida.
Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
 Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti
ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge.
 Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti
burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta
pengontrol populasi burung.
 Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani
bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri.
 Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos
yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau
cendawan.
 Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman
setahun. Berfungsi membunuh gulma (tumbuhan pengganggu).
 Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan,
keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga.
 Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh
ulat atau larva.
 Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti
berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput.
 Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani
nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda
(semacam cacing yang hidup di akar).
 Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi
untuk membunuh telur.
 Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma.
Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.
 Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi
untuk membunuh ikan.
 Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat.
Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus.
 Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa.
Berfungsi untuk membunuh pemangsa (predator).
 Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi
untuk membunuh pohon.
 Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga
pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap.
BAHAN KIMIA YANG TERMASUK
PESTISIDA
 Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan
serangga menjadi tertarik. Sehingga dapat digunakan
sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan
perangkap.
 Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan
serangga atau hewan bertulang belakang.
 Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan
daun supaya memudahkan panen, digunakan pada
tanaman kapas dan kedelai.
 Desiccant. zat yang digunakan untuk mengeringkan
daun atau bagian tanaman lainnya.
 Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau
menginaktifkan mikroorganisme.
 Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat,
mempercepat dan menghentikan pertumbuhan tanaman.
 Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau
penghalau serangga atau hama yang lainnya. Contohnya
kamper untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak
nyamuk.
 Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan
tanah dari jasad renik atau biji gulma.
 Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol
(PCP).
 Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida
supaya tahan terhadap angin dan hujan.
 Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan
pestisida pada permukaan daun.
 Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan
tunas.
 Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk
menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya
buah.
 Bagi kehidupan rumah tangga, yang
dimaksud hama adalah meliputi semua
hewan yang mengganggu kesejahteraan
hidupnya, seperti lalat, nyamuk, kecoak,
ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau,
ulat, rayap, ganggang serta kehidupan
lainnya yang terbukti mengganggu
kesejahteraannya.
PERTIMBANGAN PENGGUNAAN
 Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan
yang diberikan membahayakan kesehatan
manusia dan lingkungan, serta juga dapat
merusak ekosistem.
 Dengan adanya pestisida ini, produksi pertanian
meningkat dan kesejahteraan petani juga
semakin baik.
 Karena pestisida tersebut racun yang dapat saja
membunuh organisme berguna bahkan nyawa
pengguna juga bisa terancam bila
penggunaannya tidak sesuai prosedur yang
telah ditetapkan.
 Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman,
khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun
2008 hingga kwartal I tercatat 1702 formulasi yang telah
terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan
bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.
 Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu,
pestisida adalah sebagai alternatif terakhir.
 Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak
menggunakannya.
 Yang terpenting adalah baik pemerintah maupun swasta
terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana
penggunaan pestisida secara aman dan benar.
 Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti
5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat
sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).
DAMPAK TERHADAP KESEHATAN
 Menurut Depkes Riau kejadian keracunan tidak bisa di
tanggulangi lagi sebab para petani sebagian besar
menggunakan pestisida kimia yang sangat buruk bagi
kesehatan mereka lebih memilih pestisida kimia dari
pada pestisida botani (buatan) kejadian keracunan pun
sangat meningkat di provinsi tersebut.
 Menurut data kesehatan pekan baru tahun 2007 ada 446
orang meninggal akibat keracunan pestisida setiap
tahunnya..dan sekitar 30% mangalami gejala keracunan
saat menggunakan pestisida..karna petani kurang tahu
cara menggunakan pestisida secara efektif dan
penggunaan pestisida secara berlebihan,dan
 Berdasarkan hasil penilitian Ir. La Ode Arief M. Rur.SC.
dari sumatra barat tahun 2005 mengatakan penyebab
keracunan pestisida di Riau akibat kurang pengetahuan
petani dalam penggunaan pestisida secara efektif dan
tidak menggunakan alat pelindung diri saat pemajanan
pestisida,
 Hasilnya dari 2300 responden yang pada dasarnya para
petani hanya 20% petani yang menggunakan APD (alat
pelindung diri), 60% petani tidak tahu cara
menggunakan pestisida secara efektif dan mereka
mengatakan setelah manggunakan pestisida timbul
gejala pada tubuh ( mual,sakit tenggorokan, gatal -
gatal, pandangan kabur, Dll.) dan sekitar 20% petani
tersebut tidak tahu sama sekali tentang bahaya pestisida
terhadap kesehatan.
 Tutur Ir. La Ode Arief M. Rur.SC. beliau jg mengatakan
semakin rendah tingkat pendidikan petani semakin besar
risiko terpajan penyakit akibat pestisida.
PERATURAN PEMERINTAH NO. 7
TAHUN 1973
 Tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui
Komisi Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya

 Hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan


oleh Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan

 Pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh


Menteri Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan
menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida
itu

 Tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi
keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan
Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin
masing-masing pestisida.
 Dalam peraturan pemerintah tersebut yang disebut
sebagai pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain
serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
 memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak
tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian
 memberantas gulma
 mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang
tidak diinginkan
 mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian
tanaman, kecuali yang tergolong pupuk
 memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan
piaraan
 memberantas atau mencegah hama air
 memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam
rumah tangga
 memberantas atau mencegah binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang
dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
PERANAN PESTISIDA
 Pestisida tidak hanya berperan dalam
mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam
bidang pertanian saja, namun juga diperlukan
dalam bidang kehutanan terutama untuk
pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya,
dalam bidang kesehatan dan rumah tangga
untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit
manusia dan binatang pengganggu kenyamanan
lingkungan, dalam bidang perumahan terutama
untuk pengendalian rayap atau gangguan
serangga yang lain.
PRINSIP PENGGUNAAN PESTISIDA
 harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain,
seperti komponen hayati
 efisien untuk mengendalikan hama tertentu
 meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan
 tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai
 dalam perdagangan (transport, penyimpanan,
pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan
keamanan yang maksimum
 harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut
 sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan
biota
 relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif
tinggi)
 harga terjangkau bagi petani.
FORMULASI PESTISIDA
 Pestisida sebelum digunakan harus
diformulasi terlebih dahulu. Pestisida
dalam bentuk murni biasanya diproduksi
oleh pabrik bahan dasar, kemudian dapat
diformulasi sendiri atau dikirim ke
formulator lain. Oleh formulator baru
diberi nama. Berikut ini beberapa
formulasi pestisida yang sering dijumpai:
Cairan emulsi (emulsifiable concentrates/emulsible
concentrates)

 Pestisida yang berformulasi cairan emulsi meliputi


pestisida yang di belakang nama dagang diikuti oleb
singkatan ES (emulsifiable solution), WSC (water soluble
concentrate). B (emulsifiable) dan S (solution). Biasanya
di muka singkatan tersebut tercantum angka yang
menunjukkan besarnya persentase bahan aktif. Bila
angka tersebut lebih dari 90 persen berarti pestisida
tersebut tergolong murni. Komposisi pestisida cair
biasanya terdiri dari tiga komponen, yaitu bahan aktif,
pelarut serta bahan perata. Pestisida golongan ini
disebut bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat
yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk
emulsi.
Butiran (granulars)
 Formulasi butiran biasanya hanya digunakan pada
bidang pertanian sebagai insektisida sistemik. Dapat
digunakan bersamaan waktu tanam untuk melindungi
tanaman pada umur awal. Komposisi pestisida butiran
biasanya terdiri atas bahan aktif, bahan pembawa yang
terdiri atas talek dan kuarsa serta bahan perekat.
Komposisi bahan aktif biasanya berkisar 2-25 persen,
dengan ukuran butiran 20-80 mesh. Aplikasi pestisida
butiran lebih mudah bila dibanding dengan formulasi
lain. Pestisida formulasi butiran di belakang nama
dagang biasanya tercantum singkatan G atau WDG
(water dispersible granule).
Debu (dust)
 Komposisi pestisida formulasi debu ini
biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat
pembawa seperti talek. Dalam bidang
pertanian pestisida formulasi debu ini
kurang banyak digunakan, karena kurang
efisien. Hanya berkisar 10-40 persen saja
apabila pestisida formulasi debu ini
diaplikasikan dapat mengenai sasaran
(tanaman).
Tepung (powder)
 Komposisi pestisida formulasi tepung pada
umumnya terdiri atas bahan aktif dan
bahan pembawa seperti tanah hat atau
talek (biasanya 50-75 persen). Untuk
mengenal pestisida formulasi tepung,
biasanya di belakang nama dagang
tercantum singkatan WP (wettable
powder) atau WSP (water soluble
powder).
Oli (oil)
 Pestisida formulasi oli biasanya dapat
dikenal dengan singkatan SCO (solluble
concentrate in oil). Biasanya dicampur
dengan larutan minyak seperti xilen,
karosen atau aminoester. Dapat
digunakan seperti penyemprotan ULV
(ultra low volume) dengan menggunakan
atomizer. Formulasi ini sering digunakan
pada tanaman kapas.
Fumigansia (fumigant)
 Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat
menghasilkan uap, gas, bau, asap yang
berfungsi untuk membunuh hama.
Biasanya digunakan di gudang
penyimpanan.
KIMIA PESTISIDA
 Pestisida tersusun dan unsur kimia yang
jumlahnya tidak kurang dari 105 unsur.
Namun yang sering digunakan sebagai
unsur pestisida adalah 21 unsur. Unsur
atau atom yang lebih sering dipakai
adalah carbon, hydrogen, oxigen,
nitrogen, phosphor, chlorine dan sulfur.
Sedangkan yang berasal dari logam atau
semi logam adalah ferum, cuprum,
mercury, zinc dan arsenic.
 Sifat pestisida
Setiap pestisida mempunyai sifat yang berbeda. Sifat
pestisida yang sering ditemukan adalah daya, toksisitas,
rumus empiris, rumus bangun, formulasi, berat molekul
dan titik didih.
 Tata Nama Pestisida
Pengetahuan pestisida juga meliputi struktur dan cara
pemberian nama atau dikenal dengan tata nama.
 Cara Kerja Pestisida
 Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh
jasad terkena sasaran.
 Pestisida fumigan, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad
sasaran terkena uap atau gas
 Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai
bagian tanaman melalui jaringan. Hama akan mati kalau
mengisap cairan tanaman.
 Pestisida lambung, berarti mempunyai daya bunuh setelah jasad
sasaran memakan pestisida.
CARA PENGGUNAAN PESTISIDA

 Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan


dalam penggunaan pestisida adalah
ketepatan penentuan dosis. Dosis yang
terlalu tinggi akan menyebabkan
pemborosan pestisida, di samping
merusak lingkungan. Dosis yang terlalu
rendah menyebabkan hama sasaran tidak
mati. Di samping berakibat mempercepat
timbulnya resistensi.
DOSIS PESTISIDA
 Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau
kilogram yang digunakan untuk mengendalikan
hama tiap satuan luas tertentu atau tiap
tanaman yang dilakukan dalam satu kali aplikasi
atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis
adalah jumlah pestisida yang telah dicampur
atau diencerkan dengan air yang digunakan
untuk menyemprot hama dengan satuan luas
tertentu. Dosis bahan aktif adalah jumlah bahan
aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan
satuan luas atau satuan volume larutan.
Besarnya suatu dosis pestisida biasanya
tercantum dalam label pestisida.
KONSENTRASI PESTISIDA
 Ada tiga macam konsentrasi yang perlu
diperhatikan dalam hal penggunaan pestisida
 Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif
suatu pestisida dalam larutan yang sudah dicampur
dengan air.
 Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida
dalam cc atau gram setiap liter air.
 Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu
persentase kandungan pestisida dalam suatu larutan
jadi.
ALAT SEMPROT
 Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas
bermacam-macam seperti knapsack
sprayer (high volume) biasanya dengan
volume larutan konsentrasi sekitar 500
liter. Mist blower (low volume) biasanya
dengan volume larutan konsentrasi sekitar
100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume)
biasanya kurang dari 5 liter.
UKURAN DROPLET
 Ada bermacam-macam ukuran droplet:
 Veri coarse spray : lebih 300 µm
 Coarse spray : 400-500 µm
 Medium spray : 250-400 µm
 Fine spray : 100-250 µm
 Mist : 50-100 µm
 Aerosol : 0,1-50 µm
 Fog :
 5-15 µm
UKURAN PARTIKEL
 Ada bermacam-macam ukuran partikel:
 Macrogranules : lebih 300 µm
 Microgranules : 100-300 µm
 Coarse dusts : 44-100 µm
 Fine dusts : kurang 44 µm
 Smoke : 0,001-0,1 µm
 Ukuran molekul hanya ada satu macam,
yatu kurang 0,001 µm
PETUNJUK PENGGUNAAN
PESTISIDA
1. Memilih pestisida
2. Menyimpan pestisida
3. Menggunakan pestisida
Memilih pestisida
 Di pasaran banyak dijual formulasi pestisida yang satu sama lain
dapat berbeda nama dagangnya, walaupun mempunyai bahan aktif
yang sama. Untuk memilih pestisida, pertama yang harus diingat
adalah jenis jasad pengganggu yang akan dikendahikan. Hal
tersebut penting karena masing-masing formulasi pestisida hanya
manjur untuk jenis jasad pengganggu tertentu. Maka formulasi
pestisida yang dipilih harus sesuai dengan jasad pengganggu yang
akan dikendalikan. Untuk mempermudah dalam memilih pestisida
dapat dibaca pada masing-masing label yang tercantum dalam
setiap pestisida. Dalam label tersebut tercantumjenis-jenis jasad
pengganggu yang dapat dikendahikan. Juga tercantum cara
penggunaan dan bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan.
Untuk menjaga kemanjuran pestisida, maka sebaiknya belilah
pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan oleb Departemen
Pertanian yang dilengkapi dengan wadah atau pembungkus asli dan
label resmi. Pestisida yang tidak diwadah dan tidak berlabel tidak
dijamin kemanjurannya.
Menyimpan pestisida
 Pestisida senantiasa harus disimpan dalam keadaan baik, dengan wadah
atau pembungkus asli, tertutup rapat, tidak bocor atau rusak.
 Sertakan pula label asli beserta keterangan yang jelas dan lengkap.
 Dapat disimpan dalam tempat yang khusus yang dapat dikunci, sehingga
anak-anak tidak mungkin menjangkaunya, demikian pula hewan piaraan
atau temak.
 Jauhkan dari tempat minuman, makanan dan sumber api. Buatlah ruang
yang terkunci tersebut dengan ventilasi yang baik.
 Tidak terkena langsung sinar matahari dan ruangan tidak bocor karena
air hujan. Hal tersebut kesemuanya dapat menyebabkan penurunan
kemanjuran pestisida.
 Untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu pestisida tumpah, maka
harus disediakan air dan sabun ditergent, beserta pasir, kapur, serbuk
gergaji atau tanah sebagai penyerap pestisida.
 Sediakan pula wadah yang kosong, sewaktu-waktu untuk mengganti
wadah pestisida yang bocor.
Menggunakan pestisida
 Untuk menggunakan pestisida harus diingat
beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Pestisida digunakan apabila diperlukan
2. Sebaiknya makan dan minum secukupnya
sebelum bekerja dengan pestisida
3. Harus mengikuti petunjuk yang tercantum
dalam label
4. Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan
pestisida, demikian pula wanita hamil dan
orang yang tidak baik kesehatannya
5. Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan
pestisida, demikian pula wanita hamil dan
orang yang tidak baik kesehatannya
6. Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut,
karena pestisida dapat terserap melalui luka
7. Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan
panjang dan kaki, sarung tangan, sepatu
kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut
dan atribut lain yang diperlukan
8. Hati-hati bekerja dengan pestisida, lebih-lebih
pestisida yang konsentrasinya pekat. Tidak
boleh sambil makan dan minum
9. Jangan mencium pestisida, karena pestisida
sangat berbahaya apabila tercium
10. Sebaiknya pada waktu pengenceran atau
pencampuran pestisida dilakukan di tempat
terbuka. Gunakan selalu alat-alat yang bersih
dan alat khusus
11. Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan
takaran yang dianjurkan. Jangan berlebih atau
kurang
12. Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari
satu macam, kecuali dianjurkan
13. Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada
waktu akan turun hujan, cuaca panas, angin kencang
dan arah semprotan atau sebaran berlawanan arah
angin. Bila tidak enak badan berhentilah bekerja dan
istirahat secukupnya
14. Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan,
dibakar supaya tidak digunakan oleh orang lain untuk
tempat makanan maupun minuman
15. Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru
diperlakukan dengan pestisida
16. Setelah bekerja dengan pestisida, semua peralatan
harus dibersihkan, demikian pula pakaian-pakaian, dan
mandilah dengan sabun sebersih mungkin.
PETUNJUK KEAMANAN, PERTOLONGAN
PERTAMA PADA KERACUNAN
 Petunjuk Keamanan
 Jangan makan/minum atau merokok pada waktu bekerja.
 Pakailah sarung tangan, pelindung tubuh, topeng muka, gunakan
pakaian berlengan panjang /celana panjang serta jauhkan dari nyala
api pada waktu membuka wadah dan memindahkan pada waktu
bekerja
 Sebelum makan, minum atau merokok dan setelah bekerja, cucilah
tangan atau kulit yang terkena insektisida ini dengan air sabun, yang
banyak, jangan menggunakan insektisida ini 10 hari sebelum tanaman
dipanen untuk tanaman pangan.
 Setelah digunakan cucilah dengan air semua peralatan semprot dan
pakaian pelindung jangan mencemari kolam, perairan dan sumber air
lainnya dengan insektisida ini atau wadah bekasnya.
 Simpan insektisida ini secara tertutup rapat di tempat sejuk dan kering,
jauh dari bahan makanan, api, sumber air dan jangkauan anak-anak.
 Rusakkanlah wadah bekasnya, kemudian tanamlah sekurang-kurangnya
0,5 meter di dalam tanah dan jauh dari sumber air.
 Gejala Dini Keracunan
 Kulit atau mata terasa gatal atau terbakar, pusing, sakit kepala, banyak
menimbulkan keringat, mual, mencret,badan gemetar, pingsan.
 Apabila satu atau lebih gejala tersebut timbul, segera berhenti bekerja,
lakukan tindakan pertolongan pertama dan pergilah ke
Puskesmas/dokter terdekat.
 Petunjuk Pertolongan Pertama pada Keracunan
 Tanggalkan pakaian yang terkena insektisida ini.
 Apabila kulit terkena, segera cuci dengan sabun dan air yang banyak.
 Apabila mata terkena, cucilah segera dengan air bersih selama
sedikitnya 15 menit.
 Apabila tertelan dan penderita masih sadar, segera usahakan
permuntahan dengan memberikan segelas air hangat yang diberi 1
sendok garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan
penderita dengan jari tangan yang bersih sampai cairan muntahan
menjadi jernih.
 Jangan memberi sesuatu melalui mulut kepada penderita yang
pingsan/tidak sadar.
 Apabila terhisap segera dibawa ke ruangan yang berudara sejuk/segar,
apabila perlu berikan pernafasan buatan melalui mulut atau dengan
pemberian oksigen.
 Perawatan oleh Dokter
 Perawatan dilakukan secara simptomatik sesuai dengan gejala yang
timbul
MEMBELI PESTISIDA

1. Belilah pestisida di tempat penjualan


resmi
2. Belilah pestisida yang masih mempunyai
label. “LABEL” adalah merek dan
keterangan singkat tentang pemakaian
dan bahayanya.
3. Belilah pestisida yang wadahnya masih
utuh, tidak bocor.
MENGANGKUT PESTISIDA

1. Sewaktu membawa pestisida, wadahnya


harus tertutup kuat
2. Dalam membawa harus ditempatkan
terpisah dari makanan, dan pakaian
bersih.
MENYIMPAN PESTISIDA
1. Pestisida harus disimpan dalam wadah atau pembungkus aslinya,
yang labelnya masih utuh dan jelas.
2. Letakkan tidak terbalik, bagian yang dapat dibuka berada disebelah
atas
3. Simpan ditempat khusus yang jauh dari jangkauan anak-anak, jauh
dari makanan, bahan makan dan alat-alat makan, jauh dari sumur,
serta terkunci.
4. Wadah pestisida harus tertutup rapat, dan tidak bocor
5. Ruang tempat menyimpan pestisida harus mempunyai ventilasi
(pertukaran udara ).
6. Wadah pestisida tidak boleh kena sinar matahari langsung
7. Wadah pestisida tidak boleh terkena air hujan.
8. Jika pada suatu saat pestisida yang tersedia di rumah lebih dari
satu wadah dan satu macam, dalam penyimpanannya harus
dikelompokan menurut jenisnya dan menurut ukuran wadahnya.
MENYIAPKAN PESTISIDA
1. Sewaktu menyiapkan pestisida untuk dipakai, semua
kulit, mulut, hidung dan kepala harus tertutup. Karena
itu, pakailah baju lengan panjang, celana panjang,
masker (penutup hidung) yang menutupi leher, dab
sarung tangan karet.
2. Gunakan alat khusus untuk menakar dan mengaduk
larutan pestisida yang akan dipakai. Jangan gunakan
tangan
3. Apabila nozzle sprayer (lubang semprotan) tersumbat,
bersihkan dengan air atau benda yang lunak. JANGAN
DITIUP
4. Jauhkan anak-anak dan binatang peliharaan dari tempat
penyiapan pestisida.
MENYEMPROTKAN PESTISIDA
1. Pakailah pakaian yang menutup semua kulit, baju
lengan panjang,; celana panjang; sarung tangan karet;
masker atau penutup hidung,mulut, dan leher; topi atau
penutup kepala; dan sepatu lars (bila memungkinkan).
2. Menyemprot harus searah dengan arah angin.
3. Jauhkan orang lain dan binatang piaraan dari lokasi
penyemprotan,
4. Jangan menyemprot dengan alat semprot yang rusak.
5. Jangan makan, minum dan merokok sewaktu
menyemprot
6. Cuci anggota badan dengan sabun sebelum makan dan
minum setelah menyemprot.
SELESAI MENYEMPROT

1. Sisa pestisida dan air bekas mencuci


alat-alat yang digunakan untuk
menyiapkan pestisida jangan sampai
mencemari sumber air (sumur, bak),
saluran air dan kolam ikan.
2. Cuculah pakaian yang dipakai dan mandi
sampai bersih.
PENGAMANAN KALENG
PESTISIDA
1. Kaleng dan bungkus pestisida harus
ditanam didalam lubang yang jauh dari
sumur.
2. Jangan gunakan kaleng dan wadah
bekas pestisida sebagai tempat makanan
atau sebagai alat keperluan yang lain.
 Pestisida, Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas,
http://id.wikipedia.org/wiki/Pestisida
 Apa Itu Pestisida?,
http://biotis.co.id/index.php?option=com_conte
nt&view=article&id=82:apa-itu-
pastisida&catid=14:berita
 Pedoman Pencegahan Keracunan Pestisida,
http://www.depkes.go.id/downloads/Pestisida.P
DF

Anda mungkin juga menyukai