Anda di halaman 1dari 39

SEDIAAN LIQUID

KELOMPOK 1 :
1. Agung Prabawa
2. Alza Nurva Erfanti
3. Dessy
4. Jumana
5. Meida Adelia
6. Shela Pratiwi
7. Ummi Kalsum
Pengertian

Larutan adalah sediaan cair yang


mengandung satu atau lebih zat
kimia yang terlarut.

Zat pelarut disebut solvent.


Zat yang terlarut disebut solute.
Jenis larutan

 Larutan encer : larutan yang mengandung sejumlah kecil


zat A yang terlarut.

 Larutan jenuh : larutan yang mengandung jumlah


maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada
tekanan dan temperatur tertentu.

 Larutan lewat jenuh : larutan yang mengandung jumlah


zat A yang terlarut melebihi batas kelarutannya di dalam
air pada temperatur tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelarutan

SIFAT SOLUTE
& SOLVET

PEMBENTUKAN
CO-SOLVENCY
KOMPLEKS

KELARUTAN

SALTING IN KELARUTAN

SALTING OUT TEMPERATUR


1. Sifat dari Solute dan Solvent
Solute yang polar akan larut dalam Solvent
yang polar pula.
Misal : Garam Anorganik larut dalam
air
Solute yang non polar akan larut dalam
Solvent yang non polar pula.
Misal : Alkaloid basa (umumnya
senyawa organik) larut dalam khloroform.
2. Co-solvency

 Co-solvency adalah peristiwa


kenaikkan kelarutan suatu zat
karena adanya penambahan pelarut
lain atau modifikasi pelarut.
 Luminal tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam campuran air-gliserin.
3. Kelarutan
Kelarutan zat anorganik yang digunakan dalam farmasi umumnya
adalah :

 Larut dalam air


 Semua garam klorida larut, kecuali : AgCl, PbCl2, Hg2Cl2
 Semua garam nitrat larut, kecuali nitrat base seperti bismuth
subnitras
 Semua garam sulfat larut, kecuali BaSO4, PbSO4, CaSO4.

 Tidak larut dalam air


– Semua garam karbonat tidak larut, kecuali K2CO3, Na2CO3, (NH4)CO3
– Semua oksida dan hidroksida tidak larut, kecuali KOH, NaOH, NH4OH,
BaO, Ba(OH)2
– Semua garam posphat tidak larut, kecuali K3PO4, Na3PO3, (NH4)PO4
4. Temperatur
 Zat padat pada umumnya bertambah larut bila
suhunya dinaikkan, zat tersebut bersifat endoterm,
karena pada proses kelarutannya membutuhkan
panas.
 Zat terlarut + pelarut + panas  larutan
 Beberapa zat lain justru tidak larut jika suhunya
dinaikkan (bersifat eksoterm), karena pada
kelarutannya menghasilkan panas.
 Zat terlarut + pelarut  larutan + panas

 Contoh :
K2SO4, KOH, CaHPO4, minyak atsiri, gas-gas yang
larut.
5. Salting Out
 Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai
kelarutan besar dibanding zat utama, akan
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau
terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.

 Contoh :
Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila ke
dalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
Disini kelarutan NaCl dalam air lebih besar dibanding
kelarutan minyak atsiri dalam air, maka minyak atsiri
akan memisah.
6. Salting In
 Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu
yang menyebabkan kelarutan zat utama dalam
solvent menjadi lebih besar.

 Contoh :
riboflavin tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam larutan yang mengandung
nicotinamidum karena terjadi penggaraman
riboflavin + basa NH4.
7. Pembentukan Kompleks

 Peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa


tak larut dengan zat yang larut dengan
membentuk garam kompleks.

 Contoh :
Iodium larut dalam KI atau NaI jenuh.
KI + I2  KI3
HgI2 + 2 KI  K2HgI4
Kecepatan kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh :

 Ukuran partikel : makin halus solute,


makin kecil ukuran partikel; makin luas
solute yang kontak dengan solvent, solute
makin cepat larut.

 Suhu : pada umumnya kenaikan suhu


akan menambah kelarutan solute.

 Pengadukan
Sediaan Larutan

SIRUP

GUTTAE POTIONES

LAR.ORAL
POTIO
ELIXIR
EFFERVESCENT

SATURATIO NETRALISASI
Potiones (Obat Minum)
 Sediaan cair yang dibuat untuk
pemberian oral, mengandung satu atau
lebih zat dengan atau tanpa bahan
pengaroma, pemanis, atau pewarna
yang larut dalam air atau berbentuk
emulsi atau suspensi.
CONTOH RESEP POTIO
NO. 24 Tgl 1 apr 2016
R/ NBB 1,5
Thiocol 2
Caramel qs
Syrup. Simplex 6,5ml
mf. Pot 50
s.tid 5ml-7,5ml

Pro :Wedio(35kg)
Alamat : Jln Braga no 29
Elixir
 Sediaan yang mengandung bahan obat dan
bahan tambahan (pemanis, pengawet,
pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang
sedap dan sebagai pelarut digunakan
campuran air-etanol.

 Etanol berfungsi untuk mempertinggi


kelarutan obat. Elixir dapat pula ditambahkan
glycerol, sorbitol, atau propilenglikol.
CONTOH RESEP ELIXIR
NO. 28 Tgl 4 apr 2016
R/Elixir Paracetamol 50ml
s.tid cth II

Pro :An.Siti(4thn)
Alamat : Jln mawar no 9
Resep Standar Elixir Paracetamol:
Tiap 5ml mgd:
Acetaminophen 120mg
Glycerolum 2,5ml
Propylenglycol 500µl
Sorbitol sol 70% 1,25ml
Aethanolum 500µl
Aqua dest hingga 5ml
Sirup

– Sirup simplex, mengandung 65 % gula dalam


larutan nipagin 0,25 %b/v
– Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis
obat dengan atau tanpa zat tambahan,
digunakan untuk pengobatan.
– Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi
mengandung zat pewangi atau penyedap lain.
Penambahan sirup ini bertujuan untuk
menutup rasa atau bau obat yang tidak enak.
CONTOH RESEP SIRUP
NO. 27 Tgl 1 jan 2016

R/ Sirop Klorfeniramin 50ml


Contin
Medinal 0,75
mf. Potio
S tid 5 ml – 10 ml

Pro : Martin ( 10 Thn / 42 Kg )


Alamat : Jln ciamis no 33 Resep standar
Tiap 5 ml
Mgd
chlorpheniramini maleas 2 mg
Aethanolum 90 % 350µl
Sirupus simplex hg 5 ml
Netralisasi
 Obat minum yang dibuat dengan
mencampurkan bagian asam dan bagian
basa sampai reaksi selesai dan larutan
bersifat netral.

 Mis; solutio citratis magnesii.


 Pembuatan : Seluruh bagian asam
direaksikan dengan bagian basanya bila
perlu reaksi dipercepat dengan
pemaasan
CONTOH RESEP
Saturatio

 Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam


dan basa tetapi gas yang terjadi ditahan dalam wadah
sehingga larutan jenuh dengan gas.

 Pembuatan:
– Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang
tersedia. Mis NaHCO3 digerus tuang kemudian masuk botol.
– Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air yang
tersedia.
– 2/3 bagian asam masuk basa, gas dibuang seluruhnya. Sisa
asam dituang hati-hati lewat tepi botol, segera tutup dengan
sampagne knop sehingga gas yang terjadi tertahan.
CONTOH RESEP
Potio Effervescent
Saturatio yang CO2 nya lewat jenuh.

Pembuatan :
 Langkah 1 dan 2 sama dengan pada saturatio
 Langkah 3 : seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam basa dengan
hati-hati, segera tutup dengan sampagne knop.Gas CO2 umumnya
digunakan untuk pengobatan, menjaga stabilitas obat, dan kadang-
kadang dimasudkan untuk menyegarkan rasa minuman.

 Hal yang harus diperhatikan untuk sediaan saturatio dan potio


effervescent adalah :
 Diberikan dalam botol yang kuat, berisi kira-kira 9/10 bagian dan
tertutup kedap dengan gabus atau karet yang rapat. Kemudian diikat
dengan sampagne knop.
 Tidak boleh mengandung bahan obat yang sukar larut, karena tidak
boleh dikocok. Pengocokan menyebabkan botol pecah karena botol
berisi gas dalam jumlah besar.
Penambahan Bahan-bahan
 Zat-zat yang dilarutkan dalam bagian asam
 Zat netral dalam jumlah kecil. (jumlah besar dilarutkan
dalam asam sebagian dilarutkan dalam basa,
berdasarkan perbandingan jumlah airnya).
 Zat-zat mudah menguap.
 Ekstrak dalam jumlah kecil dan alkaloid
 Sirup

Zat-zat yang dilarutkan dalam bagian basa


 Garam dari asam yang sukar larut. Mis Natrii benzoas,
Natrii salisilas.
 Bila saturasi mengandung asam tartrat maka garam-
garam kalium dan amonium harus ditambahkan ke
dalm bagian basanya, bila tidak akan terbentulk
endapan kalium atau amonium dari asam tartrat.
Guttae (drop)
 Obat tetes : sediaan cair berupa larutan, emulsi atau
suspensi, apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan
untuk obat dalam.

 Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan


penetes yang menghasilkan tetesan yang setara
dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang
disebutkan dalam Farmakope Indonesia.

 Pediatric drop : obat tetes yang diguanakan untuk


anak-anak atau bayi.
GARGARISMA

GUTTAE OPTH LITUS ORIS

LAR. TOPIKAL

COLLYRIUM GUTTAE NASALES

EPITHEMA
INHALATIONES
OBAT KOMPRES
Collyrium

 Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah


asing, isotonis digunakan untuk membersihkan mata,
dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet.

 Catatan :
 Pada etiket harus tertera : Masa penggunaan setelah
tutup dibuka dan ”obat cuci mata”.

 Collyrium yang tidak mengandung zat pengawet


hanya boleh digunakan lama 2 jam setelah botol
dibuka tutupnya. Yang mengandung pengawet dapat
digunakan paling lama 7 hari setelah botol dibuka
tutupnya.
CONTOH RESEP
No.225 Tgl:9/04/16
R/L.optraex 50ml
mds.u.e

Pro : Fei Ling


Alamat : Jln Manga No 3

Catatan : Resep standar formin 31


Guttae ophthalmicae

 Obat tetes mata : larutan steril bebas partikel


asing merupakan sediaan yang dibuat dan
dikemas sedemikian rupa hingga sesuai
digunakan pada mata.

 Tetes mata juga tersedia dalam bentuk


suspensi, partikel halus dalam bentuk
termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi
atau goresan pada kornea.
CONTOH RESEP
No 23 Tgl 12 Maret 2018

R/ Tetes mata oksitetra siklin 20 ml


Mf.gutt opht
S.Vesp gtt ocul aeger

Pro : Fifi
Alamat : Jln Nanka no 22
Catatan : Resep standar fornas 223
Gargarisma (Gargle)

 Gargarisma atau obat kumur mulut adalah sediaan


berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat yang
harus diencerkan dahulu sebelum digunakan.

 Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan


atau pengobatan infeksi tenggorokan.

 Penandaan : Petunjuk pengencern sebelum digunakan


dan ”hanya untuk kumur, tidak ditelan”
CONTOH RESEP
NO. 24 Tgl 23 Apr 2018

R/ Acid Boric 1%
Ol.MP 0,01
Sol H2O2 3% ad 50
mds gargle

Pro : Farina
Alamat : Jln kenanga No 24
Litus Oris

 Oles bibir adalah sediaan cair agak


kental dan pemakaiannya secara
disapukan dalam mulut.

 Cth: Lar 10 % borax dalam gliserin


Guttae Nasales

 Tetes hidung adalah obat yang digunakan


untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke
dalam rongga hidung,

 Dapat mengandung zat pensuspensi,


pendapar dan pengawet.

 Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh


digunakan sebagai cairan pembawa.
CONTOH RESEP
No.220 Tgl:09 April 2016

R/tetes hidung nafazolin I 20ml


Mf.gutt nass
s.2 dd gtt I s.o.s

Pro : Restu
Alamat : Jln Mawar No 8

Catatan : Resep standar fornas 202


Inhalationes

 Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau


mulut atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke
dalam saluran pernafasan.

 Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat


halus sehingga dapat mencapai bronkhioli.

 Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas.

 Penandaan : Pada etiket ditulis ”Kocok dahulu”


Epithema/Obat Kompres

 Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa


dingin pada tempat yang sakit dan panas
karena radang atau berdasarkan sifat
perbedaan tekanan osmose, digunakan untuk
mengeringkan luka bernanah.

 Cth : Sol Rivanol, campuran Borwater-revanol


THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai