PPOK
PPOK
PEMBIMBING :
total
diperkirakan
Pada tahun PPOK merupakan peningkatan
menjadi ke-3
2002 penyebab kematian ke-5 kematian 30%
pada tahun
dalam 10
2030
tahun.
Definisi
Faktor Sindroma
Lingkungan Imunodefisiensi
Hiperesponsif Gangguan
jalan napas Jaringan Ikat
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
• susah bernafas, batuk kronis dan terbentuknya
Gejala dari sputum kronis, episode yang buruk atau
eksaserbasi sering muncul.
PPOK • gejala yang paling umum adalah sesak napas
(dyspnea)
Derajat III: PPOK Gejala klinis sesak napas derajad tiga atau - VEP1/KVP < 70 %
Berat empat dengan gagal napas kronik. - VEP1< 30 % prediksi atau
Eksaserbasi lebih sering terjadi disertai VEP1> 30 % dengan gagal
komplikasi kor pulmonum atau gagal napas kronik.
jantung kanan
Derajat PPOK Berdasarkan Kriteria GOLD
(Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease)
Derajat Karakteristik
• Terapi oksigen
non- • Ventilasi mekanik
• Nutrisi
farmakologis • Rehabilitasi
PENATALAKSANAAN PPOK
Eksaserbasi Akut
Gejala eksaserbasi utama berupa peningkatan sesak,
produksi sputum meningkat, dan adanya perubahan konsistensi
atau warna sputum.
Eksaserbasi akut dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu :
• Pemberian Oksigen
2.
• Pemeriksaan penunjang
3. • DR, Roentgen, AGD
4. Bronkhodilator
• β2 agonis kerja cepat dengan/tanpa
antikolinergik kerja cepat
• Nebulizer :
– β2 agonis kerja cepat ( salbutamol ) +
antikolinergik { 2,5 + 0,5 mg } lama kerja 4-8
jam
• Xantin IV ( bolus dan drip )
– aminofilin (sediaan oral 200mg, IV 240mg, lama
kerja 4-6 jam),
– teofilin (oral 100-400mg, lama kerja bervariasi
hingga 24 jam ).
5. Kortikosteroid sistemik
• mempercepat waktu pemulihan,
meningkatkan fungsi paru dan hipoksemia
arteri, menurunkan resiko relaps, kegagalan
terapi dan durasi rawat inap.
• prednison 30-40 mg selama 10-14 hari.
– per oral eksaserbasi ringan sedang
– IV eksaserbasi berat.
– sebaiknya < 2 minggu untuk mencegah efek
samping.
• Antibiotik
• Peningkatan jumlah sputum
• Sputum berubah menjadi purulen
• Peningkatan sesak
6.
• antibiotik di rumah sakit sebaiknya per drip atau intravena,
sedangkan untuk rawat jalan bila eksaserbasi sedang sebaiknya
kombinasi dengan makrolide, bila ringan dapat diberikan tunggal.
• Terapi suportif
• Ventilasi mekanik
7.
• Evaluasi ketat progesiviti penyakit
KOMPLIKASI
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. Y
• Jenis kelamin : Laki-Laki
• Umur : 70 tahun
• Alamat : Teras Terunjam
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Karyawan Swasta
• Suku : Jawa
• Agama : Islam
• No. Rekam Medik : 16.54.55
• MRS : 02 April 2019
• Pemeriksaan : 02 April 2019
Anamnesis
Keluhan Utama Sesak nafas
34 kali/menit 37.0°C
Mata: Leher:
pupil bulat isokor 3mm/3mm, Pembesaran
reflek cahaya (+/+) Konjugtiva kelenjar tiroid (-/-)
anemis (-/-) Sklera ikterik(-/-)
PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ada bonam
Ad sanactionam : dubia ad bonam
Pembahasan
Kasus Teori