Anda di halaman 1dari 82

12 SPM (Standar Pelayanan

Minimal ) Kesehatan
NAMA KELOMPOK
1. Lira Purnamawati
2. Lydia Nur Amalia
3. Shupy Maulda

PEMBIMBING
dr Ika Primayanti, M.Kes
PELAYANAN KESEHATAN
IBU HAMIL
Pengertian
O Pelayanan antenatal  minimal 4 kali selama kehamilan
dengan jadwal
1. satu kali pada trimester pertama
2. satu kali pada trimester kedua
3. dua kali pada trimester ketiga

Dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter Spesialis
Kebidanan baik yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat Tanda Register
(STR).
O Yang disebut dengan standar pelayanan antenatal adalah pelayanan
yang dilakukan kepada ibu hamil dengan memenuhi kriteria 10 T
yaitu :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan;


2. Ukur tekanan darah;
3. Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA)
4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri);
5. Tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan;
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan;
8. Tes laboratorium
9. Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan;
10. Temu wicara (konseling)
Definisi Operasional Capaian
Kinerja
O Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil
dinilai dari cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
(K4) sesuai standar di wilayah kabupaten/kota tersebut
dalam kurun waktu satu tahun.
Rumus Penghitungan Kinerja
Target Capaian Kinerja
O Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam pelayanan
kesehatan ibu hamil adalah 100 persen.

Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendataan ibu hamil
2. Pemeriksaan kehamilan
3. Pemberian Buku KIA
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Rujukan ANC jika diperlukan
PELAYANAN KESEHATAN
IBU BERSALIN
Pengertian
O Pelayanan persalinan sesuai standar adalah persalinan yang
dilakukan oleh Bidan dan atau Dokter dan atau Dokter
Spesialis Kebidanan yang bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan Pemerintah maupun Swasta yang memiliki Surat
Tanda Register (STR) baik persalinan normal dan atau
persalinan dengan komplikasi.
O Fasilitas pelayanan kesehatan meliputi Polindes, Poskesdes,
Puskesmas, bidan praktek swasta, klinik pratama, klinik
utama, klinik bersalin, balai kesehatan ibu dan anak, rumah
sakit pemerintah maupun swasta
O Standar pelayanan persalinan normal mengikuti acuan asuhan
persalinan normal yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan,
dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Adapun
untuk persalinan dengan komplikasi mengikuti acuan dari
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Rujukan.
Defenisi Operasional Capaian
Kinerja
O Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu bersalin dinilai dari
cakupan pelayanan kesehatan ibu bersalin sesuai standar di
wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu
tahun.
Rumus Penghitungan Kinerja
Target
O Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam pelayanan kesehatan ibu bersalin adalah 100
persen
Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendataan ibu bersalin
2. Pelayanan persalinan
3. Pengisian dan pemanfaatan Buku KIA
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Rujukan pertolongan persalinan jika diperlukan
PELAYANAN KESEHATAN
BAYI BARU LAHIR
PENGERTIAN
O Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah
pelayanan yang diberikan pada bayi usia 0-28 hari dan
mengacu kepada Pelayanan Neonatal Esensial sesuai yang
tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25
Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak, dilakukan oleh
Bidan dan atau perawat dan atau Dokter dan atau Dokter
Spesialis Anak yang memiliki Surat Tanda Register (STR)
O Pelayanan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan
(Polindes, Poskesdes, Puskesmas, Bidan praktek swasta,
klinik pratama, klinik utama, klinik bersalin, balai kesehatan
ibu dan anak, rumah sakit pemerintah maupun swasta),
Posyandu dan atau kunjungan rumah
Definisi Operasional Capaian
Kinerja
O Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam
memberikan paket pelayanan kesehatan bayi baru lahir dinilai
dari persentase jumlah bayi baru lahir usia 0-28 hari yang
mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai
standar di wilayah kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu
satu tahun.
Rumus Penghitungan Kinerja
Target
O Target Capaian Kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dalam pelayanan kesehatan bayi baru
lahir sesuai standar adalah 100 persen.
Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendataan bayi baru lahir
2. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
3. Pengisian dan pemanfaatan Buku KIA
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Rujukan pertolongan kasus komplikasi pada
bayi baru lahir jika diperlukan
Pelayanan Kesehatan
Balita
O Pelayanan kesehatan balita adalah peleyanan
kesehatan balita berusia 0-59 bulan sesuai
standar meliputi :
 Pelayanan kesehatan balita sehat
 Pelayanan balita sakit
Mekanisme Pelayanan
O Penetapan sasaran balita di wilayah
kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan
data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini
benar, dengan mempertimbangkan estimasi dari
hasil survei/riset yang terjamin vliditasnya yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah
O Pelayanan kesehatan balita sehat adalah pelayanan
pemantauan dan perkembangan menggunakan
buku KIA dan skrining tumbuh kembang, meliputi
:
O Pelayanan kesehatan Balita usia 0-11 bulan :
1. Penimbangan minimal 8 kali setahun
2. Pengukuran panjang/tinggi badan
minimal 2 kali/tahun
3. Pemantauan perkembangan minimal 2
kali/tahun
4. Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-
11 bulan 1 kali setahun
5. Pemberian imunisasi dasar lengkap
O Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan :
1. Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4
kali dalam kurun waktu 6 bulan)
2. Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2
kali/tahun
3. Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun
4. Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali
setahun
5. Pemberian Imunisasi Lanjutan
O Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan
1. Penimbangan 8 kali setahun (minimal 4 kali
dalam kurun waktu 6 bulan)
2. Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2
kali/tahun
3. Pemenatuan perkembangan minimal 2
kali/tahun
4. Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali
setahun
O Pemantauan perkembangan balita
O Pemberian kapsul vitamin A
O Pemberian imunisasi dasar lengkap
O Pemberian imunisasi lanjutan
O Pengukuran berat badan dan panjang/tinggi
badan
O Edukasi dan informasi
O Pelayanan kesehatan balita sakit adalah
pelayanan balita menggunakan pendekatan
manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
Pelayanan Kesehatan
Pada Usia Pendidikan
Dasar
O Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar
sesuai standar meliputi :
1. Skrining kesehatan
2. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan

Keterangan : dilakukan pada anak kelas 1 sampai


dengan kelas 9 di sekolah minimal satu kali
dalam satu tahun ajaran dan usia 7 sampai 15
tahun diluar sekolah
Mekanisme Pelayanan
O Pelaksanaan skrining kesehatan anak usia
pendidikan dasar dilaksanakan di satuan
pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTS) dan di
luar satuan pendidikan dasar seperti di pondok
pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya
meliputi:
1. Penilaian status gizi
2. Penilaian tanda vital
3. Penilaian kesehatan gigi dan mulut
4. Penilaian ketajaman indera
Tindak lanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
1. Memberikan umpan balik hasil skrining
kesehatan
2. Melakukan rujukan jika diperlukan
3. Memberikan penyuluhan kesehatan
Pelayanan Kesehatan
Pada Usia Produktif
O Pelayanan kesehatan usia produktif sesuai
standar meliputi :
1. Edukasi kesehatan termasuk keluarga
berencana
2. Skrining faktor risiko penyakit menular dan
penyakit tidak menular
Mekanisme Pelayanan
O Pelayanan edukasi pada usia produktif adalah edukasi
yang dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dan/atau UKBM
O Pelayanan skrining faktor risiko pada usia produktif
adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam
sethaun untuk penyakit menular dan penyakit tidakm
enular meliputi :
1. Pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar
perut
2. Pengukuran tekanan darah
3. Pemeriksaan gula darah
4. Anamnesa perilaku berisiko
O Tindak lanjut hasil skrining meliputi:
1. Melakukan rujukan jika diperlukan
2. Memberikan penyuluhan kesehatan

Keterangan :
Wanita usia 30-50 tahun yang sudah menikah
atau mempunyai riwayat berhubungan seksual
berisiko dilakukan pemeriksaan SADANIS dan
CEK IVA
Pelayanan Kesehatan
Orang dengan Gangguan
Jiwa Berat
O Pelayanan kesehatan penderita ODGJ Berat
dilakukan oleh minimal 1 orang dokter
dan/atau perawat terlatih jiwa dan/atau tenaga
kesehatan lainnya. Jenis pelayanan dan sumber
daya kesehatan yang dibutuhkan sebagai
berikut ;
O Pemeriksaan kesehatan jiwa
O Pemeriksaan status mental
O Wawancara
O Edukasi
Pelayanan Standar
O setiap orang dengan gangguan jiwa berat
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar dari pemerintah daerah
kab/kota. Adapun pelayanan kesehatan standar
bagi psikotik akut dan skizofrenia meliputi ;
O Pemeriksaan kesehatan jiwa
O Edukasi
Mekanisme Pelayanan
O Penetapan sasaran ODGJ oleh Kepala Daerah
dengan menggunakan data RISKESDAS
terbaru yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan
O Pemeriksaan kesehatan jiwa meliputi ;
O Pemeriksaan status mentakl
O Edukasi
O Edukasi kepatuhan minum obat
O Melakukan rujukan jika diperlukan
Capaian Kinerja
O Capaian kinerja pemerintah kab/kota dalam
memberikan pelayanan kesehatan sesuai
standar bagi ODGJ dinilai dari jumlah ODGJ
berat yang mendapatkan pelayan sesuai
standar di wilayah kerjanya dalam kurun
waktu tertentu.
Pelayanan Kesehatan
Orang Terduga
Tubekulosis
O Setiap orang terduga tuberkulosis (TBC)
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar
O Pemerintah Kab/Kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar kepada
orang terduga TBC di wilayah kerja Kab/Kota
tersebut dalam kurun satu tahun
O Pelayanan orang terduga TBC sesuai standar
meliputi :
O pemeriksaan klinis
O Pemeriksaan penunjang
O Edukasi
Mekanisme Pelayanan
O Penetapan sasaran orang terduga TBC
menggunakan data orang yang kontak erat dengan
penderita TBC dan ditetapkan oleh kepala daerah
O Pemeriksaan klinis dilakikan minimal 1 kali dalam
1 tahun yaitu pemeriksaan tanda dan gejala
O Pemeriksaaan penunjang adalah pemeriksaan
dahak dan/atau bakteriologi dan/atau radiologis
O Edukasi perilaku beresiko dan pencegahan
penularan
O Melakukan rujukan bila diperlukan
Pelayanan Kesehatan
Orang dengan Risiko
Terinfeksi Virus HIV
O setiap dengan risiko terinfeksi HIV
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar dari pemerintah daerah di wilayah
kerja dalam kurun waktu 1 tahun.
O Adapun pelayanan sesuai standar meliputi:
O Edukasi perilaku berisiko
O Skrining
Orang dengan risiko terinfeksi
virus HIV
O Ibu hamil
O Pasien TBC
O Pasien infeksi menular seksual (IMS),
O Penjaja seks
O Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki
(LSL)
O Transgender
O Pengguna napza
O Warga binaan pemasyarakatan (WBP)
Mekanisme Pelayanan
O Penetapan sasaran HIV ditetapkan oleh kepala
daerah berdasarkan orang yang berisiko
terinfeksi HIV
O Edukasi perilaku berisiko dan pencegahan
peularan
O Skrining dilakukan dengan pemeriksaan tes
cepat HIV minimla 1 kali dalam 1 tahun
O Melakukan perujukan jika diperlukan
PERMENKES RI No 4 tahun 2019
Pelayanan Kesehatan Pada
Usia Lanjut
Pelayanan Kesehatan Pada
Usia Lanjut
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2015
TENTANG
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
LANJUT USIA DI PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT
Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud
dengan:
O Lanjut Usia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.
O Pasien Geriatri adalah pasien Lanjut Usia
dengan multi penyakit dan/atau gangguan
akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial,
ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan
pelayanan kesehatan secara terpadu dengan
pendekatan multidisiplin yang bekerja secara
interdisiplin
Pasal 2
Pengaturan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut :
- Usia di Puskesmas bertujuan untuk:
O meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga
O kesehatan di Puskesmas dan sumber daya manusia lainnya dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan Lanjut Usia;
O meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tenaga kesehatan dalam
merujuk pasien Lanjut Usia yang membutuhkan penanganan lebih
lanjut di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjutan;
O meningkatkan pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) bagi kesehatan
Lanjut Usia; dan
O menyelenggarakan pelayanan kesehatan Lanjut Usia secara
terkoordinasi dengan lintas program, organisasi kemasyarakatan, dan
dunia usaha dengan asas kemitraan.
Pasal 3
- Pelayanan kesehatan Lanjut Usia di
Puskesmas meliputi:
O a. pelayanan kesehatan bagi pra Lanjut
Usia; dan
O b.pelayanan kesehatan bagi Lanjut Usia.
Pasal 4
(1) Pelayanan kesehatan bagi pra Lanjut Usia
meliputi:
O A. peningkatan kesehatan;
O B. penyuluhan kesehatan;
O C. deteksi dini gangguan aktivitas sehari-
hari/masalah kesehatan dan pemeriksaan
kesehatan secara berkala;
O D. pengobatan penyakit; dan
O E. upaya pemulihan kesehatan.
(2) Pelayanan kesehatan bagi Lanjut Usia meliputi:
O pengkajian paripurna Lanjut Usia;
O pelayanan kesehatan bagi Lanjut Usia sehat; dan
O pelayanan kesehatan bagi Pasien Geriatri.
(3) Pelayanan kesehatan bagi Pasien Geriatri
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c merupakan
pelayanan kesehatan Pasien Geriatri dengan penyakit yang
masih dapat ditangani sesuai dengan kompetensi dokter
di Puskesmas.
(4) Dalam hal Pasien Geriatri membutuhkan pelayanan
lebih lanjut, dokter harus melakukan rujukan Pasien
Geriatri ke fasilitas pelayanan kesehatan tingkat lanjutan.
Pasal 5
O (1) Pelayanan kesehatan Lanjut Usia di
Puskesmas dilakukan di ruangan khusus
Lanjut Usia.
O (2) Dalam hal Puskesmas tidak memiliki
ruangan khusus Lanjut Usia, pelayanan
kesehatan Lanjut Usia dapat menggunakan
ruangan pemeriksaan umum dan ruangan
pelayanan lain sesuai dengan pelayanan
yang diberikan.
Pasal 6
(1) Untuk meningkatkan akses dan cakupan pelayanan
kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas dapat dilakukan
pelayanan luar gedung sesuai dengan kebutuhan.

(2) Pelayanan luar gedung sebagaimana dimaksud pada


ayat
O (1) meliputi:
O pelayanan di posyandu/paguyuban/perkumpulan
Lanjut Usia;
O pelayanan perawatan Lanjut Usia di rumah (home
card: dan/atau
O pelayanan di panti Lanjut Usia.
Pasal 7
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan Lanjut
Usia di Puskesmas harus didukung oleh
ketersediaan sumber daya meliputi sumber
daya manusia, bangunan, prasarana, dan
peralatan.
Pasal 8
(1) Untuk mencapai Lanjut Usia yang sehat, mandiri dan aktif dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas, perlu
dilakukan koordinasi lintas program dan lintas sektor.

(2) Koordinasi lintas program sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


melibatkan seluruh program di Puskesmas yang terkait, paling sedikit
meliputi kesehatan jiwa, keperawatan kesehatan masyarakat, kesehatan
gigi dan mulut, kesehatan inteligensia, gizi, kesehatan tradisional dan
komplementer, kesehatan olah raga, dan promosi kesehatan.

(3) Koordinasi lintas sektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
melibatkan unsur pemerintahan, swasta, dan organisasi kemasyarakatan.
Pasal 9
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraan pelayanan kesehatan Lanjut
Usia di Puskesmas tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 10
O (1) Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan pelayanan kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas sesuai
dengan kewenangannya masing-masing.
O (2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Pemerintah. Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerak Kabupaten/Kota dapat mengikutsertakan
organisasi profesi kesehatan terkait, Komisi Nasional Lanjut Usia dan
Komisi Daerah Lanjut Usia.
O (3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui
a. advokasi dan sosialisasi;
b. pendidikan dan pelatihan; dan/atau
O c. monitoring dan evaluasi.
Pasal 11
(1) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam
O Pasal 10 ayat (3) huruf c dilakukan dengan cara :
O memanfaatkan data hasil pencataatn dan pelaporan berkala yang
meliputi aspek masukan (input), proses, dan luaran (output);
O pengamatan langsung terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan
untuk mengtetahui kemajuan dan hambatan yang ada; dan/atau
O studi atau penelitian khusus untuk mengetahui dampak dari
pembinaan kesehatan Lanjut Usia yang sudah dilaksanakan.
(2) Dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi
O sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan indikator
yang dimuat dalam instrumen monitoring dan evaluasi
sebagaimana tercantum dalam formulir 1 terlampir.
Pasal 12
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Pelayanan Kesehatan
Pada Usia Lanjut
1. Standar Jumlah dan
Kualitas Barang
dan/atau Jasa
Standar Jumlah dan Kualitas
Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Tenaga kesehatan:
O 1) Dokter, atau
O 2) Bidan, atau
O 3) Perawat
O 4) Gizi
O 5) Tenaga kesehatan masyarakat
b.Tenaga non kesehatan terlatih atau
mempunyai kualifikasi tertentu, kader
kesehatan
Petunjuk Teknis atau Tata Cara
Pemenuhan Standar
O Pernyataan Standar
O Setiap Warga Negara usia 60 tahun ke atas mendapatkan
pelayanan kesehatan usia lanjut sesuai standar.
Pemerintah Daerah Tingkat Kabupaten/Kota wajib
memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk edukasi
dan skrining usia lanjut sesuai standar pada Warga
Negara usia 60 tahun ke atas di wilayah kerjanya dalam
kurun waktu satu tahun.
O Pengertian
Pelayanan kesehatan usia lanjut sesuai standar
meliputi :
1) Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan penyakit
tidak menular
Mekanisme Pelayanan
O 1) Penetapan sasaran usia lanjut (berusia 60
tahun atau lebih) di wilayah kabupaten/kota
dalam satu tahun menggunakan data proyeksi
BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan
mempertimbangkan estimasi dari hasil survei/
riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan
oleh Kepala Daerah.
O 2) Pelayanan edukasi pada usia lanjut adalah
Edukasi yang dilaksanakan di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM dan/atau
kunjungan rumah.
Mekanisme Pelayanan
O 3) Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia lanjut
adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam
setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak
menular meliputi:
O a) Pengukuran tinggi badan, berat badan dan
lingkar perut
O b) Pengukuran tekanan darah
O c) Pemeriksaan gula darah
O d) Pemeriksaan gangguan mental
O e) Pemeriksaan gangguan kognitif
O f) Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
O g) Anamnesa perilaku berisiko
O Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
O a) Melakukan rujukan jika diperlukan
O b) Memberikan penyuluhan kesehatan
Keterangan:
O Berikut form Instrumen skrining kesehatan usia lanjut yang
digunakan :
a) Instrumen Geriatric Depression Scale (GDS)
O INSTRUMEN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS) Tanggal :
.............................
Nama : .............................. Umur/Jenis Kelamin : ........ tahun /
..........
O Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan
perasaan Anda selama dua minggu terakhir.
Pelayanan Kesehatan
Penderita Hipertensi
Pengertian
O Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
sesuai standar meliputi:
1) Pengukuran tekanan darah
2) Edukasi
Mekanisme Pelayanan
1) Penetapan sasaran penderita hipertensi ditetapkan oleh
O Kepala Daerah dengan menggunakan data RISKESDAS
terbaru yang di tetapkan oleh Menteri Kesehatan.
2) Pelayanan kesehatan hipertensi adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang meliputi:
O b) Pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali
sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan
O c) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan minum
obat
O d) Melakukan rujukan jika diperlukan

Keterangan:
Tekanan Darah Sewaktu (TDS) lebih dari 140 mmHg ditambahkan
pelayanan terapi farmakologi
Capaian Kinerja
1) Definisi Operasional
O Capaian kinerja Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar bagi
penderita hipertensi, dinilai dari persentase
jumlah penderita hipertensi usia 15 tahun
keatas yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar di wilayah
kerjanya dalam kurun waktu satu tahun.
Pelayanan Kesehatan
Penderita Diabetes Melitus
Pengertian
Pelayanan kesehatan penderita diabetes
melitus sesuai standar meliputi:
O 1) Pengukuran gula darah;
O 2) Edukasi
O 3) Terapi farmakologi.
Mekanisme Pelayanan
O 1) Penetapan sasaran penderita diabetes melitus ditetapkan
oleh Kepala Daerah dengan menggunakan data RISKESDAS
terbaru yang di tetapkan oleh Menteri Kesehatan.

O 2) Pelayanan kesehatan diabetes mellitus adalah pelayanan


kesehatan sesuai standar yang meliputi:
O a) Pengukuran gula darah dilakukan minimal satu kali sebulan
di fasilitas pelayanan kesehatan
O b) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau Nutrisi
O c) Melakukan rujukan jika diperlukan

Keterangan:
Gula darah sewaktu (GDS) lebih dari 200 mg/dl ditambahkan
pelayanan terapi farmakologi
Capaian Kinerja
1) Definisi Operasional
O Capaian kinerja Pemerintah
Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar bagi
penderita DM dinilai dari persentase
penderita DM usia 15 tahun ke atas yang
mendapatkan pelayanan sesuai standar di
wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu
tahun.

Anda mungkin juga menyukai