Anda di halaman 1dari 45

SOSIALISASI KODE ETIK DAN

KODE PERILAKU ASN DJPT

Oleh :
Kasubbag Tata Usaha SDM Aparatur
Setditjen PT

Prigi, 5 Desember 2019


MATERI PAPARAN
Kode Etik Pegawai

Integrasi SKP dengan IKU

IKU Indeks Profesional ASN

Cuti Pegawai
Kode Etik dan Perilaku
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN TANGKAP
NOMOR : 5/PER-DJPT/2019
TENTANG
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA
A paratur Sipil Negara sebagai unsur penyelenggara negara
dituntut untuk menanamkan jiwa integritas, profesional, netral
dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat, dan mampu menjalankan
peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
D alam kedudukannya sebagai unsur
aparatur negara, Aparatur Sipil Negara harus
memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara jujur, adil, dan merata dalam
menyelenggarakan tugas negara, pemerintah
dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil harus
netral dari pengaruh semua partai politik serta
tidak “diskriminatif” dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
M aksud ditetapkannya kode etik pegawai Direktorat
Jenderal Perikanan Tangkap sebagai pedoman bagi
setiap pegawai lingkup Direktorat Jenderal Perikanan
Tangkap dalam pelaksanaan tugasnya dengan tujuan
untuk menjaga integritas pegawai Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap yang memiliki budaya Kerjasama,
Akuntabel, Melayani, Inovatif, Disiplin, Jujur, Pioner
dan Tanggung Jawab.
1
PELAKSANAAN KODE ETIK &
PERILAKU
A
1. Pegawai wajib mematuhi dan melaksanakan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, dan
PELAKSANAAN KODE ETIK PEGAWAI

Peraturan Perundang-undangan lainnya yang berlaku;

2. Pegawai wajib melaksanakan tugas kedinasan yang sesuai dan


konsisten dengan kebijakan dan prosedur, peraturan yang berlaku,
prinsip kehati-hatian dan Kode Etik;

3. Apabila dalam pelaksanaan tugas kedinasan terdapat


ketidaksesuaian dengan kebijakan, prosedur dan peraturan yang
berlaku, maka pegawai wajib mendiskusikan ketidaksesuaian
tersebut dengan atasan;
4. Dalam rangka melaksanakan tugas kedinasan, seluruh pegawai wajib
menggunakan seragam kerja Pakaian Dinas Harian (PDH)/Pakaian Dinas
PELAKSANAAN KODE ETIK PEGAWAI

Lapangan beserta atribut lengkap sesuai peraturan perundang-undangan


yang berlaku;

5. Memastikan risiko yang melekat pada aktivitas kerja telah teridentifikasi,


termitigasi dan terukur serta dimengerti oleh pelaku aktivitas kerja;

6. Menciptakan dan menumbuhkan budaya manajemen risiko di semua


tingkatan organisasi melalui komunikasi yang baik atas pentingnya
pengelolaan risiko, toleransi risiko, pendelegasian wewenang yang sesuai
tugas dan tanggung jawab serta mengacu pada prinsip kehatia-hatian
dan kode etik pegawai, serta pemantauan efektifitas manajemen risiko
disetiap aktivitas.
B
1. Seluruh Pegawai wajib menghindari benturan kepentingan
antara kepentingan pribadi pegawai dengan kepentingan
organisasi;
PELAKSANAAN KODE ETIK PEGAWAI

2. Pegawai tidak diperkenankan untuk menerima dan/atau


meminta sesuatu sebagai imbalan/pemberian dalam bentuk
apapun dari pegawai/calon pegawai, pengguna layanan
(stakeholder),

3. Rekanan/calon rekanan yang didasarkan atas balas jasa


suatu prestasi yang sudah menjadi kewajibannya;
4. Pegawai tidak diperkenankan untuk terikat perjanjian kerja
dengan pihak lain selama jam kerja, dan/atau memperoleh
PELAKSANAAN KODE ETIK PEGAWAI

penghasilan lain di luar institusi yang terkait dengan


pekerjaan atau jabatannya;

5. Pegawai tidak diperkenankan memiliki usaha atau bisnis


pribadi diluar pekerjaannya yang dapat mengganggu dan
mempengaruhi profesionalisme dan integritas pegawai
yang bersangkutan;

6. Pegawai tidak diperkenankan memproses permohonan perijinan


maupun pemberian layanan jasa atau pemilihaan rekanan dari
anggota keluarga dan sanak saudaranya, pegawai wajib
memberitahu/ekskalasi ke atasan agar proses permohonan perijinan
maupun pemberian layanan jasa serta pemilihan rekanan dialihkan ke
pegawai lainnya;
7. Pegawai tidak diperkenankan menggunakan wewenang
dari jabatannya untuk kepentingan pribadi/golongan yang
merugikan organisasi;

8. Promosi/mutasi/penerimaan pegawai yang tidak adil dan


berindikasi adanya pengaruh dan kepentingan pribadi
atau pihak tertentu.
C
1. Berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama
kepada semua pegawai dalam berkarir, mengembangkan diri
PELAKSANAAN KODE ETIK PEGAWAI

dan menjalankan sistem penilaian kinerja yang adil;

2. Tidak mentolelir segala tindakan diskriminasi dan pelecehan yang


didasari oleh perbedaan suku bangsa, agama, warna kulit, jenis
kelamin, usia, jabatan maupun kapabillitas dalam bentuk apapun.
Segala bentuk ancaman dan tindak kekerasan di tempat kerja
akan diproses sesuai peraturan yang berlaku;

3. Mengutamakan keamanan, keselamatan dan kesehatan


dilingkungan kerja yang harus didukung oleh seluruh Pegawai
dengan menjaga kebersihan, keselamatan dan kemanan agar
terhidar dari risiko kerja dan penyakit akibat kerja sehingga
tercipta lingkungan kerja yang aman dan kondusif;
4. Menyediakan peralatan dan fasilitas kerja yang memadai dan
hanya dapat digunakan oleh pegawai untuk mendukung
PELAKSANAAN KODE ETIK PEGAWAI

pelaksanaan tugas di unit organisasi sesuai prosedur yang


berlaku;

5. Memfasilitasi dalam rangka pelaksanaan kegiatan tugas


kedinasan untuk kepentingan unit organisasi;

6. Pegawai dalam kapasitasnya sebagai individu dapat


berpartisipasi sebagai anggota suatu organisasi/asosiasi diluar
institusi dan sebagai warga negara, pegawai memiliki
kebebasan dalam berpolitik namun dilarang menjadi pengurus
aktif partai politik.
D
1. Setiap pegawai bertanggung jawab menjaga kerahasiaan informasi sesuai
ketentuan yang berlaku. Pegawai tidak berhak dan tidak diperkenankan
menyebarluaskan informasi institusi kepada pihak lain diluar institusi dalam
PELAKSANAAN KODE ETIK PEGAWAI

kondisi apapun, kecuali memperoleh persetujuan dan kesepakatan dari


pejabat yang berwenang dan/atau diperbolehkan oleh undang-undang atau
ketentuan yang berlaku;

2. Setiap pegawai yang memiliki akses terhadap informasi sensitif Institusi


dilarang untuk memberikan informasi tersebut kepada pihak lain;

3. Setiap pegawai wajib menyimpan informasi rahasia ditempat yang aman


agar tidak memungkinkan pihak yang tidak berkepentingan dan/atau tidak
berwenang dapat melihat, mengetahui, mencatat dan/atau menggandakan
informasi tersebut;
4. Pembuatan, pencatatan, dan/atau pelaporan informasi mempertimbangkan
aspek kelengkapan, akurasi, kerahasiaan, dan kebenaran informasi, serta
dapat dipertanggungjawabkan dan menghindari terjadinya hal yang
menyesatkan bagi pengguna informasi atau menyebabkan terjadinya
kesalahan pengambilan keputusan.
E
1. Berkomitmen untuk memberikan layanan prima
kepada pengguna layanan tanpa dipengaruhi faktor
PELAKSANAAN KODE ETIK PEGAWAI

kedekatan, suku bangsa, agama, warna kulit, jenis


kelamin dan usia;

2. Pegawai tidak diperkenankan melakukan kerjasama


dengan pengguna layanan dan/atau rekanan yang
memiliki reputasi yang kurang baik;

3. Pegawai wajib memperhatikan prinsip kehati-hatian


dan melakukan penilaian yang adil sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam menyeleksi dan
menjaga hubungan dengan rekanan;
4. Pegawai dilarang terlibat langsung maupun tidak
langsung dari segala bentuk kegiatan penyuapan
PELAKSANAAN KODE ETIK PEGAWAI

(termasuk kepada atau dari rekanan, pejabat


pemerintah dan pegawai);

5. Pegawai dilarang memberikan dan/atau menerima


hadiah termasuk entertainment kepada atau dari
rekanan, pejabat pemerintah, pegawai yang dapat
mempengaruhi keputusan;

6. Apabila pemberian/penerimaan hadiah dari pihak lain


tidak memungkinkan untuk dihindari, maka pegawai
harus melakukan deklarasi secara tertulis kepada
atasan.
F
1. Saling menghormati dan menghargai antar sesama
dan menjunjung tinggi hak dan kewajiban pegawai;
PELAKSANAAN KODE ETIK PEGAWAI

2. Bergaul dengan tidak membeda-bedakan Suku,


Agama, Ras, Adat Istiadat;

3. Menjaga sopan santun dalam bersikap dan berkata


antar sesama pegawai;

4. Mendahulukan penyelesaian dengan cara


keluargaan apabila terjadi perselisihan antar
pegawai;
5. Pegawai tidak diperkenankan menghalangi sesama
pegawai atau bawahannya dalam meningkatkan
kompetensi dan karier.
“Selalu ingat akan kode etik yang kita
Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor : 5/PER-DJPT/2019
miliki

Kerjasama Akuntabl Melayani Inovatif


e

Disiplin Jujur Pioner Tanggung


jawab
2
PENEGAKAN KODE ETIK &
PERILAKU
Penegakan Kode Etik Pegawai
Penegakan kode etik pegawai negeri sipil
merupakan upaya dalam penegakan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Bagi
pegawai yang melakukan pelanggaran, selain
dikenakan sanksi moral, dapat dikenakan
tindakan administratif sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, atas rekomendasi Komisi
Kode Etik.
Prosedur Penyampaian
Dugaan Pelanggaran Kode Etik

Dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik diperoleh dari :

Pengaduan Temuan dari


Pengaduan
secara Atasan
tertulis
elektronik Pegawai
Setiap orang atau stakeholders Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran Kode Etik dapat
menyampaikan pengaduan kepada Atasan Pegawai yang melakukan
pelanggaran dan ditembuskan kepada Bagian Sumberdaya Manusia
Aparatur Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap

Penyampaian pengaduan dilakukan secara tertulis dan atau elektronik dengan


menyebutkan jenis pelanggaran yang dilakukan, bukti-bukti dan identitas
Pelapor.

Atasan pegawai yang menerima pengaduan dan/atau mengetahui adanya dugaan


pelanggaran Kode Etik wajib meneliti pengaduan tersebut dan menjaga
kerahasiaan identitas Pelapor.
Dalam melakukan penelitian atas pengaduan dan/atau dugaan pelanggaran Kode
Etik, atasan dari pegawai yang melakukan pelanggaran secara hirarki wajib
meneruskan kepada Pejabat yang berwenang membentuk Komisi Kode Etik.

Atasan pegawai yang tidak melakukan kewajiban dianggap melakukan


pelanggaran Kode Etik dan dikenakan sanksi moral.
Komisi Kode Etik
Dalam rangka pengawasan pelaksanaan Kode Etik dibentuk Komisi Kode
Etik yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan Tangkap.

NO KOMISI KODE ETIK KEDUDUKAN CATATAN

1 Sekretaris Ditjen Perikanan Tangkap Ketua merangkap Anggota


1. Melakukan pemeriksaan berjumlah ganjil.
2 Direktur Pengelolaan Sumberdaya Ikan Anggota 2. Dapat menghadirkan/mengikutsertakan pejabat/
pegawai terkait dalam proses pemeriksaan.
3 Direktur Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan Anggota
3. Apabila salah seorang dari Komisi Kode Etik tersebut
4 Direktur Pelabuhan Perikanan Anggota dilaporkan melakukan pelanggaran kode etik, maka
dinonaktifkan dalam pemeriksaan pelanggaran
5 Direktur Perizinan dan Kenelayanan Anggota tersebut.

Sekretaris merangkap 4. Jabatan dan pangkat Komisi Kode Etik tidak boleh
6 Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Aparatur lebih rendah dari jabatan dan pangkat
Anggota
Pejabat/Pegawai yang diperiksa.
7 Kepala Bagian Hukum Organisasi dan Humas Anggota 5. Berwenang untuk memberikan rekomendasi jenis
sanksi yang akan diberikan terhadap pegawai yang
8 Kepala Bagian Keuangan dan Umum Anggota melakukan pelanggaran Kode Etik.
Tata Cara Pemeriksaan Komisi Kode Etik
1. Sebelum pejabat yang berwenang 2. Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam butir (1)
menjatuhkan sanksi moral, Komisi dilakukan oleh Komisi Kode Etik dengan cara sebagai
Kode Etik wajib memeriksa lebih berikut :
dahulu Pegawai Negeri Sipil yang
diduga melakukan pelanggaran a. secara lisan, apabila atas pertimbangan pejabat yang
berwenang menghukum, pelanggaran kode etik yang
kode etik. dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan akan
dapat mengakibatkan ia dijatuhi sanksi moral;
b. secara tertulis, apabila atas pertimbangan pejabat yang
berwenang menghukum, pelanggaran kode etik yang
dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan akan
dapat mengakibatkan ia dijatuhi salah satu jenis hukuman
disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
c. Pemeriksaan Pegawai Negeri Sipil yang diduga melakukan
pelanggaran kode etik, dilakukan secara tertutup.
d. Rapat minimal dihadiri oleh 5 orang anggota Komisi Kode
Etik.
Tata Cara Pemeriksaan Komisi Kode Etik
3. Pejabat sebagaimana dimaksud dalam butir 5. Keputusan Komisi Kode Etik diambil secara
(2) dapat mendelegasikan wewenangnya musyawarah mufakat.
sebagaimana dimaksud dalam huruf
(a),(b),(c) dan (d) kepada pejabat lain di 6. Dalam hal musyawarah mufakat tidak
lingkungannya sekurang-kurangnya pejabat tercapai, keputusan diambil dengan suara
struktural eselon IV serta memiliki pangkat terbanyak.
sama dengan yang diperiksa.
7. Keputusan Komisi Kode Etik bersifat final.
4. Komisi Kode Etik mengambil keputusan
setelah memeriksa Pegawai Negeri Sipil
yang disangka melanggar kode etik. “Komisi Kode Etik wajib menyampaikan
keputusan hasil sidang kepada Pejabat yang
5. Komisi Kode Etik mengambil keputusan berwenang sebagai bahan dalam memberikan
setelah Pegawai Negeri Sipil yang sanksi moral dan/atau sanksi lainnya kepada
bersangkutan diberi kesempatan membela Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan”.
diri.
Sanksi
Pegawai yang melanggar Kode Etik dikenakan sanksi.

Sanksi moral berupa : hukuman disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah


Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil atau pernyataan dalam hal terjadi
1) Permohonan maaf secara pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil.
lisan dan/atau tertulis
penyesalan, dan/atau
pernyataan penyesalan;
atau
2) Tidak diberi penugasan
selama jangka waktu
tertentu.
Sanksi
Pegawai yang melanggar Kode Etik dikenakan sanksi.

Dalam Pemberian sanksi moral Dalam hal sanksi moral disampaikan


sebagaimana dimaksud dalam butir secara terbuka melalui :
(2) harus disebutkan jenis
pelanggaran kode etik yang 1. Forum pertemuan resmi Pegawai Negeri
dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja, upacara bendera atau
Sipil/Pegawai Pemerintah dengan
forum lain disampaikan sebanyak 1 (satu)
Perjanjian Kerja. kali dan berlaku sejak tanggal disampaikan
oleh pejabat yang berwenang kepada
Sanksi moral ditetapkan dengan Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja yang
surat keputusan oleh Pejabat yang bersangkutan;
berwenang yang memuat 2. Papan pengumuman atau media
pelanggaran Kode Etik yang massa paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak
dilakukan. tanggal ditetapkannya surat keputusan
pengenaan sanksi moral.
Sanksi
Pegawai yang melanggar Kode Etik dikenakan sanksi.

Penyampaian sanksi moral secara Dalam hal Pegawai Negeri


tertutup, disampaikan oleh Sipil/Pegawai Pemerintah dengan
Pejabat yang berwenang dalam Perjanjian Kerja yang dikenakan
ruang tertutup yang hanya sanksi moral tidak hadir tanpa
diketahui oleh Pegawai Negeri alasan yang sah pada waktu
Sipil/Pegawai Pemerintah dengan penyampaian keputusan sanksi
Perjanjian Kerja yang bersangkutan moral, maka dianggap telah
dan Pejabat lain yang terkait dengan menerima keputusan sanksi
syarat pangkat Pejabat tersebut moral tersebut.
tidak boleh lebih rendah dari
Pegawai Negeri Sipil /Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
yang bersangkutan dan berlaku
sejak tanggal disampaikan oleh
Pejabat yang berwenang kepada
Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan.
Sanksi
Pegawai yang melanggar Kode Etik dikenakan sanksi.

Dalam hal Pegawai Negeri Dalam hal pemeriksaan pelanggaran


Sipil/Pegawai Pemerintah dengan kode etik oleh Komisi Kode Etik
Perjanjian Kerja yang dikenakan tidak terbukti adanya pelanggaran
sanksi moral tidak bersedia terhadap butir 5 dan butir 6 yang
mengajukan permohonan maaf dilakukan oleh seorang pegawai
secara lisan dan/atau tertulis atau terhadap peraturan kode etik ini,
membuat pernyataan penyesalan, maka kepada pegawai yang
dapat dijatuhi hukuman disiplin bersangkutan direhabilitasi.
ringan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun
2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
PENGADUAN WHISTLEBLOWER
Permen KP No. 31/PERMEN-KP/2013

34
PENANGANAN PENGADUAN
WHISTLEBLOWER
Pengertian Materi Pengaduan
Whistleblower adalah Pegawai
Dugaan penyalahgunaan wewenang, pelanggaran disiplin,
yang mengetahui dan
dan/atau tindak pidana korupsi, kolusi, dan nepotisme
mengadukan dugaan terjadinya
pelanggaran dan/atau kejahatan Pengaduan secara langsung
• pengadu
yang terjadidilindungi
di lingkungan & dirahasiakanPengaduan disampaikan secara langsung kepada
Kementerian dan bukan Menteri, Pejabat Es.1, dan/atau Pimpinan Unit Kerja
merupakan bagian dari pelaku
Pengaduan secara tidak langsung
pelanggaran dan/atau kejahatan
(a) Website Pengaduan Lingkup KKP; (b) Kotak pengaduan;
yang diadukannya
(c) Kotak pos pengaduan; (d) Pesan singkat secara
elektronik (SMS); (e) Surat elektronik; dan/atau (f) Telepon
atau fax yang secara khusus disediakan oleh Tim
Penanganan Pengaduan
Pengaduan palsu atau fitnah, bila terbukti akan dijatuhi
hukuman displin sesuai ketentuan peraturan perundang-
3
undangan 5
Integrasi SKP dengan IKU
IKU Indeks Profesionalitas ASN
Indeks Profesionalitas ASN

Suatu instrument/alat yang digunakan untuk mengukur


secara kuantitatif tingkat profesionalitas pegawai ASN
Defenisi :
yang hasilnya digunakan untuk penilaian dan evaluasi
guna kepentingan pengembangan profesi ASN
Kualifikasi : Mengukur Tingkat pendidikan formal PNS
1
(Bobot 25%)
2 Kompetensi : Mengukur pengetahuan, pemahaman dan
pengalaman praktis dalam pelaksanaan
Standar yang tugas jabatan (Bobot 40%)
:
digunakan 3 Kinerja : Mengukur capaian sasaran kerja pegawai
dengan memperhatikan target, capaian, hasil
dan manfaat serta perilaku (Bobot 30%)
Disiplin : Mengukur hukuman disiplin yang pernah
4
diterima PNS (Bobot 5%)
Cara Pengukuran : KUALIFIKASI

Kode Nama Pendidikan Perhitungan Nilai Nilai Kualifikasi


5 Pendidikan S3 5/5 x 100% 100 25
4 Pendidikan S2 4/5 x 100% 80 20
3 Pendidikan S1 3/5 x 100% 60 15
2 Pendidikan DIII 2/5 x 100% 40 10
1 Pendidikan DII/DI/SMA 1/5 x 100% 20 5
0 Pendidikan SMP/SD 0/5 x 100% 0 0

Contoh
Nama Pendidikan Nilai Kualifikasi
Dr. Bagus Oktori, A.Pi, MM Pendidikan S3 25
Sukmarumaeti, S.Pi, MM Pendidikan S2 20
I Made Kastarian, S.St.Pi Pendidikan S1/DIV 15
Martdiane Anggie, A.Md Pendidikan DIII 10
Vitri Yanti Pendidikan DII/DI/SMA 5
Suryati Pendidikan SMP/SD 0
Cara Pengukuran : KOMPETENSI

Made
Sukma
Kode Nama Kompetensi Nilai Kompetensi (Fungsional
(Eselon IV)
Muda)
Diklat Struktural
1 Pernah Ikut Diklat Pim pada levelnya 15 15 -
0 Tidak Pernah Ikut Diklat Pim pada levelnya 0 -

Diklat Fungsional
1 Pernah Ikut Diklat Fungsional/Teknis 15 - 15
0 Tidak Pernah Ikut Diklat Fungsional/Teknis 0 -
Contoh
Diklat 20 JP
1 Pernah Ikut Diklat Fungsional/Teknis 15 15 15
0 Tidak Pernah Ikut Diklat Fungsional/Teknis 0
Seminar
1 Pernah Ikut Seminar/Workshop 10 10
0 Tidak Pernah Ikut Seminar/Workshop 0 0

Nilai Kompetensi 40 30
Cara Pengukuran : KINERJA & HUKUMAN DISIPLIN

Made
Keterangan Sukma
No Nilai SKP Nilai Kinerja (Fungsional
Nilai (Eselon IV)
Muda)

1 Sangat Baik 91 - ke atas 30 30


2 Baik 76 s.d 90 25 25
3 Cukup 61 s.d 75 15
4 Kurang 51 s.d 60 5 Contoh
5 Buruk 50 s.d Kebawah 1

Made
Sukma
Kode Nama Hukuman Disiplin Nilai (Eselon IV)
(Fungsional
Muda)
0 Tidak Pernah Mendapatkan Hukuman Disiplin 5 5 5
R Pernah Mendapatkan Hukuman Disiplin Ringan -1
S Pernah Mendapatkan Hukuman Disiplin Sedang -2 Contoh
B Pernah Mendapatkan Hukuman Disiplin Berat -3
Hasil Pengukuran Indeks

Indeks Profesionalitas ASN =


Nilai (Kualifikasi + Kompetensi + Kinerja + Disiplin)

Nilai Indeks
Komponen
Sukma Made
Kategori Nilai Indeks Kualifikasi 20 15
Kompetensi 40 30
Sangat Tinggi 90 - 100
Kinerja 25 30
Tinggi 81 - 90
Hukuman Disiplin 5 5
Rendah 71 - 80
90 80
Sangat Rendah 61 - 70 Kategori
(tinggi) (tinggi)

Nilai Indeks akan ditampilkan di


dashboard e-pegawai
Cuti Pegawai
CUTI PEGAWAI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai