Anda di halaman 1dari 20

CACAT PADA ANAK

dr. Oky Rahma P, MSi.Med, SpA


Fakultas Kedokteran UNIMUS
KLASIFIKASI KECACATAN

 Impairment
 Kehilangan atau kelainan, baik psikologis, fisiologis, struktur
maupun fungsi anatomis
 Misal : cacat bagian tubuh, amputasi lengan atau kaki, paralisis ok.
Polio, miopia, retardasi mental
 Disability
 Keterbatasan atau kekurangan dari kemampuan untuk
melaksanakan aktivitas yang biasanya dapat dilakukan oleh orang
normal
 Misal : kesulitan berjalan, melihat, mendengar, menghitung,
berkomunikasi dg org sekitar
 Handicap
 Suatu ketidakmampuan seseorang sebagai akibat “impairment” atau
“disability” sehingga membatasi/menghalangi tercapainya keadaan
normal merupakan suatu fenomena sosial
Disease/disorder

Impairment

Disability

Handicap
ETIOLOGI

 Kekurangan nutrisi pada ibu dan anak


 Kelainan pada masa prenatal dan perinatal (faktor
genetik, komplikasi persalinan)
 Penyakit infeksi
 Kecelakaan
 Penyebab lain, misal : polusi lingkungan
PENCEGAHAN

 Primer : mencegah atau mengurangi terjadinya impairment


 Memperbaiki nutrisi ibu hamil dan bayi
 Imunisasi
 Konseling genetik
 Sekunder : mencegah atau mengurangi disabilitas
 Identifikasi anak dgn impairment
 Perawatan medis dan terapeutik
 Tersier : mencegah terjadinya handicap
 Handicap terjadi akibat efek kombinasi dari keterbatasan fungsi, sikap
dan perilaku masyarakat terhadap anak dengan keterbatasan fungsi, dan
pengaruh faktor tersebut terhadap kepribadian, ambisi dan cara
mengambil keputusan dari anak cacat
 Intervensi :
 Memberikan perhatian, petunjuk dan dorongan anak cacat dan
melindunginya
 Meningkatkan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan
lingkungan
ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
DEFINISI

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

“Anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik


fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang
berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau
perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang
seusia dengannya”

Kesulitan dalam meraih sukses, baik dari segi


sosial, personal maupun aktivitas pendidikan
JENIS ABK

 Anak disabilitas penglihatan : anak yang mengalami


gangguan daya penglihatan berupa kebutaan menyeluruh
(total) atau sebagian (low vision).

 Anak disabilitas pendengaran : anak yang mengalami


gangguan pendengaran, baik sebagian ataupun menyeluruh,
dan biasanya memiliki hambatan dalam berbahasa dan
berbicara.

 Anak disabilitas intelektual : anak yang memiliki inteligensia


yang signifikan berada dibawah rata -rata anak seusianya dan
disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku,
yang muncul dalam masa perkembangan.
 Anak disabilitas fisik : anak yang mengalami gangguan gerak
akibat kelumpuhan, tidak lengkap anggota badan, kelainan
bentuk dan fungsi tubuh atau anggota gerak.

 Anak disabilitas sosial : anak yang memiliki masalah atau


hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial,
serta berperilaku menyimpang.

 Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan


hiperaktivitas (GPPH) : anak yang mengalami gangguan
perkembangan, yang ditandai dengan sekumpulan masalah
berupa ganggguan pengendalian diri, masalah rentang atensi
atau perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas, yang
menyebabkan kesulitan berperilaku, berfikir, dan
mengendalikan emosi.
 Anak dengan gangguan spektrum autisma : anak yang
mengalami gangguan dalam tiga area dengan tingkatan
berbeda-beda, yaitu kemampuan komunikasi dan interaksi
sosial, serta pola-pola perilaku yang repetitif dan stereotipi.

 Anak dengan gangguan ganda : anak yang memiliki dua atau


lebih gangguan sehingga diperlukan pendampingan, layanan,
pendidikan khusus, dan alat bantu belajar yang khusus.

 Anak lamban belajar (slow learner) : anak yang memiliki


potensi intelektual sedikit dibawah rata-rata tetapi belum
termasuk gangguan mental. Mereka butuh waktu lama dan
berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas
akademik maupun non akademik.
 Anak dengan kesulitan belajar khusus (specific learning
disabilities) : anak yang mengalami hambatan atau
penyimpangan pada satu atau lebih proses psikologis dasar
berupa ketidakmampuan mendengar, berpikir, berbicara,
membaca, menulis, mengeja dan berhitung.

 Anak dengan gangguan kemampuan komunikasi : anak yang


mengalami penyimpangan dalam bidang perkembangan
bahasa wicara, suara, irama, dan kelancaran dari usia rata -
rata yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis dan
lingkungan, baik reseptif maupun ekspresif.

 Anak dengan potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa :


anak yang memiliki skor inteligensi yang tinggi (gif ted), atau
mereka yang unggul dalam bidang-bidang khusus (talented)
seperti musik, seni, olah raga, dan kepemimpinan.
DAMPAK KELAINAN

Tahap I : berkurang kemampuan untuk memfungsikan secara maksimum


organ atau instrument anggota tubuh yang mengalami kelainan

Tahap II : hambatan dalam melakukan aktivitas yang mendayagunakan


alat sensoris atau motorisnya

Tahap III : timbul reaksi-reaksi emosional akibat ketidakberdayaannya,


biasanya masih dbn

Tahap IV : penumpukan dan peningkatan intensitasnya reaksi emosional 


reaksi emosional yang sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan
kepribadian. Misalnya reaksi emosional yang berupa rendah diri, mudah
tersinggung, frustrasi, menutup diri
IDENTIFIKASI DAN DETEKSI DINI

Deteksi dini : upaya penjaringan yang dilaksanakan


secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan
tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal
faktor resiko pada balita

Upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta


pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas
pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang
ANAMNESIS
DETEKSI
DETEKSI DINI PEMERIKSAAN
FISIK
DINI ABK TUMBUH
KEMBANG
ALAT SKRINING
JADWAL dan JENIS DETEKSI DINI
UMUR PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN PERILAKU
BB/TB LK KPSP TDL TDD KMME CHAT GPPH
0 bln V V

3 bln V V V V

6 bln V V V V

9 bln V V V V

12 bln V V V V

15 bln V V

18 bln V V V V V

21 bln V V V

2 th V V V V V

2 ½ th V V V V

3 th V V V V V V V

3 ½ th V V V V V V

4 th V V V V V V V

4 ½ th V V V V V V

5 th V V V V V V V

5 ½ th V V V V V V

6 th V V V V V V V
PENDIDIKAN ABK

 Perbedaan karakteristik dan kebutuhan  bentuk


penanganan dan layanan khusus yang sesuai dengan
kondisi ABK  menjembatani hambatan yang dialami
anak dan memanfaatkan potensi anak untuk dapat
mengakses kesempatan hidup sebesar-besarnya

 Prinsip :
 Mempertimbangkan kesamaan masing-masing tipe anak
berkebutuhan khusus dan juga perbedaan individual dari
masing-masing tipe tersebut
 Menjaga sikap optimis untuk dapat memberi layanan baik
pendidikan, medis, psikologis, maupun upaya-upaya
pencegahan
 Mengedepankan potensi anak
BENTUK LAYANAN PENDIDIKAN ABK

 Bentuk Layanan Pendidikan Segregasi


 Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan secara
khusus dan terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk
anak normal.

 Bentuk Layanan Pendidikan Terpadu / Integrasi


 Sistem pendidikan yang memberikan kesempatan kepada
anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama
dengan anak normal belajar dalam satu atap.
 Jumlah anak berkebutuhan khusus dalam satu kelas
maksimal 10% dari jumlah siswa keseluruhan.
 Untuk membantu kesulitan yang dialami oleh anak
berkenutuhan khusus, di sekolah terpadu disediakan Guru
Pembimbing Khusus (GPK).
PENDIDIKAN SEGREGASI

 Sekolah Luar Biasa (SLB).


 Sekolah Luar Biasa Berasrama.
 Kelas Jauh / Kelas Kunjung.
 Sekolah Dasar Luar Biasa.
PENDIDIKAN INTEGRASI

 Bentuk Kelas Biasa


 Kelas Biasa dengan Ruang Bimbingan Khusus
 Bentuk Kelas Khusus

Anda mungkin juga menyukai