Anda di halaman 1dari 26

Laporan Kasus

SKIZOFRENIA PARANOID

Dina Suharti
1807101030077

Pembimbing :
dr. Syahrial, Sp.KJ
BAB I
How Social Media
PENDAHULUAN
Influences Purchase
Decisions
WHO: 20 Juta penduduk dunia menderita Skizofrenia (15-35 th)

Aceh 2018

Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik


Riskesdas Kemenkes:
dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas
2007: 0,5%
pada proses pikir, kadang-kadang mempunyai perasaan
2013: 1,7% 18%
bahwa dirinya sedang dikendalikan kekuatan dari luar.
2018: 7%
BAB II
How Social Media
TINJAUAN
Influences Purchase PUSTAKA
Decisions
Definisi
Gangguan Proses Pikir Interaksi Sosial
Kehidupan,
Pekerjaan, sosial

Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani


Persepsi Schizein yang berarti terpisah atau pecah Respon Emosional

dan phren yang berarti Jiwa.


Etiologi
Genetik

Skizofrenia melibatkan lebih dari satu gen, sebuah fenomena yang disebut quantitive trait loci. Resiko untuk mengalami
skizofrenia semakin tinggi dengan semakin banyaknya jumlah anggota keluarga yang memiliki penyakit ini.

Neurotransmitter

Aktivitas dopamine yang berlebihan di bagian-bagian tertentu otak


Hipersensitivitas yang tidak wajar terhadap dopamin

Neuroanatomi

Kelainan struktur dan fungsi otak dapat berhubungan dengan skizofrenia.

Lingkungan

Faktor psikososial meliputi adanya kerawanan herediter yang semakin lama semakin kuat, adanya trauma yang bersifar
kejiwaan, adanya hubungan orang tua-anak yang patogenik, serta interaksi yang patogenik dalam keluarga.
Klasifikasi
Berdasarkan PPDGJ III:
• Skizofrenia Paranoid
• Skizofrenia Herbefrenik
• Skizofrenia Katatonik
• Skizofrenia tak terinci
• Depresi Pasca Skizofrenia
• Skizofrenia Residual
• Skizofrenia Simpleks
Diagnosis Skizofrenia Paranoid

Halusinasi atau waham harus menonjol

Halusinasi pembauan/pengecapan mungkin ada tapi jarang menonjol

Waham bisa apa saja,tapi yg paling khas adalah waham dikendalikan, dipengaruhi,
waham kejar.

Gangguan afektif tidak menonjol.


Tatalaksana
Farmakologis Non Farmakologis

Antipsikotik Tipikal Psikoedukasi


Antipsikotik Atipikal

Prognosis
10-20 % prognosis baik
>50% prognosis buruk, dengan perawatan berulang,
eksaserbasi gejala, episode gangguan mood yang berat dan
usaha bunuh diri.
BAB III
How Social Media
LAPORAN
Influences Purchase KASUS
Decisions
Identitas Pasien
• Nama : Tn. S
• Jenis Kelamin : Laki-Laki
• Umur : 26 tahun
• Alamat : Desa Rerebe, Tripe Jaya, Gayo Lues
• Status Pernikahan : Belum Menikah
• Pekerjaan : Petani
• Pendidikan Terakhir : SD
• Agama : Islam
• Suku : Gayo
• TMRS : 30 Desember 2019
• Tanggal Pemeriksaan : 2 Januari 2020
Anamnesis dan Riwayat Psikiatri
Keluhan Utama : Mengamuk

Riwayat Penyakit Sekarang :

Autoanamnesis:
Pasien dibawa oleh keluarga ke RSJ Aceh akibat mengamuk, pasien juga mudah
marah dan emosi. Hal tersebut sudah dialami pasien sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Pasien merusak barang dan fasilitas umum seperti kaca
jendela sekolah dan melempar rumah warga. Pasien mengatakan melakukan hal
itu akibat mendengar adanya suara. Suara yang didengar oleh pasien terdiri dari
banyak suara yang menyuruh pasien untuk memecahkan kaca. Pasien juga
merasa dirinya dikejar kejar oleh polisi untuk menangkap dirinya. Pasien sulit
tidur malam dan kadang keluyuran. Pasien tidak mengetahui dimana dirinya dan
tidak menyadari bahwa dirinya sakit.
Anamnesis dan Riwayat Psikiatri
Riwayat Penyakit Sekarang :

Alloanamnesis:
Pasien dibawa oleh keluarga ke RSJ Aceh dengan keluhan mengamuk
sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluarga mengatakan pasien
mudah marah dan emosi, pasien merusak barang dan melemparkan piring ke
dinding, merusak fasilitas umum dan rumah warga. Keluarga mengatakan pasien
sering keluyuran pada malam hari, bicara dan tertawa sendiri. Karena pasien
mengamuk dan merusak fasilitas umum, 2 hari sebelum masuk rumah sakit
pasien dipasung keluarga dirumah dengan menggunakan kayu.
Anamnesis dan Riwayat Psikiatri
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Riwayat psikiatrik: Pasien pernah dirawat di RSJ Aceh sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak terdapat keluarga pasien yang juga mengalami gangguan jiwa.

Riwayat Pengobatan
• Clozapin 25mg 3x1
• Chlorpromazine 100mg 1x1
• Seroquel 2x1
• Trihexyphenidil 2mg 2x1

Riwayat Penggunaan Zat


Pasien merupakan seorang perokok. Pasien menyangkal penggunaan NAPZA dan
alkohol.

Riwayat Sosial
Pasien tinggal bersama keluarga.
Pemeriksaan Fisik
KEPALA/LEHER/MATA :
Normochephali, warna rambut
hitam, perbesaran KGB(-), DBN

THORAX/COR
Perkusi : Hipersonor kedua lapangan
ABDOMEN paru
simetris, distensi (-), Soepel, Lien, Auskultasi: vesikuler kedua lapangan
Hepar dan Ren tidak teraba paru, ronki (-/-), wheezing (-/-)
DBN

EXTREMITAS INFERIOR COR


Ekstremitas Inferior: akral hangat Batas Jantung :
(+), sianosis (-) edema(-) atas ICS II LMCS
kanan ICS IV parasternal
kiri1 jari lateral ICS V LMCS,
Auskultasi: BJ I> BJ II, iregular, murmur (-)
Status Neurologis
GCS : E4V5M6
Tanda Rangsang Meningeal : (-)
Peningkatan TIK : (-)
Mata : pupil isokor (+/+),Ø3mm/3mm,
RCL (+/+), RCTL (+/+)
Motorik : Dalam batas normal
Sensibilitas : Dalam batas normal
Fungsi luhur : Dalam batas normal
Gangguan khusus : Tidak ditemukan
Kekuatan Motorik : 5555| 5555 , Gerakan involunter (-),Rigiditas (-)
5555 | 5555
Refleks Fisiologis : ++| ++
++| ++
Refleks Patologis : Babinski (-/-)
Sensorik : Dalam batas normal
Otonom : Tidak ada gangguan defekasi dan miksi
Status Mental
Deskripsi Umum 2. Isi pikir
1. Penampilan : Tidak rapi, sesuai dengan  Waham (+)
umur A. Waham Paranoid
2. Kebersihan : Kurang bersih - Waham Persekutor : (+)
3. Kesadaran : jernih - Waham Kebesaran : (-)
4. Perilaku & Psikomotor :  Thought (-)
5. Sikap terhadap Pemeriksa : Tidak Kooperatif  Delusion (-)

Mood dan Afek 3. Proses pikir


1. Mood : Disforik  Asosiasi Longgar
2. Afek : Terbatas
3. Keserasian Afek : Appropriate Persepsi
Pembicaraan Halusinasi
Spontan  Auditorik : (+)
 Visual : (-)
Pikiran  Olfaktorius : (-)
1. Arus pikir  Taktil : (-)
 Normal Ilusi : (-)
Intelektual Daya nilai
1. Intelektual : Terganggu  Normo sosial : Terganggu
2. Daya konsentrasi : Terganggu  Judgement : Terganggu
3. Orientasi
 Waktu : Baik
 Tempat : Terganggu Pengendalian Impuls : Terganggu
 Orang : Baik Tilikan : T1
4. Daya ingat Taraf Kepercayaan : dapat dipercaya
 Seketika : Baik
 Jangka Pendek : Baik
 Jangka Panjang : Baik
5. Pikiran Abstrak : Terganggu
Diagnosis
DIAGNOSIS BANDING
F20.0 Skizofrenia Paranoid
F22.0 Gangguan Waham Menetap
F25 Gangguan Skizoafektif

DIAGNOSIS KERJA
F20.0 Skizofrenia Paranoid

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : Skizofrenia Paranoid
Axis II : Tidak ada diagnosa
Axis III : Tidak ada diagnosa
Axis IV : Masalah Lingkungan sosial
Axis V : GAF 40-31
Tatalaksana
Farmakoterapi
Inj Lodomer 1 amp/24jam
Trifluoperazine 2x2mg
Trihexyphenidil 2x2mg
Merlopam 1x2mg

Terapi Psikososial
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya dan menjelaskan
mengenai penggunaan obat yang tidak boleh putus.
Memotivasi untuk minum obat secara teratur
Memberitahukan kepada pasien jika ada suara-suara jangan
diperdulikan.
Mencoba mengalihkan pikiran-pikiran negatif dengan mengisinya
dengan kegiatan positif yang bermanfaat
BAB IV
How Social Media
PEMBAHASAN
Influences Purchase
Decisions
Kasus Teori
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan Pasien ini didiagnosis gangguan skizofrenia
Pasien dibawa oleh keluarga ke RSJ Aceh dikarenakan adanya halusinasi yang
akibat mengamuk, pasien juga mudah menetap. Adanya halusinasi atau waham
marah dan emosi. Hal tersebut sudah yang lebih menonjol dengan fungsi kognitif
dialami pasien sejak 2 minggu sebelum dan afek yang masih terjaga membuat
masuk rumah sakit. Pasien merusak barang diagnosis pasien menjadi skizofrenia
dan fasilitas umum seperti kaca jendela paranoid.
sekolah dan melempar rumah warga. Pasien Terdapat beberapa faktor resiko, misalnya
mengatakan melakukan hal itu akibat pasien merupakan laki-laki, dimana
mendengar adanya suara. Suara yang berdasarkan penelitian didapatkan bawah
didengar oleh pasien terdiri dari banyak laki-laki lebih berisiko untuk menderita
suara yang menyuruh pasien untuk skizofrenia sebanyak 2,48 kali lipat. Hal ini
memecahkan kaca. Pasien juga merasa dikarenakan kaum prialah yang bekerja
dirinya dikejar kejar oleh polisi untuk menopang keluarga sehingga tekanan
menangkap dirinya. hidupnya lebih besar.
Kasus Teori
Pasien ini mendapatkan terapi Haloperidol mrupakan obat antipsikosis
Injeksi Lodomer dan Merlopam tipikal. Antipsikosis tipikal bekerja dengan
cara memblok dopamine pada reseptor
pasca-sinaps neuron di otak (Dopamine D2
Receptor Antagonist) sehingga efektif untuk
gejala positif. Keseimbangan
neurotransmitter menimbulkan rasa tenang
dan mengurangi perilaku agresif.
Lorazepam termasuk dalam golongan obat
antikonvulsan jenis benzodiazepin yang
bekerja dengan cara meningkatkan efek
unsur kimia tertentu di dalam otak, yaitu
asam gamma-aminobutirat (GABA). Dengan
meningkatnya aktivitas GABA, kerja otak
akan melambat dan menghasilkan efek
menenangkan.
BAB V
How Social Media
KESIMPULAN
Influences Purchase
Decisions
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikiatri yang ditandai dengan adanya
gangguan berpikir berupa delusi, halusinasi, pikiran kacau dan perubahan perilaku.
Skizofrenia paranoid merupakan skizofrenia yang ditandai dengan halusinasi dan/atau
waham yang menonjol. Sedangkan gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.
Penatalaksaan skizofrenia harus dilakukan secara komprehensif baik farmakologis dan
nonfarmakologis. Prognosis penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kepatuhan pasien
dalam minum obat dan frekuensi kekambuhan penyakit.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai