Anda di halaman 1dari 20

Trauma kimia mata merupakan trauma pada mata

yang disebabkan substansi dengan pH yang tinggi


(basa) atau yang rendah (asam).

Trauma kimia biasanya disebabkan bahan-bahan


yang tersemprot atau terpercik pada wajah.

Bahan kimia dikatakan bersifat asam bila


mempunyai pH < 7 dan dikatakan bersifat basa bila
mempunyai pH > 7.
Substansi kimia yang biasanya
menyebabkan trauma pada mata
digolongkan menjadi 2 kelompok :
 Trauma Asam
 Trauma Basa/Alkali
 Merupakan trauma pada mata yang
diakibatkan oleh bahan kimia yang
memiliki pH < 7.
 Asam cenderung berikatan dengan protein
Menyebabkan koagulasi protein plasma.
 Koagulasi protein ini, sebagai barrier yang
membatasi penetrasi dan kerusakan lebih
lanjut.
 Luka hanya terbatas pada permukaan luar
saja.
 Pengecualian terjadi pada asam
hidroflorida. Bahan ini merupakan suatu
asam lemah yang dengan cepat
menembus membran sel .
Bila mata terkena trauma suatu bahan asam maka
akan terjadi peristiwa berikut:

A. Pada minggu pertama


• Terjadi koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan
kekeruhan pada kornea, demikian pula terjadi koagulasi
protein konjungtiva bulbi.
• Akibat koagulasi protein ini kadang-kadang seluruh kornea
terkelupas
• Koagulasi protein ini dapat mengenai jaringan yang lebih
dalam seperti stroma kornea, keratosit dan endotel kornea
• Bila terjadi penetrasi jaringan yang lebih dalam akan terjadi
edem kornea, iritis, dan katarak.
• Bila trauma disebabkan asam lemah maka regenerasi epitel
akan terjadi dalam beberapa hari dan kemudian sembuh
• Bila trauma disebabkan asam kuat maka stroma kornea akan
berwarna kelabu infiltrasi sel radang ke dalamnya. Infiltrasi sel
ke dalam stroma oleh bahan asam terjadi dalam waktu 24 jam
• Beberapa menit atau beberapa jam sesudah trauma asam
konjungtiva bulbi menjadi hiperemis dan kemotik. Kadang-
kadang terdapat perdarahan pada konjungtiva bulbi.
• Tekanan bola mata akan meninggi pada hari pertama, yang
kemudian dapat menjadi normal atau merendah.
B.Trauma asam pada minggu 1-3:
• Umumnya trauma asam mulai sembuh pada minggu kesatu
sampai ketiga ini.
• Pada trauma asam yang berat akan terbentuk ulkus kornea
dengan vaskularisasi yang bersifat progresif.
• Keadaan terburuk akibat trauma asam pada saat ini ialah
berupa vaskularisasi berat pada kornea.

C. Trauma asam setelah 3 minggu:


• Trauma asam yang tidak sangat berat akan sembuh sesudah
3 minggu.
• Pada endotel dapat terbentuk membran fibrosa yang
merupakan bentuk penyembuhan kerusakan endotel.
 Merupakan trauma pada mata yang diakibatkan
oleh bahan kimia yang memiliki pH >7.
 Alkali akan menembus dengan cepat kornea, bilik
mata depan, dan sampai pada jaringan retina.
 Bahan kimia alkali  pecah atau rusaknya sel jaringan
dan terjadi reaksi saponifikasi pada membran sel asam
lemak.
 penetrasi lebih lanjut  Mukopolisakarida jaringan
menghilang & terjadi penggumpalan sel kornea
 Serat kolagen kornea akan membengkak & kornea
akan mati  Edema
 terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam
stroma,cenderung disertai masuknya pemb.darah
(Neovaskularisasi)
 Dilepaskan plasminogen aktivator & kolagenase
(merusak kolagen kornea Terjadi gangguan
penyembuhan epitel
 Berkelanjutan menjadi ulkus kornea atau perforasi ke
lapisan yang lebih dalam
 Klasifikasi Hughes

a) Ringan : Erosi epitel kornea, kornea sedikit


kabur, tidak ada nekrosis iskemik konjungtiva
atau sclera.
b) Sedang : Opasitas kornea mengaburkan
detail iris, nekrosis iskemik yang minimal di
konjungtiva dan sclera.
c) Berat : Garis pupil kabur, iskemik nekrosis
konjungtiva atau sclera yang signifikan.
 . Klasifikasi Thoft
a) Grade 1 : Kerusakan epitel kornea, tidak ada
iskemik
b) Grade 2 : Kornea kabur, tapi iris masih bias
terlihat, iskemik kecil dari 1/3 limbus
c) Grade 3 : Epitel kornea hilang total, stroma
kabur sehingga iris juga terlihat kabur, iskemik
sepertiga sampai setengah limbus
d) Grade 4 : Kornea opak, iskemik lebih dari
setengah limbus
A B

C D
 Irigasi mata, sebaiknya menggunakan
larutan Salin atau Ringer laktat selama
minimal 30 menit.
 Lima sampai sepuluh menit setelah irigasi
dihentikan, ukurlah pH dengan
menggunakan kertas lakmus, Irigasi
diteruskan hingga mencapai pH netral
(pH=7.0)
 Jika pH masih tetap tinggi, konjungtiva
forniks diswab dengan menggunakan
moistened cotton-tipped applicator atau
glass rod.
 Forniks diswab dengan menggunakan
moistened cotton-tipped applicator atau glass
rod untuk membersihkan partikel.
 Siklopegik (Scopolamin 0,25%; Atropin 1%)
dapat diberikan untuk mencegah spasme silier
 Antibiotik topikal spektrum luas sebagai
profilaksis untuk infeksi
 Jika terjadi peningkatan tekanan intraokular >
30 mmHg dapat diberikan Acetazolamid, atau
betablocker
 Dapat diberikan air mata artifisial (jika tidak
dilakukan pressure patch).
 Rujuk ke rumah sakit untuk dilakukan monitor
secara intensif mengenai tekanan intraokular.
 Debridement jaringan nekrotik yang
mengandung bahan asing
 Siklopegik (Scopolamin 0,25%; Atropin 1%).
 Antibiotik topikal (Trimetoprim/polymixin-
Polytrim, eritromisin)
 Steroid topical (Prednisolon acetate 1%;
dexametasone 0,1% )
 Medikasi antiglaukoma jika terjadi peningkatan
tekanan intraokular
 Diberikan pressure patch .
 Dapat diberikan air mata artifisial.
Simblefaron

Kornea keruh, edema,


neovaskuler

Sindroma mata kering

KOMPLIKASI
Katarak traumatik

Glaukoma sudut tertutup

Entropion dan phtisis bulbi


 Derajat iskemia konjungtiva dan pembuluh
darah daerah limbus adalah indikator
tingkat keparahan cedera dan prognosis
penyembuhannya.

 Makin besar iskemia dari konjungtiva dan


pembuluh darah limbus, luka yang terjadi
akan makin parah.

 Trauma basa prognosisnya biasanya lebih


buruk dari trauma asam.

Anda mungkin juga menyukai