Anda di halaman 1dari 14

KORTIKOSTEROID

PERBANDINGAN ANTARA OBAT KUMUR


DEXAMETHASONE SEBAGAI FORMULASI-SENDIRI
DENGAN FORMULASI-RACIKAN UNTUK ORAL LICHEN
PLANUS :PILOT KASUS, RANDOMISASI, UJI COBA
SILANG
OLEH : ESTHER ROTIUR REGINA RIA HUTAGALUNG
PENDAHULUAN
 KORTIKOSTEROID

• Kortikosteroid  kelompok hormon dengan formula kimia serupa yang disekresikan


oleh korteks adrenal
• Bagian Korteks mengeluarkan hormon-hormon steroid:
• Glukokortikoid : Kortisol dan Kortikosteron  metabolism karbohidrat dan efek
anti inflamasi
• Mineralokortikoid : Aldosteron keseimbangan air dan elektrolit yaitu
kemampuan meretensi air
• Sediaan Kerja Kortikosteroid dibagi menjadi 3 berdasarkan Masa Kerja:
• 1. Sediaan kerja singkat  Masa paruh biologis kurang 12 jam
• 2. Sediaan kerja lama  Masa paruh lebih dari 36 jam
• 3. Sediaan kerja sedang  Masa Paruh12-36 jam
PENDAHULUAN
 MEKANISME KERJA KORTIKOSTEROID:
• Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis protein

• Molekul hormon memasuki sel melewati membrane plasma secara difusi pasif

• Dijaringan  hormone bereaksi dengan reseptor protein yg spesifik dalam


sitoplasma sel dan membentuk kompleks reseptor-steroid

• Kompleks ini mengalami perubahan konformasi  nucleus  berikatan dgn


kromatin menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik  efek
fisiologik steroid

• Contohnya: Pada beberapa jaringan, misalnya hepar hormone steroid


merangsang trankripsi dan sinstesis proterin spesifik; Jar. Lainnya  mis; sel
limfoid dan fibroblast hormone steroid merangsang sintesis protein yg sifatnya
menghambat atau toksik terhadap sel-sel limfoid
 Farmakodinamik Kortikosteroid
• Kortikosteroid mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan
mempengaruhi juga fungsi system kardiovaskuler, gijal, otot lurik, system saraf dan
organ lain
• Efek kortikosteroid  berhubungan dengan besarnya dosis, makin besar dosis terapi
makin besar efek yang didapat
• Efek Anti-Inflamasi  Secara mikroskopik obat ini menghambat fenomena inflamasi
dini yaitu: edema, deposit fibrin, dilatasi kapiler, migrasi leukosit ketempat radang dan
aktivitas fagositosis, menghambat manifestasi inflamasi yang telah lanjut.
 Farmakokinetik Kortikosteroid
• Absorpsi  melalui oral, IV, IM, bisa juga melalui kulit
• Distribusi  terikat dengan 2 jenis protein plasma : globulin pengikat kortikosteroid dan
albumin
• Biotransformasi  Bisa terjadi didalam dan diluar hati
• Ekskresi  sebagian besar diurin, feses dan empedu hampir tidak ada
 INDIKASI
 KONTRAINDIKASI
Ada 6 Prinsip terapi yg harus diperhatikan: • Kontraindikasi Absolut  Tidak Ada
1. Untuk tiap penyakit pada tiap pasien, dosis efektif harus • Kontraindikasi Reslatif  DM, tukak
ditetapkan dengan trial dan eror dan harus dievaluasi dari peptic, infeksi berat, hipertensi atau
waktu ke waktu sesuai dengan perubahan penyakit gangguan system kardiovaskular lain
2. Suatu dosis tunggal besar kortikosteroid umumnya tidak patut diperhatikan
berbahaya
3. Penggunaan kortikosteroid untuk beberapa hari tanpa
adanya kontraindikasi spesifik, tidak membahayakan  EFEK SAMPING:
kecuali dengan dosis sangat besar Penghentian pemberian secara tiba-tiba
4. Bila obat diperpanjang sampai 2 minggu atau lebih atau pemberian terus-menerus terutama
hingga dosis melebihi dosis subsitusi, insiden efek dengan dosis besar
samping dan efek letal potensial akan bertambah, bila
terpaksa pasien diberi diet tinggi protein dan kalium
5. Kecuali untuk insufisiensi adrenal, penggunaan
kortikosteroid bukan merupakan terapi kausal ataupun
kuratif tetapi hanya paliatif krn efek anti-infamasi
6. Penghentian pengobatan tiba-tiba pada terapi jangka
Panjang dengan dosis besar resiko insufisiensi adrenal
yg hebat dan dapat mengancam kejiwaan pasien
 ORAL LICHEN PLANUS

• Definisi  Penyakit inflamasi kronis yang pada


umumnya terjadi pada mukosa mulut dan kulit
• OLP sering disertai dengan rasa sakit dan
ketidaknyamanan yang mengganggu aktivitas
sehari-hari, seperti makan, berbicara, dan tidur;
berdampak signifikan pada kualitas hidup pasien
• Etiologi  Fenomena autoimun yang diperantarai
sel T berperan dalam pathogenesis lichen planus
• Gamb. Klinis penyakit yang mungkin muncul
sebagai reticular putih, lesi striae, papula putih
atau seperti plak, eritema,erosi, dan lesi yang
mengalami ulserasi
• Wanita berusia 40 tahun dan lebih tua lebih
sering terkena daripada pria pada usia yang
sama, dengan rasio kira-kira 3: 1
DISKUSI KASUS:
Comparison between self-formulation and compounded-formulation dexamethasone mouth rinse for
oral lichen planus: a pilot, randomized, cross-over trial
Jessica L. Hambly1, Alison Haywood1,2, Laetitia Hattingh1,3 & Raj G. Nair

Perbandingan antara obat kumur dexamethasone sebagai formulasi-sendiri dengan formulasi-racikan


untuk Oral lichen planus : pilot kasus, randomisasi, uji coba silang
Jessica L. Hambly1, Alison Haywood1,2, Laetitia Hattingh1,3 & Raj G. Nair

Pendahuluan
• Oral Lichen Planus dan Reaksi Oral Lichenoid adalah penyakit mulut yang paling berdampak pada
populasi umumnya, diantara 0,5% dan 2,2%
• Frekuensi  lebih sering pada wanita daripada laki-laki, dengan perbandingan 4:1
• OLP  penyakit kronis yang melibatkan peranan immunology, yang mungkin muncul sebagai reticular
putih, lesi striae, papula putih atau seperti plak, eritema,erosi, dan lesi ulserasi
• Terapi yang sering digunakan untuk OLP  Kortikosteroid, Immunodulator dan retinoid
• Salah satu obat yang dipertimbangkan sebagai lini pertama  Dexamethasone  efek anti inflamasi dan
sifat anti-imunologis dgn menekan fungsi Limposit T
• Kortikosteroid dapat diberikan secara intra lesi atau sistemik, tapi terapi secara topical menjadi pilihan krn
memiliki absorpsi yang sedikit tapi memiliki potensi efek samping
• Pilot kasus ini membandingkan kemanjuran terapi obat kumur dexamethasone self-formulation (tablet
hancur)(0,5 mg tablet deksametason dihancurkan, dicampur dengan 20 mL air dan kemudian digunakan
sebagai obat kumur) dengan 2 mL obat kumur deksametason (0,5 mg/2 mL)
BAHAN DAN METODE

• Penelitian dilakukan the Griffith University Human Research Ethics Committee (EC00162;Gold
Coast, QLD, Australia) dan pada setiap partisipan membuat persetujuan tertulis
• Partisipan dibagi menjadi dua kelompok menggunakan unbiased randomized software
• Kriteria inklusi adalah:
 Diagnosis OLP membutuhkan perawatan
 Sehat, melewati penilaian medis
 Berusia 18 tahun atau lebih
 Pasien yang mengonsumsi obat resep untuk OLP (menggunakan obat oral atau topikal
untuk OLP, seperti kortikosteroid, imunomodulator, analgesik, antiinflamasi) dimasukkan ke
dalam kriteria setelah melewati tahap seleksi oleh ahli farmasi.
• Kriteria eksklusi meliputi:
 Kehamilan dan laktasi
 Pengunaan obat yang signifikan dengan potensi interaksi obat
 Kondisi medis yang signifikan
 Kebutuhan akan perawatan medis
 Penggunanan obat-obatan dengan yang berpotensi yang menyebabkan OLR
 Memiliki alergi terhadap, atau mengalami, efek samping dari topical kortikosteroid atau
eksipien baik dalam formulasi.
PERLAKUAN
Peserta diinstruksikan :
• 2 mL dexamethasone 0,5 mg/2 ml obat kumur racikan atau satu tablet 0,5mg dihancurkan +
20 mL air, tiga kali per hari selama 3 minggu.
• Dikumur minimal selama 2–3 menit  menghasilkan air liur kemudian buang, dan jangan
dtelan.
• Peserta disarankan untuk menghindari mengkonsumsi makanan, minuman, dan
membersihkan mulut atau gigi mereka selama 30 menit setelah berkumur
• Peserta diarahkan untuk menyimpan obat kumur racikan ditempat yang terlindung dari
cahaya, antara 2 dan 8 ° C, dan obat akan kadaluwarsa setelah 28 hari kedaluwarsa

PENILAIAN DAN ANALISIS KLINIS


• Peserta dievaluasi pada minggu ke 0, 3, 4, dan 7 selama masa pengobatan
• Penilaian termasuk tujuan skor numerik untuk gejala, analog visual 100 mm skala (VAS),
Kuesioner Kepuasan Perawatan untuk Obat, perbandingan foto-foto klinis, dan penilaian sendiri
melalui entri buku harian pasien untuk mencatat kepatuhan dengan setiap dosis dan Kualitas hidup
HASIL
• Peserta terdiri dari 9 orang: 2 laki-laki dan 7 wanita dengan rata-rata umur 62,3 tahun (kisaran: 27-28
tahun) dan dilakukan selama 6 bulan, tetapi 1 pasien tidak menulis catatan harian
HASIL

Pada gambar terlihat pengurangan dari ukuran lesi ulserasi setelah diberikan terapi obat kumur racikan
Hasil:
• Menunjukkan keberhasilan pengobatan pada penderita OLP baik
dengan penggunaan obat kumur dexamethasone formulasi sendiri
dan formulasi racikan
• Onset Aksi pengobatan lebih cepat pada formulasi racikan
dibandingkan dengan obat kumur formulasi sendiri
• Pengurangan rasa sakit lebih cepat dirasakan pada penggunaan
obat kumur dexamethasone formulasi racikan dibandingkan dengan
formulasi sendiri
• Penggunaan dexamethasone obat kumur racikan lebih nyaman
dibandingkan dengan obat kumur formulasi sendiri  Rasa pahit
dari obat kumur formulasi sendiri
DISKUSI

• Dexamethason walaupun tidak dibentuk dengan sediaan untuk kondisi rongga mulut,
lebih banyak untuk kondisi sistemik, kulit dan pernapasan, dexamethasone topical
dalam bentuk sediaan yang dihancurkan dan digunakan sebagai obat kumur efektif
untuk pengobatan OLP dan OLR

• Banyak bukti yang menunjukan bahwa dexamethasone dalam bentuk obat kumur 
dapat menurunkan produksi local yang mendukung terjadinya cytokinin proinflammatory

• Penggunaan obat kumur sebagai topical terapi untuk OLP ternyata lebih bermanfaat
dibandingkan bentuk lainnya karena keefektifannya dalam mencapai target daerah yang
besar, lebih mudah diaplikasikan di daerah posterior, area rongga mulut yang susah
dicapai dan yang terpenting penyerapan absorpsi lebih sedikit pada oral dibandingkan
sistemik

• Hasil studi pilot ini menunjukkan penggunaan obat kumur dengan formulasi yang
dibentuk oleh ahli farmasi berkontribusi baik bagi penyembuhan klinis OLP dan OLR
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai