Anda di halaman 1dari 58

Masyarakat Indonesia

pada Masa Paraaksara,


Hindu Buddha, dan Islam
Kelompok 6
O Nama Kelompok:MvP
O -Ketua :Shanen Natasha Huei
O Anggota :-Patrisia Mira Vianny Willy
O -Stepiana Nadea
O -Vinson
O -Hendri
4.
Kerajaan Kerajaan Islam di
Indonesia
A. Kesultanan Samudera
Pasai
Kesultanan Samudera Pasai
merupakan kerajaan pertama yang bercorak
Islam. Kesultanan Samudera Pasai
diperkirakan berdiri pada tahun 1270.
Kesultanan samudera pasai terlatakdi daerah
lhokseumawe(sekarang timur Aceh) dan
berbatasan langsung dengan selat Malaka.
Kerajaan ini juga menjadi pusat studi agama
Islam.
a. Nama Sultan Pemerintah
Samudera Pasai
b. Sumber Sejarah
Sejarah kesultanan samudera pasai dari
batu nisan sultan Malik as-Saleh yang berangka
tahun 696 H atau 1297 M,catatan marco polo
(seorang pedagang dari Venesia) yang singgah di
Perlak 1292 dan catatan Ibnu batutah (seorang
penjelajah dari maroko) yang singgah di Samudera
Pasai pada tahun 1345 dan 1346 M. Menurut
Ibnu Batutah, Samudera Pasai merupakan Pusat
Studi Islam. Ibnu Batutah menyebut ‘’Sumutrah’’.
Sebutan ini dperkirakan ejaan untuk nama
samudera yang kemudian menjadi sumatra.
c. Perekonomian Samudera
Pasai

Ekonomi Samudera Pasai sangat


bergantung pada kegiatan perdagangan. Letak
samudera pasai yang berekatan dengan Selat
Malaka dimanfaatkan untuk kemajuan ekonomi
dengan letaknya yang strategis banyak kapal-kapal
pedagang dari Cina,Arab,Persia,Turki,dan Gujarat.
Yang diperdagangkan addalah lada,sutra,dan
kapur barus.
d. Akhir Samudera Pasai
Pada tahun 1521 Kesultanan Samudera
Pasai dikuasai oleh portugis. Selanjutnya pada
tahun 1524 Sultan Ali Mughayat Syah dari
Kesultanan Aceh Darussalam berhasil menguasai
Samudera Pasai. Sejak itu Samudera Pasai
berada di bawah kekuasaan Kesultanan Aceh
Darussalam.
B. Kesultanan Aceh Darussalam
Kesultanan Aceh Darussalam memulai pemerintahannya
ketika Kerajaan Samudera Pasai sedang dalam masa keruntuhan.
Samudera Pasai diserang oleh Kerajaan Majapahit hingga mengalami
kemunduran pada sekitar abad ke-14, tepatnya pada 1360. Pada
masa akhir riwayat kerajaan Islam pertama di nusantara itulah benih-
benih Kesultanan Aceh Darussalam mulai lahir. Kesultanan Aceh
Darussalam dibangun di atas puing-puing kerajaan-kerajaan Hindu
dan Budha yang pernah ada sebelumnya, seperti Kerajaan Indra
Purba, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan
Indrapura (Indrapuri).
Sultan Ali Mughayat mendirikan Kesultanan Aceh pada tahun
1496 yang pada mulanya kerajaan ini berdiri atas wilayah kerajaan
lamuri. Pemerintahaan kesultanan Aceh kemudian menundukan dan
menyatukan beberapa wilayah kerajaan sekitarnya mencakup Daya,
Pedir, Lidie, Nakur. Selanjutnya pada tahun 1524 wilayah Pasai sudah
menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh diikuti dengan Aru.
a. Nama Sultan pemerintah Kesultanan
Aceh Darussalam
1. Sultan Ali Mughayat Syah
Sultan Ali Mughayat Syah merupakan pendiri Kerajaan Aceh yang
memerintah dari tahun 1514 sampai 1528. Pada awalnya Aceh
merupakan bagian dari kerajaan Pidie. Namun, berkat kegigihannya
Aceh mampu melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pidie.
2. Salahudin
Salahudin merupakan raja pengganti Sultan Ali Mughayat Syah. Pada
suatu waktu, Salahudin gagal menyerang, maka pada tahun 1537
Salahudin dijatuhkan oleh Alaudin Riayat Syah Al-Kahar.
3. Alaudin Riayat Syah Al-Kahar
Ia merupakan pengganti Salahudin yang pada suatu waktu
menyerang wilayah Batak, Aru, Johor, dan Malaka.
4. Sultan Iskandar Muda
Ia memerintah dari tahun 1607 sampai 1638.
5. Sultan Iskandar Thani
Ia merupakan pengganti Sultan Iskandar Muda, yang memerintah
dari tahun 1638 sampai 1641. Semasa pemerintahan Sultan
Iskandar Thani, Kerajaan Aceh tidak mengalami kemajuan. Setelah
beliau wafat, Aceh semakin Mundur. Kemunduran Aceh disebabkan
oleh pertikaian dalam kerajaan itu sendiri. Pada saat itu Belanda
berhasil menguasai Malaka dan Nusantara.

Tokoh sejarah yang terkenal pada masa Kerajaan Aceh adalah Sultan
Iskandar Muda. Semasa pemerintahannya Aceh mampu memperluas
wilayah hingga ke Semenanjung Malaya (Johor, Pahang, dan Kedah).
Kekuatan utamanya terletak pada angkatan perang Kerajaan Aceh.
Armada angkatan lautnya merupakan yang terkuat di masa itu.
Pada masa ini, Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya,
perdagangan berkembang pesat, sehingga menjadikan Aceh sebagai
pelabuhan internasional. Aceh menjalin hubungan yang baik dengan
Kerajaan Turki, Persia, Cina, dan India.
b. Perang Aceh
Perang Aceh dimulai sejak Belanda menyatakan perang
dengan Aceh pada 26 Maret 1873 setelah nelakukan beberpa
ancaman diplomatik namun tidak berhasil merebut wilayah yang
besar. Perang kembali berkobar pada tahun 1883, namun lagi-
lagi gagal, dan pada 1892 dan 1893, pihak Belanda
menganggap bahwa mereka telah gagal merebut Aceh. Pada
1879 dan 1898, Sultan Aceh kala itu, Muhammad Daud Syah II,
meminta Rusia untuk memberikan status protektorat kepada
Kesultanan Aceh dan membantunya melawan Belanda. Namun,
permintaan sultan ditolak Rusia.
c. Perekonomian Kesultanan Aceh
Darussalam
Aceh banyak memiliki komoditas yang diperdagangkan
diantaranya :
 Minyak tanah dari Deli,
 Belerang dari Pulau Weh dan Gunung Seulawah,Kapur dari
Singkil,
 Kapur Barus dan menyan dari Barus.
 Emas di pantai barat, dan
 Sutera di Banda Aceh.
d. Akhir Kesultanan Aceh
Kemunduran Aceh disebabkan oleh beberapa faktor, di
antaranya ialah makin menguatnya kekuasaan Belanda di pulau
Sumatera dan Selat Malaka, ditandai dengan jatuhnya wilayah
Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing, Deli, Barus
(1840) serta Bengkulu kedalam pangkuan penjajahan Belanda.
Faktor penting lainnya ialah adanya perebutan kekuasaan di
antara pewaris tahta kesultanan
Pada Januari tahun 1903 Sultan Muhammad Daud Syah
akhirnya menyerahkan diri kepada Belanda setelah dua istrinya,
anak serta ibundanya terlebih dahulu ditangkap oleh Belanda.
Panglima Polem Muhammad Daud, Tuanku Raja Keumala, dan
Tuanku Mahmud menyusul pada tahun yang sama pada bulan
September. Perjuangan di lanjutkan oleh ulama keturunan Tgk.
Chik di Tiro dan berakhir ketika Tgk. Mahyidin di Tiro atau lebih
dikenal Teungku Mayed tewas 1910 di Gunung Halimun.
C. Kesultanan Demak
Kesultanan Demak diperkirakan berdiri pada akhir
abad 1475. Kesultana Demak didirikan oleh
persekutuan pedagang Islam di pantai utara Jawa
dipimpin oleh Raden Patah,seorang keturunan Raja
Brawijaya V yang menikah dengan Putri
Campa,Vietnam.
a. Nama Sultan Pemerintah Demak
 1475-1518 Raden Fatah
 1518-1521 Pati Unus
 1521-1546 Trenggana
 1546-1549 Sunan Prawata (Rd. Mukmin)
 1549-1554 Arya Penangsang
b. Sumber Sejarah
Pada awalnya Demak merupakan daerah
kekuasaan Majapahit. Tetapi,ketika Kerajaan
Majapahit mengalami kehancuran akibat perang
saudara tahun 1478, Demak bangkit menjadi
kesultanan Islam. Dalam perkembangannya wilayah -
wilayah di pantai utara Jawa yang sudah menganut
Islam berada di bawah pengaruh Demak.
Selanjutnya,pengaruh Kesultanan Demak meluas ke
Sukadana (Kalimantan Selatan), Palembang, dan
Jambi.
c. Perekonomian
Perekonomian masyarakat Demak berasal dari
sektor ;
1) pertanian,
2) perdagangan,dan
3) pelayaran.
d. Akhir Kesultanan Demak
Pada tahun 1554 terjadilah
Pemberontakan dilakukan oleh Adipati Pajang
Joko Tingkir (Hadiwijoyo) untuk merebut
kekuasaan dari Arya Penangsang. Dalam
Peristiwa ini Arya Penangsang dibunuh oleh
Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir. Dengan
terbunuhnya Arya Penangsang sebagai Raja
Demak ke 5, maka berakhirlah era Kerajaan
Demak
D. Kesultanan Banten
Awalnya Banten merupakan kota pelabuhan di bawah
kekuasaan Kerajaan Sunda. Tetapi pada tahun 1526
Fatahillah dari Kesultanan Demak berhasil merebut banten dari
Kerajaan Sunda. Perebutan kekuasaan tersebut disebabkan
Kerajaan Sunda menjalin kerja sama politik dan ekonomi
dengan Portugis. Kerja sama tersebut dianggap
membahayakan kedudukan Kesultanan Demak. Akibatnya
Demak berusaha menguasai Banten. Setelah berhasil merebut
Banten dari tangan Kerajaan Sunda,Fatahillah mendirikan
benteng pertahanan bernama Surowosan. Dalam
perkembangannya,benteng Surowosan menjadi pusat
pemerintah Kesultanan Banten.
a. Nama Sultan Pemerintah Banten
b. Perekonomian

Masa kejayaan Banten berlangsung pada


pemrintahan Sultan Ageng Tirtayasa 1651 - 1682.
Pada masa pemerintahannya perekonomian
Banten semakin berkembang. Pedagang-pedagang
asing seperti Arab, Gujarat, Persia, Turki, Cina,
Jepang, dan Eropa berlabuh dang bersinggah di
Banten.
c. Akhir Kesultanan Banten
Perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa
dengan putranya yang bernama Sultan Haji
menyebabkan Kesultanan Demak mengalami
kemunduran. Perselisihan tersebut disebabkan Sultan
Haji ingin menguasai tahta Kesultanan Banten . Untuk
mempelancar keinginnanya Sultan Haji bersekutu
dengan VOC. Akhirnya Sultan Haji berhasil
mengalahkan kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa
dengan bantuan VOC. Saat itu Banten berada di
bawah pengaruh VOC.
E. Kesultanan Makassar
Kesultanan Makassar berdiri di Sulawesi
Selatan. Pada awalnya Kesultanan Makassar
merupakan dua kerajaan yang berbeda. Kedua
kerajaan tersebut adalah Kerajaan Gowa dan Kerajaan
Tallo. Kedua kerajaan tersebut bergabung menjadi
satu dibawah pimpinan Raja Gowa. Sementara itu Raja
Tallo menjadi mengkubumi. Setelah menganut Islam,
kerajaan tersebut menjadi Kesultanan Makassar.
a. Nama Sultan Pemerintah
Kesultanan Makassar
• Sultan Alauddin(1591-1639 M) Sultan Alauddin
sebelumnya bernama asli Karaeng Matowaya
Tumamenaga Ri Agamanna dan merupakan raja
Makassar pertama yang memeluk agama Islam. Pada
pemerintahan Sultan Alauddin, Kerajaan Makassar mulai
terjun dalam dunia pelayaran dan perdagangan.
• Sultan Muhammad Said (1639-1653 M). Pada
Pemerintahan Sultan Muhammad Said, perkembangan
Makassar maju pesat sebab Bandar transit, bahkan
Sultan Muhammad Said juga pernah mengirimkan
pasukan ke Maluku untuk membantu rakyat Maluku
berperang melawan Belanda.
• Sultan Hasanuddin(1653-1669 M).Pada masa
pemerintahan Sultan Hasanuddin, Makassar mencapai
masa kejayaan. Makassar berhasil menguasai hampir
seluruh wilayah Sulawesi Selatan dan memperluas
wilayah kekuasaannya ke Nusa Tenggara (Sumbawa dan
sebagian Flores).Hasanuddi mendapat julukan Ayam
Jantan dari Timur, karena keberaniannya dan semangat
perjuangannya untuk Makassar menjadi besar.
b. Perekonomian

Barang yang diperdagangkan Makassar


adalah beras, hasil ternak, emas, tekstil, dan
rempah-rempah. Makassar mendapatkan
keuntungan dari perdaganan maritim yang
dilakukan, terutama dengan pedagang dari
Jawa.
c. Akhir Kesultanan Makassar

Masuknya Belanda, VOC (Vereening-de Oost-Indische


Compaigne) di Makassar ini merupakan masa baru bagi
Makassar. Makassar merupakan pelabuhan yang terus
terbuka sebagai pelabuhan bebas yang penting bagi semua
pedagang asing dan pedangan lokal. Keadaan perdagangan
yang bebas ini memicu konflik dengan orang Belanda yang
ingin memaksa pembatasan pelayaran dan monopoli
perdagangan rempah-rempah. Pertikaian dengan Belanda
akhirnya menyebabkan keruntuhan Kesultanan Makassar.
F. Kesultanan Mataram
Kesultanan Mataram memiliki keterkaitan
dengan Kesultanan Pajang. Awalnya daerah
Mataram merupakan wilayah Kesultanan Pajang
yang diberikan Sultan Hadiwijaya kepada Ki Ageng
Pemanahan. Sultan Hadiwijaya memberikan
daerah Mataram karena jasa Ki Ageng
Pemanahan membantu Hadiwijaya mengalahkan
Arya Penangsang di Kesultanan Pajang. Pada
tahun 1578 Ki Ageng Pemanahan mendirikan
keraton di daerah Mataram.
a. Nama Sultan Pemerintah
Kesultanan Mataram
• Ki Ageng Pemanahan[1556-1584]
• Panembahan Senapati
• Raden Mas Jolang [1606 – 1613]
• Raden Mas Rangsang [1613-1645]
• Amangkurat I
• Amangkurat II
b. Perekonomian

Kesultanan Mataram menggantungkan


perekonomian pada sektor agraris dengan
padi hasil unggulan .
c. Akhir Kesultanan Mataram

Pada masa kepemimpinan Amangkurat I


Kerajaan Islam menjalin hubungan dengan VOC.
Akibatnya,VOC mempacuri urusan politik
Kesultanan Mataram. Campur tangan VOC
tersebut menyebabkan Mataram terpecah
menjadi 2,yaitu Ngayogyakarta Hadiningrat
[Kesultanan Yogyakarta] dan Kesusunan
Surakarta. Terpecahnya wilayah Mataram ini
ditandai dengan penandatanganan Perjanjian
Giyanti pada tahun 1755.
G. Kesultanan Ternate
Kesultanan Ternate atau juga dikenal dengan
Kerajaan Gapi adalah salah satu dari 4 kerajaan Islam di
Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan
Islam tertua di Nusantara. Didirikan oleh Baab Mashur
Malamo pada tahun 1257. Kesultanan Ternate memiliki
peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad
ke-13 hingga abad ke-17. Kesultanan Ternate menikmati
kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat perdagangan
rempah-rempah dan kekuatan militernya. Pada masa jaya
kekuasaannya membentang mencakup wilayah Maluku,
Sulawesi bagian utara, timur dan tengah, bagian selatan
kepulauan Filipina hingga sejauh Kepulauan Marshall di
Pasifik.
a. Nama Sultan Pemerintah Kesultanan Ternate
• Baab Mashur Malamo 1257 – 1277
• Jamin Qadrat 1277 – 1284
• Komala Abu Said 1284 – 1298
• Bakuku (Kalabata) 1298 – 1304
• Ngara Malamo (Komala) 1304 – 1317
• Patsaranga Malamo 1317 – 1322
• Cili Aiya (Sidang Arif Malamo) 1322 – 1331
• Panji Malamo 1331 – 1332
• Syah Alam 1332 – 1343
• Tulu Malamo 1343 – 1347
• Kie Mabiji (Abu Hayat I) 1347 – 1350
• Ngolo Macahaya 1350 – 1357
• Momole 1357 – 1359
• Gapi Malamo I 1359 – 1372
• Gapi Baguna I 1372 – 1377
• Komala Pulu 1377 – 1432
• Marhum (Gapi Baguna II) 1432 – 1486
• Zainal Abidin 1486 – 1500
• Sultan Bayanullah 1500 - 1522
• Hidayatullah 1522 – 1529
• Abu Hayat II 1529 – 1533
• Tabariji 1533 – 1534
• Khairun Jamil 1535 – 1570
• Babullah Datu Syah 1570 – 1583
• Said Barakat Syah 1583 – 1606
• Mudaffar Syah I 1607 – 1627
• Hamzah 1627 – 1648
• Mandarsyah 1648 - 1650 (masa pertama)
• Manila 1650 – 1655
• Mandarsyah 1655 - 1675 (masa kedua)
• Sibori 1675 – 1689
• Said Fatahullah 1689 – 1714
• Amir Iskandar Zulkarnain Syaifuddin 1714 – 1751
• Ayan Syah 1751 – 1754
• Syah Mardan 1755 – 1763
• Jalaluddin 1763 – 1774
• Harunsyah 1774 – 1781
• Achral 1781 – 1796
• Muhammad Yasin 1796 – 1801
• Muhammad Ali 1807 – 1821
• Muhammad Sarmoli 1821 – 1823
• Muhammad Zain 1823 – 1859
• Muhammad Arsyad 1859 – 1876
• Ayanhar 1879 – 1900
• Muhammad Ilham (Kolano Ara Rimoi) 1900 – 1902
• Haji Muhammad Usman Syah 1902 – 1915
• Iskandar Muhammad Jabir Syah 1929 – 1975
• Haji Mudaffar Syah (Mudaffar Syah II) 1975 – 2015
b. Akhir Kesultanan Ternate

Tahun 1635, demi memudahkan pengawasan dan


mengatrol harga rempah yang merosot Belanda memutuskan
melakukan penebangan besar–besaran pohon cengkeh dan pala
di seluruh Maluku atau yang lebih dikenal sebagai Hongi Tochten
yang menyebabkan rakyat mengobarkan perlawanan.
Tahun 1650, para bangsawan Ternate mengobarkan
perlawanan di Ternate dan Ambon, pemberontakan ini dipicu sikap
Sultan Mandarsyah (1648-1650,1655-1675) yang terlampau
akrab dan dianggap cenderung menuruti kemauan Belanda. Para
bangsawan berkomplot untuk menurunkan sultan.
Sultan Sibori (1675 – 1691) merasa gerah dengan
tindak–tanduk Belanda yang semena-mena. Ia kemudian menjalin
persekutuan dengan Datuk Abdulrahman penguasa Mindanao,
namun upayanya untuk menggalang kekuatan kurang maksimal
karena daerah–daerah strategis yang bisa diandalkan untuk basis
perlawanan terlanjur jatuh ke tangan Belanda oleh berbagai
perjanjian yang dibuat para pendahulunya. Ia kalah dan terpaksa
menyingkir ke Jailolo. Tanggal 7 Juli 1683 Sultan Sibori terpaksa
menandatangani perjanjian yang intinya menjadikan Ternate
sebagai kerajaan dependen Belanda. Perjanjian ini mengakhiri
masa Ternate sebagai negara berdaulat.

Meski telah kehilangan kekuasaan mereka, beberapa


sultan Ternate berikutnya tetap berjuang mengeluarkan Ternate
dari cengkeraman Belanda. Dengan kemampuan yang terbatas
karena selalu diawasi mereka hanya mampu menyokong
perjuangan rakyatnya secara diam–diam.
H. Kesultanan Tidore
Kesultanan Tidore adalah kerajaan Islam yang berpusat di
wilayah Kota Tidore, Maluku Utara, Indonesia sekarang.Yang
didirikan pada tahun 1081 .Pada masa kejayaannya (sekitar abad
ke-16 sampai abad ke-18), kerajaan ini menguasai sebagian besar
Pulau Halmahera selatan, Pulau Buru, Pulau Seram, dan banyak
pulau-pulau di pesisir Papua barat. pada akhir abad ke-14, agama
Islam dijadikan agama resmi Kerajaan Tidore oleh Raja Tidore ke-
11, Sultan Djamaluddin.
a. Nama Sultan Pemerintah Tidore
1) Kolano Syahjati alias Muhammad Naqil bin Jaffar Assidiq
2) Kolano Bosamawange
3) Kolano Syuhud alias Subu
4) Kolano Balibunga
5) Kolano Duko adoya
6) Kolano Kie Matiti
7) Kolano Seli
8) Kolano Matagena
9) 1334-1372: Kolano Nuruddin
10) 1372-1405: Kolano Hasan Syah
11) 1495-1512: Sultan Ciriliyati alias Djamaluddin
12) 1512-1526: Sultan Al Mansur
13) 1526-1535: Sultan Amiruddin Iskandar Zulkarnain
14) 1535-1569: Sultan Kiyai Mansur
15) 1569-1586: Sultan Iskandar Sani
16) 1586-1600: Sultan Gapi Baguna
17) 1600-1626: Sultan Mole Majimo alias Zainuddin
18) 1626-1631: Sultan Ngora Malamo alias Alauddin Syah;
memindahkan pemerintahan dan mendirikan Kadato (Istana)
Biji Negara di Toloa
19) 1631-1642: Sultan Gorontalo alias Saiduddin
20) 1642-1653: Sultan Saidi
21) 1653-1657: Sultan Mole Maginyau alias Malikiddin
22) 1657-1674: Sultan Saifuddin alias Jou Kota; memindahkan
pemerintahan dan mendirikan Kadato (Istana) Salero di Limau
Timore (Soasiu)
23) 1674-1705: Sultan Hamzah Fahruddin
24) 1705-1708: Sultan Abdul Fadhlil Mansur
25) 1708-1728: Sultan Hasanuddin Kaicil Garcia
26) 1728-1757: Sultan Amir Bifodlil Aziz Muhidin Malikul Manan
27) 1757-1779: Sultan Muhammad Mashud Jamaluddin
28) 1780-1783: Sultan Patra Alam
29) 1784-1797: Sultan Hairul Alam Kamaluddin Asgar
30) 1797-1805: Sultan Syaidul Jehad Amiruddin Syaifuddin Syah
Muhammad El Mab’us Kaicil Paparangan Jou Barakati Nuku
31) 1805-1810: Sultan Zainal Abidin
32) 1810-1821: Sultan Motahuddin Muhammad Tahir
33) 1821-1856: Sultan Achmadul Mansur Sirajuddin Syah;
pembangunan Kadato (Istana) Kie
34) Sultan Achmad Syaifuddin Alting
35) 1892-1894: Sultan Achmad Fatahuddin Alting
36) 1894-1906: Sultan Achmad Kawiyuddin Alting alias Shah Juan;
setelah wafat, terjadi konflik internal (Kadato Kie dihancurkan)
hingga vakumnya kekuasaan
37) 1947-1967: Sultan Zainal Abidin Syah; diikuti vakumnya kekuasaan
38) 999-2012: Sultan Djafar Syah; pembangunan kembali Kadato Kie
39) 2012-sekarang: Sultan Husain Syah

Kesultanan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa


pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku dapat
menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan
Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta terusir dari Tidore
dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali
hubungan dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan
waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh
Portugal, Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran
rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas,
meliputi Pulau Seram, sebagian Halmahera, Raja Ampat, dan sebagian
Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Sultan Zainal Abidin. Ia
juga giat menentang Belanda yang berniat menjajah kembali
Kepulauan Maluku.
b. Akhir Kesultanan Tidore
Kemunduran Kesultanan Tidore disebabkan karena
diadu domba dengan Kesultanan Ternate yang dilakukan
oleh bangsa asing (Spanyol dan Portugis) yang bertujuan
untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah
tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan Ternate sadar
bahwa mereka telah diadu Domba oleh Portugal dan
Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir
Portugal dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun
kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang
dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-
rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan
strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol
dalam bentuk organisasi yang kuat.
I. Kesultanan Banjar
Berdiri pada Tahun 1520, dihapuskan sepihak oleh
Belanda pada 11 Juni 1860. Namun rakyat Banjar tetap
mengakui ada pemerintahan darurat/pelarian yang baru
berakhir pada 24 Januari 1905. Namun sejak 24 Juli 2010,
Kesultanan Banjar hidup kembali dengan dilantiknya Sultan
Khairul Saleh.

Kerajaan Banjar adalah sebuah kesultanan wilayahnya


saat ini termasuk ke dalam provinsi Kalimantan Selatan,
Indonesia. Wilayah Banjar yang lebih luas terbentang dari
Tanjung Sambar sampai Tanjung Aru. Kesultanan ini semula
beribukota di Banjarmasin kemudian dipindahkan ke beberapa
tempat dan terkahir diMartapura. Ketika beribukota di Martapura
disebut juga Kerajaan Kayu Tangi.
a. Nama Sultan Pemerintah Banjar
1) Periode tahun 1526 – 1545: Pangeran Samudera, selanjutnya
bergelar Sultan Suriansyah.
2) Periode tahun 1545 – 1570: Sultan Rahmatullah.
3) Periode tahun 1570 – 1595: Sultan Hidayatullah.
4) Periode tahun 1595 – 1620: Sultan Mustain Billah, Marhum
Panembahan, yang dikenal sebagai Pangeran Kacil. Sultan
inilah yang memindahkan keraton ke Kayutangi Martapura,
karena keraton di Kuwin hancur di serang Belanda pada tahun
1612.
5) Periode tahun 1620 – 1637: Ratu Agung bin Marhum
Panembahan yang bergelar Sultan Inayatullah.
6) Periode tahun 1637 – 1642: Ratu Anum bergelar Sultan
Saidullah.
7) Periode tahun 1642 – 1660: Adipati Halid (Pangeran
Tapesana).
8) Periode tahun 1660 – 1663: Amirullah Bagus Kesuma
memegang kekuasaan, 1663.
9) Periode tahun 1663 – 1679: Pangeran Adipati Anum setelah
merebut kekuasaan dari Amirullah Bagus Kesuma dan
memindahkan keraton ke Banjarmasin bergelar Sultan Agung.
10) Periode tahun 1680 – 1700: Amirullah Bagus Kesuma.
11) Periode tahun 1700 – 1734: Sultan Hamidullah gelar Sultan
Kuning.
12) Periode tahun 1734 – 1759: Pangeran Tamjid bin Sultan
Amirullah Bagus Kesuma bergelar Sultan Tamjidillah.
13) Periode tahun 1759 – 1761: Pangeran Muhammad Aliuddin
Aminullah bin Sultan Kuning.
14) Periode tahun 1761 – 1801: Pangeran Nata Dilaga sebagai
wali putera Sultan Muhammad Aliuddin yang belum dewasa
tetapi memegang pemerintahan dan bergelar Sultan
Tahmidullah.
20) Periode tahun 1801 – 1825: Sultan Suleman Almutamidullah
bin Sultan Tahmidullah.
21) Periode tahun 1825 – 1857: Sultan Adam Al Wasik Billah bin
Sultan Suleman.
22) Periode tahun 1857 – 1859: Pangeran Tamjidillah.
23) Periode tahun 1859 – 1862: Pangeran Antasari yang bergelar
Panembahan Amir Oeddin Khalifatul Mu’mina.
24) Periode tahun 1862 – 1905: Sultan Muhammad Seman.
5.
Peninggalan Sejarah
Masa Islam di Indonesia
A. Masjid
Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah
umat Islam atau Muslim. Masjid artinya tempat sujud,
dan sebutan lain bagi masjid di Indonesia adalah
musholla, langgar atau surau. Istilah tersebut
diperuntukkan bagi masjid yang tidak digunakan untuk
Sholat Jum'at, dan umumnya berukuran kecil. Selain
digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga
merupakan pusat kehidupan komunitas muslim.
Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian
agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering
dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam,
masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial
kemasyarakatan hingga kemiliteran.
B. Keraton/Istana
Keraton/Istana adalah daerah tempat seorang
penguasa (raja atau ratu) memerintah atau tempat
tinggalnya (istana). Dalam pengertian sehari-hari,
keraton sering merujuk pada istana penguasa di Jawa.
Dalam Bahasa Jawa, kata karaton (ke-ratu-an) berasal
dari kata dasar ratu yang berarti penguasa. Kata Jawa
ratu berkerabat dengan kata dalam Bahasa Melayu;
datuk/datu. Dalam Bahasa Jawa sendiri dikenal istilah
kedaton yang memiliki akar kata dari datu, di Keraton
Surakarta istilah kedaton merujuk kepada kompleks
tertutup bagian dalam keraton tempat raja dan putra-
putrinya tinggal. Masyarakat yang tinggal di dalam
lingkungan keraton pada umumnya memiliki gelar
kebangsawanan.
C. Makam

Bangunan Makam peninggalan masa Islam


memiliki arsitekstur khas. Makam peninggalan masa
Islam biasanya terdiri atas jigrat[kijing],nisan,dan
cungkup. Jirat adalah bangunan yang terbuat dari batu
atau tembok berbentuk persegi panjang. Nisan adalah
tonggak pendek yang terbuat dari batu. Yang ditanam
diatas gundukan tanah sebagai tanda kuburan.
Cungkup adalah bangunan mirip rumah yang berada
diatas jirat.
D. Kaligrafi
Di dalam seni rupa Islam, tulisan arab
seringkali dibuat kaligrafi. Biasanya isinya disadur
ayat-ayat Al-Quran. Bentuknya bermacam-macam,
tidak selalu pena di atas kertas, tetapi seringkali juga
ditatahkan di atas logam atau kulit.

Salah satu bentuk penerapan kaligrafi Islam


sebagai seni hias adalah di Istana Al Hamra, Spanyol.
E. Seni Sastra

1. Babad adalah dongeng yang sengaja diubah


sebagai cerita sejarah.
2. Hikayat adalah karya sastra Melayu berbentuk
prosa berisi cerita atau dongeng yang penuh
keajaiban dan keanehan.
3. Suluk adlah kitab suci berisi ajaran-ajaran
tasawuf.
4. Syair adalah puisi lama pada setiap bait terdiri dari
4 baris yang berakhir denan bunyi yang sama.
F. Seni Tari
Salah satu tarian yang merupakan peninggalan
masa Islam adalah tari Seudati atau tari Saman dari
Aceh. Tarian tersebut dilakukan dengan iringan
selawat atau pujian kepada nabi.
G. Debus
Debus merupakan kesenian bela diri suku
Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia
yang luar biasa, misalnya kebal senjata tajam, kebal
air keras, dan lain- lain. Kesenian ini berawal pada
masa pemerintahan Maulana Hasanuddin dari
Banten pada abad-16 (1532-1570). Pada zaman
Ageng Tirtayasa dari Banten (1651—1692), debus
menjadi sebuah alat untuk memompa semangat
juang rakyat banten melawan penjajah Belanda pada
masa itu. Kesenian Debus saat ini merupakan
kombinasi antara seni tari dan suara.
H. Sekaten dan Grebeg
Sekaten merupakan upacara peringatan
kelahiran Nabi Muhammad saw. Sekaten diadakan
setiap bulan Rabiul di Awal di alun-alun Surakarta dan
Yogyakarta. Sekaten pertama kali diperkenalkan oleh
Raden Patah di Demak pada abad XVI .
Puncak perayaan Sekanten ditandai dengan
upacara Grebeg Maulud yang dilakukan dengan
mengarak-arakan gunungan. Gunungan tersebut
terbuat dari beras ketan, makanan, buah-buahan,
sayuran. Gunungan tersebut merupakan bentuk ucapan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Anda mungkin juga menyukai