Pertemuan Ke 2
Pertemuan Ke 2
PERTEMUAN 2
ANALISA TUJUAN PEMBANGUNAN DAN STRATEGI PEMBAGUNAN
PERTUMBUHAN
PENDEKATAAN
KEBUTUHAN PEMERATAAN
POKOK
BERWAWASAN
KETERGANTUNGAN
RUANG
LANJUTAN
STRATEGI PEMBANGUNAN
Di dalam pemikiran ini pertumbuhan ekonomi menjadi kriteria utama bagi
pengukuran keberhasilan pembangunan. Selanjutnya dianggap bahwa dengan
pertumbuhan ekonomi buah pembangunan akan dinikmati pula oleh si miskin
melalui proses merambat ke bawah (trickle down effect) atau melalui tindakan
koreksi pemerintah mendistribusikan hasil pembangunan, Kritik paling keras dari
strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan yang terjadi adalah
ketimpangan yang semakin tajam.
STRATEGI PEMERATAAN
Strategi ini dikemukakan oleh Ilma Aldeman dan Morris. Yang menonjol pada
pertumbuhan pemerataan ini adalah ditekannya peningkatan pembangunan melalui
teknik social engineering, strategi ini belum mampu memecahkan masalah ekonomi
dan social.
LANJUTAN
STRATEGI KERGANTUNGAN
Muncul dari pertemuan ahli-ahli ekonomi Amerika Latin pada tahun 1965 di
Mexico City. Menjelaskan dasar-dasar kemiskinan yang diderita oleh negara-
negara sedang berkembang, khususnya negara-negra Amerika Latin, Oleh karena
itu jika suatu negara ingin terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan
ekonomi, negara tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya
pada usaha melepaskan diri dari ketergantungandari pihak lain.
PELITA I 69 / 70 = 73 / 74
Titik berat pada sektor pertanian dan industri yang menunjang sektor pertanian.
STRATEGI
PENGHAMBAT
STRATEGI
PENDUKUNG
1. Periode 1945-1950
Periode 1945-1950 ini pada dasarnya masih merupakan periode revousi, yaitu dalam
situasi mempertahankan kemerdekaan yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945, Periode 1945-1950, di Indonesia memberlakukan 2 UUD, yakni:
1. UUD 1945, yang berlaku dari Agustus 1945-Desember 1949
2. Konstitusi RIS, yang berlaku dari Desember 1949-Agustus 1950, Landasan: Pasal 33
UUD ‘45
1. Memperbaharui tenaga
produktif
Strategi Meningkatkan
2. Jalan industrilisasi
kemakmuran rakyat dengan tetap mendasarkan
diri sebagai negara agraris
Pendukung dan Penghambat periode 45/50
Kebijaksanaan yang mendukung: Kebijaksanaan yang menghambat:
Kebutuhan negara lain akan produk Perekonomian Indonesia belum stabil sebagai
akibat masa peralihan dari perekonomian
Indonesia masih tinggi, khususnya penjajahan (Belanda dan Jepang) ke
barang-barang pertanian sebagai perekonomian kemerdekaan.
bahan baku industri. Inflasi yang diakibatkan oleh tindakan Belanda
Barang sintetis belumlah dominan. yang tetap menginginkan Indonesia sebagai
negara jajahannya, serta defisit APBN.
Fluktuasi harga barang ekspor Sangat tergantung pada fluktuasi tingkat
Indonesia sewaktu mengalami harga barang ekspor Indonesia di pasar
kenaikan. Internasional.
Kabinet yang silih berganti sebagai akibat
Pinjaman luar negeri, baik modal situasi politik yang belum stabil (agresi
asing, merupakan pinjaman yang Belanda tahun 1947 dan 1948) sehingga tidak
dianjurkan ada kebijaksanaan ekonomi yang
berkesinambungan.
Terbatasnya dana saat itu.
Rencana yang belum/ tidak dijabarkan dalam
langkah-langkah yang konkret misalnya dalam
bentuk alokasi dana.
Perhatian pemerintahan masih ditekankan
pada mempertahankan kemerdekaan dari
serangan/ agresi dari luar.
Rencana yang dibuat belum memiliki dasar
politis
2. Periode 1951-1955
Perencanaan urgensi perekonomian (1951) yang diusukan oleh Sumitro
Djojohadikusumo, Catatan:
1. Periode 1951-1955 merupakan periode pemantapan kemerdekaan. Kemerdekaan
Indonesia telah diakui secara Internasional tetapi Irian Barat masih belum
diserahkan Belanda.
2. Pada priode ini Indonesia memberlakukan UUDS dari 15 Agustus 1950-5 Juli
1959 yang pada dasarnya menggambarkan rapuhnya persatuan di antara bangsa
Indonesia sendiri.
3. Rencana pembangunan Ekonomi ini hanya mencakupi waktu 1951 dan 1952.
4. Dari tahun 1952-1955 tidak ada rencana pembangunan ekonomi yang disusun oleh
pemerintah.
1. Mendorong berkembangnya
industri-industri kecil
Perang Korea pada tahun 1951 Inflasi yang tidak dapat lagi dikendalikan
yang mengakibatkan sebagai akibat defisit anggaran yang
penerimaan Indonesia semakin meningkat.
Penggunaan surplus perdagangan yang
meningkat sehingga relatif ada
tidak terarah.
dana (dikenal dengan istilah Kebijaksanaan keuangan yang tidak
Korea-Boom) mendorong berkembangnya investasi.
Kabinet masih silih berganti yang
mengakibatkan tidak adanya rencana/
program yang berkesinambungan.
Sifat rencana yang sangat pendek (hanya 2
tahun) dan tidak mempunyai dasar politis
(tidak ada persetujuan DPR)
1. Kebijakan Pembangunan Indonesia
Perekonomian Nasional Untuk Kesejahteraan Sosial, Perubahan ke
empat UUD 1945 menyatakan bahwa pasal perekonomian
dirumuskan dalam babtersendiri, yaitu pada bab XIV yang semula
bab tersebut mempunyai judul “kesejahteraan sosial” kemudian
diubah menjadi “perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial”
(Asshiddiqie,2010 : 267). Pasal-pasal tersebutdapat dilihat dibawah
ini :
1) Pasal 33
2) Pasal 34
ISI PASAL 33 DAN PASAL 34
PASAL 33 PASAL 34
1) Perekonomian disusun sebagai usaha 1) Fakir miskin dan anak-anak yang
bersama berdasar atas asas kekeluargaan. terlantar dipelihara oleh negara.
2) Cabang-cabang produksi yang penting 2) Negara mengembangkan sistem jaminan
bagi negara dan yang menguasai hajat sosial bagi seluruh rakyat dan
hidup orang banyak dikuasai oleh negara. memberdayakan masyarakat yang lemah
3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang dan tidak mampu sesuai dengan martabat
terkandung didalamnya dikuasai oleh kemanusiaan.
negara dan dipergunakan untuk sebesar-
3) Negara bertanggung jawab atas
besar kemakmuran rakyat.
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
4) Perekonomian nasional diselenggarakan
berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
dan fasilitas pelayanan umum yang
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, layak.
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai
kemandirian, serta dengan menjaga pelaksanaan pasal ini diatur dalam
keseimbangan kemajuan dan kesatuan undang-undang.
ekonomi nasional.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.
2. Sistem Perekonomian
Kata”disusun” dalam pasal 33 ayat 1 UUD 1945menyatakan bahwa perekonomian itu
merupakan suatu susunan kebijakan yang sistematis dan menyeluruh, mulai dari susunan
yang bersifat nasional sampai pada susunan di daerah-daerah seluh indonesia. Sedangkan
usaha bersama dalam pasal yang sama menyatakan usaha bersama seluruh rakyat indonesia
dibidang perekonomian. Pengertian perekonomian disusun sebagai usaha bersama tiadak
lain adalah menunjuk pada suatu sitem perekonomian nasional sebagai usaha bersama
seluruh elemen rakyat indonesia. Pelaku ekonomi memiliki pengertian seluruh produsen,
distributor, maupun konsumen baik perorangan, kelompok, organisasi ataupun badan
hukum.