Anda di halaman 1dari 34

Pemeriksaan IVA dan

Tes Pap SMEAR


Pengertian IVA
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara
sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini
mungkin (Sukaca, 2009)
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan
cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim
setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-
5% (Wijaya, 2010).
Tujua
n
• Tenaga medis dapat melakukan pemeriksaan IVA dan Pap smear
untuk mencegah kanker serviks
• Mengetahui hasil pemeriksaan IVA dan Pap smear
• Mempunyai kemampuan untuk penanganan selanjutnya
Tujuan IVA
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit
dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang
ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada
leher rahim.
Pengantar
• IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) adalah suatu metode deteksi dini terhadap
lesi pra kanker dengan mengaplikasikan asam asetat 3-5 % pada daerah
sambungan skuamo kolumnar (SSK)
• Tes Pap adalah suatu metode deteksi dini terhadap lesi pra kanker dengan
cara mengambil spesimen berupa sel-sel ekskoliatif dari daerah serviks
• Pemeriksaan tes Pap membutuhkan bantuan dari ahli patologi anatomi
• Pemeriksaan IVA dilakukan dengan melakukan penilaian langsung terhadap
daerah serviks yang pasca aplikasi asam asetat di bawah sumber cahaya
SYARAT MENGIKUTI TEST IVA

1.Sudah pernah melakukan hubungan seksual


2.Tidak sedang datang bulan/haid/ menstruasi
3.Tidak sedang hamil
4.24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan
seksual
Pemeriksaan IVA
• Pemeriksaan yang dapat dilakukan di pelayanan primer
• Mudah dan murah
• Nilai sensitivitas 66-96% dan spesifitas yang cukup
memadai (64-98%)
• Non invasif (pengobatan konservatif yang tidak
memerlukan sayatan kedalam tubuh atau penghapusan
jaringan)
• Akurasi sangat tinggi 90 %
KEUNTUNGAN IVA
1.Mudah, praktis, mampu laksana
2.Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
3.Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
4.Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
5.Kinerja tes sama dengan tes lain
6.Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan
mengenai penatalaksanaannya
Pemeriksaan IVA
• Cara membuat larutan cuka :
a) CUKA DAPUR (mengandung asam asetat 20%)
b) ASAM ASETAT (3-5%)
c) Untuk membuat asam asetat 5% dengan cara mengambil 1 bagian
cuka dapur + 3 bagian air
d) Untuk membuat asam asetat 3% dengan cara mengambil 1 bagian
cuka dapur + 6 bagian air
Perbedaan asam asetat 5% dan
3%
Serviks yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon
lebih cepat daripada larutan 3%. Efek akan menghilang
sekitar 50-60 detik sehingga dengan pemberian asam asetat
akan didapat hasil gambaran serviks yang normal (merah
homogen) dan bercak putih (displasia) (Novel S
Sinta,dkk,2010).
Fungsi asam asetat pada IVA
Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi sel yang
membuat penggumpalan protein, sehingga sel kanker yang
berkepadatan protein tinggi berubah warna menjadi putih.
Teknik IVA
• Posisi litotomi
• 4 langkah
1) Mencurigakan kanker, tidak perlu IVA
2) Saluran Skumousa Kolumnar/ sambungan kanalis servikalis tampak
seluruhnya? (Jika tidak  IVA  sebaiknya  tes Pap)
3) Lakukan IVA dengan kapas lidi  tunggu 1 menit, timbul epitel
putih?  IVA (+)
4) Kandidat krioterapi ?
PERSIAPAN ALAT IVA
1.Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.
2.Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada
posisi litotomi.
3.Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
4.Spekulum vagina
5.Asam asetat (3-5%)
6.Swab-lidi berkapas
7.Sarung tangan
Kriteria Penilaian IVA
I. Normal
II. Servisitis
III. IVA positif : ditemukan bercak
putih
IV. Kanker serviks
Menurut (Sukaca E. Bertiani, 2009) Ada beberapa kategori yang dapat
dipergunakan, salah satu kategoriyang dapat dipergunakan adalah:

1.IVA negatif = menunjukkan leher rahim normal.


2.IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya
(polip serviks).
3.IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang
menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena
temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-
sedang-berat atau kanker serviks in situ).
4.IVA-Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan
stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat
kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).
Lesi Aseto
Serviks Normal
White
NOTE:
squamo-columnar junction (SCJ) atau sambungan
skuamo-kolumnar (SSK). SKK adalah batasan
antara epitel yang melapisi ektoserviks dan
endoserviks kanalis serviks.
TANYA JAWAB TERKAIT IVA
Tes IVA tidak boleh dilakukan bila kurang dari 24 jam
sebelumnya melakukan hubungan seksual. Hal ini dapat
mengakibatkan hasil pemeriksaan tidak akurat. Karena
hubungan seksual dapat menyebabkan perubahan
kondisi leher rahim yang dapat mengacaukan hasil tes
IVA. Selain itu syarat melakukan tes IVA adalah sudah
pernah melakukan kontak/hubungan seksual, tidak sedang
haid , dan tidak sedang hamil.
Hasil IVA: Positif atau Negatif?

Setelah 1 menit, perhatikan apabila terdapat bercak putih


atau acetowhite epithelium atau tidak. Hasil pemeriksaan
IVA dikatakan negatif apabila bercak putih tidak terlihat
pada permukaan serviks. Jika hasil pemerikaan adalah
positif, pemeriksa harus langsung menentukan metode
tatalaksana yang akan dilakukan. Salah satu dari beberapa
cara yang dapat dilakukan adalah dengan krioterapi, yaitu
proses pengablasian lesi prakanker di ektoserviks. Proses
ini dilakukan dengan cara membekukan jaringan epitel
serviks dengan gas karbon dioksida atau nitrogen bersuhu
-120°C. Pembekuan dilakukan selama dua sampai tiga kali 3
menit, dengan selang waktu 5 menit.
Tes Pap Smear
• Merupakan salah satu metode deteksi dini kanker serviks
• Bukan menjadi alat untuk diagnostik
• Penegakan diagnosis pasti adalah dengan pemeriksaan histopatologi
• Sensitivitas : 30 - 87 %
• Specificity : 86 – 100 %
Tes Pap
Smear
Pengambilan Sampel Pap Smear

Spatula Ayere Cytobrush:


• Dengan ujung konkaf • Dimasukkan sampai
• Rotasi 360 derajat kedalaman 2 cm
• Rotasi 180 derajat
Pengiriman Sampel Smear

• Gelas objek harus diberi label


• Oleskan tipis pada gelas objek
• Jangan lupa difiksasi dengan menggunakan alkohol 95%
IVA VS TEST PAP SMEAR
• pap smear membutuhkan kemampuan teknis yang memadai serta
dana yang relatif besar. IVA memakan biaya yang jauh lebih kecil,
hasil pemeriksaan yang dapat didapatkan dalam hitungan menit,
dan pendeteksian kanker yang lebih sensitif (sensitivitas IVA 89%,
sedangkan sensitivitas pap smear 52%). Selain itu, alat yang
dibutuhkan dalam pemeriksaan IVA sangat sederhana, seperti asam
asetat 3-5%, kapas lidi, spekulum vagina, sarung tangan steril,
cahaya yang mengarah pada vagina, meja pemeriksaan yang
memadai, dan larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi peralatan
pemerikaan IVA.
Referensi:

1.Kementrian Kesehatan RI.


Panduan: Program nasional gerakan pencegahan dan deteksi dini kanker leher rahim
dan kanker payudara
. 2015.
2.Novel S.Sinta dkk. 2010. Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappilomavirus (HPV).
Jakarta : Javamedia Network
3.Sukaca E. Bertiani. 2009. Cara Cerdas Menghadapi KANKER SERVIK (Leher Rahim).
Yogyakarta: Genius Printika
4.World Health Organization. Prevention of cervical cancer through screening using
visual inspection with acetic acid (VIA) and treatment with cryotherapy. 2012.
5.Wijaya Delia. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Servik. Yogyakarta : Sinar
Kejora
PEMERIKSAAN INSEKULO
(INTERNUM)
ukuran dan warna porsio, dinding dan sekret vagina atau
forniks
PENILAIAN BIMANUAL
Letakkan ujung jari tangan kiri pada suprasimfisis,
tentukan tinggi fundus uteri (apabila besar kandungan
memungkinkan untuk diraba dari luar) Tangan dalam
memeriksa dinding vagina kemudian secara bimanual
tentukan besar uterus, konsistensi dan arahnya Periksa
konsistensi serviks, keadaan parametrium dan kedua
adneksa
Pemeriksaan Bimanual
32

POSISI UTERUS
PEMERIKSAAN BIMANUAL 33

(ADNEKSA)
PEMERIKSAAN REKTOVAGINA 34

Tujuan : tonus muskulus sphingter ani, permukaan mukosa rektum,


penonjolan atau adanya massa pada rektum

Anda mungkin juga menyukai