1
P E N G E R T I A N K O M U N I K A S I T E R A P E U T I PA D A
B AY I D A N A N A K
Anak usia sekolah sudah lebih mampu berkomunikasi diperagakan terlebih dahulu
pada bonekanya. ( Yupi Supartini, 2004: 84) dengan orang dewasa. Perbendaharaan kata sudah
lebih banyak dikuasai dan anak sudah mampu berpikir secara konkret. Apabila akan melakukan
tindakan, perawat dapat menjelaskanya dengan mendemontrasikan pada mainan anak. Misalnya,
bagaimana perawat akan menyuntik .
Seperti telah disebutkan pada beberapa bagian di kegiatan belajar sebelumnya, fase
remaja adalah masa transisi atau peralihan dari akhir masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Dengan demikian, pola pikir dan tingkah lakunya merupakan peralihan dari anak-anak menjadi
orang dewasa juga. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar memecahkan masalah secara
positif. Apabila anak merasa cemas atau stress jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman
sebayanya dan/ atau orang dewasa yang ia percaya, termasuk perawat yang selalu bersedia
menemani dan mendengarkan keluhanya.
B E N T U K K O M U N I K A S I P R A B I C A R A PA D A
B AY I D A N A N A K
1. Tangisan
Nilai celoteh :
a) Berceloteh adalah praktek verba sebagsi dasar perkembangan gerakan terlatih yang
dikehendaki dalam bicara. Celoteh mempercepat ketrampilan berbicara.
b) Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain. Berceloteh
membantu bayi merasakan bahwa dia merupakan kelompok sosial.
3. Isyarat
Yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap
bicara. Bahasa isyarat bayi dapat mempercepat komunikasi dini pada anak.
Contoh :
a) Mendorong puting susu dari mulut artinya kenyang atau tidak lapar.
b) Tersenyum dan mengacungkan tangan yang berarti ingin digendong
c) Menggeliat, meronta, menangis pada saat ibu mengenakan pakaiannya atau
memandikannya. Hal ini berarti bayi tidak suka akan pembatasan gerak.
4. Ungkapan emosional
Adalah melalui perubahan tubuh dan roman muka.
Contoh :
a) Tubuh yang mengejang atau gerakan – gerakan tangan atau kaki disertai
jeritan dan wajah tertawa adalah bentuk ekspresi kegembiraan pada bayi.
b) Menegangkan badan, gerakan membanting tangan atau kaki, roman
muka tegang dan menangis adlah bentuk ungkapan marah atau tidak
suka.(Kemenkes,2013)
PERAN BICARA DALAM
KOMUNIKASI
PERAN BICARA DALAM KOMUNIKASI
T E R A P E U T I K PA D A B AY I D A N A N A K
1. Pada Bayi
a) Merupakan ungkapan sayang pada bayi
b) Mengajak bicara bayi akan merangsang kinerja saraf otak dan merangsang pendengaran
untuk merangsang pada indra pendengaran
c) Membuat rasa nyaman pada bayi sehingga bayi tidak merasa diabaikan dan merasa selalu
diperhatikan.
d) Melatih bayi untuk mengucapkan kata-kata sederhana, sehingga lambat laun bayi akan
menirukannya
2. Pada Anak
a) Persiapan Fisik
Persiapan ini tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama
dalam kematanganan mekanisme bicara. Pertumbuhan organ-organ bicara yang
kurang sempurna sangat mempengaruhi kemampuan bicara anak.
b) Persiapan Mental
Tergantung pada kematangan otak ( asosiasi otak), yang berkembang 1-18 bulan,
saat yang tepat diajak bicara.
c) Motivasi dan Tantangan
Ajaran dan dorongan bayi untuk mengucapkan dan apa yang bisa diucapkan oleh bayi.
Dalam hal ini perlu disadari bahwa yang diucapkan bayi belum sempurna, mungkin yang
keluar baru berupa suara-suara atau kata-kata yang belum jelas sehingga butuh kesabaran dan
ketelatenan dalam mengajarkan bicara kepada bayi atau anak.
d) Model Untuk Ditiru
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemapuan bicara adalah stimulus suara. Ucapan-
ucapan yang sering kita sampaikan kepada bayi menjadi model yang bisa ditiru oleh bayi
pada perkembangan bicara selanjutnya. Dengan demikian ucapan yang kita sampaikan
hendaknya ucapan yang baik dan mendidik.
e) Bimbingan
Agar bayi atau anak dapat segera bicara, maka bayi perlu diajarkan atau
diberikan untuk meniru kata-kata yang sering kita ucapkan.
TEKNIK KOMUNIKASI PA D A
B AY I D A N A N A K
1. Teknik Verbal
Khususnya menghadapi anak usia bayi dan todler, hindari berkomunikasi secara langsung
pada anak, melainkan gunakan pihak ketiga yaitu dengan cara berbicara terlebih dahulu dengan orang tuanya
yang sedang berada disampingnya, mengomentari pakaian yang sedang dikenakannya.
Dengan bercerita kita bisa menyampaikan pesan tertentu pada anak misalnya, bercerita tentang
anak pintar dan saleh yang sedang sakit yang mematuhi nasihat orang tua dan perawat sehingga diberi kesembuhan
oleh ALLAH Yang Maha Esa. Jadi, ini cerita harus disesuaikan dengan kondisi anak dan pesan yang ingin kita
sampaikan kepada anak.
LANJUTAN…
Satu hal yang penting yang harus diingat, selama berkomunikasi jangan
menimbulkan kesan bahwa hanya kita yang dominan berbicara pada anak, tetapi
fasilitasi juga anak untuk berespons terhadap pesan yang kita sampaikan.
Untuk mengetahui apa yang sedang dikeluhkan anak, minta anak untuk
menyebutkan keinginanya.
e) Biblioterapi
Cara lain untuk mengetahui perasaan dan pikiran anak adalah dengan
mengajukan satu situasi, biarkan anak menyimak dengan baik, kemudian mintalah anak
untuk memulihkan hal yang positif dan negatif memuat pendapatnya dari situasi tersebut.
g) Penggunaan skala peringkat
c) Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika tidak menjawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana.
d) Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”
e) Mengalihkan aktifitas saat komunikasi misalnya dengan memberikan mainan saat komunikasi
f) Menghindari konfrontasi langsung
g) Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak
h) Bersalam dengan anak saat memulai interaksi, karena bersalaman dengan anak merupakan cara
untuk menghilangkan perasaan cemas
i) Mengajak anak menggambar, menulis atau bercerita untuk menggali perasaan dan fikiran anak.
3. Komunikasi pada usia sekolah (7-11 tahun)
Pada masa anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang
dihadapinya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, berani mengajukan pendapat dan melakukan
klarifikasi yang tidak jelas baginya.
Contoh penerapan komunikasi dalam keperawatan
a) Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan menggunakan kata-kata sederhana
yang spesifik
b) Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak
c) Pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi,
maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya
d) Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi
secara afektif.