Anda di halaman 1dari 31

OLEH :

Dr. H. DJARIZAL,Sp.M, MPH


Bagian/SMF Ilmu Penyakit Mata RSRM/
FK- UNJA
DEFINISI
 Yaitu suatu degenerasi atau kelainan dari
retina, dengan dasarnya penutupan
pembuluh darah, sehinga mengakibatkan
gangguan nutrisi dari retina.
 “SETIAP KELAINAN PADA RETINA
KECUALI RADANG”
RETINA

TERDIRI ATAS
Lapisan epitel pigmen retina
Lapisan Neuro sensori yi
- sel sel foto reseptor: kerucut dan batang
- lapisan nuklear luar
- lapisan flexiform luar
- lapisan nuklear dalam
- lapisan flexiform dalam
- lapisan sel sel ganglion
- lapisan serabut syaraf
- lapisan membrana limitans dalam
JENIS – JENIS RETINOPATI

1. ARTERIOSKLEROSIS
2. RETINOPATI HIPERTENSI
3. RETINOPATI DIABETIKA
4. RETINOPATI LEUKEMIA
5. TOXAEMIA GRAVIDARUM
6. RETINOPATI ANAEMIA
7. RETINOPATI SEROSA SENTERAL ( CSR )
8. RETINOPATI PURTSCHER
ARTERIOSKLEROSIS
 Hal ini biasanya mulai pada umur 60 tahun
karena proses ketuaan, dimana akan timbul
 timbul perubahan pada jaringan elastis, sehingga arteri menjadi
lebih lebar dan lebih panjang ,menyebabkan arteri menjadi
berkelok- kelok .
 Perubahan arteriosklerosis , dimana dinding pembuluh darah,
bagian intimanya menjadi lebih tebal dibeberapa tempat,
karena pembentukan aterom-aterom, sehingga menyebabkan
kolom darah yang tampak pada funduskopi tak sama
diameternya terlihat berkelok-kelok.

 ARTERIOSKLEROSIS LEBIH MUDAH TIMBUL


PADA PENDERITA HIPERTENSI
KLASSIFIKASI ARTERIOSKLEROSIS
 KEITH WAGENER :
1. KW I : penciutan dan sklerosis pembuluh darah.
2. KW II: sklerosis nyata dengan bertambahnya refleks pembuluh
darah, persilangan arteri vena nyata, dan penciutannyata
pembuluh darah fokal atau umum.
1. KWIII: retinopati dengan edema retina, eksudat dan perdarahan.
2. KW IV : semua gejala diatas dengan edema papil
 SCHEIE :
1. STADIUM I : refleks pembuluh darah bertambah.
2. STADIUM II : gambaran stadium lebih nyata.
3. STADIUM III: sklerosis lebih berat sehingga terlihat adanya “
“ copper wire “
4. STADIUM IV: sklerosis tambah berat sehingga terlihat
gambaran “ silver wire “
Fenomena crossing = gun phenomena
RETINOPATI HIPERTENSI
 RETINOPATI yang didapatkan adalah penciutan
arteri setempat atau difus, eksudat wol katun (
cooton wool exudat ), mikroaneurisma dengan
dilatasi kapiler , perdarahan lidah api ( flame
shape ), eksudat lemak dan edema retina
terutama di lapis pleksiform retina, perubahan
arteriosklerosis, oklusi arteri dan vena pembuluh
darah kecil, edema papil, kadang-kadang dapat
terjadi ablasi retina.
 LIHAT KLASIFIKASI RETINOPATI HIPERTENSI
RETINOPATI DIABETIKA
GEJALA- TANDA
 Obstruksi kapiler, yang menyebabkan berkurangnya
aliran darah dalam kapiler retina.
 Mikroaneurisma , berupa tonjolan dinding kapiler,
terutama daerah kapiler vena.
 Eksudat :
 Hard exudate ; berwarna kekuningan karena eksudasi plasma yang
lama. Pada angiografi fluoresin tampak sebagai kebocoran fluoresen
diluar pembuluh darah.
 Cotton wool pathe / soft exudate ; berwarna putih , tek berbatas
tegas, dihubungkan dengan iskemik retina.
 Shunt arteri vena, akibat pengurangan aliran
darah arteri karena obstruksi kapiler.
 Vena melebar, lumennya tak teratur, berkelok- kelok
RETINOPAT DIABETIKA
GEJALA - TANDA
 Perdarahan mulai bentuk bintik, bercak, yang biasanya
terletak dekat aneurisma di polus posterior,akibat
gangguan permiabilitas mikroaneurisma atau karena
pecahnya kapiler. Bentuk perdarahan menggambarkan
prognosa penyakit.
 Akibat proliferasi sel- sel endotel timbul neovaskularisasi,
tampak sebagai pembuluh darah yang berbelok yang
merupakan tanda awal penyakit berat.
 Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina
terutama daerah makula sehingga sangat mengganggu
tajam penglihatan
 Neovaskularisasi preretina diikuti pula dengan proliferasi
sel glia.
RETINOPATI DIABETIKA

Klasifikasi:

1. Non proliferative diabetic


retinopathy (NPDR)

2. Proliferative diabetic retinopathy


(PDR)
KLASSIFIKASI RETINOPATI DIABETIKA

 Klasifikasi:
– Non proliferatif:
 Ringan – moderat, ditandai dengan:
– Mikroaneurisma
– Perdarahan intraretina
– Edema makula
– Kelainan zona avaskuler fovea
 Moderat – Berat
– Cotton wool spot
– Perdarahan intraretina
– Pelebaran vena
– Kelainan mikrovaskuler intraretina (IRMA)
KLASIFIKAIS RETINOPATI DIABETIKA

 Berat: (ditemukan salah satu kriteria dibawah ini)


– Perdarahan intraretina berat pada 4 quadran
– Pelebaran vena pada 2 quadran
– Kelainan mikrovaskuler intraretina (IRMA) berat pada 1
quadran
 Sangat Berat: (ditemukan dua kriteria dibawah ini)

– Perdarahan intraretina berat pada 4 quadran


– Pelebaran vena pada 2 quadran
– Kelainan mikrovaskuler intraretina (IRMA) berat pada 1
quadran
KLASIFIKASI RETINOPATI DIABETIKA
– Proliferatif:
 Proliferatif awal:
– Neovaskularisasi diskus
– Neovaskularisasi jauh
– Pedarahan preretina
– Perdarahan vitreous
– Ablasio retina traksional
– Neovaskularisasi iris atau sudut atau keduanya
 Retinopati resiko tinggi: (ditemukan satu kriteria dibawah ini)
– Adanya pembuluh darah baru
– Pembuluh darah baru yang berada di diskus
– Beratnya pembuluh darah baru
 NVD > ¼ sampai 1/3 area diskus atau foto standar 10A

 NVE > ½ area diskus

 NVD & NVE

– Adanya preretina atau perdarahan vitreous


TERAPI RETINOPATI DIABETIK
 TERAPIPENYAKIT ASALNYA
 FOTOKUAGULASI

 TERAPI LASER
RETINOPATI LEUKEMIA
 Kelainan retina akibat leukemia yang
disertai anemia atau oleh infiltrasi
leukosit pada retina
 Retinopati terdapat hampir 2/3
penderita leukemia.
 Penderita mengeluh tajam penglihtan
menurun
RETINOPATI LEUKEMIA
 Pelebaran pembuluh darah,berkelok
 Arteri dan Vena berwarna sama
kekuningan.
 Edema daerah polus posterior
mengenai papil
 Perdarahan nyala api ( flame shape)
dengan bintik putih ditengah
( ROTH’S SPOT )
TOXAEMIA GRAVIDARUM
 Menimbulkan keadaan retinopati yng
termasuk KW III dan KW IV.
 Biasanya terlihat pada akhir gravid

 Terdapat edema yang hebat oleh karena


spasme yang hebat
 Dapat menimbulkan ablasio retina

 Bila belum ada kelainan pembuluh darah


permanen dapat kembali normal
 TERMINASI KEHAMILAN.
RETINOPATI ANEMIA
 TIMBUL AKIBAT ANOKSIA BERAT
 MENYEBABKAN INFARK RETINA

 TERDAPAT PERDARAHAN

 EDEMA PAPIL

 EKSUDAT KAPAL DAPAT DIITEMUI

 MAKIN BERAT ANEMIA MAKIN BERAT


RETINOPATI
RETINOPATI SENTRAL SEROS (CSR)

Central Serous Retinopathy adalah suatu


pelepasan dari retina sensoris di daerah
makula akibat adanya cairan di bawahnya

Berbagai konsep mengenai penyebab CSR


antara lain adalah :
1. Gangguan sirkulasi daerah makula
2. Akibat toksik
3. Gangguan stabilitas vasomotor
4. Gangguan pada khoroid
Penyebab gangguan sirkulasi daerah makula,
stabilitas vasomotor dan pada koroid
menyebabkan gangguan nutrisi pada Epitel
Pigmen Retina (EPR)

Karena pada pemeriksaan histologi


tampaknya penyebab utama CSR adalah
disfungsi dari EPR

Pada keadaan normal EPR melekat secara


erat pada membrane Bruch dan antara sel-sel
EPR sendiri dengan adanya tight junction
diantaranya
“tight junction” ini rusak sehingga cairan
serosa dari khoroid mengalir melalui EPR ke
bawah retina sensoris

Gejala :
– penurunan tajam penglihatan dapat
dikoreksi dengan lensa konveks
– penderita mengeluh mengenai daerah gelap
di penglihatan sentralnya (skotoma sentral)
– metamorphopsia dan mikropsia
– pada keadaan CSR lanjut yaitu setelah lebih
dari 2 minggu akan terlihat adanya bercak-
bercak kuning
RETINOPATI TRAUMATIK

Berlin’s edema
Purtscher’s retinopathy
Valsava retinopathy
Terson’s syndrome
Solar retinopathy

Anda mungkin juga menyukai