Anda di halaman 1dari 31

Risk Analysis & Hazard

Control
Presentan :
FATINA AMIRA NAFISA
12100116231
Preseptor :
Titik Respati,drg.,MPH.

Ilmu Kesehatan Masyarakat


Program Pendidikan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
2017
Risk Analysis
RISIKO
Kombinasi dari kemungkinan bahaya
dan tingkat keparahan yang disebabkan
oleh adanya paparan bahaya.

Kemungkinan terjadinya cidera,


kerusakan atau penyakit akibat kerja
karena adanya paparan bahaya
Risiko
Meurut IEC/TC56 (AS/NZS 3931), Analisis Risiko adalah
Sistem teknologi, mengartikan risiko sebagai “kombinasi
dari frekuensi, atau probabilitas munculnya, dan
konsekuensi dari suatu kejadian berbahaya yang
spesifik” (Cross, 1998)

Menurut AS/NZS 4360:2004 risiko adalah peluang


munculnya suatu kejadian yang dapat menimbulkan
efek terhadap suatu objek
“Risk = Consequence X Likelihood”

Likelihood : kemungkinan munculnya


sebuah peristiwa
Consequence : dampak ditimbulkan oleh
peristiwa tersebut.
Risiko dibagi menjadi 5 macam
1. Risiko Keselamatan (Safety Risk)
Ciri-ciri resiko ini yaitu low probability, high-level exposure,
high-consequence accident, bersifat akut, menimbulkan
efek secara langsung.
2. Risiko Kesehatan (Health Risk)
Ciri-ciri risiko ini yaitu high probability, low level exposure,
low-consequence, long-latency, delayed effect tidak
langsung terlihat dan bersifat kronik.
3. Risiko Lingkungan dan Ekologi (Enviromental Ecological Risk)
Ciri-ciri resiko ini yaitu melibatkan interaksi yang beragam antara
populasi dan komunitas, ekosistem pada tingkat mikro maupun
makro, ada ketidakpastian yang tinggi antara sebab dan akibat,
risiko ini fokus pada habitatdan dampak ekosistem yang mungkin
bisa bermanisfestasi jauh dari sumber risiko.
4. Risiko Kesejahteraan Masyarakat (Public Welfare/ Goodwill Risk)
Ciri-ciri risiko ini persepsi kelompok atau umum tentang
performance sebuah organisasi/produk, nilai property, estetika,
dan penggunaan sumber daya terbatas.
5. Risiko Keuangan (Financial Risk)
Ciri-ciri nya yaitu risiko panjang dan jangka pendek dari
kerugian property, perhitungan asuransi, pengembalian
investasi, kemudahan pengoperasian dan aspek finansial.
Risiko ini menjadi pertimbangan utama bagi stakeholder
berkaitan dengan finansial dan mengacu pada tingkat
efektivitas dan efisiensi.
Manajemen Risiko

Manajemen risiko sebagai proses menghilangkan /

meminimalkan efek merugikan terhadap risiko yang dimiliki

oleh sebuah sistem kerja. (Djunaedi,2005)


Komponen utama dalam manajemen risiko antara lain :

• Komunikasi dan Konsultasi


• Penetapan Tujuan
• Identifikasi Risiko
• Analisis Risiko
• Evaluasi Risiko
• Pengendalian Risiko
• Monitor dan Review
Analisis Risiko

Adalah sistematika penggunaan dari informasi yang tersedia


untuk mengidentifikasi hazard dan untuk memperkirakan suatu
risiko terhadap individu, populasi, banguna atau lingkungan
(Kolluru, 1996)
Tipe-tipe Analisis Risiko
1. Analisis Kualitatif
Menggunakan bentuk kata/skala deskriptif untuk
menjelaskan besar potensi risiko. Dimana hasilnya
dapat dikategorikan dalam risiko rendah, sedang, dan
tinggi, dan digunakan untuk kegiatan screening awal
pada risiko yang membutuhkan analisis lebih rinci dan
mendalam.
Analisis ini digunakan saat :
• Penilaian kuantitatif tidak diperlukan
• Pelaksanaan screening awal sebagai dasar melaksanakan analisis
yang lebih kecil
• Level risiko tidak terdapat batasan waktu dan data numerical
• Tidak terdapat data numerical/ data tidak mencukupi.
2. Analisis Semi-kuantitatif
• Metode yang mengkombinasikan angka yang bersifat subyektif
pada kecenderungan dan dampak dengan rumus (formula)
matematika.
• Berguna untuk mengidentifikasi dan memberikan peringkat dari
suatu kejadian yang berpotensi menimbulkan kensekuensi yang
parah seperti kerusakan peralatan, gangguan bisnis, cidera
manusia dan lain-lain (Kollluru,1996)
• Diperlukan kehati-hatian dalam analisis semi-kuantitatif karena
nilai yang dibuat tentu mencerminkan kondisi objektif.
Ketetapan perhitungan tergantung dari pengetahuan para ahli
dari berbagai disiplin ilmu terhadap proses terjadinya sebuah
risiko.
3. Analisis Kuantitatif
• Analisis kuantitatif menggunakan nilai numerik
untuk nilai konsekuensi dan likelihood dengan
menggunakan data dari berbagai sumber.
• Konsekuensi dihitung menggunakan metode
modeling hasil hasil dari kejadian/kumpulan
kejadian/memperkirakan kemungkinan dari studi
eksperimen/ data sekunder/ data terdahulu.
Konsekuensi digambarkan dalam lingkup keuangan,
teknikal atau efek pada manusia. (AS/NZS 4360:2004).
Hazard Control
BAHAYA
Bahaya : semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi
menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat
kerja (PAK)
TIPE BAHAYA
Biologi
•bakteri , virus, parasite, prion, jamur

Fisika
• kebisingan, getaran, radiasi, pencahayaan, temperatur, tekanan

Kimia
• debu, asap, fume, aerosol, bahan B3, gas

Ergonomi
• stress fisik, stress mental

Mekanis
• kendaraan bermotor, olahraga, agrikultus, bahaya tempat kerja, listrik, mesin

Psikososial
• intimidasi, trauma, gilir kerja, pola promosi, pengorganisasian kerja

Tingkah laku :
• ketidakpatuhan, kurang keahlian, tugas baru, overconfident
IDENTIFIKASI BAHAYA

Bahaya & Risiko Keselamatan:


Sumber-sumber bahaya yg dapat menyebabkan cidera manusia
atau kerusakan pada lingkungan sekitar, permesinan dan peralatan

Bahaya & Risiko Kesehatan:


Sumber-sumber bahaya yg dpt menyebabkan sakit atau gangguan
kesehatan manusia.
Pemaparan thd gas atau debu dpt berefek akut (serius & langsung)
atau kronis (jangka panjang) pd kesehatan seseorang.
1. Engineering
2. Administrative
3. Work Practice
4. APD

Ilness/Deases

Incident/accident

Type:
• Biologi
Property Damage
• Fisika
• Kimia Kekerapan (F)
• Ergonomic Keparahan (S)
• Mekanik Peluang Terjadi (P)
• Lingkungan
• Phisikososial
• Perilaku
• Kelistrikan
Hierarki Pengendalian Hazard

Pengendalian adalah proses, peraturan, alat, pelaksanaan atau


tindakan yang berfungsi meminimalisasi efek negatif atau
meningkatkan peluang positif.
1. Eliminasi
Eliminasi merupakan langkah awal dan solusi terbaik dalam
mengendalikan paparan, namun juga langkah yang paling
sulit untuk dilaksanakan.
Kecil kemungkinan sebuah perusahaan mengeliminiasi
substansi/ proses tanpa mengganggu kelangsungan produksi
secara keseluruhan.
Contohnya penghilangan timbal secara perlahan pada
produksi bahan bakar.
2. Substitusi
Jika suatu sumber bahaya tidak dapat dihilangkan
secara keseluruhan maka akan membutuhkan banyak
trial-and error.
contoh : penggunaan minyak daripada merkuri
dalam barometer, penyapuan dengan sistem
basah pada debu timbal dibandingkan dengan
penyapuan kering.
3. Pengendalian Engineering
Memiliki kemampuan untuk merubah jalur transmisi
bahaya atau mengisolasi pekerjaan dari bahaya.
Sedangkan dalam Pengendalian Engineering,
terdapat tiga macam alternative antara lain :
• Isolasi
Menghalangi pergerakan bahaya dengan memberikan
pembatas atau pemisah terhadap bahaya maupun
pekerja
• Guarding
Mengurangi jarak atau kesempatan kontak antara
sumber bahaya dengan pekerja.
• Ventilasi
Cara ini paling efektif untuk mengurangi kontaminasi
udara, berfungsi untuk kenyamanan, kestabilan suhu
dan mengontrol kontaminan.
4. Pengendalian Administratif
Pengendalian ini salah satu pilihan terakhir karena
mengandalkan sikap dan kesadaran pekerja. Baik untuk
jenis risiko rendah, sedangkan tipe risiko yang signifikan harus
disertai dengan pengawasan dan peringatan.
Untuk situasi lingkungan kerja dengan tingkat paparan
rendah/jarang, maka beberapa pengendalian yang berfokus
terhadap pekerja lebih tepat diberikan, Antara Lain :
a. Rotasi dan penempatan kerja untuk mengurangi tingkat paparan
yang diterima pekerja dengan membagi waktu kerja dengan
pekerja lain.
b. Pendidikan dan pelatihan sebagai pendukung pekerja dalam
melakukan pekerjaan secara aman. Dengan pengetahuan dan
pengertian terhadap bahaya pekerjaan, maka akan membantu
pekerja untuk mengambil keputusan.
c. Penataan dan kebersihan mengurangi debu dan kontaminan lain
yang bisa menjadi jalur pemajan.
d. Perawatan secara berkala terhadap peralatan penting untuk
meminimalkan penuruna performance dan memperbaiki
kerusakan lebih dini.
e. Jadwal kerja, menggunakan prinsip waktu kerja, pekerjaan
dengan risiko tinggi dapat dilakukan saat jumlah pekerja yang
terpapar paling sedikit
f. Monitoring dan surveilan kesehatan untuk menilai risiko dan
memonitor efektivitas pengendalian yang sudah dijalankan.
5. PPE (Personal Protective Equipment)

Cara terakhir yang dipilih dalam menghadapi


bahaya. Umumnya menggunakan alat seperti respirator,
sarung tangan dan overall dan apron, boots, kacamata,
helm, alat pelindung pendengaran (earplug, earmuff),
dll.
Daftar Pustaka
1. Setiyabudi, 2007, Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Lingkungan
Industri.
2. Sidoarjo, 2009, Hazard Identification Risk Assessment and
Determining Controls, (OHSAS 18002:2008, CLAUSE 4.3.1).
3. Department of Occupatinal Safety and Health. 2008. Guidelines for
Hazard Identification, Risk Assessment and Risk control. Malaysia.
4. Standards Australia (2004), AS/NZS 4360:2004. Risk Management,
Standards Australia, Sydney

Anda mungkin juga menyukai