Anda di halaman 1dari 54

Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan

Provinsi DKI Jakarta


Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari materi ini
peserta diharapkan mengetahui dan
memahami tentang cara pengelolaan
bangunan agar aman terhadap
kebakaran.
Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajarai materi ini peserta diharapkan mampu :

1. Menjelaskan tentang pengertian Manajemen Keselamatan Kebakaran


Gedung.

2. Menyebutkan tentang Sistem Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung


yang harus dilakukan baik sebelum, pada saat maupun setelah terjadi
kebakaran.

3. Menjelaskan tentang setruktur organisasi, tugas dan fungsi peran


kebakaran.

4. Menjelaskan tentang prosedur yang harus dilakukan ketika terjadi


kebakaran.
KELUAR KELUAR
EXIT EXIT
ANALISIS POHON MASALAH
KONSEKWENSI
KERUGIAN SANGAT
DIKENDALIKAN BESAR
OLEH DPK TIDAK

DIKENDALIKAN
DGN SPRINKLER
YA
TIDAK KONSEKWENSI
KERUGIAN BESAR
BERHASIL
DIPADAMKAN
PENGHUNI
TIDAK YA
KONSEKWENSI
Fire KERUGIAN SEDANG
RESPONS

YA
KONSEKWENSI
KERUGIAN KECIL
MANAJEMEN
Seni Mengelola dan Mengkoordinasikan segala Sumber-daya
demi Tercapainya Tujuan Organisasi melalui Proses
Perencanaan, Pengorganisasian, Penggiatan dan Pengendalian

FUNGSI MANAJEMEN
Planning = Perencanaan
Organizing = Pengorganisasian
Actuating = Penggiatan
Controlling = Pengendalian

5M

Man Money Material Machine Method


 Perda 8 / 2008
Fire Safety  Pemilik dan/atau pengguna bangunan
yang mengelola bangunan gedung yang
Management mempunyai potensi bahaya kebakaran
ringan dan sedang I dengan jumlah
penghuni paling sedikit 500 orang wajib
membentuk Manajemen Keselamatan
Kebakaran Gedung.

MANAJEMEN  Manajemen Keselamatan Kebakaran


Gedung dipimpin oleh Kepala dan Wakil
KESELAMATAN Kepala Manajemen Keselamatan
KEBAKARAN Kebakaran Gedung

GEDUNG
AKIBAT KEBAKARAN

•Korban jiwa
•Kerusakan
•Kerugian
•Penderitaan
•Citra

Konsekuensi dari
Penyimpangan
MKKG
PRE FIRE POST FIRE
CONTROL IN CASE FIRE CONTROL CONTROL

FIRE SAFETY MANAGEMENT


PRE FIRE CONTROL

 Kebijakan dan Komitmen.


 Identifikasi Sumber Bahaya.
 Inventarisasi Sarana Proteksi dan Jalan Keluar.
 Inspeksi dan Uji Coba Berkala.
 Tindakan Pemeliharaan dan Perawatan Peralatan.
 Pengawasan Terhadap Tempat dan Lingkungan Kerja.
 Struktur Organisasi Managemen Pengamanan Kebakaran.
 Rekruitmen dan Pelatihan Personel.
 Penyuluhan Penghuni dan Visualisasi Pencegahan Kebakaran.
 Gambar situasi Route Penyelamatan.
 Rencana Tindakan Keadaan Darurat Kebakaran.
 Gladi / simulasi Kebakaran dan Evakuasi Penghuni.
IN CASE
FIRE CONTROL
FIRE EMERGENCY PLAN

Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
POST
FIRE CONTROL

INVESTIGASI ANALISIS  REKOMENDASI  REHABILITASI


• Kebijakan MKKG harus ada pernyataan tertulis yang berisi
tentang visi,misi,komitmen dan kerangka kerja.
• Penempatan MKKG pada posisi yang dapat menentukan
keputusan perusahaan.
• Penyediaan anggaran,personil yang berkualitas dan
peralatan yang memadai.
• Penetapan batas wewenang,tanggung jawab dan kewajiban
yang jelas dlm penanganan MKKG.
• Membuat perencanaan MKKG secara terkoordinasi.
• Melakukan penilaian kinerja & tindak lanjut dari program
MKKG.
• Melakukan pengamanan listrik dan peralatannya.
• Menjaga adanya api terbuka.
• Mengamankan bahan cair dan gas yang mudah menyala.
• Mengamankan penempatan pekerjaan las, pemotong logam dan B3.
• Pengamanan terhadap hambatan sarana jalan keluar.
• Pengawasan terhadap sistem pengandali asap dan lampu darurat.
• Mengamankan pintu keluar terakhir (exit discharge).
Fire

• SARANA PROTEKSI KEBAKARAN


1. Instalasi Alarm Kebakaran.
2. Alat Pemadam Api Ringan.
3. Instalasi Hidran Kebakaran.
4. Instalasi Pemercik Otomatis.
5.Instalasi Pemadam Api Otomatis.

• SARANA JALAN KELUAR ;


1. Pintu – pintu Darurat.
2. Koridor / selasar.
3. Jalan Landai.
4. Tangga Kebakaran.
5. Lampu Penerangan Darurat.
6. Tanda Penunjuk Arah.
7. Sistem Pengendali Asap.
• INSPEKSI ;
1. Inspeksi terhadap potensi sumber
kebakaran baik didalam/diluar gedung.
2. Inspeksi terhadap sarana proteksi
kebakaran dan jalan keluar.

• UJI COBA KINERJA PERALATAN ;


1. Daftar periksa (check list) sebagai
panduan.
2. Pencantuman label inspeksi.
3. Laporan / rekaman tertulis tentang hasil
pemeriksaan.
• Pemeliharaan dilakukan dalam rangka
untuk menjaga agar proteksi /
peralatan kebakaran selalu dalam
kondisi baik dan siap pakai.

• Perawatan dilakukan dalam rangka


untuk memperbaiki apabila terjadi
kerusakan maupun sudah habis masa
berlakunya suatu alat pemadam api.
• Kebersihan dan kerapihan pada tempat kerja ; gudang, ruang operasi,
ruang produksi, B3, bahan mudah menyala dll.
• Kebersihan pada lantai, jalur rak kabel, ducting, ventilasi, blower
(exhaust system).
• Perapihan terhadap sisa buangan, barang tidak terpakai yang mudah
menyala simpan atau jauhkan dari sumber api.
• Sarana proteksi kebakaran mudah dilihat dan tidak terhalang.
• Sarana jalan keluar harus bebas dari hambatan dan kedap asap /
panas.
STANDARD MINIMAL :
STRUKTUR ORGANISASI
KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG (K2G)
KEPALA /
WAKIL K2G

POSKO
- Operator
- Teknisi

KA. PERAN SATPAM PMK


AREA SETEMPAT P3K
LANTAI

R.PEMADAM R. P3K R. EVAKUASI

R. RESCUE R. SALVAGE
• Rekruitmen personil sesuai dengan kebutuhan
organisasi peran kebakaran.
• Pelatihan kebakaran khusus bagi personil anggota
peran kebakaran .
• Praktek simulasi penanganan kebakaran ;
- Latihan kering.
- Latihan basah.
- Simulasi evakuasi penghuni.
• Merupakan panduan praktis,sederhana dan mudah dimengerti.
• Berisi tentang pembagian tanggung jawab yang jelas setiap
satuan kerja baik perorangan maupun kelompok.
• Menjelaskan ttg siadi demen babi (siapa,apa,dimana,dengan
apa, mengapa, bagaimana, bilamana).
• Personil yang direkrut merupakan personel terampil yang siap
melakukan tugas dengan cepat, tepat dan selamat.
• Mengantisipasi beberapa alternatif waktu kejadian misalnya
pada jam kerja, diluar jam kerja dan kondisi lainnya.
• Penentuan jalur evakuasi dan tempat berkumpul sementara.
• Adanya daftar penghuni yang perlu mendapatkan perlakuan
khusus, wanita hamil,manula,cacat fisik,penyakit jantung dll.
• Penting untuk diketahui apakah ;
- Seluruh penghuni telah mengetahui exit , Apar,hidran,tombol alarm dll.
- Peran kebakaran dapat bekerja sesuai waktu yang direncanakan.
- Penghuni dapat evakuasi dengan aman dan sesuai dengan prosedur.
• Dilakuakan menimal 6 bulan sekali.
• Dilakukan tanpa pemberitahuan min 1tahun sekali.
• Diupayakan melibatkan semua shift kerja.
• Skenario simulasi diusahakan mendekati kondisi sebenarnya.
• Koordinasi dengan instansi terkait.
• SISTEM adalah perpaduan dari sesuatu yang terdiri dari bagian-
bagian yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang
mempunyai tujuan tertentu .

• EVAKUASI adalah upaya pemindahan penghuni dari suatu tempat /


ruangan yang terancam bahaya ketempat yang aman .

• SISTEM EVAKUASI KEBAKARAN adalah upaya pemindahan dari


tempat berbahaya ke tempat yang aman dengan mentaati
ketentuan atau prosedur yang berlaku dari suatu tempat atau
bangunan .
MAKSUD DAN TUJUAN
• Mengetahui dan memahami tugas yang harus
dilakukan oleh team peran kebakaran pada saat
terjadi kebakaran atau keadaan darurat.
SIADI DEMEN BABI ( Siapa – Apa - Dimana –
Dengan apa – Mengapa - Bagaimana – Bilamana )

• Mengimplementasikan prosedur yang telah dibuat


secara efektif.
STANDARD MINIMAL :
STRUKTUR ORGANISASI
KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG (K2G)
KEPALA /
WAKIL K2G

POSKO
- Operator
- Teknisi

KA. PERAN SATPAM PMK


AREA SETEMPAT P3K
LANTAI

R.PEMADAM R. P3K R. EVAKUASI

R. RESCUE R. SALVAGE
TUGAS KEPALA / WAKIL KESELAMATAN KEBAKARAN
GEDUNG

• Pastikan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran sudah


dihubungi .
• Menuju ke Posko kebakaran untuk memimpin operasional
• Pastikan bahwa pemberitahuan kewaspadaan tingkat
pertama telah dilaksanakan .
• Pastikan bahwa peran kebakaran lantai telah melaksanakan
tugasnya .
• Tetap siaga untuk menerima status laporan dan
memperkirakan harus evakuasi bertahap atau evakuasi
total .
TUGAS OPERATOR
• Secepatnya menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan
Instansi terkait .
• Jangan memutuskan hubungan telepon sampai Dinas Pemadam
Kebakaran mengulangi berita .
• Mengendalikan sistem pemberitahuan umum .

TUGAS TEKNISI

• Mengatur dan mengontrol peralatan mekanik maupun elektrik


(lift, alarm, pompa kebakaran, hidran, lampu darurat, peralatan
evakuasi dll )
• Membantu kelancaran tugas bantuan yang datang di TKP .
TUGAS KEPALA / WAKIL PERAN KEBAKARAN LANTAI
PADA SAAT MENDENGAR ALARM .

• Memeriksa sub-sub panel alarm kebakaran untuk menentukan


sumber alarm tersebut .
• Apabila kebakaran tidak berada pada lantainya yakinkan
bahwa lantainya siap untuk evakuasi .
• Apabila kebakaran di lantainya segera laporkan ke Posko
Kebakaran :
- Namanya .
- Jenis yang terbakar .
- Lokasinya .
- Situasi terakhir .
• Memimpin pelaksanaan operasional di lantainya .
PADA SAAT MENDENGAR PEMBERITAHUAN EVAKUASI

• Periksa semua ruangan dan perhatikan setiap penghuni di


lantainya untuk melaksanakan evakuasi .
• Pada saat evakuasi berikan perhatian khusus pada orang cacat,
hamil, anak-anak dll .
• Pastikan bahwa seluruh penghuni lantainya sudah melaksanakan
perintahnya .
• Pada saat tiba di tempat berhimpun laksanakan infentarisasi
terhadap penghuni lantainya .
• Laporkan tentang situasi terakhir dan status evakuasi kepada K3G
.
TUGAS SATPAM AREA

• Mengamankan area gedung yang terbakar .


• Mengatur lalu lintas disekitar gedung .
• Mengatur perpindahan kendaraan di tempat parkir ketempat
lain yang aman .
• Mengatur tersedianya jalan masuk bagi bantuan luar yang
datang .
• Menjaga dokumen / barang yang telah diselamatkan
• Sebagai penunjuk jalan bagi bantuan luar yang datang .
• Selalu berkoordinasi dengan regu / pihak lain
TUGAS PEMADAM KEBAKARAN SETEMPAT

PADA SAAT MENDENGAR ALARM


- Berusaha mengetahui dengan pasti lokasi terjadinya alarm
kebakaran
- Menuju ke Posko Kebakaran untuk memantau situasi .
- Seorang anggota regu mengatur lift kebakaran dan
menunggu kedatangan petugas pemadam .
PADA SAAT TERJADI KEBAKARAN
- Melaksanakan pemadaman / melokalisir kebakaran sebelum
Petugas Pemadam datang .
- Memberi informasi yang diperlukan oleh Petugas bantuan
yang datang .
- Selalu berkoordinasi dengan regu / pihak lain .
TUGAS P3K ( POLIKLINIK )
• Selalu berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit terdekat .

• Melakuakan pertolongan dengan cepat dan tepat apabila


ada korban yang mengalami gangguan kesehatan .

• Membawa korban ke Rumah Sakit apabila ada korban yang


perlu mendapatkan pertolongan lebih lanjut .
TUGAS REGU PEMADAM KEBAKARAN LANTAI

• Memadamkan dan melokalisir kebakaran serta menekan


kerugian sekecil-kecilnya .
• Memadamkan kebakaran dengan menggunakan peralatan
( Apar dan Hidran ) secara efektif dan efesien .
• Melaporkan terjadinya kebakaran, perkembangan dan hasil
pemadaman .
• Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain .
TUGAS P3K LANTAI

• Melaksanakan pertolongan pertama


seperlunya dengan cepat dan tepat
apabila ditemuka korban yang
mengalami gangguan kesehatan .

• Mentransportasikan korban ketempat


lain yang aman

• Selalu berkoordinasi dengan regu atau


pihak lain .
TUGAS REGU EVAKUASI LANTAI
• Mengevakuasikan penghuni ketempat berhimpun yang telah
ditentukan .
• Memberi petunjuk, mengarahkan, dan mencarikan jalan keluar
kepada penghuni .
• Selalu mengingatkan penghuni agar tidak menggunakan lift
sekaligus mengarahkan agar menuju tangga darurat terdekat .
• Selalu mengingatkan kepada ibu-ibu yang memakai sepatu
berhak tinggi harap dilepas .
• Menginformasikan ke regu P3K apabila ditemukan penghuni yang
perlu mendapatkan pertolongan .
• Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain .
TUGAS REGU PENYELAMATAN BARANG

• Menyelamatkan barang berharga atau dokumen penting


ketempat lain yang aman yang telah ditentukan .
• Menyerahkan barang atau dokumen tersebut ke bagian
pengamanan .
• Selalu memonitor situasi terakhir kebakaran .
• Selalu berprinsip bahwa keselamatan jiwa lebih penting dari
harta benda .
• Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain .
PADA SAAT MENEMUKAN KOBARAN API,
AKTIFKAN ALARM KEBAKARAN
ATAU HUBUNGI OPERATOR
JIKA MAMPU, PADAMKAN DENGAN
PERALATAN YANG TERSEDIA
(APAR DAN HIDRAN KEBAKARAN).
Hentikan kegiatan atau hubungan
telepon.

Jangan panik, tunggu pengumuman


selanjutnya.

Jangan melakukan tindakan yang


membuat orang lain panik (lari, saling
mendorong, berteriak).

Jika bukan regu Peran kebakaran, carilah


exit terdekat; Jangan sekali-kali gunakan
lift.

Jika sudah berada di luar bangunan,


jangan masuk kembali untuk alasan
apapun.
Segera tinggalkan ruangan .
Jangan pikirkan barang.
Keselamatan jiwa anda lebih penting.
INGAT !!! PADA SAAT MENUJU KELUAR, JANGAN SEKALI-
KALI MENGGUNAKAN LIFT
 TUTUPLAH SEMUA PINTU YANG TELAH ANDA LEWATI, UNTUK
MENGHAMBAT PENJALARAN API.
JIKA TERPERANGKAP DI DALAM RUANGAN, BERITAHU
KEBERADAAN ANDA KEPADA ORANG DI LUAR.
• Tutuplah celah di bawah pintu dengan kain basah, untuk
menghindari masuknya asap atau kobaran api.
Jika terperangkap dalam ruangan berasap, selamatkan diri
dengan cara merangkak. Udara dibagian dibawah relatif
lebih bersih dari pengaruh asap
AWAS !!!
 JANGAN MELOMPAT SEPERTI
INI, TUNGGU BANTUAN
PETUGAS RESCUE.
Menuju tempat berhimpun…

Setelah keluar dari pintu terakhir (muara jalan keluar/Exit


Discharge) langsung menuju tempat berhimpun (Assembly
point) yang telah ditentukan.
Petugas akan melakukan pendataan personil (penghuni).
Dilarang memasuki ruangan kembali sebelum dinyatakan status
aman.
6341308

6344215

491063

5607323

7515054

8582150
REFERENSI

1. Badan Standardisasi Nasional (2000) ,” SNI-SNI tentang Proteksi Kebakaran,” Jakarta.


2. Biro Hukum Pemerintahan DKI, Jakarta (1985),” Kompilasi SK. Gubernur KDKI tentang Protap-protap
dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di DKI,”.
3. Custer, RLP & Meacham, B.J (2001),” Introduction to Performance-based Fire Safety,” NFPA, Quincy,
MA.
4. DKI, Jakarta (2008),” Peraturan Daerah (Perda) no 8 Tahun 2008 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran dalam Wilayah DKI Jakarta,”
5. Departemen PU (2000) ,” Keputusan Menteri PU no 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran pada Bangunan dan Lingkungan
6. Friedman, Raymond (1998),” Principles of Fire Protection Chemistry and Physics,” National Fire
Protection Association (NFPA), Quincy, MA, USA.
7. Ganjar Budiarto (2005), Dasar – Dasar Fiire Emergency Plan dan Pemenuhan Sarana Keadaan
Darurat, Kursus Teknik K3 Penanggulangan Kebakaran Tk Ahli Pratama (Klas B)
8. Suprapto (2003),” Hal-hal pokok Dalam Penyusunan Fire Emergency Plan (FEP) pada Bangunan
Gedung dan Industri,” Pelatihan Proteksi Kebakaran Level-B untuk PT. Astra, BPSI, Jakarta.
9. Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keaselamatan Kerja.
10. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
“ Selamat Bertugas “
EVALUASI PENGAJAR

• Scan barcode diatas


• Isilah setiap pertanyaan
• Setelah selesai kirim atau submit jawaban anda
• Jawaban anda bersifat rahasia dan tidak mempengaruhi nilai
akademis saudara
• Jawaban dan saran yang anda berikan akan sangat bermanfaat bagi
kemajuan Pusdiklat Penanggulangan Kebakaran Dan Penyelamatan
Provinsi DKI Jakarta

Anda mungkin juga menyukai