Anda di halaman 1dari 52

UNTAD

TINGKAT PEMAHAMAN DAN PENCEGAHAN


MENGENAI TUBERKULOSIS OLEH MASYARAKAT
DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TIPO
TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

DISUSUN OLEH
LIDYA ARIASTUTI (N 111 15 012)
DAVID MATTHEW TODING (N 111 15 026)

PEMBIMBING KLINIK: dr. SUMARNI, M.Kes, Sp.GK


PENDAHULUAN

UPTD PKM Tipo


tahun 2015:
Indonesia: 14 kasus BTA
prevalensi TB positif, 37 kasus
Data WHO tahun ke-3 tertinggi di BTA negatif
2015: dunia
10,4 juta kasus
baru TB
RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana tingkat pemahaman masyarakat di wilayah
kerja Puskemas Tipo mengenai penyakit Tuberkulosis?

2) Bagaimana tingkat pencegahan masyarakat di wilayah


kerja Puskemas Tipo terhadap penyakit Tuberkulosis?
TUJUAN PENELITIAN
1) Untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat
mengenai penyakit Tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Tipo tahun 2017.

2) Untuk mengetahui tingkat pencegahan masyarakat


terhadap penyakit Tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Tipo tahun 2017.
MANFAAT PENELITIAN

Bagi Institusi bahan masukan atau referensi bagi


peneliti lain
Bagi Instansi Kesehatan gambaran mengenai tingkat
pemahaman dan pencegahan
masyarakat mengenai penyakit
Tuberkulosis di wilayah kerja
Puskesmas Tipo
Bagi Peneliti menambah wawasan dan
pengetahuan
Bagi masyarakat memberikan informasi mengenai
tingkat pengetahuan dan pencegahan
oleh masyarakat
KEASLIAN PENELITIAN
• Nanin Kurniasari (2007). Hubungan Pengetahuan dan Sikap
Penderita TBC Dengan Keteraturan Dalam Pengobatan TBC Di
UPTD Puskesmas Cibogo Kabupaten Subang Tahun 2007. Metode
penelitian kuantitatif, desain penelitian cross sectional. Hasil dari uji
pengetahuan penderita TBC dengan keteraturan dalam pengobatan
TBC di peroleh nilai P = 0.

• Bagas Wirasti (2010). Hubungan Antara Karakteristik dan


Pengetahuan Tentang Tuberkulosis Paru Dengan Perilaku Penularan
Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Sawangan Kota Depok Tahun
2010. Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang mempunyai
hubungan signifikan terhadap perilaku pencegahan penularan TB
adalah pendidikan (p = 0,001), pekerjaan (p = 0,046) dan
pengetahuan (p = 0,031). Variabel yang tidak berhubungan dengan
perilaku pencegahan penularan TBC adalah usia dan jenis kelamin (p
> 0,001).
TINJAUAN PUSTAKA
PENGETAHUAN
• Martin dan Oxman (1988) dalam Kusrini (2009):
kemampuan untuk membentuk model mental yang
menggambarkan obyek dengan tepat dan
merepresentasikannya dalam aksi yang dilakukan
terhadap suatu obyek.5
PENGETAHUAN
Notoatmodjo (2012): 6 tingkatan domain kognitif
• Tahu (know)
• Memahami (comprehension)
• Aplikasi (application)
• Analisis (analysis)
• Sintesis (synthesis)
• Evaluasi (evaluation)
PENGETAHUAN
Notoatmodjo (2012): 6 tingkatan domain kognitif
• Tahu (know)
• Memahami (comprehension)
• Aplikasi (application)
• Analisis (analysis)
• Sintesis (synthesis)
• Evaluasi (evaluation)
PENCEGAHAN
Leavel dan Clark: segala kegiatan yang dilakukan baik
langsung maupun tidak langsung untuk mencegah suatu
masalah kesehatan atau penyakit.

Tingkatan pencegahan:
1. Peningkatan kesehatan (Health Promotion)
2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit
tertentu (Spesific Protection)
3. Menggunakan diagnose secara dini dan pengobatan
yang cepat dan tepat (Early Diagnosis and Promotion)
4. Pembatasan kecacatan (Dissability Limitation)
5. Pemulihan kesehatan (Rehabilitation)
TUBERKULOSIS (TBC)
• Penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis, paling umum menyerang
paru-paru.
• Mycobacterium tuberculosis: basil tahan asam dan
alkohol, bersifat dorman dan aerob.
• Bakteri ini mati pada pemanasan 100°C selama 5-10
menit atau pada pemanasan 60°C selama 30 menit, dan
dengan alkohol 70- 95% selama 15-30 detik, tahan
selama 1-2 jam di udara terutama di tempat yang lembab
dan gelap (bisa berbulan-bulan).
PENULARAN
• Melalui udara (droplet nuklei) saat seorang pasien TBC
batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri
tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas.
• Bila penderita batuk, bersin, atau berbicara saat
berhadapan dengan orang lain, basil tuberkulosis
tersembur dan terhisap ke dalam paru orang yang sehat.
• Masa inkubasinya selama 3-6 bulan
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala utama: batuk berdahak selama 2 sampai 3
minggu atau lebih.

• Gejala tambahan: dahak bercampur darah, batuk darah,


sesak napas, badan lemas, nafsu makan menurun
(anoreksia), berat badan menurun, malaise, berkeringat
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam.
PENCEGAHAN
Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI)
tahun 2010

Bagi Masyarakat
• Makan makanan yang bergizi seimbang
• Tidur dan istirahat yang cukup
• Tidak merokok, minum alkohol dan menggunakan narkoba
• Lingkungan yang bersih.
• Membuka jendela agar masuk sinar matahari.
• Imunisasi BCG bagi balita
• segera memeriksakan diri dan berobat sesuai aturan sampai
sembuh
PENCEGAHAN
Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia
(PPTI) tahun 2010

Bagi Penderita
• Tidak meludah di sembarang tempat
• Menutup mulut saat batuk atau bersin
• Berperilaku hidup bersih dan sehat
• Berobat sesuai aturan sampai sembuh
• Memeriksakan balita yang tinggal serumah agar segera
diberikan pengobatan pencegahan
KERANGKA TEORI
KERANGKA KONSEP

Sangat Baik

Baik

Tingkat Pengetahuan dan Angka Kejadian


Pencegahan mengenai Cukup Tuberkulosis di wilayah
Tuberkulosis kerja UPTD PKM Tipo

Kurang

Sangat Kurang
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian kuantitatif, dengan metode survey deskriptif.

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tipo Kecamatan
Ulujadi, bulan Juni-Agustus 2017.

Populasi
Seluruh warga yang termasuk dalam wilayah kerja
puskesmas Tipo yaitu sebanyak 8.967 orang
METODE PENELITIAN
Sampel
Pengambilan sampel dengan metode nonprobability
sampling, dengan teknik kuota sampling.
Besar sampel dihitung menggunakan rumus Slovin.

𝑁
𝑛= Jumlah sampel:
1+𝑁 (𝑑 2 )
8967
Ket: : 𝑛=
N = besar populasi 1 + 8967 (0,1)²
N = besar sampel 𝑛 = 98,89 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
D = tingkat kesalahan
absolute yang dikehendaki Digenapkan menjadi 99
(10%)
sampel.
Definisi Operasional
TINGKAT PEMAHAMAN
Definisi Ukuran pemahaman terhadap penyakit tuberculosis,
mencakup definisi, penyebab, tanda dan gejala, serta cara
penularan
Alat ukur Kuesioner
Cara ukur Membagi kuesioner
Skala ukur Ordinal
Hasil ukur • Tingkat pemahaman sangat baik (jika menjawab 5 soal
dengan benar)
• Tingkat pemahaman baik (jika menjawab 4 soal dengan
benar)
• Tingkat pemahaman cukup (jika menjawab 3 soal dengan
benar)
• Tingkat pemahaman kurang (jika menjawab 2 soal dengan
benar)
• Tingkat pemahaman sangat kurang (jika salah menjawab
semua soal)
Definisi Operasional
TINGKAT PENCEGAHAN
Definisi Ukuran mengenai gambaran tindakan yang dianggap tepat
untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit tuberculosis
Alat ukur Kuesioner
Cara ukur Membagi kuesioner
Skala ukur Ordinal
Hasil ukur • Tingkat pencegahan sangat baik (jika menjawab 5 soal
dengan benar)
• Tingkat pencegahan baik (jika menjawab 4 soal dengan
benar)
• Tingkat pencegahan cukup (jika menjawab 3 soal dengan
benar)
• Tingkat pencegahan kurang (jika menjawab 2 soal dengan
benar)
• Tingkat pencegahan sangat kurang (jika salah menjawab
semua soal)
PROSEDUR PENELITIAN

Konsultasi Perizinan
Pengumpulan
rencana bagian TU
Data
penelitian PKM Tipo
INSTRUMEN PENELITIAN
• kuesioner yang berisi 5 pertanyaan tentang tingkat
pemahaman mengenai penyakit Tuberkulosis dan 5
pertanyaan tentang tingkat pencegahan penyakit
Tuberkulosis.

• Kuesioner telah dilakukan validasi oleh Kepala


Puskesmas Tipo, Dokter umum di Puskesmas Tipo serta
staff Puskesmas Tipo sebanyak total 10 orang.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data Primer Data Sekunder Cara


• Kuesioner • Profil UPTD Pengukuran
Puskesmas • Wawancara
Tipo: jumlah dan observasi
warga
PENGOLAHAN DATA
Menurut Narbuko (2002) dalam Sugiyono (2013)
Tahap-tahap pengolahan data
• Editing
• Coding
• Tabulating
• Entry
• Cleaning
• Describing

• Analisa Data: menggunakan program Microsoft Excel.


ETIKA PENELITIAN
• Informed Consent (lembar persetujuan)
• Anonymity (tanpa nama)
• Confidentiality (kerahasiaan)
JADWAL PENELITIAN

Bulan
No Kegiatan
Juni Juli Agustus
1 Studi Literatur dan Survey
Material
2 Pembuatan dan validasi
kuisioner
3 Pengambilan data

4 Analisa hasil

5 Revisi
HASIL PENELITIAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN

PERSENTASE KARAKTERISTIK RESPONDEN


MENURUT JENIS KELAMIN

Laki-laki (%)
45.45
Perempuan (%)
54.55
KARAKTERISTIK RESPONDEN

PERSENTASE KARAKTERISTIK
RESPONDEN MENURUT UMUR

11.11 7.07

18 - 25 tahun (%)
33.33 26 - 35 tahun (%)
36 - 45 tahun (%)
46 - 55 tahun (%)
48.49
KARAKTERISTIK RESPONDEN

PERSENTASE KARAKTERISTIK RESPONDEN


MENURUT PENDIDIKAN TERAKHIR

6.06
Lulusan SD (%)

38.38 Lulusan SMP (%)

Lulusan SMA (%)


55.56
Lulusan Perguruan
0
Tinggi (%)
KARAKTERISTIK RESPONDEN

PERSENTASE KARAKTERISTIK RESPONDEN


MENURUT PEKERJAAN

5.050
2.02 PNS/Pensiunan PNS
32.32 POLRI/TNI/Pensiunan
Pegawai swasta/Wiraswasta
28.28
Pedagang
Nelayan
Pelajar
8.1 Tukang
7.07 17.17 URT
TINGKAT PEMAHAMAN
PERSENTASE KARAKTERISTIK RESPONDEN
MENURUT TINGKAT PEMAHAMAN

12.12 05.05
Sangat Baik

Baik

Cukup
44.44
38.39 Kurang

Sangat Kurang
TINGKAT PENCEGAHAN

PERSENTASE KARAKTERISTIK RESPONDEN


MENURUT TINGKAT PENCEGAHAN

0 13.13
Sangat Baik
33.33
Baik

Cukup

Kurang

53.54 Sangat Kurang


PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN: JENIS KELAMIN

• Responden terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu


sebanyak 54 orang (54,55%)

• Data distribusi penduduk di wilayah UPTD Puskesmas


Tipo dimana yang terbanyak adalah laki-laki yaitu 4.585
orang, sedangkan perempuan berjumlah 4.382 orang.
KARAKTERISTIK RESPONDEN: UMUR

• Responden terbanyak memiliki umur berkisar 36-46 tahun


yaitu sebanyak 48 orang (48,49%)
• Responden paling sedikit memilik umur berkisar 18-25
tahun yaitu sebanyak 7 orang (7,07%)

• Data distribusi penduduk di Wilayah UPTD Puskesmas


Tipo Tahun 2015, penduduk terbanyak memiliki kisaran
umur 10-14 tahun yaitu sebanyak 1006 orang, dari total
keseluruhan penduduk sebesar 8.967 orang
KARAKTERISTIK RESPONDEN: PENDIDIKAN

• Responden berpendidikan terakhir yang paling banyak


adalah pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 55 orang
(55,56%)
• Responden paling sedikit berpendidikan terakhir
Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 6 orang (6,06%).

• Budiman (2013): semakin tinggi tingkat pendidikan


seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga
banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
KARAKTERISTIK RESPONDEN: PEKERJAAN

• Responden paling banyak memiliki pekerjaan sebagai Ibu


Rumah Tangga (URT) yaitu sebanyak 32 orang (32,32%)
• Responden paling sedikit memiliki pekerjaan sebagai
pegawai swasta/wiraswasta yaitu sebanyak 2 orang
(2,02%)

• Data profil UPTD Puskesmas Tipo tidak ditemukan


mengenai karakteristik pekerjaan yang dimiliki oleh warga

• Pengelola program: Warga yang bekerja sebagai ibu


rumah tangga sebagian besar tidak dapat meluangkan
waktu untuk mengikuti kegiatan penyuluhan.
TINGKAT PEMAHAMAN
• Responden sebagian besar memiliki tingkat pemahaman
mengenai penyakit tuberculosis dalam kategori cukup,
yaitu sebanyak 44 orang dari total 99 orang responden
(44,44%).

• Sebagian besar responden masih belum memahami


mengenai penyebab dan cara penularan dari penyakit
Tuberkulosis.
TINGKAT PEMAHAMAN
• Responden sebagian besar memiliki tingkat pencegahan
mengenai penyakit tuberculosis dalam kategori cukup,
yaitu sebanyak 53 orang dari total 99 orang responden
(53,54%).

• Data kuesioner: sebagian besar responden menganggap


bahwa masih membuang dahak sembarangan, tidak
mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta
menggunakan alat makan yang sama dengan penderita
Tuberkulosis bukan merupakan bagian dari tindakan
pencegahan penyakit Tuberkulosis
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PKM TIPO
• Promosi kesehatan dengan strategi pengembangan,
penggerakan dan pembauran potensi masyarakat
sehingga diharapkan secara keseluruhan mampu
menolong diri sendiri dan berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan.

Empat bidang pokok:


• penyuluhan di bidang peningkatan derajat kesehatan
(promotif)
• penyuluhan di bidang pencegahan (preventif)
• penyuluhan di bidang pengobatan (kuratif)
• penyuluhan di bidang pemulihan (rehabilitatif)
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PKM TIPO
• Penyuluhan ini dilakukan di dalam gedung dan di luar
gedung
• Penyuluhan dalam gedung memiliki target pelaksanaan
setiap hari kerja
• Penyuluhan luar gedung memiliki target pelaksanaan 12
kali per bulan.
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PKM TIPO
• Peneliti tidak pernah menemukan diadakannya
penyuluhan dalam gedung.
• Penyuluhan luar gedung dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan posyandu, tetapi tidak setiap hari.
• Tidak ditemukan data akurat mengenai data frekuensi
pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan oleh Puskesmas
Tipo.
PENUTUP
KESIMPULAN
1) Masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tipo pada
tahun 2017 sebagian besar memiliki tingkat pemahaman
mengenai penyakit tuberculosis dalam kategori cukup, yaitu
sebanyak 44 orang dari total 99 orang responden (44,44%).
Sebagian besar responden masih belum memahami
mengenai penyebab dan cara penularan dari penyakit
Tuberkulosis.
2) Masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tipo pada
tahun 2017 sebagian besar memiliki tingkat pencegahan
mengenai penyakit tuberculosis dalam kategori cukup, yaitu
sebanyak 53 orang dari total 99 orang responden (53,54%).
Sebagian besar responden menganggap bahwa masih
membuang dahak sembarangan, mencuci tangan sebelum
dan sesudah makan, serta menggunakan alat makan yang
sama dengan penderita Tuberkulosis bukan merupakan
bagian dari tindakan pencegahan penyakit Tuberkulosis.
SARAN
1) Puskesmas Tipo dapat meningkatkan kinerja dalam
pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat berupa
promosi kesehatan, melalui pelaksanaan yang lebih
intens dan konsisten sehingga dapat sesuai dengan
strategi kegiatan yang sudah ditetapkan yaitu
pengembangan, penggerakan dan pembauran potensi
masyarakat sehingga diharapkan secara keseluruhan
mampu menolong diri sendiri dan berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan. Sebaiknya dilakukan
pelaporan dan pencatatan mengenai kegiatan promosi
kesehatan tersebut sehingga dapat digunakan sebagai
bahan evaluasi kedepannya agar program ini dapat
berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang
maksimal.
SARAN (cont.)
2) Pada peneliti selanjutnya diharapkan dapat dilakukan
penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pemahaman dan pencegahan penyakit
Tuberkulosis oleh masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Tipo, sehingga dapat membantu pihak
puskesmas dalam mengatasi kendala dalam
pelaksanaan program promosi kesehatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
• Price, S dan Standridge. Tuberkulosis dalam Patofisiologi.
Jakarta: EGC. 2006.
• WHO Internasional. Global Tuberculosis Report 2015.
http://www.who.int/ tb/publications/global_report/en/. Diakses
tanggal 3 Agustus 2017.
• Sudoyo, A. Tuberkulosis dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III. Jakarta: Interna Publishing. 2010.
• UPTD Puskesmas Tipo. Buku Profil UPTD Puskesmas Tipo
Tahun 2015. Palu: Dinas Kesehatan Kota Palu. 2015.
• Kusrini. Sistem Pakar, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: ANDI.
2009
• Notoatmodjo, S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta. 2010
DAFTAR PUSTAKA
• Djannah, S.N. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Dengan Perilaku Pencegahan Penularan TBC Pada
Mahasiswa di Asrama Manokwari
SlemanYogyakarta.www.journal.uad.ac.id/index.php/KesMas/ar
ticle/download/549/pdf. Diakses pada tanggal 3 Agustus 2017
• Budiman, A.R. Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. 2013
• WHO Internasional. Global Tuberculosis Report 2012.
http://www.who.int/ tb/publications/global_report/en/. Diakses
tanggal 3 Agustus 2017.
• Smeltzer, S.C. & Brenda, G.B. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC. 2002
DAFTAR PUSTAKA
• Somantri, I. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika. 2007
• Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan,
Pencegahan & Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga. 2008
• Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman
Penanggulangan Tuberkulosis (TB): Jakarta. 2009
• Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia. Laporan
Riset Kesehatan Dasar 2010: Jakarta. 2010
• Ardiansyah, M. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta:
Diva Press. 2012
• Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Penerbit Alfabeta. 2013.

Anda mungkin juga menyukai