1 TAHUN 1970
tentang Keselamatan Kerja
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No. 1918)
BAB I – XI
Pasal 1 - 18
BAB I
TENTANG ISTILAH-ISTILAH
PASAL 1
3) “Pengusaha” ialah :
a. Orang atau badan hukum yang menjalankan
sesuatu usaha milik sendiri dan untuk keperluan
itu mempergunakan tempat kerja.
b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya
dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat
kerja.
c. Orang atau badan hukum yang di Indonesia
mewakili orang atau badan hukum termaksud
pada (a) dan (b), jika kalau yang mewakili
berkedudukan diluar Indonesia.
PASAL 1
• Pasal 3
Untuk dapat ditunjuk sebagai ahli keselamatan dan
kesehatan kerja harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
Berpendidikan Sarjana, Sarjana muda atau Sederajat
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Sarjana dengan pengalaman kerja sesuai dengan
bidang keahliannya sekurang-kurangnya 2 tahun;
2. Sarjana Muda atau Sederajat dengan pengalaman kerja
sesuai dengan bidang keahlian sekurang-kurangnya 4
tahun:
a. Berbadan sehat;
b. Berkelakuan baik;
c. Bekerja penuh di instansi yang bersangkutan;
Permenaker No. 02/MEN/1992
Tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan
Wewenang AK3
• Pasal 8
1) Keputusan penunjukan ahli keselamatan dan kesehatan
kerja tidak berlaku apabila yang bersangkutan:
a. Pindah tugas ke perusahaan atau instansi lain;
b. Mengundurkan diri;
c. Meninggal dunia
2) Keputusan penunjukan ahli keselamatan dan kesehatan
kerja dicabut apabila yang bersangkutan terbukti:
a. Tidak memenuhi peraturan perundang-undangan
keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Melakukan kesalahan dan kecerobohan sehingga
menimbulkan keadaan berbahaya;
c. Dengan sengaja dan atau karena khilafannya menyebabkan
terbukanya rahasia suatu perusahaan/instansi yang karena
jabatannya wajib untuk dirahasiakan
Permenaker No. 02/MEN/1992
Tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan
Wewenang AK3
• Pasal 9
1) Ahli keselamatan dan kesehatan kerja berkewajiban:
a. Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan
keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan bidang yang
ditentukan dalam keputusan penunjukannya;
b. Memberikan laporan kepada Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang
ditunjuk mengenai hasil pelaksanaan tugas dengan ketentuan sebagai
berikut:
1. Untuk AK3 di tempat kerja satu kali dalam 3 (tiga) bulan, kecuali
ditentukan lain
2. Untuk AK3 di perusahaan yang memberikan jasa di bidang K3
setiap saat setelah selesai melakukan kegiatannya
c. Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan/instansi
yang didapat berhubung dengan jabatannya.
2) Tembusan laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b
ditujukan kepada:
1. Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat
2. Kantor Wilayah Departemen Tenaga kerja setempat
Permenaker No. 02/MEN/1992
Tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan
Wewenang AK3
• Pasal 10
1) Ahli keselamatan dan kesehatan kerja berwenang untuk:
a) Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan
penunjukan penunjukan
b) Meminta keterangan dan atau informasi mengenai
pelaksanaan syarat-syarat K3 di temapat kerja sesuai
dengan keputusan penunjukannya;
c) Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa,
mengevaluai dan memberikan persyaratan serta
pembinaan K3 yang meliputi:
1. Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
2. Keadaan mesin-mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta
peralatan lainnya
3. Penanganan bahan-bahan
4. Proses produksi
5. Sifat Pekerjaan
6. Cara Kerja
Permenaker No. 02/MEN/1992
Tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan
Wewenang AK3
• Pasal 10
2) Perincian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c
dapat dirubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
3) AK3 yang ditunjuk berdasarkan UU Uap tahun 1930 dan
AK3 yang bekerja pada perusahaan yang memberikan jasa
di bidang K3 dalam memberikan persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) huruf c harus mendapat
persetujuan Menteri atau Pejabat yang ditunjuk.
Permenaker No. 04/MEN/1995
Tentang Perusahaan Jasa K3
• Pasal 6
Ahli K3 atau dokter pemeriksa yang bekerja pada
PJK3 mempunyai tugas melakukan pemeriksaan dan
pengujian teknik atau pemeriksaan/pengujian dan
atau pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan
Keputusan penunjukannya.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
1) Yang diatur oleh undang-undang ini ialah keselamatan
kerja dalam segala tempat kerja, baik didarat, didalam
tanah, dipermukaan air, didalam air maupun diudara,
yang berada didalam wilayah kekuasaan hukum
Republik Indonesia.
2) Ketentuan-Ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku
dalam tempat kerja dimana :
a) Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin,
pesawat, alat perkakas, peralatan atau instalasi yang
berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan.
b) Dibuat, diolah, dipakai/dipergunakan, di perdagangkan,
diangkut atau disimpan bahan atau barang yang : dapat
meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun,
menimbulkan infeksi, suhu tinggi.
Pasal 2
(Ayat 2)
Pasal 7
Untuk Pengawasan berdasarkan undang-undang ini
pengusaha harus membayar retribusi menurut
ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan
peraturan perundangan.
Pasal 8
1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan
badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari
tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan
yang diberikannya padanya.
2) Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga
kerja yang berada dibawah pimpinannya, secara
berkala pada dokter yang ditunjuk oleh pengusaha
dan dibenarkan oleh direktur.
3) Norma-norma mengenai pengujian kesehatan
ditetapkan dengan peraturan perundangan.
(Per.Menakertrans No. 02/1980)
(Permen No. 03/1982 : Pelayanan Kesehatan)
Permenakertrans No.
02/MEN/1980
Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
• Pasal 3
1) Pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan
untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga
kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta
menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh
dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu
dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.
2) Semua perusahan sebagaimana dimaksudkan
pasal 2 ayat (2) tersebut diatas harus melakukan
pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja
sekurang-kurangnya 1 tahun sekali kecuali
ditentukan lain oleh Direktur Jendral Pembinaan
Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga
Kerja.
Permenakertrans No.
02/MEN/1980
Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
• Pasal 5
Pasal 11
1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan
yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja.
• Pasal 3
Kewajiban melaporkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (1) berlaku bagi pengurus atau pengusaha yang
telah dan yang belum mengikutsertakan pekerjaannya ke
BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban
dan atau hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta
oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.
(Per.Menakertrans No. 08/2010)
Permenakertrans No.
08/MEN/VII/2010
Tentang Alat Pelindung Diri
• Pasal 3
1) APD Sebagaimana yang dimaksud dalam pasal
2 meliputi :
1. Pelindung kepala
2. Pelindung mata dan muka
3. Pelindung telinga
4. Pelindung pernafasan beserta
perlengkapannya
5. Pelindung tangan
6. Pelindung kaki
Pasal 12
Pasal 13
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja,
diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan
kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.
BAB X
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14
Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua
peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat
kerja yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli kesehatan kerja.
Pasal 16
Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang
sudah ada pada waktu undang-undang ini mulai berlaku
wajib mengusahakan didalam satu tahun sesudah undang-
undang ini mulai berlaku, untuk memenuhi ketentuan-
ketentuan menurut atau berdasarkan undang-undang ini.
Pasal 17
Selama Peraturan perundangan untuk melaksanakan
ketentuan dalam undang-undang ini belum
dikeluarkan, maka peraturan dalam bidang
keselamatan kerj yang ada pada waktu undang-undang
ini mulai berlaku, tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang ini.
Pasal 18
Undang-undang ini disebut “Undang-undang
Keselamatan Kerja” dan mulai berlaku pada hari
diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
undang-undang ini dengan penempatannya dalam
lembaran Negara Republik Indonesia.
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970 - 1
PERATURAN ORGANIK
Teknis
Kelembagaan
SDM
Sektoral
1/18/2020 46
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
►Pembidangan Teknis
- PP No. 7/1973 - Pestisida
- PP No. 11/ 1975 - Keselamatan Kerja Radiasi
- Per.Menaker No. 04/1980 - APAR
- Per.Menaker No. 01/1982 - Bejana Tekan
- Per.Menaker No. 02/1983 - Instalasi Alarm
Kebakaran Otomatik
- Per.Menaker No. 03/1985 - Pemakaian Asbes
- Per.Menaker No. 04/1985 - Pes. Tenaga & Prod.
- Per.Menaker No. 05/1985 - Pes. Angkat & Angkut
1/18/2020 47
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
►Pembidangan Teknis
- Per.Kepmenaker & Trans No.75/2002 – PUIL 2000
- Per.Menaker No. 02/1989 jo 31/2015 - Instalasi
Petir
- Per.Menaker No. 03/1999 jo 32/2015 – Lift
- Permenaker no. 33/2015 - Listrik
1/18/2020 48
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
► Kelembagaan
dan Sistem
- Per.Menaker No. 04/1987 - P2K3
- Kep.Menaker No. 186/1999 Unit Penanggulangan
Kebakaran
- Per.Menaker No. 04/1995 - Perusahaan Jasa K3
- Per.Menaker No. 05/1996 – PP No. 50/2012 - SMK3
- Per.Menaker No. 03/1998 - Pelaporan Kecelakaan
1/18/2020 49
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
►Kompetensi SDM
- Per.Menaker No. 07/1973 - Wajib Latih Hiperkes Bagi
Dokter Perusahaan
- Per.Menaker No. 01/1979 - Wajib Latih Bagi
Paramedis
- Per.Menaker No. 02/1980 - Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja
- Per.Menaker No. 02/1982 - Syarat dan Kwalifikasi
Juru Las
- Per.Menaker No. 01/1988 - Syarat dan Kwalifikasi
Oparetor Pesawat Uap
1/18/2020 50
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
►Kompetensi SDM
- Per.Menaker No. 01/1979 – No. 09/2010 - Syarat dan
Kwalifikasi Operator Angkat dan Angkut
- Per.Menaker No. 02/1992 - Ahli K3
- Kep.Menaker No. 407/1999 - Kompetensi Tehnis Lif
- KepMenaker No. 187 /1999 Kompetensi Petugas Kimia.
- Kep Dirjen No. 311/BW/M/2002 Kompetensi teknisi
Listrik.
1/18/2020 51
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970 - 3
►Secara sektoral
1/18/2020 52
Terima Kasih
1/18/2020 53