Anda di halaman 1dari 20

FARMAKOLOGI

EFEK SAMPING OBAT


NAMA KELOMPOK :
NI WYN LINSA MIRAWATI GALUH (P07120215015)
NI PUTU AYU SANDRIANI (P07120215016)
NI MADE RISTYA KUSUMA DEWI (P07120215017)
BAIQ CICI KAMALIANI (P07120215018)
PUTU DIAH GITA PARAMITA (P07120215019)
PENGERTIAN
EFEK SAMPING OBAT
Menurut WHO, efek samping suatu obat adalah segala
sesuatu khasiat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi
yang dimaksudkan pada dosis yang dianjurkan.
JADI, Efek samping obat adalah suatu reaksi yang tidak
diharapkan dan berbahaya yang diakibatkan oleh suatu
pengobatan.
PENGELOMPOKKAN
EFEK SAMPING OBAT
Efek samping obat secara umum
dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1. Efek samping yang dapat diperkirakan
2. Efek samping yang tidak dapat diperkiran
1. Efek samping yang
dapat diperkirakan
a. Efek farmakologi yang berlebihan (efek toksik)
disebabkan karena pemberian dosis relatif yang terlalu besar bagi pasien yang bersangkutan
b. Gejala penghentian obat (withdrawal syndrome)
munculnya gejala penyakit semula disebabkan karena penghentian pemberian obat.
c. Efek samping yang tidak berupa efek farmakologi utama
misalnya, rasa kantuk setelah pemakaian antihistamin; iritasi lambung pada penggunaan
obat-obat kortikosteroid
2. Efek samping yang tidak
dapat diperkirakan
a. Reaksi alergi
terjadi sebagai akibat dari reaksi imunologi. Reaksi ini tidak dapat diperkirakan, dan pengaruhnya
berbeda antara satu pasien dengan pasien lainnya.
b. Reaksi karena faktor genetik
Efek obatnya dapat diperkirakan, namun subjek yang mempunyai kelainan genetik seperti ini sulit dikenali
tanpa pemeriksaan spesifik.
c. Reaksi idiosintkratik
menunjukkan suatu kejadian efek samping yang tidak lazim, tidak diharapkan atau aneh, yang tidak dapat
diterangkan atau diperkirakan mengapa bisa terjadi
FAKTOR TERJADINYA
EFEK SAMPING OBAT
1. Faktor Obat
faktor yang disebabkan oleh obat itu sendiri, seperti sifat dan
potensi obat untuk menimbulkan efek samping.
2. Faktor bukan obat
faktor yang disebabkan bukan dari obat, seperti umur, jenis
kelamin, genetik, kecenderungan untuk alergi, penyakit, sikap
dan kebiasaan hidup dari pasien.
MASALAH
EFEK SAMPING OBAT
1. Efek samping obat tipe A
2. Efek samping obat tipe B
3. Efek samping obat tipe C (Chronic)
4. Efek samping obat tipe D
5. Efek samping obat tipe E (Ending)
6. Efek teratogenik
1. Efek samping obat
tipe A
Efek Samping Tipe A adalah efek samping yang sudah terdeteksi saat uji klinik,
berkaitan dengan dosis (dose-related) dan timbul berkaitan dengan efek farmakologi
(khasiat) dari obat tersebut, dan secara umum efek samping obat ini tidak berat.
Efek Samping Tipe A bersifat intrinsik, bergantung dari konsentrasi, dosis, serta
bahan-bahan kimia yang dikandung oleh suatu jenis obat. Kejadiannya dapat diprediksi
sebelumnya.
Contohnya penggunaan fenotiasin dapat menimbulkan ekstrapiramidal karena efek
anti kolinergiknya
2. Efek samping obat
tipe B
Efek samping obat type B merupakan suatu respon yang jarang atau tidak
umum terjadi dan tidak dapat diduga sebelumnya. Efek samping obat tipe B tidak
berhubungan dengan khasiat farmakologik obat, tetapi bersifat imunologik dan dapat
timbul sebagai syok anafilakti atau hiperfeleksi maligna.
Efek samping ini terjadi tidak bergantung pada dosis. Oleh karena itu,
pemberian obat harus segera dihentikan. Reaksi ini lebih jarang terjadi dibanding
dengan tipe A, tetapi lebih sering bersifat fatal bahkan menyebabkan kematian.
3. Efek samping obat
tipe C (Chronic)
Reaksi yang terkait dengan penggunaan obat jangka
lama. Contohnya adalah ketergantungan Benzodiazepine,
chloroquine dan analgesik nefropati (kerusakan pada ginjal).
Reaksi-reaksi dapat dijelaskan dengan baik dan kronik tetapi
dapat diantisipasi.
4. Efek samping obat
tipe D
Efek samping obat tertunda/lambat yang terjadi beberapa tahun
setelah terapi seperti karsinogen (penyabab kanker) dan teratogen.
Contohnya efek samping obat diethystilbesterol. Diethystilbesterol
digunakan untuk indikasi vaginitis gonorrheal, vaginitis atrofi, gejala
menopause, dan postpartum menyusui penekanan untuk mencegah
pembengkakan payudara.
5. Efek samping obat
tipe E (Ending)
Efek samping obat yang terjadi pada akhir terapi jika
obat diberhentikan secara mendadak atau tiba-tiba.
Contohnya pada penggunaan steroid pada cushing
syndrome.
6. Efek teratogenik
Efek teratogenik adalah efek samping dari obat yang dapat
menyebabkan kecacatan pada janin.
Beberapa senyawa yang dapat menimbulkan efek teratogenik, yaitu :
1. Androgen, etisteron, noretisteron, testosteron.
2. Alkohol
3. Tetrasiklin
TANDA DAN GEJALA
YANG TIMBUL
1. Alergi
2. Resistensi
3. Suprainfeksi
4. Toksisitas Organ
CARA MENCEGAH TERJADINYA
EFEK SAMPING OBAT
1. Telusuri riwayat rinci mengenai pemakaian obat pada pasien
2. Gunakan obat jika ada indikasi yang jelas
3. Hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat
4. ditelaah terus apakah pengobatan harus diteruskan, dan segera hentikan
obat bila dirasa tidak perlu lagi.
5. Bila dalam pengobatan ditemukan keluhan dan gejala penyakit baru, telaah
apakah perubahan tersebut karena perjalanan penyakit, komplikasi, kondisi
pasien memburuk, atau justru karena efek samping obat
PENANGANAN
EFEK SAMPING OBAT
1. Segera hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai terjadi efek
samping.
2. Upaya penanganan klinik tergantung bentuk efek samping dan kondisi
penderita. Pada bentuk efek samping obat tertentu diperlukan
penanganan dan pengobatan yang spesifik.
Contohnya pada keadaan alergi, diperlukan penghentian obat yang
dicurigai, pemberian antihistamin atau kortikosteroid (bila diperlukan)
dan lain-lain.
Sesi 1

1. Eka: mengapa warna kulit mempengaruhi efek samping obat


2. Oky : syok anafilatik, apa tanda dan gejala serta cara
penanganannya?
3. Rosita : bagaimana pada kasus hipertensi yang mengonsumsi
obat seumur hidup apakah bisa dihentikan? Kalau ada efek
sampingnya apa bisa dihentikan?
Sesi 2

1. Amelia : bagaimana faktor kelainan genetic dapat memengaruhi


efek samping obat dan dapatkah diturunkan?

Anda mungkin juga menyukai