Anda di halaman 1dari 13

 Andika: status anak dari nikah muth’ah (= dg

nikah biasa hanya sj tdk mendapatkan warisan


dr ayahnya)
 Rifa: dampak dari nikah muth’ah
(biopsikososiospiritual)
 William: karena tugas negara, keadan darurat,
apakah diperbolehkan utk nikah online (boleh
dan sah asalkan rukun dan syarat terpenuhi)
 Nurazizah: apakah boleh nikahnya istri tg masih
dlm masa iddah (boleh tapi HARAM)
 Aprimia: hukum seseorang yg menghalalkan
nikah muth’ah (dosa besar)
 Destria: ayah menikahkan muth’ah anak
gadisnya dg sahabat ayahnya, apakah istri
(mertua) termasuk mahram menantunya
 Eko: tata cara nikah online
 Fitriana: kriteria nikah online
 Laylatun: dalilnya apa
 Irvirila: bgm proses pisahnya
 Fitriana: apakah syarat dlm nikah
online = nikah syar’iyah
 Dila: ciri2 orang yg menikah
kontrak
 Sheima: cara mengukur sah/tdkn nika
muth’ah
 Hari: pasutri nikah muth’ah ingin
melanjutkan pd nikah syar’i , bgm
prosedurnya
 Kamila: apa yg melatarbelakangi
seseorg menikah muth’ah
 Vega: status perkainan dan hak waris pd
nikah muth’ah
 Nofita: laki2 sdh menikah muth’ah lalu
berkeinginan utk menikah syar’i bgm...
 status anak dari nikah muth’ah (= dg
nikah biasa hanya sj tdk
mendapatkan warisan dr ayahnya)
 dampak dari nikah muth’ah
(biopsikososiospiritual)
 nikah online: boleh dan sah asalkan
rukun dan syarat terpenuhi
 Hukum seseorang yg menghalalkan
nikah muth’ah (dosa besar)
 Nikah muth’ah: haram sampai dg
hari Kiamat
 Pengertian :
› Ikatan antara laki-laki dan
perempuan dalam batas waktu
ttt dan upah ttt pula
› Pernikahan dengan batasan
waktu dan tanpa perceraian
bila batas waktunya selesai
 Nikah Muth’ah pernah diperbolehkan
Rasulullah sebelum stabilnya syariat
Islam
 Diperbolehkan pada saat
peperangan (karena berpisah
dengan istri selama tugas perang)
 Setelah itu kemudian dihukumkan
haram untuk selamanya
 Masyarakat Islam masih
dalam transisi
 Pada masa jahiliyah perzinaan
merupakan hal biasa
 Hukum Islam disampaikan scr
bertahap
 Hadits Rasulullah :
1. Dari Mas’ud berkata : bolehkah kami
mengebiri (kemaluan kami), maka
Rasulullah melarang kami melakukan
itu, dan Rasulullah memberikan
keringanan utk menikahi perempuan
dengan waktu ttt
2. Rasulullah memberikan keringanan
nikah muth’ah pada tahun authas
selama 3 hari saja (HR. Muslim)
3. Rasulullah bersabda :
sesungguhnya aku telah memberikan
ijin kepadamu untuk menikah
muth’ah dari wanita, dan
sesungguhnya Allah swt telah
mengharamkan itu sampai hari
kiamat (HR. Muslim, Abu Dawud,
Nasa’I, Ahmad dan ibnu Majah)
 Nikah muth’ah adalah bathil (haram)
berdasarkan fatwa MUI
Kep.B.679/MUI/XI/1997
 Disebut nikah muaqqat (terikat untuk waktu
tertentu)
 Juga disebut nikah munqathi’ (terputus oleh
jangka waktu)
 Tidak memenuhi syarat dan rukun
 Menyimpang dari tujuan pernikahan, yaitu
pembentukan keluarga yang sakinah,
mawaddah, wa rahmah
 Bertujuan mencari kesenangan sesaat dan
bukan mencari keturunan
 Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati
(campuri) di antara mereka, berikanlah
kepada mereka maharnya (dengan
sempurna), sebagai suatu kewajiban;
dan Tiadalah mengapa bagi kamu
terhadap sesuatu yang kamu telah
saling merelakannya, sesudah
menentukan mahar itu. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
 Perkawinan kontrak sangat bertentangan
dengan UU no. 1/74 sbb :
› Bertujuan hanya untuk menyalurkan
biologis tanpa disertai keinginan untuk
membentuk rumah tangga yang
bahagia dan kekal
› Perjajnjian dalam kawin kontrak
mengatur tentang jangka waktu,
imbalan yang diperoleh serta hak dan
kewajiban masing-masing pihak
 Mayoritas wanita menjadikan kawin
kontrak ini sebagai sebuah “pekerjaan”
 Menjadi strereotype dalam masyarakat
 Bertentangan dari tujuan syariat
(keluarga sa-ma-wa)
 Bertentangan dengan UU
(pembentukan keluarga yang bahagia
dan sejahtera)
 P.4

Anda mungkin juga menyukai