Bahan Kuliah HK Perlindungan Konsumen DLL
Bahan Kuliah HK Perlindungan Konsumen DLL
5
a. Hak menerima pembayaran sesuai dgn
kesepakatan,
6
a. Beritikad baik dlm melakukan kegiatan usaha,
7
PERBUATAN YG DILARANG
BAGI PELAKU USAHA
-rusak, cacat tercemar dsb - aman, tdk berbahaya, tdk - menaikkan harga atau ta-
Tanpa informasi yg lengkap. mengandung risiko dll tanpa rif sebelum melakukan ob-
keterangan lengkap, dsbnya ral, dll sbgnya
8
Klausula baku
6. dst…….s/d 8
9
- Setiap pelaku usaha harus ber-
tanggung jawab atas produk yg
dihasilkan atau diperdagangkan.
10
HAL-HAL YG MEMBEBASKAN PELAKU USAHA
DARI TANGGUNG JAWAB ATAS KERUGIAN
YG DIDERITA KONSUMEN
APABILA
11
- Sanksi administratif dan sanksi pidana
pokok dan tambahan berupa :
12
13
PENDAHULUAN
14
Menurut Scherer, pada prinsipnya ada tiga alternatif yg bisa
diambil oleh negara utk menentukan alokasi sumber daya dan
distribusi hasil produksi termasuk distribusi pendapatan sbb :
1. Penentuan alokasi sumber daya dan distribusi hasil
produksi dilakukan scr tradisional (traditional approach)
pendekatan ini mengacu pd sistem alokasi dan distribusi
yg telah dilembagakan oleh tradisi seperti organisasi
ekonomi para tuan tanah di Eropa dan sistem kasta di
India.
16
Charles e. Mueller mengemukakan tiga pendekatan yg bisa
diambil oleh negara-negara dlm menangani bidang
industrinya antara lain :
Pendekatan “laissez-faire” (secara harfiah berarti
“biarkan sendiri) yg sama sekali mengharamkan
campur tangan pemerintah dlm industri
17
Relevansi hukum persaingan usaha
19
Dari bbrp istilah tsb dpt
disimpulkan bahwa persaingan
usaha berkaitan dgn tiga hal utama
sbb :
20
Pengertian
Persaingan
21
Khemani dlm Objectives of Competition Policy,
menyatakan persaingan ekonomi adalah :
22
Monopoli
23
lanjutan
24
TUJUAN HUKUM PERSAINGAN USAHA
25
lanjutan
27
3. Undang-Undang Pokok Agraria
(UU no 5 th 1960), pasal 13 ayat (2) dan (3)
28
LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN
PERSAINGAN TIDAK SEHAT
1. monopoli
TINDAKAN-TINDAKAN
b. KEGIATAN 2. monopsoni
YANG DILARANG
BERDASARKAN YG DILARANG
UU NO 5 TH 1999 BAB IV 3. penguasaan pasar
4. persekongkolan
1. penyalahgunaan
Posisi dominan
c. POSISI DOMINAN 2. jabatan rangkap
BAB V 3. pemilikan saham
4. penggabungan,
peleburan dan
Pengambilalihan31
1. OLIGOPOLI (penguasaan produksi dan/atau
pemasaran barang dan/atau jasa, dgn kata
lain produsen hanya berjumlah sedikit).
2. PENETAPAN HARGA
3. PEMBAGIAN WILAYAH
4. PEMBOIKOTAN
5. KARTEL (membuat perjanjian dgn pelaku
usaha pesaingnya yg bermaksud utk mem-
pengaruhi harga dgn mengatur produksi
PERJANJIAN- dan/atau pemasaran)
PERJANJIAN YG 6. TRUST (membuat perjanjian dgn pelaku
DILARANG usaha lain utk melakukan kerja sama dgn
membentuk gabungan perusahaan atau
perseroan yg lebih besar)
7. OLIGOPSONI (membuat perjanjian dgn
pelaku usaha lain yg bertujuan utk secara
bersama-sama menguasai pembelian atau
penerimaan pasokan)
8. INTEGRASI VERTIKAL
9. PERJANJIAN TERTUTUP
10. PERJANJIAN DGN PIHAK LUAR
NEGERI 32
b.KEGIATAN-KEGIATAN YG DILARANG
(BERDASARKAN UU NO 5 TH 1999)
(1) MONOPOLI
34
lanjutan
(3) PENGUASAAN PASAR
Penguasaan pasar adalah proses, cara, atau
perbuatan menguasai pasar.
PENGUASAAN PASAR
36
lanjutan
c. POSISI DOMINAN
C. POSISI DOMINAN
Posisi dominan artinya pengaruh yg sangat kuat
Atau
Pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi di antara
pesaingnya di pasar bersangkutan dlm kaitannya dgn
kemampuan keuangan, kemampuan akses pd pasokan,
Penjualan, serta kemampuan utk menyesuaikan pasokan
dan permintaan barang dan/atau jasa tertentu.
37
lanjutan
1. PENYALAHGUNAAN POSISI DOMINAN
a. menetapkan syarat-syarat
perdagangan baik dari segi
harga maupun kualitas
Dikatagorikan menggunakan
Posisi DominaN
(ps 25 UU no5 th 1999) b. membatasi pasar dan peng-
embangan teknologi
39
(3) PEMILIKAN SAHAM
Pasal 27 UU no 5 Th 1999, dikatakan bahwa pelaku usaha
Dilarang : - memiliki saham mayoritas pd bbrp perusahaan
sejenis,
- melakukan kegiatan usaha dlm bidang sama
pd pasar bersangkutan yg sama, atau
- mendirikan bbrp perusahaan yg sama apabila
kepemilikan tsb mengakibatkan
antara lain :
41
1. Perjanjian HaKI
2. Perj Waralaba
a. bertujuan melak-
PERBUATAN sanakan pert-UUan
Dan/atau
PERJANJIAN
b.perb dan/atau perj
yg bertujuan eksport
42
KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
(KPPU)
44
WEWENANG KPPU
45
TATA CARA PENANGANAN PERKARA
KPPU
Pemberitahuan
Melakukan pemeriksaan
putusan komisi
-Pendahuluan
-Lanjutan
-Memutus terjadi atau tdk
terjadi pelanggaran
Tdk ada Putusan
Pelaku usaha keberatan diterima
keberatan Mahkama
Pelaku usaha Agung 46
TERIMA KASIH..
ATAS PERHATIAN ANDA
SAMPAI BERTEMU
47
HUKUM KONTRAK
DEFINISI
Hk. Kontrak adl keseluruhan kaidah2 hk. yg mengatur
hubungan hukum antara dua pihak atau lebih
berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat
hukum.
Terjemahan dr bhs Inggris “contract of law”
Dan bhs Belanda “overeenscomstrecht”
UNSUR2 HUKUM KONTRAK
1. Adanya kaidah hukum (tertulis maupun tidak
tertulis)
2. Subyek hukum/rechtpersoon (pendukung hak dan
kewajiban)
3. Adanya prestasi
4. Kata sepakat
5. Akibat hukum (timbulnya hak dan kewajiban)
TEMPAT PENGATURAN
BUKU III KUHPer (mulai pasal 1233 s/d 1864)
Meliputi :
1. Perikatan pada umumnya
2. Perikatan yg dilahirkan dari perjanjian
3. Hapusnya perikatan
4. Jual beli, tukar-menukar, sewa-menyewa
5. dll
ASAS-ASAS HUKUM KONTRAK
1. Asas kebebasan berkontrak (Ps 1338 (1) KUHPer), yi
kebebasan yg diberikan kpd pr pihak utk: (tiak boleh
memaksakan orang lain jika tidak meinginkannya)
a. Membuat/tdk membuat perjanjian
b. Mengadakan perjanjian dg siapapun
c. Menentukan isi perjanjian
d. Menentukan btk perjanjian
e. Menentukan hukum yg berlaku
2. Asas konsensualisme (Ps 1320 (1) KUHPer)
3. Asas Pacta Sunt Servanda (Ps 1338 (1) KUHPer) :
setiap perjanjian yang dibuat menjadi undang –
undang karena berdasarkan itikad baik .
4. Asas iktikad baik/ goede trouw (Ps 1338 (3) KUHPer)
5. Asas Personalitas/ Kepribadian (Ps 1315 dan 1340
KUHPer)
SYARAT SAHNYA KONTRAK
Agar suatu kontrak sah mnt hk, mk hrs mmnuhi
persyaratan yuridis sbb:
1. Syarat sah objektif (Ps 1320 KUHPer), meliputi:
perihal ttt dan kausa yg halal (sesuai dengan hokum
seperti narkotika) jika dilakukan maka ditolak demi
hukum.
2. Syarat sah subjektif (Ps 1320 KUHPer), meliputi:
kesepakatan (sebuah perjanjian dimuai dengan
perjanjian sebuah phak dan jika ingin dilanjutkan)
dan kecakapan ( berkaitan karena umur sudah
memenuhi secara jiwa sehat)
3. Syarat sah yg umum di luar Ps 1320 KUHPer, yi:
iktikad baik, tdk btentangan dg kebiasaan yg
berlaku, tdk mlanggar kptgn umum, bdsk asas
kepatutan
4. Syarat sah yg khusus, yi utk kontrak2 khusus,
antara lain:
a. Syarat tertulis
b. Syarat akta notaris
c. Syarat akta pejabat ttt
d. Syarat izin dr pejabat yg berwenang
JENIS-JENIS KONTRAK
KONTRAK TIMBAL BALIK
HAK & KEWAJIBAN
PARA PIHAK
KONTRAK SEPIHAK
KONTRAK LISAN
JENIS
BENTUK
KONTRAK
KONTRAK TERTULIS
KONTRAK BERNAMA
NAMA
PERLINDUNGAN
HKI
WHAT DOES INTELLECTUAL
PROPERTY LAW PROTECT?
1. Natural Rights
2. Protection of
Reputation
3. Encourage &
Reward
Innovation &
Creation.
Perlunya perlindungan
HKI
Riset &
pengembangan
komersialisasi
Tidak ada perlindungan
HKI
Dana R&D
berkurang
Kompetisi peniruan
Tidak sehat
KONVENSI-KONVENSI
INTERNASIONAL HKI
Tahun 1883 konvensi di Paris utk perlindungan
Internasional di bid. milik perindustrian
GATT/WTO
RATIFIKASI
KONVENSI INTERNASIONAL
LEGISLASI KONVENSI
INTERNASIONAL
Sejak tahun 1997, Pemerintah Indonesia
menetapkan 3
UU di bid HKI, yaitu :
UU No 12 Th 1997 tentang Perubahan UU No.6 Th
1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah
dengan UU No.7 Th 1987 (Hak Cipta)
UU No.13 Th 1997 tentang Perubahan UU No.6 Th
1989 tentang Paten (UU Paten)
UU No.14 Th 1997 tentang Perubahan UU No.19 Th
1992 tentang Merek (UU Merek)
Con’t
Disamping itu, 20 Desember 2000 pemerintah telah
mengesahkan 4 UU di bid HKI, yaitu :
UU No.29 Th 2000, tentang Perlindungan Varietas
UU No.30 Th 2000, tentang Rahasia Dagang
UU No.31 Th 2000, tentang Desain Industri
UU No.32 Th 2000, tentang Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu.
Con’t
Selain itu, pengendalian impor atau ekspor barang
hasil pelanggaran HKI ada ketentuan dlm UU No.10
Th 1995 tentang kepabeanan khususnya bab X
tentang larangan Pembatasan Impor dan Ekspor
serta pengendalian Impor atau ekspor barang hasil
pelanggaran HKI Dirubah dgn UU no 17 th 2006 ttg
kepabeanan
Tahun 2000
Dilakukan revisi atas 3 UU HKI, yakni:
•UU No.13 Th 2016 ttg Paten
•UU No.20 Th 2016 ttg Merek & Indikasi Geografis
•UU No.28 Th 2014 ttg Hak Cipta
RATIFIKASI KONVENSI
INTERNASIONAL
Sejalan dgn perubahan berbagai UU tsb diatas, Indonesia juga
telah meratifikasi 5 konvensi Internasional dibid. HKI, sbb:
Paris Convention for The Protection of Industrial Property
(Keppres No.15 Th 1997)
Patent Cooperation Treaty (PCT) and Regulations Under
The PCT (Keppres No.16 Th 1997)
Trademark Law Treaty (Keppres No.17 Th 1997)
Berne Convention For The Protection of Literary and
Artistic Works (Keppres No.18 Th 1997)
WIPO Copyright Treaty (Keppres No.19 Th 1997)
SISTEM PERLINDUNGAN HKI
INDONESIA
Tahun dikeluarkannya Peraturan Perundangan Perlindungan HKI
Peraturan Perundang-
undangan HKI
Zaman Pemerintah UU Merek (1885)
Belanda UU Paten (1910)
UU Hak Cipta (1912)
H K I
Sistem HKI & perekonomian
Perekonomian dunia telah lama dikuasai oleh
ekonomi berbasis pengetahuan kekayaan intelektual
LITIGASI/
PENGADILAN
PENGADILAN NIAGA
Secara
Formal ARBITRASE
ARBITRASE NASIONAL
PROSES
PENYELESAIAN ARBITRASE
SENGKETA INTERNA-
EKONOMI SIONAL
NEGOSIASI
Secara
Informal
MEDIASI
KONSILIASI
1. NEGOSIASI
pengertian Merupakan sarana bagi pihak-pihak yg bersengketa
utk mendiskusikan penyelesaiannya tanpa melibatkan
pihak ketiga sbg penengah baik yg tdk berwenang
mengambil keputusan maupun yg berwenang
mengambil keputusan.
2. MEDIASI
Adalah proses pengikutsertaan pihak ketiga dalam
Penyelesaian suatu perselisihan sebagai penasihat.
3. KONSILIASI
Adalah usaha mempertemukan keinginan pihak yg
berselisih utk mencapai persetujuan dan penyele-
saian
93
1. SUBEKTI
Arbitrase merupakan suatu penyelesaian atau
pemutusan sengketa oleh seorang wasit
yg berdasarkan persetujuan bahwa mereka
(para pihak) akan tunduk atau mentaati
keputusan yg akan diberikan wasit atau para
DEFINISI wasit yg mereka pilih atau yg ditunjuk.
2. UU NO 30 TH 1999
Arbitrase merupakan cara penyelesaian suatu seng-
keta perdata di luar pengadilan umum yang
didasarkan perjanjian arbitrase yg dibuat
scr tertulis oleh para pihak yg bersengketa
94
1. Dengan mencantumkan klausul dalam
perjanjian pokok, yg berisi pernyataan
bahwa penyelesaian sengketa yg mungkin
timbul akan diselesaikan dgn peradilan
wasit.
Cara ini disebut dgn “Pactum de
Dua cara utk Compromittendo”.
dpt menyelesaikan
sengketa melalui 2. Dengan suatu perjanjian tersendiri, di
arbitrase luar perjanjian pokok. Perjanjian ini
dibuat secara khusus bila telah timbul
sengketa dlm melaksanakan perjanjian
pokok.
Surat perjanjian semacam ini disebut
“Akta Kompromis”
95
1. SIFAT KERAHASIAANNYA
2. PROSEDUR SEDERHANA
BBRP ALASAN
PELAKU EKONOMI 3. PUTUSAN ARBITER MENGIKAT
MEMILIH PARA PIHAK
ARBITRASE
4. PUTUSAN YG DIBERIKAN
BERSIFAT FINAL
96
1. Arbitrase ad hoc/ 2. Arbitrase institu-
Arbitrase Volunter sional
97
BADAN ARBITRASE
NASIONAL INDONESIA
(BANI)
DUA LEMBAGA
ARBITRASE
DI INDONESIA
BADAN ARBITRASE
MUAMALAT INDONESIA
(BAMUI)
98
SYARAT-SYARAT YG HRS DIPERIKSA
OLEH KETUA PN DLM MEMBERIKAN
PERINTAH PELAKSANAAN PUTUSAN
ARBITRASE
99
PERSYARATAN BAGI SUATU PUTUSAN ARBITRASE
INTERNASIONAL DIAKUI SERTA DPT DILAKSANAKAN
DI WILAYAH HUKUM REPUBLIK INDONESIA
100
PARA PIHAK DPT MENGAJUKAN PERMOHONAN
PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE APABILA
PUTUSAN TSB DIDUGA MENGANDUNG
UNSUR-UNSUR SBB :
101