Anda di halaman 1dari 39

Trauma medula

spinalis
BAB I
PENDAHULUAN
Sekitar 0,4% dari populasi Amerika Serikat atau sekitar
1.275.000 orang dilaporkan mengalami paralisis dikarenakan oleh
cedera medula spinalis. penyebab cedera medula spinalis yang
terbanyak di Helsinki, Finlandia adalah jatuh (43%) , diikuti dengan
kecelakaan lalu lintas (35%), menyelam (9%), kekerasan (4%) dan
penyebab lain (9%).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Adalah trauma pada tulang belakang yang menyebabkan lesi di
medula spinalis sehingga menimbulkan gangguan neurologis, dapat
menyebabkan kecacatan menetap atau kematian
Etiologi
• Cedera medulla spinalis traumatik
• Cedera medulla spinalis non-traumatik
Klasifikasi
• Otot-otot utama
• - lengan otot fleksor (elbow flexors), otot ekstensor tangan (wrist
extensors), otot ekstensor (elbow extensors), otot fleksor jari-jari
(finger flexors - distal phalanx of middle finger), abduktor jari jari
(finger abductors - little finger).
• - tungkai otot fleksor panggul (hip flexors), otot ekstensot lutut (knee
extensors), otot dorsofl.eksi pergelangan kaki (ankle dorsiflexors),
otot panjang ekstensor jari jari (long toe extensors), otot fleksor
plantar pergelangan kaki (ankle plantar flexors)
• Paraplegia : suatu gangguan atau hilangnya fungsi
motorik dan atau sensorik karena kerusakan pada segmen
torako-lumbo-sakral.
• Quadriplegia : suatu gangguan atau hilangnya fungsi
motorik dan atau sensorik karena kerusakan pada segmen
servikal.
• Fraktur tulang belakang-> corpus vertebra (misalnya fraktur
kompresi korpus vertebra), fraktur pada lamina, pedikel, dan pada
prosesus transverses.
• Bersama-sama dengan patahnya tulang belakang, ligamentum
longitudinalis posterior dan duramater dapat ikut sobek: bahkan
kepingan tulang belakang ini dapat menusuk canalis vertebralis dan
menimbulkan sobekan atau laserasi pada medulla spinalis

Patofisiologi
• Kepingan tulang ini dapat terselip di antara duramater dan kolumna
vertebralis dan menimbulkan penekanan atau kompresi pada medulla
spinalis.
• Arteri dan vena yang melayani medulla spinalis dapat ikut terputus,
misalnya arteria radikularis magna yang jalannya bersama-sama
dengan radiks saraf spinalis thorakal bagian bawah atau lumbal bagian
atas.
• Keadaan ini akan menimbulkan deficit sensorimotorik pada dermatom
dan miotom yang bersangkutan.
Lesi trauma medulla spinalis akibat trauma pada tulang
belakang dapat berupa:
• Komosio Medulla Spinalis
• Kontusio Medulla Spinalis
• Laserasio Medulla Spinalis
• Kompresi Medulla Spinalis
• Hematomelia

Manifestasi Trauma
Medulla Spinalis
Apabila medulla spinalis tiba-tiba mengalami cedera, maka aka nada
kelainan yang muncul, yaitu:
a. Semua pergerakan volunteer dibawah lesi hilang secara mendadak dan
bersifat permanen
b. Sensasi sensorik refleks fisiologis bisa menghilang atau meningkat
c. Terjadi gangguan fungsi otonom
Trauma cedera medulla spinalis dapat menghasilkan satu atau lebih
tandatanda klinis dibawah ini, yaitu :
a. Nyeri menjalar
b. Kelumpuhan atau hilangnya pergerakan atau adanya kelemahan
c. Hilangnya sensasi rasa
d. Hilangnya kemampuan peristaltik usus
e. Spasme otot atau bangkitan refleks yang meningkat
f. Perubahan fungsi seksual
• anamnesis yang lengkap, dimana keluhan dan riwayat
adanya trauma atau kelainan tulang belakang ataupun
adanya osteoporosis merupakan resiko terjadinya cedera
medulla spinalis

Diagnosis
• Inspeksi : Inspeksi adalah pemeriksaan secara visual tentang kondisi
serta kemampuan gerak dan fungsinya
• Palpasi : Palpasi adalah pemeriksaan terhadap anggota gerak untuk
mengetahui temperatur, oedem, spasme, dan lain sebagainya
• Pemeriksaan Fungsi Gerak : Dalam hal ini meliputi fungsi gerak aktif,
gerak pasif, gerak isometrik

Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan Kekuatan otot
• Pemeriksaan ROM (lingkup gerak sendi)
• Pemeriksaan sensoris
• Pemeriksaan motorik
• Darah lengkap : untuk mengetahui Hb, Ht, Leukosit, dan
Trombosit
• Foto polos vertebra
• CT-Scan vertebra
• MRI vertebra
• Pungsi lumbal
• Mielografi

Pemeriksaan penunjang
• Tindakan Pembedahan
• Pengobatan Konservatif

Penatalaksanaan
• A : Airway maintenance dengan kontrol pada vertebra
spinal
• B : Breathing dan ventilasi
• C : Circulation dengan kontrol perdarahan
• D : Disabilitas (status neurologis)
• E : Exposure/environmental control
• Pemeriksaan motorik dilakukan secara cepat dengan meminta pasien
menggenggam tangan pemeriksa dan melakukan dorsofleksi. Fungsi
autonom dinilai dengan melihat ada tidaknya retensi urin, atau hilang
tidaknya tonus sfingterani. Temperatur kulit yang hangat dan adanya
flushing menunjukkan hilangnya tonus di bawah level trauma.
Identitas pasien
• Nama : Tn. AS
• Umur : 51 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Status perkawinan : Menikah
• Pendidikan : SMP
• Pekerjaan : Supir
• Alamat : Kijang makmur
• No RM : 178349
• Tanggal masuk RS : 02 januari 2020
• Tanggal keluar : 06 januari 2020

BAB III
ILUSTRASI KASUS
• Anamnesa : Autoanamnesa
• Keluhan utama : Kedua kaki tidak bisa digerakan
• Riwayat penyakit sekarang :
• Pasien mengeluhkan kedua kaki susah digerakkan dan secara tiba-tiba
setelah jatuh dari atap setinggi ±10 meter 6 hari yang lalu. Setelah
terjatuh pasien tidak sadarkan diri, pasien ingat dengan kejadian
sebelum terjatuh, setelah sadar pasien dapat berkomunikasi dengan
baik. Kelumpuhan dialami pasien pada kedua kaki, sedangkan tangan
dapat digerakkan. Sakit kepala, wajah perot, gangguan penglihatan,
ataupun pendengaran disangkal oleh pasien.
Setelah terjatuh, pasien pingsan, menyangkal adanya kejang, atau mual
muntah. Pasien mengeluhkan kaki nya tidak dapat merasakan apapun
ketika diberikan rangsangan nyeri, BAK yang tidak dapat dikontrol.
Pasien mengatakan bahwa pasien belum BAB serta tidak merasakan
nyeri. Diketahui bahwa sebelumnya pasien dapat berjalan, merasakan
rangsang dengan normal tanpa gangguan, dapat mengontrol pola BAK,
BAB setiap pagi. Sebelum keluhan terjadi pasien juga menyangkal
adanya demam, atau sakit sebelumnya. Keluhan yang dirasakan saat ini
belum pernah dirasakan oleh pasien sebelumnya. Pasien menyangkal
adanya riwayat nyeri, pegal-pegal, ataupun kesemutan yang menjalar ke
kaki sebelumnya
Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat keluhan serupa sebelumnya : disangkal
2. Riwayat trauma : disangkal
3. Riwayat hipertensi : disangkal
4. Riwayat DM : disangkal
5. Riwayat stroke : disangkal
6. Riwayat penyakit jantung : disangkal
7. Riwayat infeksi TBC : disangkal
8. Riwayat low back pain : disangkal
9. Riwayat osteoarthritis : disangkal
10. Riwayat kelainan tulang belakang : disangkal
11. Riwayat operasi pada punggung : disangkal
Riwayat Penyakit
Keluarga
1. Riwayat keluhan serupa : disangkal
2. Riwayat hipertensi : disangkal
3. Riwayat stroke : disangkal
4. Riwayat DM : disangkal
5. Riwayat kejang : disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan seorang supir. Sehari-hari pasien bekerja sesuai
dengan panggilan yang diterimanya, karena pekerjaannya pasien
diketahui sering makan makanan diluar yang kurang dapat dipastikan
kebersihannya. Pasien sering merokok namun menyangkal meminum-
minuman keras. Pasien menyangkal memakai obat-obatan terlarang.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Jumat 03 januari 2019
• Status generalisata
a) Keadaan umum : Tampak sakit sedang
b) Kesadaran : Composmentis / GCS = E4M6V5= 15
c) Vital sign
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 94 x/menit
- Pernapasan : 20 x/menit
- Suhu : 37 C
1) Kepala : kesan mesocephal, tampak beberapa jahitan
2) Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
(3mm/ 3mm), refleks cahaya (+/+), air mata (-/-), mata cekung (-/-),
refleks kornea (+/+)
3) Telinga : otorhea (-)
4) Leher : trakea ditengah, deviasi (-), deformitas(-)
5) cor
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
6) pulmo
Inspeksi : retraksi sela iga (-)
Palpasi : gerak nafas simetris, fremitus taktil normal
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : suara nafas vesikuler
7) abdomen
Inspeksi : datar, masa (-)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (-)

8) ekstremitas superior
Akral hangat, nadi teraba, CRT <2s
9) ekstremitas inferior
Akral hangat, nadi teraba, CRT <2s
Status Neurologis
1) Sikap tubuh : Tidak dapat dinilai
2) Gerakan abnormal : Tidak ada
3) Kepala : normal
• Nervus cranialis :
• N. I (OLFAKTORIUS) Kanan Kiri
• Daya Penghidu Normal Normal
• N. II (OPTIKUS)
• Daya Penglihatan Normal Normal
• Pengenalan Warna Normal Normal
• Lapang pandang Normal Normal
• N.III (OKULOMOTORIS)
• Ptosis - -
• Gerak Mata Ke Atas + +
• Gerak Mata Ke Bawah + +
• Gerak Mata Ke Medial + +
• Ukuran Pupil 3 mm 3 mm
• Reflek Cahaya Langsung + +
• Strabismus Divergen - -
N.IV (TROKHLEARIS)
Gerak Mata Lateral Bawah + +
Strabismus Konvergen - -
Diplopia - -
N. V (TRIGEMINUS)
Sensibilitas Muka Normal Normal
Reflek Kornea + +
N. VI (ABDUSEN)
Trismus - -
N. VII (FASIALIS)
Kerutan Kulit Dahi Normal Normal
Kedipan Mata Normal Normal
Lipatan Nasolabial Normal Normal
Sudut Mulut Normal Normal
Mengerutkan Dahi Normal Normal
Mengangkat Alis Normal Normal
Menutup Mata Normal Normal
Meringis Normal Normal
Daya Kecap 2/3 lidah Tdk dilakukan Tdk dilakukan
N. VIII (AKUSTIKUS)
Mendengar Suara Berbisik Normal Normal
Mendengar Detik Arloji Normal Normal
Tes Rinne Tdk dilakukan Tdk dilakukan
Tes Weber Tdk dilakukan Tdk dilakukan
Tes Schwabach Tdk dilakukan Tdk dilakukan
N.IX (GLOSSOFARINGEUS) Keterangan
Arkus Faring Simetris Simetris
Daya Kecap 1/3 Belakang Tidak dinilai
Reflek Muntah (-)
Tersedak (-)
N. X (VAGUS)
Denyut nadi Normal Normal
N. XI (AKSESORIUS)
Memalingkan Kepala Normal
Sikap Bahu Normal
Mengangkat Bahu Normal
N. XII (HIPOGLOSUS)
Sikap lidah Normal
Menjulurkan lidah Normal
Kanan Kiri
• Refleks Biceps Normal Normal
• Refleks Triceps Normal Normal
• Refleks Achiles - -
• Refleks Patella - -
Kesan : didapatkan Areflks pada patella dan achiles

Refleks Fisiologis
Kekuatan Trofi Gerakan

5 5 Eutrofi Eutrofi Bebas, spontan Bebas, spontan

0 0 Eutrofi Eutrofi - -

Fungsi motorik
Kanan Kiri

Rasa nyeri Terasa Terasa


Tidak terasa Tidak terasa

Rasa raba Terasa Terasa


Tidak terasa Tidak terasa

Rasa suhu Terasa Terasa


Tidak terasa Tidak terasa

Fungsi sensorik
• Miksi : tidak dapat di control
• Defekasi : tidak ada bab sejak 6 hari
yang lalu
• Sekresi keringat : tidak terdapat sekresi
keringat 4 jari di bawah sternum hingga kaki

Pemeriksaan otonom
Diagnosis kerja
• Diagnosis klinik : Tidak dapat menggerakkan kedua
tungkai bawah, tidak dapat merasakan rangsangan nyeri,
tidak dapat kontrol BAK, belum BAB.
• Diagnosis topik : Kontusio medulla spinalis
• Diagnosis etiologi : Cedera medulla spinalis
• Anjuran rujuk bedah orthopedic
• IUFD RL 20 tpm
• Metilprednisolon 3 x 1 mg
• Omeprazole 1 amp/24 jam
• Mecobalamin 1x1

Penatalaksanaan

Anda mungkin juga menyukai