Anda di halaman 1dari 27

Terapi cairan

SYAHRUL ADZIM LUBIS


1506110030
Definisi
Terapi cairan adalah tindakan untuk memelihara ataupun mengganti cairan tubuh dengan pemberian cairan
infus kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander) secara intravena untuk mengatasi berbagai
masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, meliputi menggantikan volume cairan yang hilang
akibat perdarahan, dehidrasi atau syok.
Komposisi cairan tubuh
Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, presentasenya dapat berubah tergantung pada umur,
jenis kelamin, dan derajat obesitas seseorang

Seiring pertumbuhan, persentase jumlah cairan


terhadap berat badan berangsurangsur turun
Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen
intraseluler dan kompartemen ekstraseluler. Kompartemen
ekstraseluler dapat dibagi kembali menjadi air yang mengisi
ruang interstitiel serta plasma.
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit dan non elektrolit.

1. Elektrolit.
Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik. Elektrolit dibedakan menjadi
ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam miliekuivalen).
• Kation utama dalam cairan ekstraseluler
adalah sodium (NA+), sedangkan kation
utama dalam cairan intraseluler adalah
potasium (K+)

• Anion utama dalam cairan ekstraseluler


adalah kloride (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-
), sedangkan anion utama dalam cairan
intraseluler adalah ion fosfat (PO43-).
2. Non elektrolit.
Merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan. Zat lainya termasuk penting
adalah kreatinin dan bilirubin.
Proses Pergerakan Cairan Tubuh
Perpindahan air dan zat terlarut di antara bagian-bagian tubuh melibatkan mekanisme transpor pasif dan
aktif. Mekanisme transpor pasif tidak membutuhkan energi sedangkan mekanisme transpor aktif
membutuhkan energi. Difusi dan osmosis adalah mekanisme transpor pasif. Sedangkan mekanisme transpor
aktif berhubungan dengan pompa Na-K yang memerlukan ATP
1. Osmosis adalah bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membran semipermeabel (permeabel
selektif) dari larutan berkadar lebih rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama.
2. Difusi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. Larutan akan bergerak dari konsentrasi tinggi ke
arah larutan berkonsentrasi rendah. Tekanan hidrostatik pembuluh darah juga mendorong air masuk
berdifusi melewati pori-pori tersebut. Jadi difusi tergantung kepada perbedaan konsentrasi dan tekanan
hidrostatik .
3. Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa ion natrium keluar melalui
membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion kalium dari luar ke dalam. Tujuan dari pompa
natrium kalium adalah untuk mencegah keadaan hyperosmolar di dalam sel.
Asupan dan Kehilangan Cairan pada Keadaan
Normal
Pada keadaan normal, seseorang mengkonsumsi air rata-rata sebanyak 2000-2500 ml per hari, dalam
bentuk cairan maupun makanan padat
Kehilangan cairan rata-rata 250 ml dari feses, 800-1500 ml dari urin, dan hampir 600 ml kehilangan cairan
yang tidak disadari (insensible water loss) dari kulit dan paru-paru.
Kebutuhan air setiap hari dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain:

1. Berdasarkan umur

0-1 th memerlukan air sekitar 120 ml/kgBB, 1-3 th memerlukan air sekitar 100 ml/kgBB, 3-6 th memerlukan air
sekitar 90 ml/kgBB, 7 th memerlukan air sekitar 70 ml/kgBB dan Dewasa, memerlukan sekitar 40-50 ml/kgBB

2. Berdasarkan berat badan

0-10 kg = 100 ml/kgBB.

10-20 kg = 1000 ml + 50 ml/kgBB (di atas 10 kg).

Di atas 20 kg = 1500 ml + 20 ml/kgBB (di atas 20 kg) .

Dewasa = 40-50 ml/kgBB.


3. Mengukur perbedaan masukan dan keluaran
Ukur perbedaan tersebut (termasuk urin, muntah, drainase, insensible water loss, dll) serta kebutuhan minimum per
hari. Perbedaan ini sebaiknya tidak lebih besar 200-400 ml hari. "Insensible water loss" kira-kira, 15 ml/kgBB/ hari.
Kehilangan akibat peningkatan suhu/derajat celcius per hari kurang lebih 10% dari kebutuhan per hari.
4. Hitung perbedaan berat badan sebelum dan sesudah sakit
5. Menghitung kelebihan dan kekurangan elektrolit5
Gangguan Keseimbangan Cairan
Gangguan keseimbangan cairan tubuh

1. Overhidrasi
Kelebihan air dalam tubuh, terutama berkaitan dengan tindakan terapi cairan
 Etiologi overhidrasi. a) Gangguan ekskresi air lewat ginjal, misalnya pada gagal ginjal akut intrinsik atau
obstruktif b) Masuknya air yang berlebihan pada terapi cairan c) Korban tenggelam di air tawar.
 Gejala dan tanda antara lain: sesak nafas, edema, peningkatan tekanan vena jugularis atau vena sentral,
edema paru akut dan payah jantung.
Diagnostik penunjang: dijumpai hiponatremia dalam plasma.
Terapi Selama fungsi ginjal masih normal, pemberian diuretik masih bermanfaat. Sedangkan bila fungsi ginjal jelek,
harus dilakukan ultrafiltrasi atau dialisis.
2. Dehidrasi
adalah defisit air dalam tubuh, yang disebabkan oleh masukan yang kurang atau ekskresi yang berlebihan
Keadaan dehidrasi ada beberapa bentuk yaitu: a) Isotonik: bila yang hilang air bersama-sama dengan garam, misalnya
pada gastroenteritis akut, overdosis diuretik. b) Hipotonik: bila yang hilang hanya garam saja, misalnya pemberian air
saja pada pasien dehidrasi isotonik. c) Hipertonik: bila yang hilang hanya air saja, misalnya kehilangan air lewat
keringat
 Gejala dan tanda Gejala-gejala dehidrasi tergantung pada berat ringannya dehidrasi.
 Prinsip terapi dehidrasi adalah mengembalikan air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang harus
diberikan, tergantung pada derajat dan jenis dehidrasinya, dengan memperhatikan pula jenis elektrolit yang hilang.
Pilihan cairan untuk koreksi dehidrasi adalah cairan pengganti jenis kristaloid, misalnya RL atau NaCl.
Gangguan keseimbangan elektrolit
1. Hipernatremi
Natrium > 145 mEq/L
Jika Na > 158 mEq/L  terjadi kerusakan saraf & SSP (lemah, gelisah, kejang, penurunan kesadaran)
Jika terjadi shock  berikan NaCl 20 cc/kg BB secepatnya. Hindari cairan hipotonis
Penurunan kadar natrium 0.5-1 mEq/L/jam (max 15 mEq/L/24 jam)

 Koreksi hypernatremia
Bila hipernatremia terjadi dalam 24 jam  koreksi dalam 24 jam. Bila terjadi > 24 jam koreksi dalam 24-48 jam
Hitung total body water = 60 % dari berat badan atau 0.6 x BB
Target natrium 145 mEq/L

Body water deficit = Na terukur – (1 x 0.6 x BB)


145
Replacement volume = BWD x 1
1 – Na cairan/L
154
Perubahan Na serum = Na infus – Na serum
TBW - 1
2. Hiponatremia
Natrium < 130 mEq/L
Na < 125 mEq/L  lemas, mual, muntah
Na 115-120 mEq/L  pusing, lemas, nyeri kepala, muntah
Na < 115 mEq/L  penurunan kesadaran, kejang

 Koreksi cepat bila Na < 120 mEq/L


∆ Na x 0.6 x berat badan = ……………. mEq
diberikan dalam 4 jam, dilanjutkan dengan koreksi lambat dengan rumus yg sama selama 24 jam
Cairan yang diberikan adalah NaCl 3 %

3. Hiperkalemia (K > 5.5 mEq/L)


Kalium 6-7 mEq/L  gelombang T tinggi, interval QT memendek
Kalium 7-8 mEq/L  QRS melebar
Kalium > 8 mEq/L aritmia, fibrilasi ventrikel, bradikardi

 Koreksi cepat  ca gluconas 10% 0.5 – 1 ml/kg BB diberikan bolus perlahan selama 2-5 menit atau calsium chlorida
10-50 mg/kg BB bolus perlahan selama 2-5 menit
Bicarbonat  utk alkalinisasi  kalium di serum akan masuk ke dalam sel
0.5 – 1 mEq/kg BB diencerkan dengan dextrose 5% dengan perbandingan 1 : 1  dalam waktu 30 menit

4. Hipokalemia (kalium < 3.5 mEq/L)


Hipokalemia ringan – sedang (2.7 – 3.0 mEq/L)
Hipokelemia berat < 2.5 mEq/L  kelemahan otot, gelombang T terbalik, gelombang U
• Koreksi cepat (4 jam) : KCl 0.5 – 1 mEq/kg BB/ jam  diencerkan dengan aquadest dengan perbandingan 1: 4
• Rumatan : 1-2 mEq/kg/24 jam. Bisa diberikan iv maupun oral
Jenis Cairan yang Digunakan dalam Terapi Cairan
1. Kristaloid
Cairan kristaloid mengandung natrium klorida, natrium glukonat, natrium asetat, kalium klorida, magnesium
klorida, dan glukosa
Cairan kristaloid umumnya digunakan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit, mengembalikan pH,
menghidrasi tubuh, dan sebagai cairan resusitasi.
Beberapa cairan infus yang masuk ke dalam jenis cairan kristaloid antara lain:
 Cairan saline
NaCL 0.9 % merupakan cairan kristaloid yang mengandung natrium dan clorida. Cairan infus ini digunakan
untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, mengoreksi ketidakseimbangan elektrolit, dan menjaga
tubuh agar tetap terhidrasi dengan baik.
 Ringer laktat
Ringer laktat merupakan jenis cairan kristaloid yang mengandung kalsium, kalium, laktat, natrium, klorida, dan air.
Cairan ringer laktat umumnya diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang saat mengalami luka, cedera,
atau menjalani operasi yang menyebabkan kehilangan darah dengan cepat dalam jumlah yang banyak.
Selain itu, cairan ini juga sering digunakan sebagai cairan pemeliharan ketika sedang menjalani perawatan di rumah
sakit.
 Dextrose
Dextrose merupakan cairan infus yang mengandung gula sederhana. Cairan ini sering digunakan untuk meningkatkan
kadar gula darah, pada seseorang yang mengalami hipoglikemia (gula darah rendah). Selain itu, cairan infus dextrose
juga dapat digunakan untuk kondisi hyperkalemia (kadar kalium yang tinggi)
2. Cairan koloid
Cairan koloid memiliki molekul yang lebih berat. Cairan ini dapat diberikan pada pasien yang menderita sakit kritis,
pasien bedah, dan juga sebagai cairan resusitasi.
Cairan infus yang termasuk ke dalam jenis cairan koloid adalah:

 Gelatin
Gelatin merupakan salah satu cairan koloid yang mengandung protein hewani. Salah satu kegunaan cairan ini adalah
untuk mengatasi keadaan kurangnya volume darah yang disebabkan oleh kehilangan darah.

 Albumin
Pemberian cairan infus albumin biasanya dilakukan saat pasien memiliki kadar albumin yang rendah, misalnya pasien
yang menjalani operasi transplantasi hati, menderita luka bakar akut, dan pasien sepsis.
 Dextran
Dekstran merupakan jenis cairan koloid yang mengandung polimer glukosa. Dekstran dapat digunakan untuk
memulihkan kondisi kehilangan darah. Selain itu, dekstran juga digunakan untuk mencegah terjadinya tromboemboli
setelah operasi.
Komplikasi Terapi Cairan
1. Gangguan keseimbangan cairan
2. Gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa
3. Infeksi
4. Komplikasi akibat kanulasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai