1. Elektrolit.
Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik. Elektrolit dibedakan menjadi
ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam miliekuivalen).
• Kation utama dalam cairan ekstraseluler
adalah sodium (NA+), sedangkan kation
utama dalam cairan intraseluler adalah
potasium (K+)
1. Berdasarkan umur
0-1 th memerlukan air sekitar 120 ml/kgBB, 1-3 th memerlukan air sekitar 100 ml/kgBB, 3-6 th memerlukan air
sekitar 90 ml/kgBB, 7 th memerlukan air sekitar 70 ml/kgBB dan Dewasa, memerlukan sekitar 40-50 ml/kgBB
1. Overhidrasi
Kelebihan air dalam tubuh, terutama berkaitan dengan tindakan terapi cairan
Etiologi overhidrasi. a) Gangguan ekskresi air lewat ginjal, misalnya pada gagal ginjal akut intrinsik atau
obstruktif b) Masuknya air yang berlebihan pada terapi cairan c) Korban tenggelam di air tawar.
Gejala dan tanda antara lain: sesak nafas, edema, peningkatan tekanan vena jugularis atau vena sentral,
edema paru akut dan payah jantung.
Diagnostik penunjang: dijumpai hiponatremia dalam plasma.
Terapi Selama fungsi ginjal masih normal, pemberian diuretik masih bermanfaat. Sedangkan bila fungsi ginjal jelek,
harus dilakukan ultrafiltrasi atau dialisis.
2. Dehidrasi
adalah defisit air dalam tubuh, yang disebabkan oleh masukan yang kurang atau ekskresi yang berlebihan
Keadaan dehidrasi ada beberapa bentuk yaitu: a) Isotonik: bila yang hilang air bersama-sama dengan garam, misalnya
pada gastroenteritis akut, overdosis diuretik. b) Hipotonik: bila yang hilang hanya garam saja, misalnya pemberian air
saja pada pasien dehidrasi isotonik. c) Hipertonik: bila yang hilang hanya air saja, misalnya kehilangan air lewat
keringat
Gejala dan tanda Gejala-gejala dehidrasi tergantung pada berat ringannya dehidrasi.
Prinsip terapi dehidrasi adalah mengembalikan air dan garam yang hilang. Jumlah dan jenis cairan yang harus
diberikan, tergantung pada derajat dan jenis dehidrasinya, dengan memperhatikan pula jenis elektrolit yang hilang.
Pilihan cairan untuk koreksi dehidrasi adalah cairan pengganti jenis kristaloid, misalnya RL atau NaCl.
Gangguan keseimbangan elektrolit
1. Hipernatremi
Natrium > 145 mEq/L
Jika Na > 158 mEq/L terjadi kerusakan saraf & SSP (lemah, gelisah, kejang, penurunan kesadaran)
Jika terjadi shock berikan NaCl 20 cc/kg BB secepatnya. Hindari cairan hipotonis
Penurunan kadar natrium 0.5-1 mEq/L/jam (max 15 mEq/L/24 jam)
Koreksi hypernatremia
Bila hipernatremia terjadi dalam 24 jam koreksi dalam 24 jam. Bila terjadi > 24 jam koreksi dalam 24-48 jam
Hitung total body water = 60 % dari berat badan atau 0.6 x BB
Target natrium 145 mEq/L
Koreksi cepat ca gluconas 10% 0.5 – 1 ml/kg BB diberikan bolus perlahan selama 2-5 menit atau calsium chlorida
10-50 mg/kg BB bolus perlahan selama 2-5 menit
Bicarbonat utk alkalinisasi kalium di serum akan masuk ke dalam sel
0.5 – 1 mEq/kg BB diencerkan dengan dextrose 5% dengan perbandingan 1 : 1 dalam waktu 30 menit
Gelatin
Gelatin merupakan salah satu cairan koloid yang mengandung protein hewani. Salah satu kegunaan cairan ini adalah
untuk mengatasi keadaan kurangnya volume darah yang disebabkan oleh kehilangan darah.
Albumin
Pemberian cairan infus albumin biasanya dilakukan saat pasien memiliki kadar albumin yang rendah, misalnya pasien
yang menjalani operasi transplantasi hati, menderita luka bakar akut, dan pasien sepsis.
Dextran
Dekstran merupakan jenis cairan koloid yang mengandung polimer glukosa. Dekstran dapat digunakan untuk
memulihkan kondisi kehilangan darah. Selain itu, dekstran juga digunakan untuk mencegah terjadinya tromboemboli
setelah operasi.
Komplikasi Terapi Cairan
1. Gangguan keseimbangan cairan
2. Gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa
3. Infeksi
4. Komplikasi akibat kanulasi
TERIMA KASIH