Anda di halaman 1dari 40

Infection Control Risk Assessment

(ICRA)
Renovasi,Konstruksi Bangunan

Yuli Anggraini, S.Kep.,Ns,


MALANG 2019
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Setelah sesi ini, peserta pelatihan mampu


menyusun ICRA kontruksi dan renovasi di
RS/fasyankes sesuai pedoman PPI
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah sesi ini peserta pelatihan mampu :
1. Menjelaskan latar belakang ICRA kontruksi bangunan
sesuai pedoman PPI
2. Menjelaskan definisi ICRA kontruksi bangunan sesuai pedoman
PPI
3. Menjelaskan tujuan ICRA konstruksi sesuai pedoman PPI
4. Menjelaskan faktor risiko infeksi terkait konstruksi sesuai
pedoman PPI
5. Menjelaskan tahapan ICRA kontruksi bangunan
sesuai pedoman PPI
6. Menjelaskan langkah2 penyusunan ICRA kontruksi bangunan
sesuai pedoman PPI
PENDAHULUAN
1.Infection control merupakan bagian integral dari konstruksi
dan renovasi di fasilitas kesehatan untuk meminimalkan
risiko infeksi jamur pada pasien yang rentan

2.Penilaian risiko yang tepat waktu, edukasi pekerja


bangunan dan
staf rumah sakit merupakan hal yang penting
(Glanys Haringtons, 2017)

3.Kontruksi, renovasi, perbaikan & pemeliharaan di RS tidak


sama dengan tipe kontruksi, renovasi, perbaikan &
pemeliharaan di tempat lain
4.Pembongkaran, konstruksi, renovasi gedung di
area mana saja di rumah sakit dapat
merupakan sumber infeksi

5.Paparan terhadap debu dan kotoran konstruksi,


kebisingan, getaran, kotoran, dan bahaya lain
dapat merupakan bahaya potensial terhadap
fungsi paru paru serta keamanan staf dan
pengunjung.

6.RS seharusnya mempersyaratkan issue risk


assesment dari komite PPI dalam setiap
melaksanakan pekerjaan kontruksi
Risk assessment
Infection Control Risk Assessment
adalah suatu proses terdokumentasi yang
dilakukan sebelum memulai kegiatan
pemeliharaan, perbaikan, pembongkaran,
konstruksi,maupun renovasi untuk
mengetahui risiko dan dampaknya
terhadap kualitas udara dengan
mempertimbangkan potensi pajanan pada
pasien.
PMK 27 2017
Risk assessment
Assesmen dilakukan untuk menentukan potensi
ancaman terjadi infeksi sehubungan dengan peralatan
dan peralatan medis,pengobatan,lokasi dan populasi
pasien sakit,prosedur,petugas dan lingkungan
Infection control Risk Assesment Program
Infection Control Risk Assesment Renovasi dan
konstruksi
Risk assessment Fokus (MDROs)
Hazard vulnerabulity analysis (HVA)
TUJUAN

1. Untuk meminimalisasi risiko infeksi di RS


(HAIs) yang mungkin bisa terjadi ketika ada
penyebaran jamur atau bakteri di udara
dengan debu, aerosol atau air selama
kontruksi atau demolisi di RS.

2. Mengontrol penyebaran debu dari


komponen bangunan selama renovasi di RS
FAKTOR RISIKO
1.Paparan
Konstruksi
 Aspergillus
 Fusarium
 Scedosforium
 Zygomecetes
 Legionella
2. Kondisi
Pasien
 Kondisi medis yang menyertai

 Kondisi imunosupresif
Penyakit GVH, neutropenia / granulo cytopenia lama,
penggunaan antibiotik lama, terapi steroid.
Hemodialisis dan ventilator, merokok, usia,

sangat muda dan sangat tua.


Diabetes, operasi, neoplastic, penyakit paru, ginjal
atau jantung
ASPERGILOSIS
ASPERGIL
LOSIS
Aspergillosis adalah sekelompok penyakit
yang disebabkan oleh jamur aspergillus.
Jamur ini bisa berada dalam maupun di luar
ruangan

Pada sebagian orang, spora memicu reaksi


alergi. Sedangkan pada yang lain bisa
memicu infeksi paru-paru sedang hingga
serius.
1. Legionella Sp ----
Legionnaire
Bakteri penyebab penyakit Legionnaire biasa
ditemukan sistem pengaliran air dan bisa bertahan
di dalam penyejuk udara yang hangat dan lembab
di gedung- gedung perkantoran, serta rumah
sakit. Bakteri ini dapat berkembang sangat cepat.

Penyakit Legionnaire merupakan salah satu


jenis penyakit yang menyerang pada pernapasan.
Penyakit ini disebut juga sebagai
Legionella
Pneumonia atau Pontiac Fever.
SIAPA YANG TERLIBAT?
 Komite PPI
 Pimpinan proyek
 K3RS
 Bagian teknik / IPS
 Sanitasi
 Keamanan
TAHAPAN ICRA KONSTRUKSI

Pra Kontruksi Post


Kontruksi Kontruksi
PRE KONSTRUKSI
 Konsul ke pengendalian infeksi
 Autoritas menghentikan konstruksi ?
 Mengidentifikasi layanan penting yang mungkin
 IPCN mengidentifikasi populasi pasien pada berisiko dan
menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat
 Latih kontraktor dan pekerja
 Jalur yang ditetapkan untuk pekerja konstruksi
 Tindakan preventif diuraikan dengan jelas sebelum
memulai proyek pembangunan atau renovasi
 Pemeliharaan tindakan pengendalian infeksi
 Tanggung jawab yang jelas
KONSTRUKSI

o Pindahkan pasien imunosupresif


o Tutup rapat (segel) jendela, pintu, udara masuk dan
ventilasi exhaust di daerah yang berdekatan dengan
area pembangunan
o Pasang Penghalang debu/barier
o Pasang keset perekat debu (keset basah)
o Gunakan baju pelindung
o IPCN mengunjungi area konstruksi secara rutin
dengan
manajer proyek
Pengontrol Tekanan
oMesin tekanan udara negatif
dengan HEPA filter

oMenggunakan tekanan
yang tepat

oUdara bisa dilepas ke


dalam maupun keluar
ruangan

oJangan membuang udara


vakum melalui sistem
HVAC
Keset Perekat
debu
LIMBAH KONSTRUKSI
1. Wadah tertutup,
terse
gel dan dibersihkan
2. Kontainer
sampah tebal dan
tahan bocor
3. Jalur yang dibuat
ter sendiri
(termasuk elevator,
lift)
4. Hal ini berlaku juga
untuk suplai
material
POST KONSTRUKSI
 Zona konstruksi dibersihkan
 IPCN memeriksa daerah sebelum pasien
diterima kembali
 Inspeksi akhir
 Evaluasi tindakan pencegahan dan review
efektivitas untuk setiap masalah dan hasil positif
LANGKAH ICRA KONSTRUKSI
Aktivitas Konstruksi

Tipe A: inspeksi, non-invasif


Tipe B: skala kecil, durasi pendek, aktivitas yang
menghasilkan debu sedikit/minimal
Tipe C: aktivitas yang menghasilkan debu tingkat
sedang sampai tinggi, membutuhkan lebih dari satu
shift kerja untuk menyelesaikan
Tipe D: aktivitas yang menghasilkan debu tingkat
tinggi, pembongkaran besar dan konstruksi, aktivitas
yang membutuhkan shift kerja berturut-turut untuk
menyelesaikan
Langkah 1:
Gunakan tabel berikut, identifikasi Tipe Aktifitas Konstruksi (Tipe A-D)
Langkah 2:
Gunakan table berikut, identifikasi Kelompok Risiko Pasien yang akan terkena dampak.
Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terkena dampak, pilih kelompok risiko yang lebih tinggi :
IC Matrix - Class of Precautions: Construction Project
by Patient Risk
Langkah 3: Cocokkan
• Kelompok Risiko Pasien (rendah, sedang, tinggi, paling tinggi) dengan rencana……
• Tipe Konstruksi (A,B,C,D) pada matrix berikut untuk menemukan……
• Kelas Precaution (I,II,III atau IV) atau level aktifitas pengendalian infeksi yang
diminta.
• Kelas I-IV atau Color-code Precautions akan dijelaskan pada halaman selanjutnya.
Langkah 4.
Identifikasi area sekitar proses konstruksi, asesmen potensial
dampak
KELAS REKOMENDASI/PRECAUTION

KELAS SELAMA PROSES SETELAH PROSES


KONTRUKSI KONTRUKSI
1. Laksanakan pekerjaan dg

1 metode meminimalisasi
timbulnya debu dari
pelaksanaan kegiatan
konstruksi
Bersihkan area kerja setelah
menyelesaikan tugas
2. Segera meletakkan kembali
ketempat semula plafon
atap yang diambil
KELAS SELAMA PROSES SETELAH PROSES
KONTRUKSI KONTRUKSI
1. Menyediakan sarana aktif untuk 1. Lap permukaan kerja dengan

2 mencegah debu udara dari


penyebaran ke atmosfir
pembersih/disinfektan

2. Semprot dengan air pada 2. Wadah yang berisi limbah


permukaan kerja untuk kontruksi sebelum di transpor
mengendalikan debu pada tasi harus tertutup rapat
waktu pemotongan

3. Seal pintu yang tidak terpakai 3. Pel basah dan/vakum dengan


dengan lakban HEPA filter, vakum sebelum
meninggalkan area kerja

4. Blokir & tutup ventilasi udara 4. Setelah selesai, kembalikan


sistem HVAC dimana pekerjaan
dilakukan
5. Tempatkan keset debu di pintu
masuk & keluar area kerja
6. Hilangkan/isolasi sistem HVAC
yang sedang dilaksanakan
KELAS SELAMA PROSES SETELAH PROSES
KONTRUKSI KONTRUKSI
1. Untuk mencegah kontami nasi 1. Jangan menghilangkan

3 dari sistem saluran ma ka


hilangkan/lepaskan atauisolasi
sistem HVAC diarea dimana
barier dari area kerja
sampai proyek selesai
diperiksa oleh komite
pekerjaan sedang dilakukan PPI & dibersihkan oleh
bagi an kebersihan RS

2. Lengkapi/pasang barier penting 2. Hilangkan barier


yaitu sheetrock, poly wood, material dengan hati-
plastic untuk menutup area dari hati untuk
area yang tidak untuk kerja atau meminimalisasi
mene rapkan metode pengendali penyebaran dari
an kubus (gerobak dengan kotoran dan puing-
penutup plastik & koneksi disegel puing yang terkait
ke tempat bekerja dengan HEPA dengan kontruksi
vakum untuk menyedot debu
keluar) sebelum kontruksi dimulai
KELAS SELAMA PROSES SETELAH PROSES
KONTRUKSI KONTRUKSI

1. Untuk mencegah kontami nasi 1. Jangan menghilangkan barier

4 dari sistem saluran maka


hilangkan/lepaskan atau isolasi
sistem HVAC diarea dimana
pekerjaan sedang dilakukan
dari area kerja sampai proyek
selesai diperiksa oleh komite
PPI & dibersihkan oleh bagian
kebersihan RS

2. Lengkapi/pasang barier 2. Hilangkan barier material


penting yaitu sheetrock, dengan hati-hati untuk
polywood, plastic untuk menutup meminimalisasi penyebaran
area dari area yang ti dak untuk dari kotoran dan puing-puing
kerja atau menerapkan metode yang terkait dengan
pengendalian kubus (gerobak kontruksi
dengan penutup plastik & koneksi
disegel ke tempat bekerja dengan
HEPA vakum untuk menyedot
debu keluar) se belum kontruksi
dimulai
KELAS SELAMA PROSES SETELAH PROSES
KONTRUKSI KONTRUKSI
6. Semua personil memasuki 6. Area di pel dengan pel

4 area kerja diwajibkan untuk


mengenakan penutup
sepat
basah dengan
menggunakan pem
bersih/disinfektan
Penutup sepatu harus
diganti setiap kali pekerja
keluar dari area kerja

7. Jangan pindahkan 7. Setelah selesai,


barier/penghalang debu mengembalikan sistem
dari area kerja sampai HVAC dimana peker jaan
proses kontruksi di dilakukan
inspeksi oleh komite PPI
Langkah 5.
Identifikasi ruang khusus, cth ruang pasien, ruang medikasi dll

Langkah 6.
Identifikasi isu terkait: ventilasi, saluran air, listrik seandainya ada gangguan

Langkah 7.
Identifikasi penghalang debu apa yang digunakan. (cth, penghalang tembok) ;
apakah diperlukan HEPA filter?

Langkah 8.
Pertimbangkan potensial risiko kerusakan air. Apakah ada risiko terkait
struktur bangunan (cth, tembok, atap, plafon)

Langkah 9.
Jam kerja: Bisakah konstruksi dilakukan diluar jam perawatan pasien?
Langkah 10.
Apakah plan membutuhkan ruangan isolasi atau aliran udara negative?

Langkah 11.
Apakah plan membutuhkan tempat cuci tangan (handwashing sinks)?

Langkah 12.
Apakah staf pengendalian infeksi setuju dengan jumlah minimal tempat
cuci tangan untuk proses ini? (lihat pedoman AIA untuk tipe dan area)

Langkah 13.
Apakah staf pengendalian infeksi setuju dengan plan kebersihan
ruangan?

Langkah 14.
Plan untuk membicarakan isu berikut terkait proses Cth, alur lalu lintas,
housekeeping, menghilangkan kotoran atau debut (bagaimana dan
kapan)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai