Anda di halaman 1dari 17

Perdarahan pada kehamilan harus

dianggap sebagai kelainan yang


berbahaya . Perdarahan pada kehamilan
muda disebut sebagai abortus sedangkan
perdarahan pada kehamilan tua disebut
perdarahan anterpartum. Batas teoritis
antara kehamilan muda dengan
kehamilan tua adalah 22 minggu
mengingat kemungkinan hidup janin diluar
uterus .
Plasenta previa adalah plasenta yang
letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan
lahir.
Menurut Prawiroharjo, plasenta previa
adalah plasenta yang ada didepan jalan
lahir (prae = di depan ; vias = jalan). Jadi
yang dimaksud plasenta previa ialah
plasenta yang implantasinya tidak normal,
rendah sekali hingga menutupi seluruh
atau sebagian ostium internum.
Plasenta bertumbuh pada segmen bawah
uterus tidak selalu jelas dapat diterangkan .
bahwasanya vaskularisasi yang berkurang
atau perubahan atropi pada desidua
akibat persalinan yang lampau dapat
menyebabkan plasenta previa
Frekuensi plasenta previa pada
primigravida yang berumur lebih 35 tahun
kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan
dengan primigravida yang berumur kurang
dari 25 tahun . Pada grandemultipara yang
berumur lebih dari 30 tahun kira-kira 4 kali
lebih sering dari grandemultipara yang
berumur kurang dari 25 tahun.
Perdarahan anter partum akibat plasenta
previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu
saat sekmen uterus telah terbentuk dan
mulai melebar dan menipis. Umumnya
terjadi pada trimester ke tiga karena
segmen bawah uterus lebih
banyak mengalami perubahan.
Pelebaran sekmen bawah uterus dan
pembukaan servik menyababkan sinus
uterus robek karena lepasnya plasenta dari
dinding uterus atau karena robekan sinus
marginalis dari plasenta. Perdarahan tak
dapat dihindarkankarena adanya
ketidakmampuan selaput otot segmen
bawah uterus untuk berkontraksi seperti
pada plasenta letak normal.
 a. Plasenta Previa totalis : seluruh ostium internum
tertutup oleh plasenta
 b. Plasenta Previa Lateralis : hanya sebagian dari ostium
tertutup oleh plasenta.
 c. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian
pembukaan (ostium internus servisis) tertutup oleh jaringan
plasenta.
 d. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta
berada tepat pada pinggir pembukaan (ostium internus
servisis).
 e. Plasenta letak rendah, apabila plasenta yang
letaknya abnormal pada segmen bawah uterus belum
sampai menutupi pembukaan jalan lahir atau plasenta
berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak
akan teraba pada pembukaan jalan lahir.
Perdarahan adalah gejala primer dari
placenta previa dan terjadi pada mayoritas
(70%-80%) dari wanita-wanita dengan kondisi
ini. Perdarahan vagina setelah minggu ke 20
kehamilan adalah karakteristik dari placenta
previa. Biasanya perdarahan tidak
menyakitkan, namun ia dapat dihubungkan
dengan kontraksi-kontraksi kandungan dan
nyeri perut. Perdarahan mungkin mencakup
dalam keparahan dari ringan sampai parah.
Gejala paling khas dari plasenta previa
adalah perdarahan pervaginam (yang keluar
melalui vagina) tanpa nyeri yang pada
umumnya terjadi pada akhir triwulan kedua.
Ibu dengan plasenta previa pada umumnya
asimptomatik (tidak memiliki gejala) sampai
terjadi perdarahan pervaginam. Biasanya
perdarahan tersebut tidak terlalu banyak dan
berwarna merah segar. Pada umumnya
perdarahan pertama terjadi tanpa faktor
pencetus, meskipun latihan fisik dan
hubungan seksual dapat menjadi faktor
pencetus.
 a. Plasenta abruptio. Pemisahan
plasenta dari dinding rahim
 b. Perdarahan sebelum atau selama
melahirkan yang dapat menyebabkan
histerektomi (operasi pengangkatan rahim).
 c. Plasenta akreta, plasenta inkreta,
plasenta perkreta
 d. Prematur atau kelahiran bayi sebelum
waktunya (< 37 minggu)
 e. Kecacatan pada bayi
 Pemeriksaan diagnostik
 a. Pemeriksaan darah : hemoglobin,
hematokrit
 b. Pemeriksaan ultra sonografi, dengan
pemeriksaan ini dapat ditentukan plasenta
atau jarak tepi plasenta terhadap ostium
 c. Pemeriksaan inspekkulo secara hati-
hati dan benar, dapat
menentukansumberperdarahan dari
karnalis servisis atau sumber lain (servisitis,
polip,keganasan, laserasi/troma)
 a. Pemeriksaan darah : hemoglobin,
hematokrit
 b. Pemeriksaan ultra sonografi, dengan
pemeriksaan ini dapat ditentukan plasenta
atau jarak tepi plasenta terhadap ostium
 c. Pemeriksaan inspekkulo secara hati-
hati dan benar, dapat
menentukansumberperdarahan dari
karnalis servisis atau sumber lain (servisitis,
polip,keganasan, laserasi/troma)
Perdarahan yang salah satunya disebabkan
oleh plasenta previa, dapat menyebabkan
kesakitan atau kematian baik pada ibu
maupun pada janinnya. Faktor resiko yang
juga penting dalam terjadinya plasenta
previa adalah kehamilan setelah menjalani
seksio sebelumnya ,kejadian plasenta previa
meningkat 1% pada kehamilan dengan
riwayat seksio. Kematian ibu disebabkan
karena perdarahan uterus atau karena DIC
(Disseminated Intravascular Coagulopathy).
Sedangkan morbiditas/ kesakitan ibu
dapat disebabkan karena komplikasi
tindakan seksio sesarea seperti infeksi
saluran kencing, pneumonia post operatif
dan meskipun jarang dapat terjadi
embolisasi cairan amnion (Hanafiah, 2004).
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai