Anda di halaman 1dari 42

APPENDISITIS

Voni Ayunita
21 april 2011
STASE BEDAH RSUD CIANJUR
Pembimbing : dr.H.Asep Tajul, Sp.B
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. Yuningsih


Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 14 tahun
Alamat : Bangkuwong 01/03
Kebon Peuteuy, Gekbrong
Cianjur
Pekerjaan : Pelajar SMP
Masuk RS : 18 April 2011
No RM : 456244
ANAMNESIS

KU Nyeri perut kanan bawah

N yeri peru t kanan bawah sejak 1 m ing g u SM RS, nyeri


KT ulu hati, dem am, pu sing , batu k, se sak nap as, tidak nafsu
m akan, m ual m u ntah dan 5 hari tidak BA B
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
An. Y datang ke ru m ah sakit dengan keluhan nyeri
perut kanan bawah sejak 1 ming g u S M RS. Ibu pasien
m e n gatakan sebelu m n ya pasien pernah dirawat selama 8
hari (23-30 Maret) karna de ma m sejak 1 bulan, dema m nya
hilang timb ul, sering berkeringat saat pagi dan sore,
batuk, nyeri ulu hati, sesak napas, pasien juga mual dan
m u ntah. Setelah dirawat keadaan pasien me m baik dan
diperb o lehkan pulang.
18 April 2011 pasien M R S lagi karena mengeluhkan
nyeri perut kanan bawah, nyeri seperti ditusuk-tusuk,
terus menerus dan dirasakan meningkat ketika pasien
batuk. Nyeri juga dirasakan di ulu hati, pasien de ma m (+),
tidak men g gigil, pusing (+), batuk (+), sesak napas (+),
m ual muntah (+). Pasien tidak nafsu makan, lemes, dan
malaise. Pasien tidak BAB sejak 5 hari yang lalu. BAK
no rm al.
• Belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya
• Pernah dirawat di RS dengan diagnosa typhoid fever
RPD • Riwayat maag tidak ada.

• Demam Tifoid (Paman) dirawat 1 hari di RS


• Hipertensi disangkal
RPK
• Diabetes mellitus disangkal

• 2 minggu yang lalu pasien pernah dirawat selama 8 hari dengan


RPO diagnosa demam typhoid dan diberikan pengobatan typhoid.

• Riwayat alergi obat (-)


R Alergi

• Aktif belajar di lingkungan bermainnya


RPsiko • Suka makan jajanan dan goreng-gorengan.
19/04/2011 ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan
Tampak sakit sedang
Umum
Kesadaran Composmentis

Tanda TD : 100/60 mmHg RR : 20 x/menit


Vital HR : 80 x/menit S : 38.3 C

BB : TB :
Status Gizi IMT (Kurang)

Status Generalis
dalam batas normal
Status Generalis
 Kepala Normochepal
 Mata
Diameter Pupil : 3 mm/3 mm
Refleks pupil : +/+, isokor
Konjungtiva anemis +/+, Sklera ikterus -/-, edema palpebra -/-
 Hidung
Deviasi septum (-), sekret (+/+), darah (-/-)
 Telinga : Normotia, sekret (+/+)
 Mulut : Faring tidak hiperemis, T1T1
 Leher
Inspeksi : Pembesaran Kelenjar Tiroid (-)
Palpasi : Pembesaran KGB (-)
• Thorak
Inspeksi : normochest, pergerakan dada simetris kanan kiri
Palpasi : vocal fremitus sama kiri dan kanan, nyeri tekan -/-
Perkusi paru : sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi
Paru : vesikuler, wheezing (-) ronki (-)
Jantung : BJ I & II murni regular, murmur (-) , gallop (-)
• Abdomen
Inspeksi : Distensi abdomen (-), asites (-)
Auskultasi : Bising usus (+) menurun
Palpasi : Nyeri perut (+) di kuadran kanan bawah abdomen
Perkusi : Timpani
• Ekstremitas
akral dingin, edema -/-, RCT < 2 detik, sianosis -/-
Status Lokalis
a/r abdomen
inspeksi : abdomen datar, tidak
cembung, asites (-), luka bekas
jahitan (-)
auskultasi : bising usus (+) menurun
palpasi : supel, nyeri tekan right
lower quadran (+), massa (-), rovsing
sign (+), psoas sign (+), obturator sign
(+), dunphy sign (+)
Perkusi : timpani seluruh kuadran
abdomen
RESUME
An. Y 14 tahun MRS dengan keluhan nyeri perut kanan bawah
sejak 1 minggu SMRS. Nyeri seperti ditusuk-tusuk, terus
menerus dan dirasakan meningkat ketika pasien batuk. Nyeri
juga dirasakan di ulu hati, pasien demam (+), pusing (+),
batuk (+), sesak napas (+), mual muntah (+). Pasien tidak
nafsu makan, lemes, dan malaise. Pasien tidak BAB sejak 5 hari
yang lalu. BAK normal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD
110/70 mmHg, HR 88x/menit, RR 28x/menit, suhu 38.3o C.
Status generalis dalam batas normal. Status lokalis a/r
abdomen auskultasi bising usus (+) menurun. Palpasi
abdomen supel, nyeri tekan right lower quadran abdomen (+),
massa (-), rovsing sign (+), psoas sign (+), obturator sign (+),
dunphy sign (+).
DIAGNOSIS DIFFERENTIAL

Appendisitis akut
Gastroenteritis
Typhoid fever
Infeksi Traktus Urinarius
Pemeriksaan Penunjang

Complete blood cell count


Urinalysis
USG abdomen
Analisa Kasus
Identitas : An. Yuningsih, 14 tahun
Anamnesis : nyeri perut kanan bawah sejak 1 minggu SMRS. Nyeri seperti
ditusuk-tusuk, terus menerus dan dirasakan meningkat ketika pasien batuk.
Nyeri juga dirasakan di ulu hati, pasien demam (+), pusing (+), batuk (+),
sesak napas (+), mual muntah (+). Pasien tidak nafsu makan, lemes, dan
malaise. Pasien tidak BAB sejak 5 hari yang lalu.

Pemeriksaan Fisik : TD 110/70 mmHg, HR 88x/menit, RR 28x/menit, suhu 38.3o


C (demam). Status generalis dalam batas normal. Status lokalis a/r abdomen
auskultasi bising usus (+) menurun. Palpasi abdomen supel, nyeri tekan right
lower quadran abdomen (+), massa (-), rovsing sign (+), psoas sign (+),
obturator sign (+), dunphy sign (+).

Pemeriksaan Penunjang
• Complete blood cell count
• Urinalysis
• USG abdomen
Maka dari analisa kasus diatas ditegakkan diagnosis
WD : Appendisitis akut

Penatalaksanaan
• Infus NaCl 0,9% 20 tpm
• Cefotaxime 2 x 1 gr
• Metronidazole 3 x 500 mg
• Terapi bedah : Appendektomy
Historical Background
• Operasi appendisitis pertama dilakukan oleh
Claudius Amyand, seorang ahli bedah di St
George's Hospital di London
• Kontributor terbesar untuk kemajuan dalam
pengobatan appendisitis adalah Charles
McBurney. Pada tahun 1889, ia menerbitkan
landmark paper di New York State Medical
Journal menggambarkan indikasi untuk
laparotomi awal untuk pengobatan appendisitis
Anatomi Appendix
Embriologi appendiks berasal dari mid
gut. appendiks pertama muncul pada
minggu ke-8 kehamilan sebagai
outpouching dari sekum dan secara
bertahap berputar ke lokasi yang lebih
medial sebagai berputaran usus dan
sekum, kemudian appendiks menjadi tetap
di kuadran kanan bawah
 Appendiks berbentuk seperti tabung, panjang 3
– 15 cm, diameter 0,5-1 cm dan berpangkal di
sekum, pangkal lumen sempit, distal lebar.
 Struktur histologi apendiks mirip dengan usus
mempunyai 4 lapisan yaitu mukosa, submukosa,
muskularis eksterna/propria (otot longitudinal
dan sirkuler) dan serosa. Lapisan submukosa
terdiri dari jaringan ikat kendor dan jaringan
elastic membentuk jaringan saraf, pembuluh
darah dan lymphe, antara mukosa dan
submukosa terdapat lymphonodes
 Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti
a.mesenterika superior dan a.apendikularis, sedangkan persarafan
simpatis berasal dari n.torakalis X
 Pendarahan apendiks berasal dari a. apendikularis
Fisiology Appendix

• Appendiks dipandang sebagai organ sisa tanpa fungsi yang


tidak diketahui
• Appendiks merupakan organ imunologi yang aktif
mensekresi imunoglobulin
• Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari
• Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (Gut
associated Lymphoid tissue) yang terdapat di sepanjang
saluran cerna termasuk apendiks, ialah IgA
• IgA proteksi terhadap infeksi
Appendisitis
Epidemiologi
• Salah satu penyakit bedah terbanyak
• Insiden paling sering terjadi pada usia dekade kedua dan
ketiga. Insiden puncaknya pada awal dewasa
(pubertas) dan insiden juga banyak terjadi pada orang
lanjut usia.
• Frekuensi angka kejadian tertinggi pada laki-laki
dibandingkan dengan perempuan. Rasio wanita : laki-laki
sekitar 2:1 bertahap bergeser setelah usia 25 tahun
menuju rasio 1:1
• Appendektomi adalah prosedur bedah yang paling
sering dilakukan
Etiology Appendisitis

Foreign object

Fecalith Neoplasma

Hiperplasia Obstruksi
Lymphoid Parasit
Lumen
Patogenesis
Appendiks obstruksi
Obstruksi appendiks merupakan kejadian awal yang paling sering
pada appendisitis. Hiperplasia dari folikel limfoid submukosa sekitar
60% penyebab obstruksi (paling sering pada remaja). Pada orang
dewasa yang lebih tua dan anak-anak, fecalith adalah penyebab
paling sering (35%).
Tekanan Intraluminal
Meningkatnya tekanan intraluminal akibat obstruksi lumen
appendiks menyebabkan sekresi mukosa meningkat, pertumbuhan
bakteri yang berlebihan, dinding appendiks menipis karna terjadi
distensi dan terjadi obstruksi limfatik dan vena.
Nekrosis dan Perforasi
Nekrosis dan perforasi terjadi ketika aliran arteri terganggu.
Patogenesis Obstruksi tekanan intra
luminer tinggi
Appendisitis

edema +
ulserasi mukus >>>
mukosa

gangguan
drainase
limfe
APENDISITIS AKUT

Symptoms :
- Nyeri visera di epigastrium, sekitar umbilicus
- Mungkin Kolik
Patogenesis Tekanan
Intralumen obstruksi
Appendisitis Tinggi
vena

invasi
kuman Trombosis

Iskemia
edema
semakin
APENDISITIS AKUT SUPURATIF / PURULENTA
berat
Symptoms
- Nyeri sentral berpindah ke perut kanan bawah
- Nyeri somatik ( peritonitis lokal)
- Mual dan muntah
Tekanan Gangguan
Intralumen Arteri Nekrosis
Semakin Tinggi

APENDISITIS
GANGRENOSA

Patogenesis
Appendisitis PERFORASI

PERITONITIS GENERALISATA
Patogenesis Appendisitis
Obstruksi
Distensi appendix

Lymphatic obstruction Venous congestion

Edema

Invasi bakteri Mucosal ulcers Bacterial diapedesis

Inflamasi serosa melekat


Venous thrombosis Compramise of arterial
di peritoneum parietal

peritonitis Escape of bacteria Perforasi gangrene


Symptoms
• Nyeri abdomen diffus di epigastrium
atas atau regio umbilicalis kemudian
terlokalisasi di kuadran kanan bawah
(RLQ)
• Mual Muntah
• Anoreksia
• Sulit buang air besar atau diare
Signs

• Direct rebound tenderness (Mc.Burney’s point)


• Rovsing’s sign (+)
• Iliopsoas sign (+)
• Obturator sign (+)
• Dunphy sign (+)
Alvarado Scale for the Diagnosis of Appendicitis

Manifestations Value
Symptoms Migration of pain 1
Anorexia 1
Nausea and/or vomiting 1
Signs Right lower quadrant 2
Tenderness
Rebound 1
Elevated temperature 1
Laboratory values Leukocytosis 2
Left shift in leukocyte 1
count
Total points 10
• Skor >8 : Berkemungkinan besar menderita apendisitis.
Pasien ini dapat langsung diambil tindakan pembedahan
tanpa pemeriksaan lebih lanjut. Kemudian perlu dilakukan
konfirmasi dengan pemeriksaan patologi anatomi.

• Skor 2-8 : Tingkat kemungkinan sedang untuk terjadinya


apendisitis. Pasien ini sebaiknya dikerjakan pemeriksaan
penunjang seperti foto polos abdomen ataupun CT scan.
• Skor <2 : Kecil kemungkinan pasien ini menderita
apendisitis. Pasien ini tidak perlu untuk di evaluasi lebih
lanjut dan pasien dapat dipulangkan dengan catatan tetap
dilakukan follow up pada pasien ini.
Pemeriksaan Fisik
• Direct rebound tenderness (Mc.Burney’s point)
• Demam
• Rovsing’s sign
• Iliopsoas sign
• Obturator sign
• Dunphy sign
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Diagnosis Laboratorium
• Urinalysis
• Abdominal X-Ray
• USG
• CT Scan
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium
• Complete Blood Count (CBC)
• Leukocytosis (10.000-18.000/mm3) dengan
polymorphonuclear (PMN) predominan
• Jika white blood count (WBC) > 18.000/mm3
pikirkan adanya perforasi dengan atau
tanpa abses
Urinalysis
• WBCs atau RBCs mungkin ditemukan jika
adanya iritasi VU atau ureter karena
inflamasi appendiks
• Bakteriuria
Imaging
• Abdominal X Ray (AXR) terlihat Appendicolith/fecalith
• CT scan abdominal
• (+) Bila ditemukan dilatasi appendix > 6 mm, penebalan
appendix
• (+) palsu jika terlihat inflamasi periappendix, dilatasi tuba
fallopi, insipissated stool, overlying fat
• (-) palsu jika inflamasi terbatas diatas appendix,
retrocecal ceacum, appendix besar, perforasi (appendix
compressible)
Differential Diagnosis
 Appendisitis akut
 Gastroenteritis
 Typhoid fever
 Infeksi Traktus Urinarius
Terapi Appendisitis
• Preoperative – Resusitasi cairan
• Antibiotik
• Appendectomy
– Laparoskopi
– Operasi Cyto : untuk appendisitis akut, abses dan perforasi
– Operasi Elektif : untuk appendisitis kronik
• Konservatif
– Bedrest total
– Diet cair, lunak, rendah serat
– Observasi
Komplikasi

Perforasi
Resiko infeksi luka post operasi
Abses intraabdominal
Abses panggul
Fistula Enterocutaneous
REFERENSI

• Brunicardi, F. Charles. Schwartz’s Principles of Surgery,


ninth edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. United States of
America. 2010
• Klingensmith, Mary E dkk. Washington Manual of
Surgery,The, 5th Edition. 2008 Lippincott Williams & Wilkins

• Sabiston Textbook of Surgery, 18th ed. 2007. Saunders An


Imprint of Elsevier
• Stead, G. Latha. Firts Aid for the Surgery Clerkship. 2003.
McGraw-Hill Companies
. . .TERIMA
KASIH. . .

Anda mungkin juga menyukai