Sindroma
postmatur I. Kulit kering dan
Clifford 1954
pecah
P J TMekonium
II. : staining &
asfiksia
simetrikal
III. Distress pernafasan
,kejang & kematian
ANGKA KEJADIAN POSTTERM
HPHT
HPHT 7,5 % USG 7,6 %
Dua-duanya jadi 1,1 % (Boyd dkk, 1988)
Gardosi 1997, 9,5 % 1,5 %
71,5 % bukan Postterm
Taipale dan Hiilermaa (2001), USG pada 8-16
mg Postterm 10,3% jadi 2,7%.
PATOFISIOLOGI
Prostaglandin E1 dan F2 dalam desidua dan amnion
Inisiasi :otak janin, pituitary dan kelenjar ginjal dan plasenta
ex kel hipofise : gagal persalinan (Holm1967)
Kkurangan placenta sulfatase tertunda persalinan (
France dan Liggins, 1969; Fliegner dkk, 1972).
Ludmir dan Sehdev (2000) proses dari pematangan serviks :
peningkatan kandungan air pd serviks uteri, pengurangan
konsentrasi collagen, dan perubahan remodeling collagen..
Collagenases serabut collagen, dan terjadi sekresi
hyaluronic acid ( suatu glycosaminoglycan) oleh fibroblasts
Media peradangan, jumlah hyaluronic acid dan
peningkatan pematangan serviks. 0-35 gr/ hari pada
kehamilan 32-34 mg
Diagnosa
Bervariasi Tgtg : Ketepatan HPHT &
pengukuran (Gardosi dkk 1997)
USG : pengukuran CRL pada TM I
Nilai cairan amnion oligohidramnion
Volume cairan amnion dihubungkan
komplikasi (Leveno 1984)
Recliner dkk : SC meningkat 24 x pada
kantong amnion < 3 cm
Gambar 2. Rata-rata dan Amniotic Fluid Index (AFI) from Moore TR,
Cayle JE: Amniotic fluid index in normal human pregnancy. Am J Obstel
Gynecol 162:1168, 1990.)
KOMPLIKASI
Penyimpangan Pertumbuhan Janin
Clifford 1954 : postterm penurunan jaringan
subkutaneus, hanya 10-20 % ada gejala
Makrosomia(>4000 gr 2x dari nonpostterm)
(Zwerdling, 1967; Eden dkk, 1987)
cephalohematom, fraktur dan kelumpuhan nervus
brachialis (Usher dkk, 1988). Pollack 1992 : > 41 mg
23 % > 4000 gr & 4 % > 4500 gr
SGA meningkat 3,8% postterm: 2,2 % aterm
(Clausson 1999)
KOMPLIKASI
Mekonium staining dan Aspirasi paru
Eden dkk 1987 : mekonium staining
sindroma aspirasi mekonium.
Aspirasi mekonium 3 x dan AS < 4 2x lipat
pada postterm (Clausson 1999)
Oligohidramnion memperberat kekentalan
mekonium pada oropharinx pernafasan
MANAJEMEN
Ada lima permasalahan sulit menghalangi kebijakan
pada postterm:
1. Usia kehamilan tidak tepat --> janin belum matur
2. Sulit menentukan dengan tepat mana janin yang
akan meninggal atau mengalami morbiditas serius
bila dibiarkan di dalam uterus.
3. Bagian terbesar janin ini dalam keadaan yang
cukup baik.
4. Induksi persalinan tidak selalu berhasil.
5. Persalinan sesarea meningkatkan secara nyata
risiko morbiditas maternal.
IDENTIFIKASI KEADAAN YANG
MEMBAHAYAKAN JANIN
Test Nonstres :
• Small dkk(1987) NST 2 x seminggu mortalitas
perinatal terkoreksi 4,3 / 1000
• Peneliti lain : 1 x seminggu hasil cendrung lebih
buruk
• Penurunan frek djj pada NST : Peningkatan
mortalitas dan mobiditas pada posterm
• Penurunan volume cairan ketuban predisposisi
kompresi tali pusat.
IDENTIFIKASI KEADAAN YANG
MEMBAHAYAKAN JANIN
Profil Biofisik :
• Jonson dkk (1986) pem BPP 2 x seminggu dg
cairan amnion normal : tidak ada kematian.
• Manning dkk(1981) : angka kematian 4,6 /1000 jika
BPP 1 x seminggu, dianjurkan BPP 2 x seminggu
pd postterm & persalinan pd oligohidramnion
IDENTIFIKASI KEADAAN YANG
MEMBAHAYAKAN JANIN
Velosimetri Doppler :
• Pengetahuan ini sangat berkembang 15 tahun ini
• Gel arteri umbilikal merupakan penelitian perkemb
pertama, sederhana & cepat sirkulasi plasenta
• Sekarang : berkembang : ductus venosus arteri
serebri media dll.
Doppler ateri Umbilikalis lebih sederhana, mudah dan cepat dari
doppler pembuluh darah lain.
Peningkatan Resistensi Pemb umbilikalis lebih mengambarkan
insufisiensi plasenta