Ekskresi dalam bentuk utuh atau dalam bentuk aktif merupakan cara
eliminasi obat melalui ginjal.
Ekskresi melalui ginjal melibatkan 3 proses yaitu:
1.Foltrasi glomerolus
menghasilkan ultra filtrat,yakni plasma minus protein jadi semua obat
bebas akan keluar dalam ultra filtrat sedangkan yang terikat protein
akan tinggal dalam darah.
2.Sekresi aktif
dari dalam darah ke lumen tubulus proksimal terjadi melalui
transporter membran P-glikoprotein(P-gp)dan MRP yang terdapat di
membran sel epitel dengan selektifitas berbeda,yakni MRP untuk
anion organik dan konjugat ,dan P-gp untuk kation organik dan zat
netral.
3.Reabsopsi pasif
terjadi di sepanjang tubulus untuk non ion obat yang larut lemak.
• Farmakodinamik adalah interaksi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor,
tempat kerja atau sistem fisiologik yang sama sehingga terjadi efek yang adiktif,
sinergistik atau antagonistik, tanpa terjadi perubahan kadar obat dalam plasma.
Interaksi farmakodinamik merupakan sebagian besar dari interaksi obat yang
penting dalam klinik. Berbeda dengan interaksi farmakokinetik, interaksi
farmakodinamik seringkali dapat diekstrapolasikan ke obat lain yang segolongan
dengan obat yang berinteraksi, karena penggolongan obat memang berdasarkan
persamaan efek farmakodinamiknya
• Interaksi obat mengakibatkan berkurang atau hilangnya khasiat terapi,
meningkatnya aktivitas obat, dan dapat terjadi reaksi toksik obat.
• Distribusi obat adalah distribusi obat dari dan ke darah dan beberapa
jaringan tubuh (misalnya lemak, otot, dan jaringan otak) dan proporsi
relative obat di dalam jaringan. Setelah suatu obat diabsorbsi ke dalam
aliran darah maka obat akan bersirkulasi dengan cepat ke seluruh tubuh,
waktu sirkulasi darah rata – rata adalah 1 menit. Saat darah bersirkulasi
obat bergerak dari aliran darah dan masuk ke jaringan – jaringan tubuh.
Sebagian terlarut sempurna di dalam cairan plasma, sebagian
diangkut dalam bentuk molekul terlarut dan dalam bentuk terikat protein
plasma (albumin).Ikatan protein sangat bervariasi, sebagian terikat sangat
kuat. (Scanlon, 2000).
• Perubahan pH urin mengakibatkan perubahan bersihan ginjal, melalui
perubahan jumlah reabsorbsi pasif di tubuli ginjal, yang hanya bermakna
secara klinis bila : (Dabrowich, 2009)
Daftar pustaka
• Dabrowiak , James C. 2009. Metals In Medicine. Wiley: British.
• Ditjen POM, 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes Ri :Jakarta
• Ganiswarna, Sulistia, 2012, Farmakologi dan Terapi Edisi V (cetak ulang dengan tambahan),
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran UI : Jakarta.
• Neal, Michael .J. 2006. At Glance Farmakologi Medis edisi Lima Penerbit Erlangga:Jakarta.
• Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
• Shargel, L. 2012. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Airlangga University Press, Surabaya.
• Uliyah, Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Salemba Medika. Jakarta.