KARDIOVASKULER
( Penyakit Jantung Koroner dan
Tekanan Darah Tinggi )
Nama Kelompok :
Melati Intan D. 16380048
Tiara Putri 16380071
Alexander Zultoni 18380005
Angga Restu Fauzi 18380009
Dina Ayu Melita 18380025
Febi Dian Nadera 18380029
Ika Saputri 18380036
Levi Ayuwansa 18380045
Lindia Eka Saputri 18380049
Lulu Annisa Rayhaningtias 18380050
Pengantar :
Berbagai penyakit kardiovaskular tercatat sebagai penyebab kematian nomor
1 di dunia.
Sedangkan di Indonesia sendiri, lebih dari 2 juta orang terkena PJK di tahun
2013. Dari jumlah tersebut, PJK lebih sering terjadi pada rentang usia 45-54
tahun.
Data The Institute for Health Metrics and
Evaluation (IHME) menunjukkan kematian di dunia
yang disebabkan oleh penyakit terkait dengan
jantung dan pembuluh darah pada 2016 mencapai
17,7 juta jiwa atau sekitar 32,26% total kematian di
dunia.
Sesak napas
Serangan jantung
Gagal jantung
Apa penyebab dari Penyakit Jantung Koroner?
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan
diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan
darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah
tersebut.
ada keluarga (yang ada hubungan darah) yang menderita penyakit jantung
koroner atau stroke,
kesukuan.
Sedangkan faktor resiko yang dapat diubah diantaranya:
Merokok,
Alkohol,
Tekanan darah tinggi (Hipertensi),
Diabetes,
Obesitas,
Stress,
Kepribadian negatif,
Rasa takut,
Cemas,
Kurang olahraga,
Faktor dalam darah seperti kenaikan asam urat, fibrinogen, agregasi trombosit, peningkatan
homosistein, Apo B dan Lp (a) yang meningkat dan Apo A1 yang menurun.
Serangan jantung koroner dapat dicegah dengan deteksi secara dini dan perubahan gaya hidup
yang sehat.
Diagnosis Penyakit Jantung Koroner
Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan menanyakan gejala yang dialami, serta memeriksa
faktor risiko yang dimiliki pasien. Bila pasien berisiko terserang penyakit jantung koroner
(PJK), dokter akan memeriksa tekanan darah pasien.
Dokter juga akan menjalankan tes darah, untuk mengukur kadar kolesterol pasien. Agar didapat
hasil yang akurat, pasien akan diminta berpuasa 12 jam sebelum tes dilakukan.
Kemudian, untuk memastikan diagnosis, dokter akan menjalankan beberapa metode pemeriksaan
yang meliputi:
Elektrokardiografi (EKG)
Foto Rontgen
CT scan dan MRI scan
Uji tekanan (stress test)
Ekokardiografi
Pemeriksaan enzim jantung
Pemeriksaan radionuklir
Kateterisasi jantung dan angiografi koroner
Pengobatan Penyakit Jantung Koroner
Penanganan penyakit jantung koroner (PJK) umumnya melibatkan perubahan pola hidup
yang dapat dikombinasikan dengan obat-obatan atau prosedur medis. Menjalani pola
hidup sehat dapat meningkatkan kesehatan jantung. Contohnya adalah:
Berhenti merokok.
Mengurangi stress.
Pengencer darah – Dokter dapat meresepkan pengencer darah jenis antiplatelet yang
dapat membantu mencegah pembekuan darah, dan menurunkan risiko angina serta
serangan jantung, contoh obat ini adalah aspirin dan clopidogrel.
Statin – Statin berfungsi menurunkan kolesterol tinggi, contoh obat statin yang biasa
diresepkan adalah atorvastatin dan simvastatin.
Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors) – Jenis obat ini
digunakan untuk mengobati hipertensi, di antaranya captopril dan enalapril.
Angiotensin II receptor blockers (ARB) – Fungsi obat ini sama seperti ACE
inhibitors, yaitu mengatasi hipertensi. Contohnya adalah valsartan dan telmisartan.
Penghambat beta (beta blockers) – Obat ini berfungsi mencegah angina dan
mengatasi hipertensi. Contohnya adalah bisoprolol dan metoprolol.
Nitrat – Nitrat berfungsi melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah ke jantung
meningkat, dan jantung tidak memompa darah lebih keras. Salah satu jenis nitrat
adalah nitrogliserin.
Antagonis kalsium – Obat ini bekerja melebarkan pembuluh darah, sehingga tekanan darah
menurun. Contohnya adalah verapamil dan diltiazem.
Diuretik – Jenis obat ini bekerja mengurangi kadar air dan garam dalam darah melalui urine, dan
melebarkan pembuluh darah agar tekanan darah menurun.
Bila obat sudah tidak efektif untuk mengatasi gejala yang dialami, pasien akan disarankan untuk
menjalani operasi. Sejumlah tindakan yang dilakukan, antara lain:
Bypass jantung
Transplantasi jantung
Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Hindari stress
Pengantar
Merokok
Penyalahgunaan obat
Stress
Diabetes
Sleep apnea
Genetik.
Diagnosis penyakit aritmia
Lantas, bagaimana menentukan apakah seseorang mengalami aritmia atau tidak? Pasalnya, ada
berbagai macam gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada jantung. Olehnya itu, aritmia
sebaiknya didiagnosis melalui beragam cara di bawah ini:
Pemeriksaan fisik
Holter monitor: perangkat portabel ECG ini dapat digunakan dalam sehari atau lebih
untuk merekam aktivitas jantung
Tes stress: selama tes ini, Anda akan diminta untuk berolahraga di treadmill atau
sepeda statis dan aktivitas jantung dimonitor.
Tes tilt table: detak jantung serta tekanan darah dimonitor saat Anda berbaring
di meja dan saat Anda berdiri. Respon terhadap perubahan sudut detak jantung
akan direkam untuk dievaluasi.
Tes untuk mengecualikan semua kelainan kelenjar tiroid yang dapat menyebabkan
aritmia.
Pengobatan penyakit aritmia
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda
mengatasi aritmia:
Makan makanan yang baik untuk jantung: rendah garam dan lemak solid serta
kaya akan buah, sayur dan gandum utuh
Metode ablasi dengan memasang kateter dengan mengikuti panduan sinar X-ray
melalui darah di kaki.
Pencegahan penyakit aritmia
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya aritmia, antara lain:
Tidak sembarangan mengonsumsi obat tanpa petunjuk dari dokter, terutama obat
batuk dan pilek yang mengandung zat stimulan pemicu jantung berdetak cepat.
Tidak merokok.