Anda di halaman 1dari 49

Refreshing

Annisa Wilda Safina


2018790021

Dokter Pembimbing : Dr. Heryanto Syamsudin, SpKK


Parasit Pada Kulit
Pedikulosis
Merupakan infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan oleh Pediculus
(tergolong famili Pediculidae). Pediculus ini merupakan parasit obligat, harus
menghisap darah manusia untuk dapat mempertahankan hidup.

Klasifikasi
PEDIKULOSIS KAPITIS PEDIKULOSIS PUBIS
PEDIKULOSIS KORPORIS

Merupakan infeksi kulit dan Merupakan infeksi rambut


Merupakan infeksi kulit
rambut kepala yang didaerah pubis dan di
disebabkan oleh Pediculus
disebabkan oleh Pediculus sekitarnya oleh Phthirus
humanus var corporis.
humanus var capitis. pubis.
Pedikulosis kapitis Pedikulosis korporis Pedikulosis pubis
Epidemiologi Menyerang pada Menyerang pada orang Menyerang pada
anak-anak usia muda dewasa terutama pada orang dewasa dan
dan cepat meluas orang dengan higiene dapat digolongkan
dalam lingkungan yang buruk. Penyebaran dalam IMS serta
hidup yang padat. penyakit kulit ini lebih dapat pula menyerang
sering pada daerah jenggot dan kumis.
beriklim dingin.
Etiologi Siklus hidupnya melalui stadium telur, larva, nimfa, dan dewasa. Telur
(nits) diletakkan di sepanjang rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut.
Cara - Melalui pakaian. Umumnya dengan
penularan - Melalui kontak langsung. kontak langsung.

Patogenesis Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk menghilangkan
rasa gatal. Gatal tersebut timbul karena pengaruh liur dan ekskreta dari
kutu yang masuk ke dalam kulit waktu menghisap darah.
Gejala klinis - Gatal pada daerah - Gatal. - Gatal di daerah
oksiput dan - Lesi bekas garukan. pubis dan
temporal. sekitarnya. Dapat
- timbul efloresensi meluas sampai
erosi, ekskoriasi, daerah abdomen
pus krusta. dan dada.
- Timbul bau yang - Timbul efloresensi
busuk (infeksi makula serule.
sekunder berat).
Pedikulosis kapitis Pedikulosis korporis Pedikulosis pubis
Penunjang
Menemukan kutu atau telur.
diagnosis
Diagnosis - Tinea kapitis. Neurotic excoriation. - Dermatitis
banding - Pioderma. seboroik.
- Dermatitis - Dermatomikosis.
seboroik.
Pengobatan Secara topikal : Secara topikal : Secara topikal :
- Losio malathion - Krim gameksan 1% - Krim gameksan 1%
0,5% atau 1 % atau, atau,
atau, - Emulsi benzyl benzoat - Emulsi benzyl
- Krim gameksan 25% dan, benzoat 25%.
1% atau, - Bubuk malathion 2%.
- Emulsi benzyl
benzoat 25%.
Non medikamentosa : Higienitas.
Prognosis Baik bila higiene diperhatikan.
Pedikulosis kapitis Pedikulosis korporis Pedikulosis pubis
Skabies
Merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes scabiel var, hominis, dan produknya. Ditandai gatal pada malam hari,
mengenai sekelompok orang, dengan tempat predileksi di lipatan kulit yang tipis,
hangat, dan lembab.

• Banyak faktor antara


• Kontak langsung.
lain, sosial ekonomi
yang rendah, higiene • Kontak tidak
yang buruk, dan langsung.
penyakit dapat
dimasukkan dalam Epidemiol Cara
IMS. ogi penularan

Gejala Varian
klinis skabies
• Pruritus nokturna, • Skabies berkrusta.
mengenai sekelompok • Skabies nodular.
orang, dan adanya
terowongan
(kunikulus).
Contoh gambar
Etiopatogenesis

Seluruh siklus hidup


Siklus hidup tungau Masa inkubasi
mulai dari telur
diawali dengan berlangsung lama 4-
sampai dewasa yaitu
kopulasi 6 minggu
8-12 hari

Aktivitas S.scabiei
Telur akan menetas
Tungau jantan akan didalam kulit
dalam waktu 3-10
mati menyebabkan rasa
hari menjadi larva
gatal

Tungau betina yang


Meletakkan telurnya Timbul eforesensi
telah dibuahi
2-50. Lama hidup papul, vesikel, erosi,
menggali terowongan
betina ini sampai ekskoriasi, krusta,
dalam stratum
sebulan dan infeksi sekunder
korneum
- Cari tungau pada ujung yang terlihat
papul atau vesikel dicongkel dengan Penunja
jarum dan letakkan diatas sebuah objek. ng
- Dengan membuat biopsi irisan. diagnos
- Dengan biopsi eksisional dan is
diperiksa dengan pewarnaan
hematoksilin eosin (H.E).

Diagnos - Prurigo.
is - Pedikulosis korporis.
banding - Dermatitis.

Medikamentosa (topikal) :
- Krim sulfur presipitatum 4-20% Non medikamentosa :
- Emulsi benzil-benzoas 20-25%.
Tatalak - Menjaga higienitas.
- Krim gameksan 1%. - Edukasi tentang skabies.
- Krim krotamiton 10%.
sana
- Pengobatan dilakukan pada orang
- Krim permetrin 5%. serumah.
- Ivermectin (200 µg/kg) per oral.

Prognos
Baik bila higienitas diperhatikan.
is
Terapi Dosis Regimen terapi Kontrain Kelebihan Kekurangan Keterangan
dikasi
Permetrin Krim Dibilas setelah - Efektif, Gatal dan penggunaan
5% 8-12 jam bisa menyengat kedua sering
ditoleransi pada saat diresepkan
dengan penggunaan secara rutin 1
baik, aman minggu setelah
penggunaan
pertama
Sulfur 2%-10% Dibilas setelah - Aman untuk Efikasinya -
presipitatum 24 jam dan bayi, wanita masih
kemudian hamil dan dipertanyakan
diterapkan menyusui , iritasi kulit
kembali setiap
24 jam selama 2
hari berikutnya
Ivermectin 200 200 µg/kg Anak- Kepatuhan Mahal Tidak disetujui
µg/kg diulang, 3-9 hari anak < 15 pasien yang di banyak
per oral kg; baik negara
wanita
Crotamiton Salep Dibilas setelah - Ditoleransi Efikasinya Tidak tersedia
10% 24 jam dengan masih di Kanada,
baik, aman dipertanyakan sering
untuk bayi digunakan pada
skabies nodular
pada anak-anak
Pemeriksaan penunjang
• Terdapat beberapa metode untuk mendiagnosis skabies diantaranya
dengan Kalium Hidroksida (KOH) dengan cara digores (scrapping) dari
liang atau terowongan. Test KOH ini cukup spesifik namun kurang
sensitif. Biopsi hanya menunjukkan inflamasi sel dengan adanya sejumlah
eosinofil, edema, dan spongiosis epidermal.
• Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan hematoksilin
eosin (H.E).
• Dermoskopi dan pembesaran fotografi digital merupakan metode yang
baik untuk mendiagnosis skabies, meskipun kurang definitif apabila
dibandingkan dengan memvisualisasikan tungau pada KOH atau biopsi.
Dupuy dkk melaporkan sensitivitas dermoskopi sebesar 91% dan
spesifisitasnya sebesar 86%.
• Metode diagnosis lainnya yaitu dengan burrow ink test (BIT). Di mana
papula yang mencurigakan ditandai dengan tinta dan kemudian
permukaan dari lesi di cuci dengan alkohol. Hasil BIT positif terjadi saat
tinta menandai terowongan, membentuk garis gelap yang mudah terlihat
dengan mata telanjang. Tes ini berguna apabila tidak memiliki
kemampuan dalam mengoperasikan kamera digital, mikroskop,
dermatoskop, atau kemampuan biopsi kulit.
Creeping Eruption
(Cutaneous Larva Migrans)
Merupakan kelainan kulit yaitu peradangan berbentuk linier atau berkelok-kelok,
menimbul dan progresif, disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal dari
feses anjing dan kucing.

Epidemiologi

Insidens yang sebenarnya sulit diketahui, di Amerika Serikat tercatat 6,7% dari
13.300 wisatawan mengalami CLM setelah berkunjung ke daerah tropis. Hampir
disemua negara beriklim tropis dan subtropis, misalnya Amerika Tengah dan
Amerika Selatan, Karibia, Afrika, Australia, dan Asia Tenggara, termasuk
Indonesia, banyak ditemukan CLM. Pada invasi ini tidak terdapat perbedaan ras,
usia, maupun jenis kelamin.

Gejala Klinis
- Gatal dan panas.
- Pertama timbul papul kemudian diikuti bentuk yang khas yaitu lesi berbentuk linier
atau berkelok-kelok.
- Pruritus nokturna.
Contoh gambar
Etiopatogenesis

Nematoda hidup pada hospes, ovum (telur cacing) terdapat pada kotoran binatang dan
karena kelembaban berubah menjadi larva yang mampu mengadakan penetrasi ke kulit.
Larva ini tinggal di kulit berjalan-jalan sepanjang taut dermo-epidermal dan setelah
beberapa jam atau hari akan timbul gejala di kulit.

Diagnosis Banding Tatalaksana

- Skabies. - Tiabendazol dosis 25-50 mg/kb


- Dermatofitosis. BB/hari, 2x/hari selama 2-5 hari.
- Insects bite. - Albendazol 400 mg dosis tunggal,
- Herpes zoster stadium permulaan. diberikan 3 hari berturut-turut.

Prognosis

CLM tidak mengancam kehidupan, umumnya sembuh dengan terapi antihelmintes


albendazole atau tiabendazole.
Frambusia
Adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif. Umumnya terjadi
pada anak-anak dan orang dewasa, terutama didaerah endemik dengan kebersihan
perorangan yang kurang dan sosial ekonomi yang rendah.

Epidemiologi
Banyak dijumpai pada daerah-daerah tropis dengan curah hujan dan kelembaban
yang tinggi, antara lain di Afrika Utara, Eropa Timur, Amerika Tengah, Amerika
Selatan, Kepulauan Karibia, Indonesia dan kepulauan sekitar ekuator Asia Tenggara.
Di Sumatera penyakit ini masih ditemukan di Jambi, sedangkan di Jawa pada
kelompok suku Baduy di Banten. Saat ini kejadian frambusia lebih banyak ditemukan
di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi Tenggara dan Papua Barat.

Etiopatogenesis
Kuman penyebab adalah Treponema pertenue. Ditularkan secara kontak langsung non
seksual (person to person contact) melalui cairan getah (exudate) dan serum dari lesi
kulit pasien frambusia. Treponema pertenue tidak dapat menembus kulit yang utuh.
Luka kecil pada kulit, lecet, dan goresan serta bekas gigitan serangga dapat
menyebabkan penetrasi kuman.
Gejala klinis

Sumber penularan

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi penularan frambusia adalah sebagai berikut :


- Jarang ganti pakaian.
- Bergantian memakai pakaian yang sama dengan pasien.
- Kebersihan perorangan dan lingkungan yang buruk.
- Tinggal didaerah yang kumuh.
Contoh gambar
Pemeriksaan penunjang

- Getah yang diambil dari (luka/borok) - Pemeriksaan histopatologi :


dibuat apusan (smear), difiksasi • Dengan pewarnaan silver,
dengan NaCl kemudian dilihat triponema mudah ditemukan
langsung dibawah mikroskop lapangan diantara sel epidermal.
gelap. • Imunohistokimia.
- Sediaan diwarnai dengan Giemsa atau
Wright untuk menyingkirkan
kemungkinan parasit lain.

Diagnosis Banding
- Sifilis.
- Ektima.
- Parakoksidioidomikosis.
- Skabies.
- Ulkus tropikum.
- Kusta.
- Psoriasis.
- TBC kutis dengan lesi karakteristiknya.
Pengobatan

Obat pilihan pertama untuk pasien dan kontak frambusia adalah benzatin penisilin. Sebagai
alternatif pengobatan dapat diberikan tetrasiklin, doksisiklin, dan eritromisin. Secara
epidemiologi, pengobatan yang dianjurkan untuk frambusia adalah sebagai berikut :
- Bila sero positif > 50% atau prevalensi frambusia di suatu desa/dusun >5% maka
seluruh penduduk harus diobati.
- Bila sero positif sebanyak 10-50% atau prevalensi frambusia di suatu desa/dusun 2-
5%, maka pasien kontak dan seluruh anak usia 15 tahun atau kurang harus diobati.
- Bila sero positif kurang dari 10% atau prevalensi frambusia di suatu desa/dusun <2%,
maka yang harus diobati hanya pasien, kontak serumah dan kontak yang erat.
- Untuk anak sekolah setiap kali ditemukan kasus, seluruh murid dalam kelas yang sama
harus diobati.
Dermatitis
Dermatitis Kontak
Merupakan dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit.

Dermatitis Kontak Alergik Dermatitis Kontak Iritan


Epidemiologi Hanya mengenai orang dengan Dapat dialami oleh semua orang
keadaan kulit sangat peka dari berbagai golongan umur, ras,
(hipersensitif) dan jenis kelamin
Etiologi Semua alergen kontaktan yang Pajanan dengan bahan yang
terdapat pada lingkungan. bersifat iritan, misalnya bahan
pelarut, deterjen, minyak pelumas,
asam, alkali, dan serbuk kayu.
Gejala klinis - Gatal. Kulit terasa pedih, panas, dan rasa
- Lesi kulit bergantung pada terbakar disertai dengan kelainan
tingkat keparahan dan lokasi. yang terlihat berupa eritema
- DKA dapat meluas ke tempat lain. edema, vesikel, bula, mungkin juga
nekrosis
Dermatitis Kontak Dermatitis Kontak
Alergi Iritan
Patogenesis Dermatitis Kontak Alergik
Patogenesis
Dermatitis Kontak
Iritan
Dermatitis Kontak Alergik Dermatitis Kontak Iritan
Pemeriksaan Uji tempel (patch test) untuk Tidak ada.
penunjang menentukan penyebab.

Diagnosis - Dermatitis atopik.


banding - Dermatofitosis.
Tatalaksana - Sistemik : bila gatal dapat diberikan antihistamin.
- Topikal :
• Dermatitis akut : kompres terbuka dengan NaCl 0,9% atau
permanganas kalikus 1:10.000.
• Dermatitis subakut dan kronik dapat diberikan kortikosteroid
golongan sedang sampai kuat.
Nonmedikame
Hindari bahan penyebab (kontaktan).
ntosa
Prognosis Umumnya baik, sejauh dapat menghindari bahan penyebabnya.
Dermatitis Atopik
• Peradangan pada kulit dapat bersifat akut, subakut,
Definisi tetapi biasanya kronik residif, sangat gatal serta sering
berhubungan dengan riwayat atopi diri atau keluarga.

Epidemiol • Dermatitis atopi kerap terjadi pada bayi dan anak,


sekitar 50% menghilang pada saat remaja, kadang dapat
ogi menetap, atau bahkan baru mulai muncul saat dewasa.

• Beberapa faktor turut berperan yang menjadi faktor


pencetus, diantaranya faktor intrinsik (genetik,
Etiologi imunologik, kulit cenderung kering) dan faktor
ekstrinsik (alergi udara, alergi makanan, dan faktor
lingkungan lain).

Gambaran Ditandai dengan pruritus yang sering mengganggu waktu tidur

klinis
dan kulit kering.
Patogenesis Dermatitis Atopik
Contoh gambar
• Dermatitis seboroik
• Psoriasis
Diagnosis
• Neurodermatitis
banding

• Hidrasi kulit : emolien (lanolin 10%, petrolatum), pelembab (urea).


• Kortikosteroid topikal.
Tatalaksana • Antipruritus.

• Identifikasi
Nonmedika • Eliminasi faktor-faktor pencetus.
mentosa

• Prognosis dermatitis atopik (DA) cenderung lebih buruk pada anak-


anak dan bayi karena gejala klinis yang muncul biasanya lebih parah dan
Prognosis lebih persisten.
Dermatitis Seboroik
Dermatosis papuloskuamosa kronik pada kulit yang sering dijumpai,
Defini
mengenai area yang banyak mengandung kelenjar sebasea, seperti skalp,
si wajah, dan badan.

Epide Prevalensi secara umum berkisar 3-5% ditemukan pada kelompok


remaja, dengan ketombe sebagai bentuk yang sering dijumpai.
miolog
Sedangkan pada pasien HIV sebanyak 36%. Jenis kelamin laki-laki lebih
i
banyak dibandingkan dengan perempuan.

Etiop Meningkatnya lapisan sebum pada kulit, kualitas sebum, respons


imunologis terhadap Pityrosporum, degadrasi sebum dapat mengiritasi
atoge
kulit sehingga terjadi mekanisme eksema. Jumlah ragi genus Malassezia
nesis
meningkat didalam epidermis yang terkelupas pada ketombe.

Gamb Dapat ditemukan skuama kuning berminyak, eksematosa ringan. Kadang


gatal dan menyengat. Ketombe merupakan tanda awal. Dapat dijumpai
aran
kemerahan polifolukular yang menjadi plak eritematosa berkonfluensi di
klinis
sepanjang batas rambut frontal.
Contoh gambar
Diagno - Psoriasis. - Dermatofitosis.
sis - Rosasea.
- Dermatitis Atopik dewasa.
bandin
g - Dermatitis Kontak Iritan.

Pemeri
ksaan Pemeriksaan KOH : Kadang-kadang ditemukan P. ovale sebagai agen
penunj penyebab.
ang
- Kulit kepala : shampo yang mengandung selenium sulfida 1-2,5%
imidazol, zinc pirition.
Tatala - Pelepasa skuama : berikan asam salisilat atau kortikosteroid pada
ksana malam hari.
- Antimikotik golongan imidazol, ketokonazol, mikonazol.
- Terapi sinar UVB pada kasus yang tidak membaik.

Progno Bergantung pada usia dan kepatuhan pasien terhadap pengobatan.


sis
Dermatitis Numularis
Merupakan peradangan kulit yang bersifat kronis, ditandai dengan lesi berbentuk
mata uang (koin) atau agak lonjong, berbatas tegas, dengan efloresensi berupa
papulovesikel yang biasanya mudah pecah sehingga membasah (oozing).

Epidemiologi

Lebih sering ditemukan ditemukan pada orang dewasa dan lebih sering terjadi pada
lak-laki dibandingkan dengan perempuan. Usia puncak awitan pada pada kedua jenis
kelamin berkisar antara 50-65 tahun. Pada perempuan, terdapat usia puncak kedua,
yaitu terjadi pada usia 15-25 tahun. Jarang ditemukan pada bayi dan anak.

Gejala Klinis
- Sangat gatal.
- Lesi akut berupa plak eritematosa berbentuk koin dengan batas tegas yang
terbentuk dari papul dan papulovesikel yang berkonfluens  vesikel pecah dan
terjadi eksudasi  eksudat mengering dan menjadi krusta kekuningan.
- Jumlah lesi dapat hanya satu atau multipel dan tersebar pada ekstremitas
bilateral atau simetris.
Etiopatogenesis

Patogenesis dermatitis numularis belum diketahui. Pada pasien berusia


lanjut dengan dermatitis numularis didapatkan kelembaban kulit yang menurun.
Dilaporkan titer antibodi antistreptolysin (ASTO) meningkat pada pasien dermatitis
numularis dibandingkan kelompok kontrol. Dermatitis numularis dilaporkan terjadi
pada pasien yang mendapat terapi isotretinoin dan emas, lalu pernah ditemukan pada
pasien hepatitis C yang mendapat pengobatan kombinasi interferon-α 2 b dan
ribavirin. Tambalan gigi yang berasal dari merkuri pernah dilaporkan sebagai
penyebab dermatitis numularis. Defisiensi nutrisi, dermatitis kontak alergi dan
iritan, serta konflik emosional juga diduga menjadi penyebab.

Contoh gambar
Pemeriksaan Penunjang

- Histopatologi.
- Pemeriksaan laboratorium.
Tes tempel dapat berguna pada kasus kronik yang rekalsitran terhadap terapi.

Diagnosis Banding Tatalaksana


- DKA
- DA - Kulit kering : pelembab atau emolien.
- Neurodermatitis sirkumskripta. - Koritkosteroid topikal.
- psoriasis,. - Tar topikal.
- Impetigo. - Antibiotik sistemik jika ditemukan
- Dermatofikosis. infeksi S. aureus.
- Kompres terbuka bila lesi basah.

Nonmedikamentosa
- Identifikasi. Prognosis
- Hindari suhu ekstrim.
- Hindari penggunaan sabun Kelainan ini biasanya menetap selama
berlebihan. berbulan-bulan, bersifat kronik, dan
- Hindari penggunaan bahan wol atau timbul kembali pada tempat yang sama.
bahan yang menyebabkan iritasi.
Dermatitis Napkin
Merupakan dermatitis yang terlokalisasi pada awalnya didaerah yang tertutup popok.
Keadaan ini hanya terjadi setelah pemakaian popok.

Dermatitis popok disebabkan oleh banyak faktor. Yang perlu


Etiologi dipertimbangkan adalah peran feses, urin, friksi, hidrasi kulit,
suhu, iritan kimiawi, dan bahan popok itu sendiri.

Predileksi terutama daerah yang paling lama kontak dengan


popok. Pada dermatitis popok kontak iritan primer ditandai
Gambaran
dengan makula eritematosa yang berkonfluens, berkilat, kadang
klinis
mirip dengan luka bakar. Dapat ditemukan papul eritematosa,
skuama, dan edema.

Pemeriksa
an Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH (bila secara klinis dicurigai
akibat kandida).
penunjang
Contoh gambar
Diagnosis banding

- Kandidosis kutis - Intertrigo


- Dermatitis atopik - Impetigo bulosa
- Dermatitis seboroik

Nonmedikamentosa :
Medikamentosa :
- Perhatikan cara
penggunaan popok. - Antifungal topikal
- Perhatikan frekuensi (nistatin, imidazol).
Tatalak
penggantian popok. - Kortikosteroid topikal
- Perhatikan jenis popok. sana (hidrokortison 2,5%).
- Perawatan kulit sangat - Kombinasi mikonazol nitrat
penting sebelum dan 0,25% dan seng oksida
sesudah penggunaan 15%.
popok.

Prognosis

quo ad vitam ad bonam, quo ad functionam ad bonam, quo ad


sanationam dubia ad bonam.
Kelainan Pigmen
Melasma
Merupakan hipermelanosis didapat, umumnya simetris, berupa makula berwarna coklat
muda sampai coklat tua yang tidak merata, mengenai area yang terpajan sinar ultra
violet dengan tempat predileksi pada pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu.

Epidemiologi
Dapat mengenai semua ras terutama penduduk yang tinggal didaerah tropis.
Melasma terutama dijumpai pada perempuan, meskipun terdapat pula pada laki-laki
(10%) dengan perbandingan perempuan dan laki-laki adalah 24:1. terutama tampak
pada perempuan usia subur dengan riwayat langsung terkena pajanan sinar matahari.
Insidens terbanyak pada usia 30-44 tahun.

Etiologi
• Sinar ultra violet. • Ras.
• Hormon. • Kosmetika.
• Obat. • Idiopatik.
• Genetik.
Patogenesis
a. Peningkatan produksi melanosom karena hormon maupun karena sinar ultra violet.
Kenaikan melanosom ini juga dapat kan karena bahan farmakologik seperti perak
dan psoralen.
b. Penghambatan dalam Malpighian cell turn-over, keadaan ini dapat terjadi karena
obat sitostatik.

Gejala klinis
Lesi melasma berupa makula berwarna coklat muda atau coklat tua berbatas tegas
dengan tepi tidak teratur, sering pada pipi dan hidung yang disebut pola malar. Pola
mandibular terdapat pada dagu, sedangkan pola sentrofasial di pelipis, dahi, alis, dan
bibir atas. Warna keabu-abuan atau kebiru-biruan terutama pada tipe dermal.
Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan dengan sinar Wood. - Pemeriksaan histopatologik.


• Tipe epidermal.
• Tipe epidermal (lebih kontras).
• Tipe dermal.
• Tipe dermal (tidak tambah kontras). - Pemeriksaan mikroskop elektron.
• Tipe campuran (bisa kontras/tidak).
• Tipe tidak jelas (lesi tidak jelas).

Tatalaksana Pencegahan
- Hindari pajanan langsung sinar
- Krim hidrokinon 2-5% dipakai pada ultra violet.
malam hari. - Jika keluar rumah sebaiknya
- Krim asam retinoat 0,1% dipakai gunakan payung atau topi.
pada malam hari. - Gunakan tabir surya.
- Asam azeleat 20% dipakai selama - Hentikan pemakaian pil
6 bulan. kontrasepsi.
- Asam askorbat/vitamin C - Hentikan pemakaian kosmetika
(sistemik). yang berwarna atau mengandung
- Glutation (sistemik). parfum.
- Mencegah penggunaan obat seperti
hidantoin, sitostatika, obat
antimalaria, dan minosiklin.
Lentiginosis
Merupakan makula coklat atau coklat kehitaman berbentuk bulat atau polisiklik.
Lentiginosis adalah keadaan timbulnya lentigo dalam jumlah yang banyak atau dengan
distribusi tertentu.

Etiologi Gejala klinis


Disebabkan karena bertambahnya Lesi berupa makula hiperpigmentasi
jumlah melanosit pada taut dermo- yang timbul sejak lahir dan
epidermal tanpa adanya proliferasi berkembang pada masa anak-anak.
fokal. Selalu mengenai selaput lendir mulut
berbentuk bulat, oval, atau tidak
teratur.

Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan histopatologik  didapatkan jumlah melanosit bertambah di lapisan
sel basal dan makrofag berisi pigmen di dermis bagian atas. Diseluruh epidermis
terdapat banyak granula melanin.
Klasifikasi
Diagnosis banding
- Lentiginosis generalisata.
- Lentiginosis sentrofasial.
- Efelid atau freckless.
- Sindrom Peutz-Jegher.

Pengobatan

Terapi dengan pembedahan untuk mengurangi gejala saja. Polip yang meluas dan
sifatnya jinak merupakan kontraindikasi untuk tindakan radikal; kecuali kalau
lambung, duodenum, atau kolon terkena, maka reseksi profilaksis dapat dianjurkan.
Efelid
Merupakan makula hiperpigmentasi berwarna coklat terang yang timbul pada kulit
yang sering terkena sinar matahari. Lebih sering pada orang berkulit putih.

Etiologi Gejala klinis

Diturunkan secara dominan Biasanya timbul pada umur 5 tahun,


autosomal. berupa makula iperpigmentasi terutama
pada daerah kulit yang sering terkena
sinar matahari. Pada musim panas
jumlahnya akan bertambah, lebih besar
dan lebih gelap.

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan histopatologik  didapatkan adanya penambahan jumlah melanosit,


tetapi melanosom panjang dan berbentuk bintang seperti yang didapatkan pada orang
berkulit hitam.jumlah melanin di epidermis juga bertambah.
Diagnosis banding

Efelid harus dibedakan dengan xeroderma pigmentosum dan lentiginosis lain.

Pengobatan

Dapat dicoba dengan obat pemutih atau dikelupas dengan fenol 40% kemudian
dinetralkan dengan alkohol. Sunscreen diberikan untuk pencegahan.
Melanosis Riehl
Kelainan ini pertama kali dinyatakan oleh Riehl sebagai dermatitis akibat
fotosensitivitas. Dimulai dengan pruritus, eritema, dan pigmentasi yang meluas secara
perlahan. Sering didapati pada perempuan dewasa.

Etiologi

Belum diketahui pasti. Nutrisi, derivat ter, bahan pewangi, dan kosmetika diduga
merupakan penyebab, karena memberikan hasil positif pada uji tempel. Dianggap
serupa dengan melanodermatoksika yang merupakan melanosis, karena pekerjaan
yang berkontak dengan bahan aspal, pitch kreosot dan minyak mineral. Diagnosis
ditegakkan atas dasar riwayat dan uji tempel dengan sinar.

Gejala klinis

Pigmentasi bercak berwarna coklat muda sampai coklat tua, terutama pada dahi,
malar, belakang telinga dan sisi leher serta tempat-tempat yang sering terkena
matahari. Selain melanosis sering dijumpai adanya telangiektasis dan hiperemia.
Diagnosis penunjang

Pemeriksaan histopatologik  adanya degenerasi perkijuan pada sel basal disertai


melanofag didalam dermis. Pada dermis pars papilaris dijumpai infiltrat sel limfosit
dan histiosit.

Pengobatan

Untuk mengurangi pigmentasi di epidermis dapat dipakai hidrokinon dan


menghilangkan penyebab.

Anda mungkin juga menyukai