Anda di halaman 1dari 52

PELATIHAN SKRINING TAJAM PENGLIHATAN

di sekolah / madrasah
Kec. Sangalla’, 14 November 2019
TUJUAN
1. Menyebarluaskan informasi tentang kesehatan mata anak
kepada peserta pelatihan, dalam upaya pencegahan kebutaan
anak.
2. Mengidentifikasi lebih awal anak yang diduga memiliki
gangguan kesehatan mata.
3. Melatih keterampilan skrining tajam penglihatan kepada
peserta pelatihan.

Peserta dapat
1. Mengetahui kebutaan anak dan dampaknya.
2. Mengidentifikasi anak yang diduga memiliki gangguan kesehatan
mata.
3. Melakukan skrining tajam penglihatan pada peserta didik
4. Menyarankan orang tua anak yang teridentifikasi ke Puskesmas.
TOPIK

• Kebutaan anak
• Struktur mata
• Skrining tajam penglihatan
• Penyakit mata umum pada anak
• Pencatatan hasil
KEBUTAAN ANAK
MATA DAN PENGLIHATAN

Lebih dari 80%


informasi yang
diproses otak
manusia adalah
informasi visual
(yang ditangkap
oleh mata).
PENYEBAB KEBUTAAN

Dapat dihindari : Tidak dapat dihindari :

1) Dapat dirawat
contoh: • Keturunan
• Katarak • Kerusakan otak
• Retinopati Prematuritas (RoP)
• Kelainan refraksi • Kelainan bawaan
• Low vision

1) Dapat dicegah
contoh:
• Luka kornea akibat kekurangan
vitamin A, cacar, pengobatan
mata tradisional, dsb.
• RoP
KEBUTAAN PADA ANAK
Sekelompok penyakit dan/atau kondisi yang terjadi
selama masa kanak-kanak atau dewasa muda, yang
jika tidak tertangani, akan menyebabkan kebutaan
atau gangguan penglihatan berat, yang kemungkinan
tidak akan dapat diobati di kemudian hari.

• + 4% prevalensi kasus penyebab kebutaan pada anak.

% kecil, KENAPA PENTING ?


KEBUTAAN PADA ANAK

1. Dampak kebutaan pada anak :


akademik, fisik, emosional, sosial,
religius

2. Dampak kebutaan anak pada


keluarga : sosial, emosional, religius,
finansial, dsb.

3. Jumlah tahun kebutaan & beban


sosio ekonomi pada anak > dewasa
PENYEBAB
Bervariasi di setiap daerah,
dipengaruhi:
~ wawasan kesehatan
~ ketersediaan pelayanan kesehatan
primer
~ kondisi sosial-ekonomi

(Data global) 80 % penyebab kebutaan : dapat dicegah

Deteksi dini PENTING untuk mencegah kebutaan melalui :


 skrining : sekolah, masyarakat, PKM / RSIA
 layanan kesehatan mata primer : pengetahuan, peralatan
 strategi kesehatan masyarakat : promotif, preventif.
STRUKTUR MATA
BOLA MATA
Dibentuk untuk menerima rangsang berkas cahaya di retina, di
teruskan syaraf optik ke pusat penglihatan di otak, dan ditafsirkan

MEMILIKI FUNGSI MASING-


MASING
BOLA MATA

e1

b
a
a. KONJUNGTIVA
Selaput tipis transparan. a

Fungsi : melapisi & melindungi bagian mata luar, menghasilkan MUSIN


(salah satu komponen air mata).
BOLA MATA

b. KORNEA
Selaput bening.
Fungsi : melindungi
struktur halus di
baliknya, memfokuskan
bayangan ke retina.
BOLA MATA

e1

b
a
a
c. SKLERA
Lapisan putih di bawah konjungtiva yang lebih keras.
Fungsi : membentuk bola mata.
BOLA MATA

x
e1

b
x x
e1. IRIS
a
Selaput pelangi.
Fungsi : mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata, melalui
mekanisme miosis (mengecilkan) dan midriasis (membesarkan) pupil.
BOLA MATA

x F
e1

c f
b
F
x x
a

f. PUPIL
Manik-manik mata.
Iris berelaksasi, pupil mengecil (miosis). Iris berkontraksi, pupil
membesar (midriasis).
Fungsi : lubang masuk cahaya ke dalam mata.
BOLA MATA
F F

g
F

g. LENSA
Suatu struktur yang transparan dan cekung.
Lensa melakukan akomodasi visual supaya cahaya dapat difokuskan.
Fungsi : memfokuskan cahaya yang masuk melalui pupil supaya jatuh di
bintik kuning (fovea) di retina.
BOLA MATA
i. RETINA F i
Selaput jala: lapisan
tipis di belakang mata
dan peka cahaya.
Fungsi :
1. menangkap
cahaya yangF
difokuskan lensa
2. mengubah cahaya
menjadi sinyal
optik

Di retina terdapat
a) bintik kuning (fovea) : mengandung sel b) bintik buta : tidak mengandung sel
fotoreseptor untuk mengubah cahaya menjadi fotoreseptor, titk saraf optik keluar dari
sinyal optik. Kerusakan fovea sangat mata dan terhubung ke otak
berpengaruh pada ketajaman penglihatan
BOLA MATA
F I

F
j

j. SARAF OPTIK

Fungsi : meneruskan rangsang cahaya yang telah diterjemahkan sel


fotoreseptor ke otak.
SKRINING TAJAM PENGLIHATAN
PENGERTIAN
SKRINING = PENYARINGAN, PENAPISAN
Adalah “upaya deteksi dini untuk mengetahui
gangguan penglihatan sehingga dapat dilakukan
upaya pencegahan kerusakan dan peningkatan
prognosis.”
 Salah satu gangguan penglihatan : kelainan refraksi.
 Anak > 5 tahun : bisa dilaksanakan di sekolah
 melalui program Upaya Kesehatan Sekolah.
 Sebaiknya dilakukan secara berkala/rutin selama masa
kanak-kanak.
TUJUAN & FUNGSI

TUJUAN
Mengidentifikasi anak yang
memiliki kelainan refraksi atau
gangguan kondisi mata lain.

FUNGSI
 Upaya deteksi dini gangguan
penglihatan.
 Acuan untuk pemeriksaan
lanjutan pada kondisi mata
dan penglihatan.
MEDIA

1) Lembar Snellen
4-baris (ringkas)
2) Penlight/senter
3) Pengukur jarak
4) Meja
5) Kursi Lakban

6) Lakban
7) Lembar Daftar
Skrining
Penglihatan di
Sekolah
Snellen chart Penlight
METODE

• Menyebutkan SEMUA huruf di baris 1, 2, 3 dengan 1 mata.


 lanjutkan ke baris di bawahnya bila terbaca semua.
• TUTUP mata sebelahnya  eyepad, perekat, telapak tangan
• Mata KANAN lebih dulu !
• Tunjuk secara ACAK huruf di baris yang sama.
• Tidak boleh mengintip !

PERHATIKAN dan INGATKAN anak :


• Bersihkan tangan sebelum menutup mata  cuci / mengelap bersih.
• Jangan menekan mata yang ditutup  telapak mengkerucut.
• Jangan mengintip !
STANDAR : NORMAL

MATA NORMAL  pemeriksaan mata luar


• Kedua kelopak dapat membuka dan menutup sempurna. Tidak
terlihat lengket, jatuh, atau terdapat kotoran mata
• Pantulan cahaya terlihat tepat di tengah kornea dan simetris.
• Bola mata tidak terlihat juling.
• Kornea terlihat bersih dan bening.
• Pupil berbentuk bulat (round)
• Pupil berukuran sama (equal size) di mata kanan dan kiri.
• Kedua pupil bereaksi sama pada cahaya (equally reactive to light) 

• MENGECI L

• Lensa terlihat bersih dan transparan.


STANDAR : NORMAL
PENGLIHATAN NORMAL (pada setiap mata)
Menyebutkan dengan BENAR :
• SEMUA huruf di baris 1 & 2, LALU
• MINIMAL 50%+1 huruf di baris 3 & 4.
∂ Tidak bisa / Salah menyebut huruf di
baris 1 = < 6/60 ATAU tidak melihat
∂ Tidak bisa / Salah menyebut > 2 huruf
di baris 2 = visus 6/60
∂ Tidak bisa / Salah menyebut > 2 huruf
di baris 3 = visus 6/18
∂ Tidak bisa / Salah menyebut > 2 huruf
di baris 4 = visus 6/12
STANDAR : LULUS

Apabila:
Hasil skrining mata kanan: > = 6/18, dan mata kiri: > = 6/18.

∂ Pada salah satu mata, hasil skrining < 6 / 18, maka TIDAK LULUS

Mata kanan Mata kiri HASIL


6/6 6/6 Lulus
6/12 6/6 Lulus
6/6 6/12 Lulus
6/18 6/6 Lulus
6/12 6/18 Lulus
6/60 6/12 Tidak Lulus
6/6 < 6/60 Tidak Lulus
PERSIAPAN
 Sebelum melakukan skrining, kumpulkan siswa ke
dalam kelas dan beri penjelasan hal-hal sbb :
- tujuan dilakukannya skrining
- jika ditemukan kelainan atau masalah, sampaikan
bahwa ada pemberitahuan untuk orang tua siswa.
- minta anak untuk mencuci tangan sebelum masuk ke
dalam ruang skrining.
 Kesempatan ini dapat juga digunakan untuk memberi
penjelasan tentang kelainan refraksi dan budaya
hidup sehat (slide 16).
PERSIAPAN

Tempat :
 Ruangan yang memiliki pencahayaan yang menerangi semua sisi
secara merata, bersumber dari cahaya buatan maupun alami.
 Ruangan bersih dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
 Dengan menggunakan alat pengukur jarak, sebuah kursi diletakkan
sejauh 6 meter dari lembar Snellen terpasang
 6 meter adalah jarak antara Snellen dan posisi kepala saat
duduk / berdiri
 Siapkan meja, alat tulis, daftar absen dan pencatatan hasil.

Snellen 4-baris :
 Pasang lembar Snellen di salah satu sisi ruangan.
 Pastikan bahwa subjek tidak silau saat melihat ke arah Snellen.
 Ambang batas skrining : 6/18 (baris kedua)
PELAKSANAAN
• PANGGIL satu per satu, sementara yang lain menunggu
di luar.
 Pengguna lensa kontak : lepaskan + 30 menit sebelumnya 
diskrining tanpa lensa kontak.
 Pengguna kacamata : skrining DENGAN kacamata.
• JELASKAN bahwa anak diminta menyebutkan objek yang
ditunjuk.
• Minta anak BERSIHKAN tangan sebelum menutup mata.
• MULAI dengan mata kanan. Catat hasilnya sebelum memulai
skrining mata kiri.
• Lakukan pemeriksaan mata luar  slide 7 : mata normal.
PELAPORAN
TINDAK LANJUT
 Diskusikan hasil skrining & rencana tindak lanjut
dengan Kepala Sekolah, Koordinator UKS, Dewan
Guru, dan orang tua (jika diperlukan).
 Berikan salinan hasil skrining ke Pengelola program
UKS di PKM.
 Rencanakan skrining penglihatan menjadi kegiatan
rutin tahunan, bersama PKM.

Terhadap orang tua peserta didik yang gagal skrining :


 KIRIMKAN surat tentang hasil skrining penglihatan anak .
 MINTA orang tua memeriksakan anaknya ke Puskesmas.
 AJAK untuk memperhatikan kesehatan mata anak dan PANTAU
perkembangan penglihatannya.
PERSIAPAN UJI COBA SKRINING

• 1 tim = 3 guru  10 murid


• 1 tim : 1 lembar Snellen 4-baris, 1 penlight, 1 lembar formulir
skrining, meja, kursi, alat tulis

Tugas :  distribusi tugas ?  rotasi ?


1. Mengatur urutan anak
2. Melakukan pemeriksaan mata luar
3. Melakukan skrining
4. Menunjuk snellen
5. Mencatat di formulir

Waktu : 90 menit (08:00 – 09:30)


Tempat : SMP …
PENYAKIT MATA UMUM
PADA ANAK
GEJALA YANG PERLU DIPERHATIKAN
GURU DAN ORANG TUA

 Memegang buku sangat dekat pada mata.


 Duduk dekat sekali menghadap layar atau papan.
 Mengeluhkan pandangan jauh atau dekat kabur.
 Memicingkan mata ketika melihat papan.
 Menyalin dari teman di sebelahnya.
 Konsentrasi lemah atau perilaku tidak normal.
 Terganggu.
 Sering berkedip atau menggosok mata
 Memutar kepala untuk menggunakan salah satu mata
dibandingkan keduanya.
 Mengeluh sakit kepala atau mata setelah membaca sekian lama.
 Pandangan malam kabur.
KELAINAN REFRAKSI
adalah keadaan dimana sinar yang
masuk ke mata tidak terfokus
dengan tepat sehingga penglihatan
buram / tidak jelas.
 Bayangan benda yang masuk tidak tertangkap
retina.
 Penyebab terbesar gangguan penglihatan
pada anak.

Jenis paling umum:


 Hipermetropi
 Miopia
 Astigmat
KELAINAN REFRAKSI
HIPERMETROPI = rabun dekat
• Sinar difokuskan di belakang retina • Dikoreksi dengan
 penglihatan jarak dekat tidak jelas. kacamata berlensa
cembung / positif.
KELAINAN REFRAKSI
MIOPIA = rabun jauh
• Dikoreksi dengan kacamata
• Sinar difokuskan di depan retina 
berlensa cekung / negatif.
penglihatan jarak jauh tidak jelas.
KELAINAN REFRAKSI
ASTIGMATISME
• Sinar difokuskan di lebih dari satu
titik, baik di depan atau belakang
retina  penglihatan jarak dekat
dan jauh tidak jelas.
• Dikoreksi dengan kacamata
silinder.
KEKERUHAN PADA KORNEA

Peran kornea sangat penting dalam menghantarkan


cahaya masuk ke dalam mata untuk menghasilkan
penglihatan yang tajam maka kondisi kornea harus
jernih.

Oleh karena itu, menurunnya tingkat kejernihan kornea


(mengeruh) dapat menimbulkan gangguan penglihatan,
mulai dari penglihatan silau, lalu penurunan ketajaman
penglihatan, hingga kebutaan.
KONJUNGTIVITIS
Adalah infeksi pada konjungtiva, disebabkan bakteri, virus, atau alergi

Konjungtivitis bakteri
1. Sering dijumpai pada anak-anak.
2. Penyebaran : kontak langsung dengan kotoran mata (seperti nanah pada
konjungtiva)
3. Dapat sembuh sendiri, KECUALI karena bakteri neisseria gonorrhea atau
staphylococcus pygenes : kondisi memburuk & penglihatan menurun.
KONJUNGTIVITIS

Konjungtivitis Virus:
Disebabkan virus yang sama yang
menyebabkan infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA) dan
gastroenteritis.  periksa faringis
atau gastroenteritis.

Konjungtivitis alergi:
1. Sering dijumpai pada
anak-anak.
2. Berhubungan dengan
asma, rhinitis alergi, atau
dermatitis atopi.
PTOSIS
Adalah istilah medis untuk turunnya
kelopak mata bagian atas.

 Dapat terjadi pada 1 atau 2 mata.


 Anak yang tidak segera tertolong :
 kelelahan  tidak konsentrasi
 ambliopia

• Kelopak menutupi seluruh atau


sebagian pupil
 mengganggu penglihatan

• Memaksimalkan celah di bawah kelopak


untuk penglihatan yg lebih baik 
penderita ptosis melakukan gerakan /
posisi tertentu  masalah leher &
kepala
JULING = STRABISMUS
Adalah suatu kondisi dimana
kedua mata nampak tidak
searah atau memahami atau
memandang pada dua titik
terpisah.

Konsekuensi fungional :
 Diplopia = penglihatan ganda
 Ampliopia = mata malas
TIPS MENJAGA KESEHATAN MATA

 Kesehatan pribadi, membersihkan wajah dan tangan dengan


air putih.
 Mengkonsumsi makanan bernutrisi (termasuk sayuran
berwarna).
 Latihan fisik rutin dan berjemur di matahari.
 Memastikan anak menerima imunisasi sesuai anjuran medis.
 Skrining mata rutin.
 Hindari penggunaan obat yang tidak direkomendasikan oleh
kedokteran.
 Batasi waktu menggunakan gawai dan komputer.
 Ajari anak cara menggunakan dan merawat kacamata.
PENCATATAN HASIL SKRINING
DI SEKOLAH / MADRASAH (1)
DI SEKOLAH / MADRASAH (1)

FORMULIR adalah pencatatan hasil skrining penglihatan yang dilakukan oleh Tim
Upaya Kesehatan Sekolah yang sudah mengikuti pelatihan Skrining Tajam
Penglihatan pada peserta didik di satuan pendidikan umum atau yang setara.

• Nama Sekolah
• Kecamatan • Tanggal skrining
Untuk kegiatan pertama kali, biasanya
 Sudah jelas
skrining dilakukan beberapa hari guna
• Nama Guru yang melakukan mencakup semua peserta didik di semua kelas
skrining | No. telepon di sekolah/madrasah.
Tuliskan nama dan nomor kontak guru UKS, Untuk kegiatan yang sudah rutin, biasanya
yang sudah mengikuti pelatihan skrining tajam skrining dilakukan pada peserta didik tahun
penglihatan, yang melakukan skrining di kelas pertama (kelas I, VII, X) saja.
tersebut.
 Sudah jelas
• Nama PKM
 Sudah jelas. • No.
• Nama peserta didik
• Perawat UKS
• Jenis Kelamin
Tuliskan nama petugas Puskemas yang
merupakan penanggungjawab/pengelola  sudah jelas.
program UKS.
DI SEKOLAH / MADRASAH (1)

FORMULIR adalah pencatatan hasil skrining penglihatan yang dilakukan oleh


Tim Usaha Kesehatan Sekolah yang sudah mengikuti pelatihan Skrining Tajam
Penglihatan pada peserta didik di satuan pendidikan umum atau yang setara.
• Tanggal lahir
Tuliskan tanggal, misalkan : 3 – 1 - 2018, 18
mar 2017
• Kelas
• Berkacamata
 Sudah jelas. • Keterangan
• Kondisi mata lain Tuliskan informasi lain yang perlu diketahui, jika
Tuliskan temuan saat pemeriksaan mata belum tersebutkan di kolom-kolom sebelumnya.
luar.
Kosongkan, jika tidak ada temuan.
• Tajam penglihatan jauh | Mata
kanan | Mata kiri | Hasil
 Sudah jelas.
Baca kembali halaman 7-8 di Panduan
Skrining Penglihatan di
Sekolah/Madrasah.
DI SEKOLAH / MADRASAH (2)
DI SEKOLAH / MADRASAH (2)

FORMULIR adalah hasil monitoring periodik (per 3 bulan) terhadap peserta didik
yang tidak lulus skrining penglihatan di sekolah/madrasah untuk memastikan apakah
peserta didik sudah mendapatkan layanan kesehatan mata.
• Tanggal lahir
• Kabupaten / Kota Tuliskan tanggal, misalkan : 3 – 1 - 2018, 18
• Nama Sekolah mar 2017
• Kecamatan • Kelas
 Sudah jelas
 Sudah jelas.
• Nama Koordinator UKS | No.
• Asuransi kesehatan (BPJS / swasta /
telepon
tanpa asuransi)
Tuliskan nama dan nomor kontak Koordinator
Tuliskan apakah peserta dan keluarga memiliki
UKS di sekolah tersebut.
asuransi kesehatan seperti di bawah ini
• Tanggal pemantauan
• Memakai kacamata ? | Ya - Tidak
 Sudah jelas.
 Sudah jelas.
• No.
• Memperoleh kacamata di ?
• Nama peserta didik
Tuliskan nama dan nomor kontak
• Jenis Kelamin
 sudah jelas.
Koordinator UKS di sekolah tersebut
• Nomor kontak.
“The only worst thing than being blind is having sight,
but no vision.” (Helen Adams Keller, 1880-1968)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai