12 Aspek Hukum Ketenagakerjaan
12 Aspek Hukum Ketenagakerjaan
KETENAGAKERJAAN BSP
1
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
2
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
PENGUSAHA
Pancasila
PEMERINTAH &
UUD 45
PEKERJA
3
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
HUBUNGAN KERJA
4
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
HUBUNGAN KERJA
Pekerjaan
Upah
Perintah
Pekerja
PERJANJIAN KERJA
5
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
PERJANJIAN KERJA
6
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
PERAN PEMERINTAH
Menetapkan kebijakan
Memberikan pelayanan
Melaksanakan pengawasan
7
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
8
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
Menciptakan kemitraan
Mengembangkan usaha
9
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
PKB
Perjanjian kerja bersama (PKB) adalah perjanjian yang
merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat
buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang
tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa
pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-
syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak. (Pasal
123)
10
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
PKB
Perjanjian kerja bersama paling sedikit memuat :
a. hak dan kewajiban pengusaha;
b. hak dan kewajiban serikat pekerja/serikat buruh serta
pekerja/buruh;
c. jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja
bersama; dan
d. tanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersama.
11
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
PKB
Masa berlaku PKB :
12
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
PKB
Perjanjian kerja bersama berlaku pada hari
penandatanganan kecuali ditentukan lain dalam
perjanjian kerja bersama tersebut.
13
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
15
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
16
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
17
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
18
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
19
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
PERMASALAHAN
Perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan pendapat
yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau
gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat
perkerja/serikat buruh karena adanya perselisihan mengenai
hak, perselisihan kepentingan dan perselisihan pemutusan
hubungan kerja serta perselisihan antar serikat pekerja/serikat
buruh hanya dalam satu perusahaan.
20
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
PERMASALAHAN
21
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
22
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
MEDIASI
Mediasi adalah penyelesaian perselisihan hubungan
industrial melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang
atau lebih mediator yang berada di setiap kantor instansi
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
kabupaten/kota. Diatur dalam pasal 8 – 16 UU PPHI.
Mediator harus mengusahakan agar tercapai kesepakatan di
antara pihak yang berselisih. Jika terwujud, maka
kesepakatan perdamaian itu dituangkan dalam sebuah
perjanjian bersama. Mediator ikut menandatangani
perjanjian itu sebagai saksi. Lalu, perjanjian tersebut akan
didaftarkan ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI).
23
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
KONSILIASI
Konsiliasi adalah penyelesaian perselisihan kepentingan,
perselisihan pemutusan hubungan kerja atau perselisihan
antar serikat pekerja hanya dalam satu perusahaan melalui
musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih
konsiliator yang netral. Sesuai dengan Pasal 1 ayat 13 UU
PPHI, konsiliasi hanya berwenang menangani perselisihan
kepentingan, perselisihan PHK dan perselisihan antar serikat
pekerja.
Konsiliator bisa mengeluarkan anjuran tertulis jika tidak
tercapai perdamaian di antara kedua belah pihak.
Sebaliknya, jika perdamaian tercapai, maka konsiliator
bersama dengan para pihak dapat menandatangani
perjanjian bersama yang kemudian didaftarkan ke PHI.
24
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
PHK
Pengusaha dilarang melakukan pemutusan
hubungan kerja dengan alasan:
PHK
5. pekerja/buruh perempuan hamil, melahirkan, gugur
kandungan, atau menyusui bayinya;
6. pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan
perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam satu
perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja,
peratauran perusahaan, atau perjanjian kerja bersama;
7. pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau
pengurus serikat pekerja/serikat buruh, pekerja/buruh
melakukan kegiatan serikat pekerja/buruh di luar jam kerja,
atau di dalam jam kerja atas kesepakatan mengusaha, atau
berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama;
8. pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang
berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan
tindak pidana kejahatan;
9. karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna
kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status
perkawinan;
10. pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat
kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja yang
menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu
penyembuhannya berlum dapat dipastikan.
26
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
KESALAHAN BERAT BURUH/PEKERJA YG
BISA MENGAKIBATKAN PEMECATAN/PHK:
1. melakukan penipuan, pencurian, atau
penggelapan barang dan/atau uang milik
perusahaan;
2. memberikan keterangan palsu atau yang
dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;
3. mabuk, meminum minuman keras yang
memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di
lingkungan kerja;
4. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di
lingkungan kerja;
27
Hk. KETENAGAKERJAAN BSP
28