Anda di halaman 1dari 39

SPONDILITIS TUBERKULOSIS

Oleh:
Candra Nurmalia Dewi (21704101056)
Pembimbing :
dr. Nuryatien Husna,Sp.KFR

LABORATORIUM ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI MEDIK


RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
PENDAHULUAN
Tuberkulosis disebabkan oleh Spondilitis TB menyumbang
Mycobacterium Tuberculosis hampir 10% dari seluruh penderita
yang dapat menyerang paru TB ekstraparu dan sekitar 50%
maupun ekstra paru, salah satu dari seluruh kasus TB tulang.
nya spondilitis TB.
.

Perbandingan pria dengan wanita Terapi konservatif, tindakan operatif


spondilitis tuberkulosis 1,5–2:1. serta, tindakan rehabilitasi harus
Data di RSUD Dr. Soetomo pada dilakukan dengan baik sebelum /setelah
tahun 2015 didapatkan penderita penderita menjalani tindakan operatif..
tuberkulosis berjumlah 1047
dengan kasus spondilitis TB
tercatat 74 kasus.
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI VERTEBRA
33 ruas vertebra : 7 vertebra servikalis, 12 vertebra torakalis, 5 vertebra lumbalis
5 vertebra sakral, dan 4 vertebra koksigea.
DEFINISI

SpondilitisTB adalah peradangan granulomatosa yang bersifat kronis destruktif, yang


dapat mengenai satu atau lebih tulang belakang.
Spondilitis TB merupakan jenis TB ekstrapulmonal dengan lokasi yang paling sering
ditemukan pada regio torakolumbal
ETIOLOGI

Spondilitis tuberkulosis 90–95% disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis tipik


(2/3 dari tipe human dan 1/3 dari tipe bovin) dan 5–10% oleh
mycobacterium tuberculosis atipik.
Spondilitis tuberkulosis merupakan infeksi sekunder dari infeksi tuberkulosis
di bagian lain.
EPIDEMIOLOGI
Pada tahun 2017  TB mencapai 420.994 kasus dengan laki-laki 1.4 kali lebih besar : perempuan.

5-10% dari keseluruhan pasien TB


10% ekstrapulmonal
420.
994 10% Menyumbang sekitar 50% dari
50% 50% seluruh kasus TB tulang

10-45%

10%-45% memiliki lesi tulang


10-45% belakang dengan disertai defisit
neurologis.
PATOFISIOLOGI

Perjalanan infeksi Mycobacterium tuberculosis paru :

1. Fase Primer  Bakteri masuk ke alveoli


2. Fase Miliar  Menyebar melalui hematogen
3. Fase Laten  Reaksi radang di tempat lain
4. Fase Reaktivasi  Fase reaktivasi di luar paru.
PATOFISIOLOGI

Perjalanan
Lokasi awal 1.Stadium implantasi
korpus vertebra 2.Stadium Destruksi Awal
Penyebaran secara
1. Peridiskal 3.Stadium Destuksi lanjut
hematogen/limfogen 2. Sentral 4.Gangguan Neurologis
3. Anterior 5.Stadium Deformitas
residual
Stadium Perjalanan pada Spondilitis TB

1. Stadium Implantasi
Bakteri dalam tulang, imun <<  berduplikasi membentuk koloni
 6-8 minggu

2. Stadium Destruksi Awal


Destruksi corpus vertebra dan penyempitan ringan pada diskus

3. Stadium Destuksi Lanjut


Destruksi masif, kolaps vertebra, membentuk massa kaseosa 
pus (+) dan cold abses  kifosis/gibbus. Waktu 2 -3 bulan dari
destruksi awal.

4. Gangguan Neurologis
Terutama di tentukan oleh tekanan abses ke kanalis spinalis.
Defisit yang terjadi paraplegia, paresis, hipestesia, nyeri
radikular.

5. Stadium Deformitas residual


Terjadi 3-5th setelah timbulnya stadium implantasi
Fibrosis  kalsifikasi jaringan  osifikasi  ankilosis tulang
vertebra kolaps.
Klasifikasi Pott’s Paraplegi
MANIFESTASI KLINIS

anak-anak 
badan lemah/
berteriak saat
lesu & nafsu Spondilitis
tidur malam hari
makan TB
(typical night
berkurang cries)

nyeri punggung
berat badan belakang bila
menurun ada deformitas
kifosis.
suhu subfebril
terutama pada
malam hari
KLASIFIKASI
GATA
KLASIFIKASI
ASIA
DIAGNOSA
ANAMNESA DAN INSPEKSI

• Manifestasi klinis umum TB


• Langkah kaki pendek, karena mencoba menghindari nyeri di punggung
• Bila infeksi melibatkan area servikal maka pasien tidak dapat menolehkan kepalanya
• Infeksi di regio torakal akan menyebabkan punggung tampak menjadi kaku
• Pada regio lumbar abses tampak sebagai suatu pembengkakan lunak
• Adanya gejala dan tanda dari kompresi medula spinalis (defisit neurologis).
• Pembengkakan di sendi yang berjalan lambat tanpa disertai panas dan nyeri akut seperti
pada infeksi septik
DIAGNOSA
PALPASI

• Bila terdapat abses maka akan teraba massa yang berfluktuasi dan kulit diatasnya terasa
sedikit hangat (disebut cold abcess)
• Spasme otot protektif disertai keterbatasan pergerakan
DIAGNOSA
PERKUSI

• Pada perkusi secara halus atau pemberian tekanan diatas prosesus spinosus vertebrae
yang terkena, sering tampak tenderness
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

SINAR X
• Pemeriksaan paling sering dilakukan untuk diagnosa awal
• Sebaiknya 2 jenis : AP dan lateral
• Fase awal : lesi osteolitik bagian anterior, penyempitan diskus,
fusiformis (pembengkakan jaringan lunak)
• Fase lanjut : kerusakan bagian anterior memberat membentuk
angulasi kifotik (gibbus).
• Proyeksi lateral dapat menilai angulasi kifotik menggunakan
metode Konstam.
Computed Tomography Scan (CT SCAN)

Computed Tomography Scan dapat


memperlihatkan dengan jelas sklerosis tulang,
destruksi badan vertebra, abses epidural,
fragmentasi tulang, dan penyempitan kanalis
spinalis
Magnetic Resonance Imaging (MRI)

• Magnetic Resonance Imaging merupakan modal


diagnostik yang terbaik untuk spondilitis TB.
• Pola anatomi akan tampak, terutama jaringan
lunak dan keterlibatan diskus, memberikan hasil
spesifitas yang lebih besar.
• MRI dapat menampilkan diagnosis spinal TB 4–6
bulan lebih awal daripada metode konvensional,
sehingga memberikan keuntungan deteksi dan
terapi lebih dini.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

• Darah lengkap (limfosit dan CD4)


• C-Reaktif Protein (CRP) dan Laju Endap Darah (LED), kultur (sebagai gold
standart) dan histologi
• Antibodi pasien terhadap Mycobacterium tuberculosis
• DNA polymerase-chain reaction (PCR) Mycobacterium tuberculosis
DIAGNOSA BANDING

Penyakit Gejala

Osteitis piogen Lebih cepat timbul demam

Poliomielitis Paresis/paralisis tungkai, skoliosis dan bukan kifosis

Skoliosis idiopatik Tanpa gibus dan tanpa paralisis

Penyakit paru dengan (bekas) empiema Tulang belakang bebas penyakit

Metastasis tulang belakang Tidak mengenai diskus, adakah karsinoma prostat

Kifosis senilis Kifosis tidak lokal, osteoporosis seluruh kerangka


TATALAKSANA FARMAKOLOGI

• Kategori I  kasus baru TB paru kasus baru dengan TB ekstraparu,termasuk


TB spinal, diberikan 2 HRZE (HRZS) fase inisial dilanjutkan 4HR fase lanjutan
,atau 2HRZE(HRZS) fase inisial dilanjutkan 4H3R3 fase lanjutan, atau 2RHZE
(HRZS) fase inisial dilanjutkan 6HE fase lanjutan. Pemberian regimen bisa
diperpanjang sesuai dengan respons klinis penderita.15

• Kategori II, yaitu kasus gagal pengobatan, relaps, drop-out, diberikan 2RHZES fa
se inisial dilanjutkan 5HRE fase lanjutan, atau 2HRZES fase inisial dilanjutkan 5
H3R3E3 fase lanjutan
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI
REHABILITASI MEDIK
MODALITAS FISIK

Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)

• Mengurangi nyeri, baik nyeri akut


maupun nyeri kronis melalui fungsi
endorfin.
• 20 menit dengan frekuensi 3 kali
seminggu
REHABILITASI MEDIK
Terapeutic Excercise

Koreksi Posisi Tidur (Proper Bed Positioning)

• Pasien dengan paraplegia


• Alih baring setiap 2 jam setiap hari
• Tujuan untuk mempertahankan
posisi koreksi tulang belakang,
mencegah ulkus dekubitus,
mencegah kontraktur, & mencegah
timbulnya spastisitas
REHABILITASI MEDIK
Terapeutic Excercise
Latihan Lingkup Gerak Scndi ( Range of Motion (R
OM) Excercise)

• 2 kali sehari dengan durasi 10


menit pada anggota tubuh yang
lumpuh
• Untuk menstimulasi sirkulasi
darah,mempertahankan lingkup
gerak sendi yang penuh & mem
pertahankan elastisitas otot-otot
dan jaringan lunak
REHABILITASI MEDIK
Terapeutic Excercise
Latihan Mobilisasi, Transfer, dan Ambulasi

• Pemasangan over head trapeze bar


• 3 hingga 4 kali dalam sehari dan beristirahat
apabila sudah terasa lelah.
• Pindah/transfer dimulai dari tempat tidur ke
kursi roda dan sebaliknya

over head trapeze bar


Latihan Mobilisasi, Transfer, dan Ambulasi

parallel bar walker crutches

• Latihan jalan dimulai pertama di parallel bar, lalu walker dan selanjutnya
dengan tongkat ketiak/crutches di samping latihan dengan kursi roda
REHABILITASI MEDIK
Terapeutic Excercise
Bladder and Bowel Training

• Refleks detrusor bisa dirangsang dengan menepuk-nepuk paha sebelah dalam.


• Dilakukan setiap 2 atau 3 jam sekali & pasien dianjurkan untuk minum 8 gelas sehari.
• LMN, refleks kandung kemih tidak ada sehingga perlu dilakukan kateterisasi secara berkala
• Bowel training  3 hari dengan cara diberikan laksatif oral selama 3 hari dan stimulasi rektal
dan evakuasi feses secara manual
REHABILITASI MEDIK
TERAPI OKUPASI

Terapi latihan diberikan dalam bentuk kegiatan yang mengandung unsur edukasi dan
rekreasi
REHABILITASI MEDIK
TERAPI OKUPASI

Terapi latihan diberikan dalam bentuk kegiatan yang mengandung unsur edukasi dan
rekreasi
ORTHOSIS - PROTESIS

Minerva jacket long leg brace (Knee Ankle Foot Orthosis, KAFO) wheelchair

• Minerva jacket
• body cast jacket
• body jacket
• long leg brace (Knee Ankle Foot Orthosis, KAFO)
• wheelchair
TATALAKSANA
NON FARMAKOLOGI

TERAPI OPERATIF

INDIKASI ABSOLUT INDIKASI RELATIF

• Paraplegi memburuk/menetap setelah • Paralisis sehingga serangan awal sering


pengobatan konservatif tidak disadari
• Paraplegia disertai spastisitas tidak • Paraplegia pada usia tua
terkontrol • Paraplegia yang disertai nyeri oleh
• Paraplegia berat dengan onset cepat spasme atau kompresi akar saraf
KOMPLIKASI

Spinal cord injury dapat terjadi karena adanya tekanan ekstradural sekunder
karena pus tuberkulosa, sekuestra tulang, sekuester dari diskus intervertebralis
PROGNOSA

• Mortalitas
Mortalitas pasien spondilitis tuberkulosis mengalami penurunan seiring dengan ditemuk
annya kemoterapi

• Relaps
Angka kemungkinan kekambuhan pasien yang diterapi antibiotik dengan regimen medis
saat ini dan pengawasan yang ketat hampir mencapai 0%.
PROGNOSA

• Kifosis
Kifosis progresif selain merupakan deformitas yang mempengaruhi kosmetis secara signifikan

• Defisit neurologis
Defisit neurologis pasien spondilitis tuberkulosis dapat membaik secara spontan tanpa operasi atau
kemoterapi. Tetapi secara umum, prognosis membaik dengan dilakukannya operasi dini.

• Usia
Pada anak-anak, prognosis lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa
KESIMPULAN

• Spondilitis tuberkulosis adalah peradangan granulomatosa yang bersifat kronis destruktif, yang
dapat mengenai satu atau lebih tulang belakang.
• Spondilitis tuberkulosis paling berbahaya dari tuberkulosis muskuloskeletal karena dapat
menyebabkan destruksi tulang, deformitas dan paraplegia.
• Manifestasi klinisnya berupa badan lemah/lesu, nafsu makan berkurang, berat badan menurun,
suhu sedikit meningkat (subfebril) terutama pada malam hari, nyeri punggung belakang dan
kaku saat bergerak terutama apabila didapatkan deformitas kifosis.
• Pemeriksaan penunjang yang cepat dilakukan yaitu dengan sinar X.
• Tatalaksana farmakologi berupa obat OAT dan non farmakologi berupa terapi operatif dan terapi
rehabilitasi.
• Rehabilitasi medik meliputi modalitas fisik, terapeutik terapi, terapi okupasi, dan ortesa
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai