Anda di halaman 1dari 28

Chapter 6

ANALISIS
BREAK EVENT POINT
Disusun Oleh Ahmad Saifi Athoillah, S.Hum, MM
Analisis Break Even Point

Adalah keadaan dimana penerimaan (total


revenues) secara persis hanya mampu menutup
seluruh pengeluaran (total cost)
 TR = TC

Suatu kondisi dimana perusahaan tidak


memperoleh laba dan tidak pula menderita rugi.

Disebut juga Analisis Titik Pulang Pokok; Cost


Profit Volume Analysis (CPV Analysis)
Analisis Break Even Point

 Analisis BEP dapat dilihat dari aspek penjualan dan aspek


produksi. Dari aspek penjualan, BEP berarti volume
penjualan di mana total penghasilan (TR) sama dengan
total biaya (TC), sehinggga perusahaan dalam posisi
tidak untung maupun tidak rugi.
 Apabila ditinjau dari segi produksi, BEP adalah titik yang
menunjukkan tingkat produksi barang/jasa yang dijual
tetapi tidak memberikan keuntungan maupun kerugian.
Atau tingkat produksi barang/jasa yang dijual, di mana
total penghasilan dan biaya dalam keadaan impas atau
sama besarnya.
Analisis Break Even Point

 Analisis BEP adalah suatu teknik analisis untuk


mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya
variabel, keuntungan dan volume kegiatan.
 Oleh karena analisis tersebut mempelajari
hubungan antara biaya, keuntungan dan volume
kegiatan, maka analisa tersebut sering pula
disebut “Cost Profit Volume Analysis” (CPV
analysis).
Analisis Break Even Point

 Analisis BEP adalah alat perencanaan penjualan


sekaligus perencanaan tingkat produksi, agar
perusahaan secara minimal tidak mengalami
kerugian. Karena perusahaan menginginkan
keuntungan berarti perusahaan harus
berproduksi/menjual di atas BEP.
 Jadi, BEP bukan tujuan tetapi merupakan dasar
penentuan kebijakan penjualan, kebijakan
produksi dan perencanaan laba.
Manfaat Analisis BEP

 Menentukan jumlah penjualan minimum yang harus


dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
 Menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk
memperoleh laba yang telah direncanakan. Dapat diartikan
bahwa tingkat produksi harus ditetapkan untuk
memperoleh laba tersebut.
 Menentukan harga jual produk
 Menganalisis efek perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
ANALISIS BEP DENGAN GRAFIK

C, R TR

TC

Profit

BEP VC

Loss
FC

0 Q
Asumsi-Asumsi
dalam Analisis BEP
 Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang
dianalisis.
 Seluruh biaya dibagi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
 Besarnya biaya tetap tidak berubah meskipun ada perubahan
volume produksi/penjualan.
 Besarnya biaya variabel berubah secara proporsional dengan
volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per
unitnya adalah tetap sama.
 Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila
diproduksi lebih dan satu macam produk, maka sales mix atau
komposisi barang yang dijual adalah tidak berubah (konstan).
Perhitungan BEP
 TR = TC
 P.Q = FC + VC.Q
 P.Q – VC.Q = FC
 (P – VC) Q = FC
Keterangan :
Q BEP = FC
TR = Total Revenue
P – VC TC = Total Cost
P = Price
BEP (Rp) = FC Q = Quantity
1 – VC FC
VC
=
=
Fixed Cost
Variable Cost
P
Contoh Analisis BEP
Selama tahun 2018, perusahaan ABC menjual 100.000 unit produk
dengan harga Rp 20.000/unit. Biaya variabel per unit adalah Rp 14.000
dan biaya tetap jumlahnya Rp 79.200.000.
1. Tentukan BEP dalam unit dan rupiah?
2. Berapa laba operasi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2018?
3. Berapa unit yang harus dijual agar perusahaan memperoleh laba
operasi Rp 90.000.000?
Contoh Analisis BEP
Jawab:
a. Q BEP = FC
P – VC
= 79.200.000
20.000 – 14.000
Q BEP = 13.200 unit

BEP (Rp) = FC
1 – VC
P
= 79.200.000
1 - 14.000
20.000
BEP (Rp) = Rp 264.000.000

Jadi, kuantitas yang harus dijual agar perusahaan berada dalam kondisi
impas adalah 13.200 unit atau nilai penjualannya adalah Rp 264.000.000,00
Contoh Analisis BEP
Jawab:

b. Laba operasi = TR – TC
= (P.Q) – (FC+VC.Q)
= (20.000x100.000) –
(79.200.000+(14.000x100.000))
Laba operasi = Rp 520.800.000,00

Jadi, laba operasi perusahaan pada tahun 2018 dimana


kuantitas yang dijual sebanyak 100.000 unit adalah Rp
520.800.000,00.
Contoh Analisis BEP
Jawab:

c. Laba operasi = TR – TC
= (P.Q) – (FC+VC.Q)
90.000.000 = 20.000Q – (79.200.000 + 14.000Q)
169.200.000 = 6.000Q
Q = 28.200 unit

Jadi, agar perusahaan memperoleh laba operasi Rp


90.000.000,00 maka kuantitas yang harus dijual adalah
28.200 unit.
Contoh Analisis BEP
Atau:
c. Sales = FC + laba target
1 – VC
P
= 79.200.000 + 90.000.000
1 - 14.000
20.000
Sales = Rp 564.000.000,00
Margin of Safety

 Margin of Safety (MoS) adalah batas penurunan penjualan yang


bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita kerugian.
 Misalnya margin of safety adalah 30%, artinya realisasi
penjualan dipertahankan jangan sampai turun lebih dari 30%.
Apabila realisasi penjualan turun lebih dari 30%, maka
perusahaan akan menderita kerugian, sedangkan bila
penurunan sampai 30% perusahaan dalam kondisi break event
point.
 MoS = Anggaran Penjualan – Penjualan pada BEP
MoS Ratio = Anggaran penjualan – Penjualan pd BEP x 100%
Anggaran penjualan
Contoh Margin of Safety

PT. ABC merencanakan penjualan produk X pada


tahun 2018 adalah sebanyak 1.000 unit. Jika
harga jual/unit adalah Rp 500 dan BEP-nya adalah
600 unit, berapakah Margin of Safety-nya?
Contoh Margin of Safety

Jawab:
Anggaran penjualan (1000 unit @ Rp 500,00) = Rp 500.000,00
Penjualan pada BEP (600 unit @ Rp 500,00) = Rp 300.000,00 -
Margin of Safety = Rp 200.000,00

Margin of safety ratio = 200.000 x 100% = 40%


500.000

Artinya, realisasi penjualan dipertahankan jangan sampai turun lebih


dari 40%. Apabila realisasi penjualan turun lebih dari 40%, maka
perusahaan akan menderita kerugian, sedangkan bila penurunan
penjualan hingga 40% dari yang dianggarkan maka perusahaan
dalam kondisi break event point.
BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu

 Untuk mencari BEP dari dua produk atau lebih, maka


perhitungannya agak berbeda sedikit dengan cara mencari
BEP satu jenis produk karena adanya variable cost dan
harga jual per unit yang berbeda dari masing-masing jenis
produk.
 Di samping itu tingkat BEP baru dapat dihitung apabila
terlebih dahulu sudah diketahui komposisi penjualan dari
masing-masing produk.
CONTOH
BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu
Contoh:
Perusahaan A yang bergerak dalam bidang produksi kain batik
dan stagen akan merencanakan perluasan daerah pemasarannya.
Penjualan kain batik direncanakan sebanyak 25.000 meter
dengan harga jual/meter Rp 3.500 dan stagen sebanyak 15.000
meter dengan harga jual/meter Rp 1.000. Variable cost untuk
masing-masing jenis produk adalah Rp 2.000/meter untuk kain
batik, dan Rp 600/meter untuk stagen, sedangkan fixed cost
untuk kedua jenis produk tersebut adalah Rp 28.275.000.
Hitunglah break event point untuk kedua jenis produk tersebut!
CONTOH
BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu
Keterangan Kain batik Stagen Total

Penjualan 87.500.000 15.000.000 102.500.000

Fixed Cost 28.275.000

Variabel Cost 50.000.000 9.000.000 59.000.000

BEP = 28.275.000 = 28.275.000 = Rp 66.625.000


1- 59.000.000 0,42439024
102.500.000

BEP (kain batik) = 66.625.000 x 25.000 = 16.250 meter


102.500.000

BEP (stagen) = 66.625.000 x 15.000 = 9.750 meter


102.500.000
CONTOH
BEP Jika Produknya Lebih Dari Satu
Perhitungan tersebut didasarkan pada asumsi bahwa sales mix atau
komposisi produk yang dijual atau komposisi penjualannya adalah tidak
berubah (konstan). Dalam hal ini, maka :

Q Penjualan  Kain batik : stagen = 25.000 m : 15.000 m = 5 : 3


BEP  Kain batik : stagen = 16.250 m : 9.750 m =5:3
Dampak Perubahan
Berbagai Faktor Terhadap BEP

Perubahan harga jual per unit terhadap BEP


 Analisis BEP menggunakan asumsi bahwa harga jual/unit konstan.
 Bila harga jual/unit naik memiliki dampak yang menguntungkan karena
BEP-nya akan turun. Dalam grafik BEP, titik break event-nya akan
bergeser ke kiri, yang berarti untuk tercapainya BEP cukup diperlukan
kuantitas yang lebih kecil.
 Bila harga jual/unit turun memiliki efek yang merugikan karena BEP-
nya akan naik. Dalam grafik BEP, titik break event-nya akan bergeser
ke kanan, yang berarti untuk tercapainya BEP diperlukan kuantitas
yang lebih besar.
Dampak Perubahan
Berbagai Faktor Terhadap BEP

Perubahan biaya variabel per unit terhadap BEP


Perubahan pada biaya variabel per unit juga akan merubah
BEP, yakni apabila biaya variabel naik akan menaikkan BEP
dan bila turun akan menurunkan BEP.

Perubahan biaya tetap terhadap BEP


Perubahan pada biaya tetap juga akan merubah BEP, yakni
apabila biaya tetap naik akan menaikkan BEP dan bila turun
akan menurunkan BEP.
Dampak Perubahan
Berbagai Faktor Terhadap BEP

Perubahan sales mix terhadap BEP


Dalam asumsi disebutkan bahwa perusahaan hanya
menghasilkan satu macam produk, dan bila menghasilkan
lebih dari satu macam produk, maka tidak boleh ada
perubahan dalam sales mix–nya.
Sales mix menunjukkan perimbangan atau perbandingan
penjualan antara beberapa macam produk yang dihasilkan.
Apabila ada perubahan sales mix-nya akan menyebabkan
perubahan pada BEP secara total.
Referensi
 Medcoms. 2018. Mengelola Database Microsoft Excel
dengan Privot Tabel & Pivot Chart. Yogyakarta : Andi.
 Ross SA, Westerfield RW, Jordan BD. 2010.
Fundamentals of corporate Finance. 9th Ed. New York:
McGraw-Hill.
 Deanta A. 2006. Excel Untuk Akuntansi dan Manajemen
Keuangan: Studi Kasus dan Penyelesaian. Yogyakarta :
Andi.
Kisi-kisi UTS
 Bahan Materi terdiri atas Bab atas: a) Depresiasi dan analisis
pembiayaan proyek; b) Break Event Point.
 Soal bersifat Open Book
 Soal terdiri atas pilihan ganda (10 soal) dan Essay (2 soal).
 Kisi-kisi pilihan ganda :
 1. Karakteristik aset tetap
 2. Definisi depresiasi
 3. Macam metode depresiasi dan perhitungannya.
 4. Definisi break event point
 5. Grafik Break event point
Kisi-kisi UTS
 Essay (dikerjakan di komputer) :
 Kisi-kisi:
 1. Menentukan, aliran kas bersih, PP, NPV,
IRR, MIRR, PI.
 2. Menentukan Break Event Point.

© 2007 Wiley
THANK YOU VERY MUCH

Anda mungkin juga menyukai