Anda di halaman 1dari 15

INTENSIVE CARE UNIT

“Konsep
Keperawatan
Kritis”
Tumbel Mumu
Hosea Jordan

Tulandi
Nadia
Aer Elfira

Bagunda
Hananya
Warouw
Giveny
Definisi ◦ American Association of Critical-Care
Nurses (AACN) mendefinisikan
Keperawatan Kritis adalah keahlian khusus
di dalam ilmu perawatan yang
◦ Seorang perawat dihadapkan secara rinci dengan manusia
keperawatan kritis adalah (pasien) dan bertanggung jawab atas
masalah yang mengancam jiwa.
seseorang yang secara
◦ AACN juga menjelaskan secara spesifik
langsung memberikan
bahwa asuhan keperawatan kritis
pelayanan keperawatan mencakup diagnosis dan
kepada pasien yang penatalaksanaan respon manusia
terhadap penyakit aktual atau potensial
mengalami cedera atau
yang mengancam kehidupan
sakit kritis (Terry.C & W.A (AACN,2012).
(2015)
Prinsip Keperawatan Kritis
Pasien Kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang
cepat yang dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu ruangan
untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit terdiri dari:
- Unit Gawat Darurat (UGD), dimana pasien diatasi untuk pertama kali.
- Unit Perawatan Intensif (ICU), adalah bagian untuk mengatasi
keadaan kritis.
- Intensif Care Coronary Unit (ICCU), yang lebih memusatkan perhatian
pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah koroner.
Definisi ICU (Intensive Care Unit)
◦ Unit perawatan kritis atau ICU ◦ Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu
adalah merupakan unit bagian dari rumah sakit yang mandiri,
perawatan khusus yang dengan staf yang khusus dan
pelengkapan yang khusus yang
membutuhkan keahlian dalam ditujukan untuk observasi, perawatan,
penyatuan informasi, membuat dan terapi bagi yang menderita
keputusan dan dalam penyakit akut, cedera atau penyulit
membuat prioritas, karena saat yang mengancam nyawa atau
penyakit menyerang sistem potensial mengancam nyawa.
tubuh, sistem yang lain terlibat
dalam upaya mengatasi
adanya ketidakseimbangan
(Hudak & Gallo, 2012).
Fungsi dan Tujuan ICU
Dari segi fungsinya, ICU dapat dibagi menjadi : Tujuan ICU :
◦ ICU Medik 1. Menyelamatkan kehidupan
◦ ICU trauma/bedah 2. Mencegah terjadinya kondisi memburuk
dan komplikasi melalui observasi dan
◦ ICU umum monitaring evaluasi yang ketat disertai
◦ ICU pediatrik kemampuan menginterpretasikan setiap
data yang didapat dan melakukan tindak
◦ ICU neonatus lanjut.
◦ ICU respiratorik 3. Meningkatkan kualitas pasien dan
mempertahankan kehidupan.
4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ
tubuh pasien.
5. Mengurangi angka kematian pasien kritis
dan mempercepat proses penyembuhan
pasien
3 Kriteria Pasien

Pasien berat, kritis, pasien tidak Pasien yang memerlukan Pasien yang memerlukan terapi
1 2 3
stabil pemantauan intensif
intensif invasive atau non invasive
Jenis – jenis ICU :
1. ICU Primer : Ruang Perawatan Intensif primer memberikan pelayanan pada pasien
yang memerlukan perawatan ketat (high care). Ruang perawatan intensif mampu
melakukan resusitasi jantung paru dan memberikan ventilasi bantu 24-48 jam.
2. ICU Sekunder: Pelayanan ICU sekunder adalah pelayanan yang khusus mampu
memberikan ventilasi bantu lebih lama, mampu melakukan bantuan hidup lain tetapi
tidak terlalu kompleks.
3. ICU Tersier : Ruang perawatan ini mampu melaksanakan semua aspek perawatan
intensif, mampu memberikan pelayanan yang tertinggi termasuk dukungan atau
bantuan hidup multi system yang kompleks dalam jangka waktu yang tidak terbatas
serta mampu melakukan bantuan renal ekstrakorporal dan pemantauan
kardiovaskuler invasif dalam jangka waktu yang terbatas.
Depkes RI,2006
Standar Perawatan AACN untuk Keperawatan Akut dan Kritis

Standar Penjelasan
I Pengkajian Perawat yang bertanggung jawab atas pasien dengan sakit akut
maupun kritis bertugas mengumpulkan data relevan terkait kesehatan
pasien.
II Diagnosis Perawat yang bertanggung atas pasien dengan sakit akut maupun kritis
menganalisis data hasil pengkajian untuk kemuadian menegakkan
diagnosis.
III Identifikasi hasil yang dicapai Perawat yang bertanggung jawab atas pasien dengan sakit akut
maupun kritis menyusun kriteria hasil yang diharapkan dari pasien setelah
diberikan perawatan.
IV Perencanaan Perawat yang bertanggung jawab atas pasien dengan sakit akut
maupun kritis menyusun rencana perawatan yang menjabarkan
intervensi untuk mencapai kriteria hasil yang sudah direncakan.
V Implementasi Perawat yang bertanggung jawab atas pasien dengan sakit akut
maupun kritis mengimplementasikan intervensi sebagaimana yang
sudah direncakanan
VI Evaluasi Perawat yang bertanggung jawab atas pasien dengan sakit akut
maupun kritis mengevaluasi perkembangan pasien dan disesuaikan
dengan rencana kriteria hsail yang diharapkan
Peran Perawat :
Delapan Kompetensi Keperawatan Kritis
1. Pengkajian klinis Kemampuan untuk menanyakan dan mengevaluasi praktik secara terus-menerus, dengan
menggunakan praktik berbasis bukti, bukannya tradisi
2. Pembuatan keputusan klinis Penggunaan pengumpulan data yang kompeten dengan cakupan tanda & gejala yang lebih
global; implementasi ketrampilan keperawatan dengan berfokus pada pengambilan
keputusan dan berpikir kritis.
3. Perawatan Implernentasi dari lingkungan yang terapeutik dan suportif dalam menyediakan perawatan
kepada pasien dalam interaksinya dengan keluarga dan penyedia pelayanan kesehatan
yang lain.
4. Advokasi Kemampuan untuk melindungi dan mendukung hak asasi, serta keyakinan pasien dan
keluarga.
5. Memikirkan sistem Bernegosiasi dan mengarahkan dalam sistem pelayanan kesehatan untuk menyediakan
sumber daya yang bermanfaat bagi pasien dan keluarga.
6. Fasilitator pembelajaran Meningkatkan dan menyediakan kesempatan pembelajaran formal maupun nonformal bagi
pasien, keluarga, dan juga anggota tim kesehatan lainnya.
7. Berespons terhadap Menganalisis dan mengimplementasikan perawatan berdasarkan pada perbedaan aspek
keberagaman sosiokultural, ekonomi, gender, dan kultural-spiritual dari pasien, keluarga, dan anggota tim
kesehatan lainnya.
8. Kolaborasi Memanfaatkan tiap kontribusi yang unik dari masing-masing orang dalam mencapai hasil
yang positif berdasarkan kolaborasi dengan pasien, keluarga, dan anggota lain dalam tim
kesehatan.
Sepuluh Tanggung Jawab Peran
Perawat Keperawatan Kritis oleh AACN:
1. Mendukung dan menghormati otonomi pasien, serta
pengambilan keputusan yang diinformasikan.
2. Menjadi penengah apabila ada keraguan kepentingan siapa
yang dilayani
3. Membantu pasien untuk memperoleh perawatan yang
diperlukan
4. Menghormati nilai, keyakinan, dan hak pasien
5. Memberikan edukasi kepada pasien/yang mewakilkan dalam
pengambilan keputusan
6. Menerangkan hak pasien untuk memilih
7. Mendukung keputusan pasien/yang mewakilkan atau
memindahtangankan perawatan kepada perawat
keperawatan kritis dengan kualifikasi yang setara
8. Menjadi perantara bagi pasien yang tidak bisa mengambil
keputusan sendiri dan juga pasien yang memerlukan
intervensi darurat.
9. Memonitor dan menjamin kualitas pelayanan.
10. Berlaku sebagai penghubung antara pasien/keluarga
pasien dan anggota tim kesehatan lain.
Referensi:
Terry.L. Cynthia & W.A. (2015). Keperawatan Kritis DeMYSTiFieD. Andi:Yogyakarta.

Hudak, CM. Gallo, BM. 2012. Critical Care Nursing: A Holistic Approach. Edisi ke-8. Alih
Bahasa Subekti. Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Standar Pelayanan Keperawatan di


ICU. Jakarta: Depkes

Idm. (2017). Keperawatan Kritis (Critical Care). Retrieved from


https://steemit.com/keperawatan/@idm/keperawatan-kritis-critical-care

AACN(https://www.aacn.org/WD/Practice/Content/standards.for.acute.and.ccnursing.pra
ctice.pcms?menu-Practice)

Anda mungkin juga menyukai