Dosen Pengajar:
Bu. Eny Sri Rohaeni B.Sc
Disusun Oleh Kelompok 2 :
1. Monika Intan Maulina (201804042)
2. Cici Rusdiana Dewi (201804043)
3. Venna Arzika Humaidah (201804045)
4. Nur Fitri Kurniasih (201804046)
5. Novia Rahman (201804054)
6. Indira Setia Putri (201804060)
7. Ahmad Miftahur Rosyidin (201804072)
8. Muhammad Aji Setya Budi (201804081)
9. Fardhatul Jannah (201804086)
PENGERTIAN
• Infeksi saluran pernafasan akut ( ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung, dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14
hari, ISPA mengenai struktur saluran diatas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
megenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan dan berurutan ( Muttaqin,
2008).
• ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti
sinus, rongga telinga tengah, dan pleura ( Nelson 2003)
• ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada anak-anak dengan
gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut muncul secara bersamaan.
• Jadi dapat disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut
akibat infeksi yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur
yang berhubungan dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14
hari.
ETIOLOGI
• Etiologi ISPA terdiri dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsi. Bakteri penyebab
ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus,
Hemofillus, Bordetelia dan Korinebkterium. Virus penyebab ISPA antara lain
adalah golongan Miksovirus, Adnovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma,
Herpesvirus ( Suhandayani, 2007)
Faktor-faktor resiko yang berperan dalam kejadian
ISPA pada anak adalah sebagai berikut :
2. Faktor lingkungan
- Rumah
- Kepadatan hunian
- Status sosio ekonomi
- Kebiasaan merokok
- Polusi udara
PATOFISIOLOGIS
• ISPA.docx
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala ISPA banyak berfariasi antara lain demam, pusing, malaise,
anoreksia, vomitus,
photophobia, gelisah, batuk, keluar sekret, stridor, dyspnea, retraksi supras ternal,
hipoksia dan dapat berlanjut
pada gagal nafas jika tidak mendapat pertolongan mengakibatkan kematian. ( Nelson,
2003)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan penunjang yang lazim dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan kultur atau jaringan yang didapat dari biakan kuman atau
jenis kuman
2. Pemeriksaan hitung darah ( deferential count) laju endap darah meningkat
disertai adanya leukositosis dan trombositopenia
3. Pemeriksaan foto thorak jika diperlukan
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan
sebagai berikut ( Smeltzer & Bare, 2002) :
- Pemeriksaan
- Pengobatan
- Perawatan dirumah
PENCEGAHAN
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara antara lain :
- Imunisasi
- Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
- Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
- Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
Asuhan Keperawatan Anak pada ISPA
PENGKAJIAN
Pada tahap pengkajian meliputi :
a. Biodata Klien
• Berisi identitas, nama, alamat, tanggal MRS dan nomor registrasi
b. Keluhan Utama
• Biasanya klien mengeluh deman, batuk, pilek, sakit
tenggorokan.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
• Biasanya klien mengeluh mengalami demam mendadak, sakit kepala,
badan lemah, nafsu makan menurun, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan
d. Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit terdahulu meliputi riwayat kesehatan yang terjadi pada
masa lampau. Terutama yang mendukung atau yang memperberat kondisi
sistem pernafasan pada klien saat ini, pernahkan klien menderita asma,
pneumonia, dan sebagainya.
e. Riwayat penyakit keluarga
• Pengkajian terhadap status kesehatan yang berhubungan dengan faktor
keluarga atau penyakit keturunan.
POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI :
Pola kebiasaan sehari-hari meliputi :
a. Pola aktivitas
• Pola aktivitas menurun karena mengalami kelelahan,
kelemahan, insomnia
b. Pola istirahat
• Pola istirahat terganggu diakibatkan ISPA .
c. Pola kebersihan diri
• Kebersihan diri kurang karena pasien cenderung
memikirkan penyakit yang dideritanya daripada
kebersihan diri .
d. Pola nutrisi
• Pola nutrisi menurun, kehilangan nafsu makan, mual /
muntah Pemeriksaan yang bertujuan untuk
mengumpukan data dari kondisi tubuh pasien.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : composmentis
TTV : TD (meningkat), Nadi (teraba cepat), RR (pernapasan meningkat), Suhu (39-40 oC)
Sistem pernafasan
Inspeksi
Membran mukosa hidung, faring tampak kemerahan
Tonsil tampak kemerahan dan edema
Tampak batuk tidak produktif
Tidak ada jaringan parut pada leher
Pernafasan cuping hidung
Palpasi
• Adanya edema
• Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan pada nodus limfe
servikalis
• Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid
Perkusi
• Suara paru normal
Auskultasi
• Suara nafas vesikuler/ tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru
Sistem kardiovaskular
Inspeksi : Didapatkan adanya kelemahan fisik secara
umum
Palpasi : Denyut nadi cepat
Perkusi : Batas jantung mengalami pergeseran
Auskultasi : Tekanan darah meningkat
Sistem persyarafan
Mengalami gejala panas disertai juga tanda dan gejala
seperti pilek, sakit tenggorokan, demam.
Sistem perkemihan
Jarang ditemukan gejala pada sistem perkemihan
Sistem pencernaan
Pada sistem pencernaan klien mengalami nyeri tekan
pada tenggorokan, nyeri perut, penurunan nafsu makan.
Sistem integumen
Mengkaji warna kulit, integritas kulit utuh atau tidak,
turgor kulit kelihatan kering, panas, dan nyeri saat ditekan.
Sistem muskuloskeletal
Tidak ada kelainan didalam sistem ini, kecuali ada
komplikasi penyakit lain.
Sistem endokrin
Tidak ada kelainan didalam sistem ini, kecuali ada
komplikasi.
Sistem reproduksi
Tidak ada kelaian pada bentuk alat kelamin laki-laki
maupun perempuan
Sistem penginderaan
Pada bagian konjungtiva, sklera normal, dan pupil dapat
menangkap cahaya dengan baik.
Sistem imun
Kekebalan tubuh menurun.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• ISPA.docx
TERIMA KASIH...