(PPT) Refleksi Kasus
(PPT) Refleksi Kasus
Anamensis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Perjalanan penyakit anak yang terinfeksi HIV memiliki beberapa
perbedaan dengan orang dewasa:
(1) progresifitas penyakit lebih cepat pada anak
(2) anak mempunyai jumlah virus yang lebih banyak dibanding orang dewasa
(3) infeksi oportunistik sering muncul sebagai penyakit primer dengan perjalanan
penyakit yang lebih agresif karena berkurangnya status imunitas tubuh.
Penelitian Hana (2014) tidak semua anak dengan infeksi HIV mengalami gizi
buruk tipe marasmik – kwashiorkor, dalam penelitiannya didapatkan gizi buruk
tipe marasmik yang dominan terjadi pada anak dengan infeksi HIV.
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : NPP
Usia : 1 tahun 5 bulan
Jenis kelamin : Laki - Laki
Alamat : Br. Blahpande Kelod Sidan Gianyar
Agama : Hindu
Suku/bangsa : Bali/Indonesia
No. RM. : 654819
Tanggal MRS. : 27/06/2019
Ruang : Abimanyu
Penanggung jawab : dr. Putu Triyasa, Sp. A
ANAMNESIS (HETEROANAMNESIS)
Riwayat Imunisasi :
Pasien imunisasi sesuai jadwal di Puskesmas.
Riwayat Nutrisi
ASI : 0 – 2 tahun
Bubur susu: : 6 bulan – 9 bulan
Nasi tim : 9 bulan – 12 bulan
Makanan Dewasa : 12 bulan – sekarang
Riwayat Lingkungan, Sosial, Pribadi
Status Present
• Kesadaran : Compos Mentis
• Laju Nadi : 110 kali/menit
• Laju Nafas : 28 kali/menit
• Suhu axilla : 37,5oC
• Berat badan : 6 kg
• Tinggi badan : 69 cm
Status Gizi
Berat Badan : 6 kg
Berat Badan Ideal : 12 kg
Tinggi Badan : 69 cm
Status Gizi berdasarkan CDC :
BB/U : (-3)SD-(-1)SD
TB/U : (-2)SD-(0)SD
IMT/U : (-3)SD-(-1)SD
Status Gizi menurut Waterlow : 66,7% (Gizi Buruk)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kepala : Normochepali
Mata : Anemis -/- ikterus -/-
Bibir : Sianosis (-), Kering (+)
THT
Telinga : Sekret (-)
Hidung : Sekret (-), NCH (-)
Tenggorok : Faring hiperemis (-), Tonsil T1/T1, ruam (+), lidah papil atropi (+)
Thoraks : Simetris (+), retraksi (-)
Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Paru : Ves +/+, Rho -/-, Wh -/-
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : Hepar-Lien tidak teraba
Perkusi : Timfani
Ekstremitas : Hangat, atrofi otot
Kulit : turgor ↓, CRT < 3 detik, kering
Gluteus : baggy pants
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ureum 10 18 - 55
SGOT 55 <35
SGPT 28 <41 N
Penatalaksanaan
Definisi
Gizi buruk adalah suatu keadaan tubuh
dimana keadaan gizi berdasarkan ukuran
antropometri (BB/TB) yaitu dengan
Z- score <-3 dan atau dengan tanda – Pada pasien NPP, laki-laki, 1 tahun 5 bulan,
tanda klinis berupa marasmus, datang dengan keluhan mencret sejak 1
kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor. bulan dan sudah menderita gizi buruk yang
Acquired Immunodeficiency Syndrome didahului oleh infeksi HIV.
(AIDS) adalah infeksi yang disebabkan
oleh Human Immunodeficiency Virus Dari kasus didapatkan kesesuaian
(HIV) yang menyebabkan suatu penyakit
dengan teori.
yang menyerang sel – sel kekebalan
tubuh.
Teori Kasus
Epidemiologi
Tahun 2010 di Indonesia, prevalensi balit
a penderita gizi buruk yang terinfeksi HIV
yaitu 8,8% dari 76.178 balita. Penelitian di
RSUP Adam Malik, Medan (2012) menunj • Pasien warga negara Indonesia, berusia 1 t
ukan anak terinfeksi HIV berusia 0 – 60 b ahun 5 bulan, keluhan diare kronis dan me
ulan mengalami kandidiasis mulut 34%, di ngalami kandidiasis mulut, hasil pemeriksa
ikuti diare berkepanjangan 26,4%.5,6 Kelai an antibodi HIV reaktif.
nan atau gejala yang muncul biasanya ta
mpak pada umur 1 tahun (23 %) sampai
dengan 4 tahun (40 %). Dari kasus didapatkan kesesuaian
dengan teori.
Teori Kasus
Gejala klinis
Salah satu faktor yang bertanggung jawa
b atas kekurangan gizi pada orang yang t
erinfeksi HIV adalah berkurangnya nafsu
makan, akibat infeksi oportunistik dan sin • Pada pasien mengalami infeksi oportunistik berup
drom wasting yang umum terjadi pada or a diare kronis dimana akan terjadi penurunan asu
pan makanan, penurunan penyerapan nutrisi, dan
ang yang terinfeksi HIV. Infeksi oportunisti peningkatan kebutuhan nutrisi. disamping itu kan
k yang sering muncul pada pasien anak H didiasis mulut juga menyebabkan terjadinya penu
IV adalah diare dan oral kandidiasis. runan nafsu makan yang berujung pada penuruna
n berat badan.8.9 Hal ini telihat pada kasus, diman
a pasien mengalami diare yang berlangsung sela
ma 1 bulan dan kandidiasis mulut, berat badan pa
sien mengalami penurunan sebanyak 1000 gram
dengan status gizi 66,7% (gizi buruk)..
1. Djoerban Z, Djauzi S. HIV/AIDS di Indonesia. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI
Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Situasi dan Analisis HIV AIDS di Indonesia.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
3. Jama, A.D. 2015. Assesment of Dietary Intake and Nutritional Status of Children (Under Five
Years) Who Are HIV Positive Attending The Aids Support Organization (TASO) Entebbe.
Kampala, Uganda: Makere Unviersity
4. Rizni. 2016. Anak Perempuan usia 3 tahun dengan malnutrisi dan Infeksi HIV. Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung. J Medulla Unila Volume 4 Nomor 3 hal 133-137
5. Ratridewi. 2017. Evaluasi Jumlah Sel T-CD4 dan Berat Badan Anak dengan HIV/AIDS yang
mendapatkan Anti Retro Virus Lini Pertama di Rumah Sakit dr. Saipul Anwar Malang. Sari
Pediatri, 276-281
6. Hubungan Antara Kategori Imunodefisiensi dengan Diare pada Anak dengan HIV/AIDS.
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Malang : Jawa
Timur.
DAFTAR PUSTAKA
7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Pelayanan anak gizi buruk buku I-
II. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
8. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
9. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2011. Standar antropometri penilaian status gizi anak. Jakarta: Direktorat Jenederal
Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI
10. Trehan I, Goldbach HS, LaGrone LN, Meuli GJ, Wang RJ, Maleta M, et al. 2013. Antibiotics as
part of the management of severe acute malnutrition. N Engl Med [internet]. [diakses tanggal 2
4 Juli 2019];368:425-35. Tersedia dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23363496
11. Miller, T.L., Cushman, L.L., 2011. Gastrointestinal Complications of Secondary
Immunodefiency Syndromes. Dalam: Willie, R., Hyams, J.S., Kay, M., (Eds)., Pediatric
Gastrointestinal and Liver Disease 4th Ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; hlm. 447–461.