Anda di halaman 1dari 17

PENCELUPAN BENANG

POLIESTER-WOOL DENGAN ZAT


WARNA DISPERSI/BASA METODA
EXHAUST ONE BATH ONE STAGE
Disusun Oleh :
1. Faris Lukmanul H (16020037)
2. Pratiwi Anis S (16020040)
3. Luthfan Fadli (16020041)
4. Ana Farhatun A (16020042)
5. Hiqma Aurinda P (16020043)
Latar Belakang

 Pencelupan adalah suatu proses pemberian warna pada


bahan tekstil secara merata dan permanen, sesuai dengan
warna yang diinginkan.
 Serat poliester merupakan serat hidrofob yang memiliki
derajat kristalinitas yang tinggi dan sulit untuk dicelup
dengan zat warna yang larut dalam air. Oleh karena itu,
digunakan zat warna dispersi yang memiliki sifat yang sama
yaitu hidrofob. Sedangkan serat wool bersifat amfoter yang
menyebabkan serat wool dapat bereaksi dengan asam
maupun basa , maka dari itu serat wool dapat dicelup
dengan zat warna basa.
Tujuan

 Untuk mengetahui mekasnisme proses pencelupan kain T/W


dengan zat warna dispersi-basa cara exhaust one bath one
stage.
 Untuk mengetahui kondisi proses pada proses pencelupan
kain T/W dengan zat warna dispersi-basa cara exhaust one
bath one stage.
 Untuk mengetahui hal apa saya yang perlu diperhatikan pada
proses pencelupan kain T/W dengan zat warna dispersi-basa
cara exhaust one bath one stage.
TEORI DASAR

Poliester
Poliester terbentuk secara kondensasi menghasilkan polietilen
tereftalat yang merupakan suatu ester dari komponen dasar
asam dan alcohol yaitu asam tereftalat dan etilena glikol.
Asam Tereftalat Etilena Glikol

Sifat kimia
Poliester tahan asam lemah dan asam kuat dingin, tatapi
kurang tahan terhadap basa kuat, tahan terhadap zat oksidasi,
alcohol, keton, sabun dan zat-zat untuk pencucian kering
Sifat Fisika
Serat Wool
Wool adalah serat tekstil yang terdiri dari susunan protein tinggi yang
merupakan polimer hasil kondensasi antara asam amino. Ikatan
hydrogen dan ikatan garam menyebabkan wool bersifat elastic,
sedangkan jembatan sistin menyebabkan wool bersifat keriting. Ikatan
pada wool dipengaruhi oleh suasana larutan (pH stabil antara 4-8). Ion
H+ dan ion OH- berlebih dapat memutuskan ikatan garam (pH < 4; pH
>8).
Sifat fisika
 Kekuatan serat dalam keadaan kering berkisar antara 1,2-1,7 g/denier
dengan mulur serat 30%-40%, sedangkan kekuatan serat dalam
keadaan basah berkisar antara 0,8-1,4 g/denier dengan mulur 50-70%.
 Elastic, dalam air dingin wool mempunyai elastisitas sempurna.
 Moisture Regain yaitu 16% mampu menyerap hingga 30% tanpa
terasa basah.
Sifat kimia
 Seperti protein-protein yang lain, wool bersifat amfoter yaitu
dapat bereaksi dengan asam maupun basa.
 Garam-garam yang bersifat asam atau alkali mempunyai sifat
seperti asam-asam atau alkali pada pH yang sesuai.
 Wool peka terhadap zat-zat oksidator, zat-zat oksidator kuat
akan merusak serat karena putusnya ikatan lintang sistin.
Zat Warna Dispersi
Zat Warna dispersi adalah zat warna yang kelarutannya dalam air
sedikit sekali dan merupakan larutan dispersi.Zat warna tersebut
digunakan untuk mewarnai serat-serat tekstil yang hidrofob.
Contoh struktur zat warna dispersi

Zat Warna Basa


Zat warna basa adalah zat warna yang mempunyai muatan
positif atau sebagai kation pada bagian berwarna, maka zat
warna ini disebut zat warna kation. Sifat utama zat warna basa
adalah mempunyai kecerahan dan intensitas warna yang tinggi.
Adanya gugus-gugus karboksil pada serat wol/sutra dicelup
dengan zat warna basa, dapat membentuk ikatan ionic antara
serat dan zat warna
ALAT DAN BAHAN

Alat : Bahan :
 Gelas kimia pyrex 500 ml  Benang poliester wool
dan 100 ml  Zat warna dispersi
 Pipet volume pyrex 10 ml  Zat warna basa
 Neraca digital  Zat pendispersi
 Mesin stenter  CH3COOH
 Buffer
 Mesin steamer mesdan
 Retarder
 Tabung Rapid
 Carrier
 Mesin HT-Dying  Na2CO3
 Teepol
DIAGRAM ALIR
RESEP

Resep Pencelupan Resep Pencucian


Bahan Resep 1
Zat warna Dispersi (%) 2 Bahan Resep
Zat warna Basa (%) 2 Na2CO3 (g/L) 1
Zat Pendispersi (mL/L) 1 Teepol (mL/L) 1
CH3COOH (pH) 4 Suhu (oC) 70
Carrier (ml/L) 1 Waktu (menit) 15
Retarder (mL/L) 1 Vlot 1:20
Buffer (g/l) 1
Waktu (menit) 45
Suhu (oC) 100
Vlot 1 : 20
FUNGSI ZAT

 Zat warna Dispersi : Memberikan warna secara merata pada serat


polyester.
 Zat warna Basa : Memberikan warna secara merata pada serat
selulosa.
 Zat pendispersi : Mendispersikan zat warna sehingga merata kedalam
larutan celup juga mendispersikan zat warna dalam
bentuk molekuler..
 Carrier : Menggembungkan serat poliester agar zat warna
dispersi dapat masuk ke dalam serat
 CH3COOH : Mengatur pH larutan atau menciptakan suasana
asam, melindungi serat polyester dari hidrolisis dan
menambah kelarutan zat warna disperse.
 Retarder : Untuk memperlambat penyerapan zat warna basa
kedalam serat wool.
 Buffer : menstabilkan pH larutan celup
 Na2CO3 : Membuat suasana alkali pada proses pencucian &
membantu fiksasi zat warna reaktif pada kapas.
 Teepol : Membantu menghilangkan zat warna yang tidak
terfiksasi.
SKEMA PROSES
CARA KERJA

 Menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan.


 Menyiapkan bahan & zat yang diperlukan, menimbangnya
sesuai dengan resep.
 Menyiapkan resep untuk proses pencelupan ZW Disperse,ZW
Basa, dan penyabunan.
 Melakukan proses pencelupan ZW Disperse dan Basa sesuai
dengan waktu dan suhu pada skema proses.
 Setelah proses tersebut selesai, dilanjutkan dengan
penyabunan, kemudian dibilas dan dikeringkan.
 Mengamati dan mengevaluasi kain hasil celup meliputi
ketuaan warna, kerataan warna , dan efek warna.
Kesimpulan
Mekanisme pencelupan kain poliester dengan zat warna
disperse adalah dengan adanya suhu yang tinggi dan dengan
bantuan tekanan, maka serat menggelembung, sehingga zat
warna dapat masuk ke dalam serat. Pencelupan pada suhu tinggi
terutama untuk benang dengan warna tua. Hasilnya memuaskan
dan dapat dikerjakan dalam waktu yang lebih singkat.
Sedangkan mekanisme pencelupan kain wol dengan zat warna
basa adalah adanya gugus-gugus karboksil pada serat wol/sutra
dicelup dengan zat warna basa, karena dapat membentuk ikatan
ionic antara serat dan zat warna adalah ikatan ionic.
Sebagaimana sifat zat warna yang berikatan ionic dengan serat
maka migrasi zat warna dalam serat agak sukar, terutama
ketika melakukan pencelupan warna muda. Oleh karena itu,
pencelupan warna muda relative akan lebih sukar rata
disbanding pencelupan warna tua,dimana pada pencelupan
warna tua masalah sukarnya migrasi zat warna agak tertutup
oleh adanya penurunan laju penyerapan zat warna.
Resep pencelupan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Zat warna Dispersi (%) 2
Zat warna Basa (%) 2
Zat Pendispersi (mL/L) 1
CH3COOH (pH) 4
Carrier (ml/L) 1
Retarder (mL/L) 1
Buffer (g/l) 1
Waktu (menit) 45
Suhu (oC) 100
Vlot 1 : 20
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai