Anda di halaman 1dari 67

Marnitha Bato'sau (012084311)

Arya R Manangsang (0120840032)


Maria E G Yawalka (20180611018184)
Chici Cahyanti (012084049)
Nadin Gadi Patanduk (0130840171)
Chindy P.G Lay (0120840051)
Riska RDjitmau (20140811014144)
Desyana Timur Nugraheni (20140811014197)
Vandy Vasco Vasculer Madjar (0130840241)
DiyahAyuNursanti (0120840076)
LAPORAN KASUS
 IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny.N
 Umur : 35 Tahun
 Alamat : Jalan Baru Tobati
 Agama : Islam
 Suku/Bangsa : Buton
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : IRT
 Tanggal MPKM : 16 Juli 2019
 Nomor Rekam Medis : 5991
ANAMNESA
Keluhan Utama
Batuk pilek ± 1 minggu dan ingin melakukan pemeriksaan kehamilan

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien G6P5A0 hamil 19 minggu datang ke Puskesmas Twano Entrop ke ruangan
KIA dengan keluhan batuk pilek ± 1 minggu dan ingin melakukan pemeriksaan
kehamilan, saat pemeriksaan kehamilan dilakukan skrining kehamilan dengan
pemeriksaan laboratorium dan didapatkan hasil sifilis (R) dengan titer 1/4 dan
dijadwalkan untuk mendapatkan terapi sifilis pada tanggal 18 Juni 2019, demam (-
). BAB/BAK: lancar. Makan/Minum: Baik. HPHT : 08-03-2019. TP : 13-12-2019.
 Riwayat Penyakit Sebelumnya
Riwayat Hipertensi(-), Diabetes Mellitus (-), Penyakit Jantung (-), Asma (-), Alergi
(-), Sifilis (-)

 Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Penyakit Jantung (-), Asma (-),
Alergi (-)
RIWAYAT OBSTETRI
G6P5A0

No Jenis BB Jenis Umur Hidup/


Penolong
. Persalinan (Gram) Kelamin Sekarang Meninggal
1. Spontan Dukun 2,3 kg Laki-Laki 14 tahun Hidup

2. Spontan Dukun 3,5 kg Perempuan 12 tahun Hidup

3. Spontan Dukun 3,5 kg Laki-Laki 9 Tahun Hidup


Rumah
4. Spontan 3,5 kg Laki-Laki 2 tahun Hidup
Sakit
Rumah
5. Spontan 3,5 kg Laki-Laki 1 Tahun Hidup
Sakit
6. Hamil ini
 Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah sah.
Suami : 37 tahun, SMA, Swasta
Istri : 35 tahun, SMP, IRT

 Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 Tahun
Siklushaid : Teratur (28 hari)
Nyeri haid : (-)
HPHT : 08-03-2019

 Pemeriksaan Antenatal (PAN/ANC)


Berapa kali : 1 kali
Kapan : juli 2019
Dimana : di PKM Entrop

 Riwayat Penggunaan Kontrasepsi


Jenis kontrasepsi : KB Suntik
Berapa lama : 3 bulan
Rencana KB setelah melahirkan : -
 STATUS GENERALIS

Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang


Kesadaran : Composmentis
Tinggi Badan : 144,6 cm
Berat Badan : 49,5 kg

Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 119/73 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Respirasi : 21 x/menit
Suhu badan : 36,60C
Status Internus
Dalam batas normal.
Kepala Mata : KonjungtivaAnemis(-/-), Sklera Ikterik(-/-).

Dalam batas normal. Tidak ditemukan pembesaran kelenjar


Leher getah bening.
:

Paru Suara napas vesikuler, rhonki(-/-),


wheezing (-/-).
:

Thoraks Jantung Bunyi jantung I-II reguler, gallop (-),


murmur (-)

Cembung, Nyeri Abdomen (-), Hepar/Lien : tidak teraba

Abdomen membesar

Ekstremitas Akral teraba hangat, Edema tungkai(-/-), CRT <2”


STATUS OBSTETRI

 TFU : Ballotement
 LJ :
 DJJ : Ballotment
 TBBJ :
 Kontraksi :

Pemeriksaan Dalam
 v/v : tidak dievaluasi
 Portio : tidak dievaluasi
 Pembukaan: tidak dievaluasi
 Ketuban : tidak dievaluasi
 Station : tidak dievaluasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium 16-07-2019

Parameter Hasil Nilai Rujukan

Hemoglobin 11.7 -

Malaria Neg (-) -


HIV NR -
Hepatitis NR -
Sifilis Reaktif -
titer 1/4
RESUME
 Pasien G6P5A0 hamil 19 minggu datang ke Puskesmas Twano Entrop ke
ruangan KIA dengan keluhan batuk pilek ± 1 minggu dan ingin melakukan
pemeriksaan kehamilan, saat pemeriksaan kehamilan dilakukan skrining
kehamilan dengan pemeriksaan laboratorium dan didapatkan hasil sifilis (R)
dengan titer 1/4 dan dijadwalkan untuk mendapatkan terapi sifilis pada
tanggal 18 Juli 2019, demam (-). BAB/BAK: lancar. Makan/Minum: Baik. HPHT
: 08-03-2019. TP : 13-12-2019. Saat pasien berada di Puskesmas Twano ruang
KIA Entrop diperoleh hasil pemeriksaan tanda-tanda vital : TD : 119/73 mmHg,
N : 88 x/menit, RR: 21/menit, SB : 36,60C, SpO2: 98%. Hasil pemeriksaan
laboratorium Hb 11,7, Malaria (-), Hepatitis (-) HIV (-) Sifilis (+)
DIAGNOSIS
 G6P5A0 Gravida 19 Minggu dengan Sifilis
PLANNING
 Injeksi Benzatin Penicilin 2,4 Juta IU
 KIE :
 Tidak melakukan seks bebas/ tidak berhubungan seks dengan orang yang
terkena sifilis
 Suami harus diperiksa sifilis
 Kembali untuk mendapatkan terapi sifilis injeksi ke dua dan ketiga tanggal 25
juni dan 1 agustus 2019
 Apabila ada efek samping dari suntikan yang diberikan seperti demam disertai
sakit kepala, mialgia dan ruam segera kepusat kesehatan terdekat
PREMBAHASAN
PERMASALAHAN

Bagaimana cara mendiagnosis Sifilis Dalam


Kehamilan ?

Apakah tatalaksana yang diberikan pada Ibu hamil


dengan Sifilis ?
Bagaimana cara mendiagnosis Sifilis Dalam
Kehamilan ?
Teori Tes serologi sifilis banyak digunakan untuk tujuan
diagnostik dan skrining. Terdiri atas dua jenis, yaitu tes non-
treponema dan treponema. Biasanya pemeriksaan tes sifilis
dilakukan dalam dua langkah. Pertama, tes non- treponema

RPR (rapid plasma reagin/rapid test) atau VDLR (venereal


diseases research labotory). Jika hasil tes reaktif (positif),
selanjutnya dilakukan konfirmasi dengan tes treponema,
yaitu TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination
Assay), TP-PA (Treponema pallidum particle agglutination
assay), FTA-ABS (fluorescent treponemal antibody
absorption) dan TP rapid (Treponema palidum).
Gambar 1. 18- mm Circle of the
RPR Test Card
 Tes sifilis mempunyai awal masa jendela, sehingga hasil negatif pada tes sifilis
belum tentu menyatakan seseorang bebas dari sifilis. Karena itu, tes pada ibu
hamil perlu diulang kembali pada saat sebelum melahirkan terutama ibu hamil
didaerah prevalensi tinggi sifilis atau ibu hamil berisiko tinggi IMS. Tes pada
saat sebelum melahirkan dapat mendeteksi infeksi ulang, khususnya pada ibu
hamil yang pasangannya tidak diobati atau belum pernah dilakukan tes
sebelumnya.
Sesuai teori skrining sifilis yang dilakukan di PKM Hamadi
Kasus terhadap pasien belum sesuai

Pada kasus diganosis yang ditegakkan sudah tepat/sesuai


karena pemeriksaan sifilis yang dilakukan yaitu
pemeriksaaan non treponema untuk mengetahui titer RPR
dan kita dapat mengetahui terapi yang akan kita berikan
selanjutnya. Pada pasien dilakukan pemeriksaan
laboratorium dan didapatkan hasil sifilis (R) dengan titer 1/4
Apakah tatalaksana yang diberikan
pada Ibu hamil dengan Sifilis ?

Teori
 Eradikasi infeksi pada ibu dan mencegah atau mengobati sifilis
kongenital pada janin. Pemberian penisilin G parenteral merupakan
pengobatan yang disarankan pada semua tahapan sifilis pada
kehamilan.
 Selama hamil, disarankan pemberian dosis kedua seminggu setelah
benzatin penisilin G dosis awal diberikan
REJIMEN ALTERNATIF YANG DISARANKAN WHO

Eritromisin 500 mg 4 kali sehari selama 14 hari, atau


PADA SIFILIS AWAL

Ceftriaxone 1 g IM satu kali sehari selama 10 sampai 14


hari, atau

Azithromycin 2 g sekali secara oral


Pada Sifilis Lanjut :

 Eritromisin 500 mg per oral 4x1 selama 30 hari

 Bayi yang baru lahir  diberi pengobatan penisilin

selama 10 – 15 hari
KASUS
 Sesuai teori terapi/pengobatan yang diberikan pada kasus sudah tepat
atau sesuai, karena pada hasil ditemukan titer RPR sifilis yaitu 1:4
dimana masuk dalam sifilis stadium laten dan terapi yang diberikan
yaitu benzatin benzyl penicillin 2,4 juta IU, injeksi IM, satu
kali/minggu selama 3 minggu berturut-turut dan pada kasus, pasien
sudah diberikan injeksi pertama di tgl 18 Juli 2019.
KESIMPULAN
 Pada kasus diganosis yang ditegakkan sudah tepat/sesuai karena pemeriksaan
sifilis yang dilakukan yaitu pemeriksaaan non treponema untuk mengetahui
titer RPR dan kita dapat mengetahui terapi yang akan kita berikan selanjutnya.

 Sesuai teori terapi/pengobatan yang diberikan pada kasus sudah tepat atau
sesuai, karena pada hasil ditemukan titer RPR sifilis yaitu 1:4 dimana masuk
dalam sifilis stadium laten dan terapi yang diberikan yaitu benzatin benzyl
penicillin 2,4 juta IU, injeksi IM, satu kali/minggu selama 3 minggu berturut-
turut dan pada kasus, pasien sudah diberikan injeksi pertama di tgl 18 Juli 2019.
IBU HAMIL DENGAN SIFILIS

Abortus

Lahir Mati

Sifilis Kongenital
Sifilis adalah suatu infeksi
menular seksual, yang
disebabkan oleh bakteri
spirochaeta, yaitu Treponema
pallidum.
PENULARAN
Biasanya terjadi pada minggu ke-16 dan ke-28 kehamilan

MASA KEHAMILAN

KONTAK SAAT PERSALINAN

KONTAK DENGAN LESI SIFILIS SETELAH


PERSALINAN
KLASIFIKASI

Sifilis yang didapat/ akuisita


Siflis kongenital (ditularkan
(ditularkan melalui hubungan
dari ibu ke janin selama dalam
seks dan produk darah yang
kandungan)
tercemar)
SIFILIS KONGENITAL

SIFILIS KONGENITAL DINI


(dari bayi lahir sampat kurang dari 2
tahun)

SIFILIS KONGENITAL LANJUT

(persisten hingga lebih dari 2 tahun


setelah kelahiran)
Sifilis dini (mudah menular
dan merespon pengobatan
dengan baik)
- Sifilis stadium primer
SIFILIS YANG - Sifilis stadium sekunder
- Sifilis laten dini (<1 tahun)
DIDAPAT ATAU
Sifilis lanjut
AKUISITA - Sifilis laten lanjut (>1 tahun)
- Sifilis tersier : gumma,
neurosifilis,sifilis
kardiovaskular
PERJALANAN ALAMIAH INFEKSI SIFILIS

Gejala fisik
pertama 10-90
hari
Terbentuk
antibody Sifilis
dalam waktu 10-
45 hari.

Saat terinfeksi
Pertama kali
STADIUM PRIMER
 Munculnya lesi
tunggal (chancre).

 Lesi bertahan selama


3-6 minggu dan
sembuh sendiri
dengan atau tanpa
diobati.
STADIUM SEKUNDER
STADIUM LATEN

Dimulai Ketika
gejala primer dan 15 % pengidap sifilis
Berlangsung
sekunder yang tidak diobati
menghilang. bertahun-tahun . berlanjut ke
stadium lanjut
STADIUM LANJUT

 Gejala stadium lanjut sifilis meliputi

kesulitan koordinasi gerakan otot,

kelumpuhan, mati rasa dan rasa tebal,

kebutaan bertahap dan demensia. Dapat

mengakibatkan kematian
SIFILIS KONGENITAL
 Asimtomatis pada lebih dari
50% kasus,.

 Manifestasi biasanya berupa


Keratitis interstisial,
limfadenopati,
hepatosplenomegali,
kerusakan tulang, anemia, gigi
TES NON-TREPONEMA :
DIAGNOSIS untuk mendeteksi infeksi dan reinfeksi yang bersifat
aktif, serta memantau keberhasilan terapi.

SIFILIS
TES TREPONEMA :
PADA IBU menunjukkan bahwa seseorang pernah terinfeksi
treponema, namun tidak dapat menunjukkan apakah
seseorang sedang mengalami infeksi aktif.
HAMIL
RAPID TEST SYPHILIS (TP RAPID) :
digunakan sebagai tes konfirmasi dan skrining sifilis.
• RPR (rapid plasma reagin/rapid test)

TES NON- • VDRL (venereal diseases research


labotory)
TREPONEMA

• TPHA (Treponema Pallidum


Haemagglutination Assay)
• TP-PA (Treponema pallidum
particle agglutination assay)
TES TREPONEMA
• FTA-ABS (fluorescent treponemal
antibody absorption)
• TP rapid (Treponema palidum)
 Hasil tes non-treponemal (RPR atau VDRL) masih bisa

negatif (non-reaktif) sampai empat minggu sejak pertama

kali muncul lesi primer. Tes ini dapat diulang 1-3 bulan

kemudian pada pasien yang dicurigai sifilis dengan hasil

RPR atau VDRL negatif.


 Hasil positif tes RPR/VDRL perlu dikonfirmasi dengan

TPHA/TP-PA/TP rapid.

 Jika hasil tes konfirmasi: non-reaktif, maka dianggap positif

palsu dan tidak perlu diterapi namun perlu dites ulang 1-3

bulan kemudian.
 Jika hasil tes konfirmasi: reaktif, maka dilanjutkan dengan

pemeriksaan RPR kuantitatif untuk menentukan titer, sehingga dapat

diketahui apakah sifilis aktif atau laten, serta untuk memantau respons

pengobatan.
 Jika RPR reaktif, TP rapid reaktif dan terdapat riwayat

terapi dalam tiga bulan terakhir dan berapapun

titernya, anamnesis tidak ada ulkus baru, pasien tidak

perlu diterapi. Pasien diobservasi dan di tes ulang tiga

bulan kemudian.
 Jika titer RPR tetap atau turun, tidak perlu diterapi lagi

dan tes ulang tiga bulan kemudian.

 Jika RPR tidak reaktif atau reaktif rendah (serofast),

pasien dinyatakan sembuh.

 Jika titer naik, berikan terapi sebagai infeksi baru/sifilis

aktif.
 Jika RPR reaktif, TP rapid reaktif dan tidak ada riwayat terapi
dalam tiga bulan terakhir bila:

 Titer RPR < 1:4 (1:2 dan 1:4) dapat diinterpretasikan dan
diterapi sebagai sifilis laten lanjut dan dievaluasi tiga bulan
kemudian.

 Titer > 1:8 dapat diinterpretasikan dan diterapi sebagai sifilis


aktif dan dievaluasi tiga bulan kemudian. Evaluasi terhadap
titer RPR dilakukan tiga bulan setelah terapi.
 Jika titer RPR turun dua tahap (misalnya dari 1:64 menjadi 1:16)
atau lebih, terapi dianggap berhasil. Ulangi evaluasi setiap tiga
bulan di tahun pertama dan setiap enam bulan di tahun kedua
untuk mendeteksi infeksi baru.

 Jika titer tidak turun dua tahap, maka dilakukan evaluasi


kemungkinan reinfeksi atau sifilis laten
 Setelah diagnosis sifilis pada ibu hamil, evaluasi

sonografi dilakukan untuk janin dengan umur

gestasi >20minggu untuk mencari tanda-tanda

dari sifilis kongenital.


Hasil tes sifilis “non-reaktif” atau negatif :
Konseling
• Penjelasan tentang masa jendela/window period
Setelah • Pencegahan untuk tidak terinfeksi di kemudian hari

Tes Hasil tes sifilis “reaktif” atau positif :


• Penjelasan mengenai aspek kerahasiaan
• Penjelasan tentang rencana pemberian obat benzatin benzyl
penisilin
• Pemberian informasi sehubungan dengan kehamilan,
• Konseling hubungan seksual selama kehamilan
• Pemberian informasi bahwa pasangan harus diobati
• kesepakatan tentang jadwal kunjungan lanjutan
TERAPI SIFILIS PADA IBU HAMIL
 Bertujuan untuk eradikasi infeksi pada ibu dan mencegah atau

mengobati sifilis kongenital pada janin.

 Pengobatan yang disarankan pada semua tahapan sifilis pada

kehamilan  Penisilin G Parenteral  dosis kedua diberikan

seminggu setelah Benzatin Penisilin G dosis awal diberikan.


Bila Alergi Penisilin
......???

Desensitisasi diikuti dengan


terapi penisilin
Bila penisilin tidak ada dan
desensitisasi tidak mungkin
dilakukan .......???

Regimen Non-
Penisilin
REJIMEN ALTERNATIF YANG DISARANKAN
Eritromisin 500 mg 4 kali sehari

WHO PADA SIFILIS AWAL


selama 14 hari, atau

Ceftriaxone 1 g IM satu kali sehari


selama 10 sampai 14 hari, atau

Azithromycin 2 g sekali secara


oral
Regimen alternatif
Pada Sifilis Lanjut :

Eritromisin 500 mg per oral 4x1 selama 30


hari
 WHO merekomendasikan bahwa bayi yang lahir dari
wanita yang dirawat selama kehamilan dengan
rejimen non-penisilin menerima pengobatan
penicillin selama 10 hingga 15 hari.1,5
Reaksi Jarisch-Herxheimer

 Reaksi febril akut disertai dengan sakit kepala, mialgia, ruam,


dan hipotensi.
 Reaksi dimulai dalam 1-2 jam setelah pengobatan, memuncak
pada 8 jam, biasanya hilang dalam 24-48 jam.
 Dapat memicu kontraksi uterus, persalinan prematur, pada
ibu hamil yang diobati pada paruh kedua kehamilan.
 Risiko terjadinya reaksi Jarisch-Herxheimer bukan merupakan
kontraindikasi untuk pengobatan sifilis.
BAYI DENGAN SIFILIS KONGENITAL
PERAWATAN ANTENATAL

 Skrining sifilis bersamaan dengan perawatan

antenatal (ANC) sangat direkomendasikan

oleh WHO dan CDC.

Anda mungkin juga menyukai