Anda di halaman 1dari 48

Latar

PENDAHULUAN
Belakang

• Sindroma Koroner Akut (SKA) banyak digunakan


saat ini untuk menggambarkan kejadian
kegawatan pada pembuluh darah koroner
• SKA terdiri dari STEMI,NSTEMI dan UAP
• Penyakit jantung merupakan salah satu masalah
kesehatan utama dan penyebab nomor satu
kematian di dunia
• Tahun 2015 sekitar 31% dari seluruh kematian di
dunia adalah akibat penyakit jantung dan
pembuluh darah dan sebagian besar disebabkan
oleh SKA (WHO)
PENDAHULUAN
• penyakit jantung saat ini tidak hanya diderita oleh
penduduk usia lanjut tetapi sudah banyak
ditemukan pada usia muda.
• 80% menunjukkan kasus UAP atau NSTEMI,
sedangkan 20% kasus STEMI. (AHA)
• Di Indonesia hasil RIKESDA tahun 2018 menunjukkan
sebesar 1,5% penduduk Indonesia menderita SKA,
dan jika dilihat dari penyebab kematian tertinggi di
Indonesia menurut Survey Sample Registration
System tahun 2014 menunjukkan 12,9% kematian
akibat SKA
PENDAHULUAN
• Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko mayor
SKA selain merokok,hiperlipidemia, diabetes melitus,
aktifitas fisik, dan obesitas.
• Hipertensi merupakan faktor risiko utama pada
penyakit stroke, gagal jantung, penyakit arteri koroner,
dan gagal ginjal
• Saat ini angka kematian akibat hipertensi di Indonesia
sangat tinggi.
• Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3
setelah stroke dan tuberkolosis, yakni mencapai 6,7%
dari populasi kematian pada semua usia di Indonesia.
Landasan
teori

Sindrom Koroner Akut


Definisi
Sindrom koroner Akut (SKA) merupakan
istilah yang mencakup spektrum kondisi klinis
yang ditandai dengan iskemia miokard secara
akut,diakibatkan karena ketidak seimbangan
antara ketersediaan oksigen dengan
kebutuhannya.
Patofisiologi
Landasan
teori

Faktor Risiko
Riwayat
PJK pada
keluarga
SKA

Usia,
HT,DM,merokok,
dislipidemia
Landasan
klasifikasi
teori

STEMI

SKA NSTEMI

UAP
Landasan
teori
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang : darah lengkap,
EKG, foto toraks, profil lipid,
ekokardiografi dan angiografi koroner
Diagnosis SKA akan semakin kuat jika :
Pria ,diketahui mempunyai PJK dan
mempunyai faktor risiko
EKG FOTO tORAKS
• Perekaman EKG harus dilakukan • Biasanya normal
dalam 10 menit sejak kontak
medis pertama • Cardiomegali dapat
menandakan adanya
Yang mungkin dijumpai pada pasien
NSTEMI dan UAP antara lain: disfungsi organ jantung
• Depresi segmen ST dan/atau sebelumnya
inversi gelombang T; dapat
disertai dengan elevasi segmen
ST yang tidak persisten (<20
menit).
• Gelombang Q yang menetap
• Nondiagnostik
• Normal
terapi
Antiskemia
Nitrat
Calcium channel blockers (CCBs)

Antiplatelet
Antikogulan
Jenis dan dosis ACE Inhibitor
Landasan teori

hipertensi

Definisi : keadaan TD
sistolik ≥120mmHg
dan atau TD diastolik
≥80mmHg
EPIDEMIOLOGI

• Hipertensi menjadi penyebab kematian pada 1 juta orang


diseluruh dunia
• Setiap jenis hipertensi 1% mengakibatkan krisis hipertensi
• Dari total penduduk dunia 30% diantaranya menderita hipertensi
dan hampir 1-2% akan berlanjut menjadi hipertensi krisis
disertai kerusakan organ target
• Di Indonesia Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa
prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 25,8 %.
etiologi
• Pada umumnya krisis hipertensi tidak
mempunyai penyebab yang spesifik
• Penyebab tersering : tidak adekuatnya
pengobatan HT sebelumnya
• Faktor yang mempengaruhi : obesitas
,genetik,stres lingkungan dan aterosklerosis
klasifikasi
Hipertensi urgensi Hipertensi emergensi
• Kenaikan TD mendadak • Kenaikan TD mendadak
• TD sistolik ≥120mmHg dan • TD sistolik ≥120mmHg dan
atau TD diastolik ≥80mmHg atau TD diastolik ≥80mmHg
• Tidak disertai kerusakan organ • Kerusakan organ target
target • TD harus diturunkan segera
(dalam menit sampai jam)
Hipertensi berat
Kelainan endokrin
Hipertensi esensial

kehamilan
Kelainan ginjal
Tingkat kritis dari hipertensi atau peningkatan
obat tahanan pembuluh darah

Efek lokal
(prostaglandins, radikal bebas, dll) Natriuresis spontan

Penurunan volume intravaskular


Kerusakan endothelial

Peningkatan vasokontriktor
Permeabilitas endotel (renin-angiotensi, katekolamin)
Penurunan vasodilator, Nitric oxid
e, prostacyclin
Deposisi dari platelet dan fibrin

Peningkatan tekanan dara


Faktor mitogenic & migrasi h lebih lanjut

Tekanan darah meningkat


Proliferasi dari miointimal & fibr
inoid necrosis
Iskemia jaringan

Disfungsi organ
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
PENCEGAH
AN
PROGNOSIS

Prognosa menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang


efektif dan penaggulangan penderita gagal ginjal dengan
analysis dan transplantasi ginjal. Whitworth melaporkan dari
penelitiannya sejak tahun 1980, survival dalam 1 tahun
berkisar 94% dan survival 5 tahun sebesar 75%.

QAV : dubia ad bonam


QAF : dubia ad bonam
QAS : dubia ad bonam
LAPORAN KASUS
Ekstremitas :

Akral hangat
CRT < 2 detik
Udem ekstremitas tidak ada
Tampak sianosis pada kuku tidak ada
Deformitas tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah Rutin : Hasil Nilairujukan


Hemoglobin 14,39 L: 13-16 g/dl

P: 12-14 g/dl
Eritrosit 4,17 4,50-6,50 . 106µL
Hematokrit 38,2 L: 40-48 %

P: 37-43%
Leukosit 12.540 5-10³/µl
Hitung Jenis :
Limfosit 36,69 15.20-43.30%
Monosit 6,52 5.50-13.70%
Neutrofil 49,86 43.50-73.50%
Eosinofil 3,66 0.80-8.10%
Basofil 0.26 0.20-1.50%
Trombosit 209.600 150-400. 10³/µl
LED - L :<10mm P: <15mm

MCV 91,7 81-99 fl


MCH 34,5 27,0 – 31,0 pg
MCHC 37,7 31,0 – 37,0 g/dl
RDW 14,5 11,5 – 14,5 %
Pemeriksaan Kimia Klinik(28-06-2019)

Kimia Klinik : Hasil NilaiRujukan


Glukosa 151 <200 mg/dl
Sewaktu
Elektrolit : Hasil NilaiRujukan
Natrium 149 135 – 145 mmol/L
Kalium 3,1 3.5 – 5.5 mmol/L
Chlorida 111 96 – 106 mmol/L
Cholesterol Total 206 <200mg/dL
HDL Cholesterol 45 >40mg/dL
LDL Cholesterol 129 <100mg/dL
Trigliserida 163 <150mg/dL
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Ureum 27 < 50 mg/ml
Kreatinin 1,7 L: 0.8 – 1.3 mg/dl
P: 0.6 – 1.2 mg/dl
Asam Urat 6,9 L : < 7 mg/dl
P : < 5.7 mg/dl
Pemeriksaan Enzim Jantung

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal


CK-MB 14 U/L <24
Troponi - I <40 ng/L <50

Hasil : tidak ada peningkatan profil jantung


EKG

 28-06– 2019
 Irama : Sinus
 Laju (QRS kompleks) : 1500/27 = 55 (Bradikardi)
 Regulearitas : reguler
 PR interval : normal
 Aksis : normal
 Morfologi :
- Gelombang P : normal
- Kompleks QRS : normal
- Segmen ST : normal
- Gelombang T : gelombang T terbalik pada V3,V4 (iskemik anterior) dan
V5,V6 (iskemik lateral)
 Interpretasi : sinus bradikardi + iskemik anterolateral
 29-06-2019
 Irama : Sinus
 Laju (QRS kompleks) : 1500/23 = 65,2 (normal)
 Reguleritas : reguler
 PR interval : normal
 Aksis : normal
 Morfologi :
- Gelombang P : normal
- Kompleks QRS : normal
- Segmen ST : normal
- Gelombang T : inversi pada sadapan V3-V4 (anterior), V5-V6 (lateral)
 Interpretasi : Iskemik anterolateral
FOTO THORAKS

Cor : membesar , sinuses dan diafragma normal.


Pulmo : Hilli normal, corakan bronkhovaskuler dalam batas normal, tidak tampak
infiltrat.
Skeletal dan soft tissue tidak tampak kelainan.
CTR :a+b/c = 62,5%
Kesan :Cardiomegaly
DIAGNOSIS
UAP + HIPERTENSI EMERGENCY

TERAPI di IGD
• IVFDNacl 20 gtt/i
• Inj Ranitidin amp I
• Inj Ondanstetron 4mg amp I
• ISDN 5mg SL
• O2 3L/i
• CPG 4 tab
• Aspillet 2 tab
• Simvastatin tab 1x40mg
• Inj Arixtra 2,5 mg/24jam
• Nitrokaf 2x2,5mg
Terapi di icu Terapi di ruangan
• O2 2-4 L/i
 Furosemide 1x40mg
• IVFD Nacl 0,9% 10 gtt/i makro
• Inj Arixtra 3 mg/24 jam SC  KSR 1x600mg
• Inj Furosemide 20 mg
 Candersatan 1x16mg
• Nicardipin drips 0,5 mg/kgBB
• NR 2x2,5 mg  NR 2x2,5 mg
• CPG 1x75 mg (P)
• Aptor 1x100mg (S)
 CPG 1x75 mg
• Candersartan 1x16 mg  Aptor 1x100 mg
• Simvastatin 1x40mg (M)
• KSR 2x600mg  Simvastatin 1x40mg
EDUKASI

1. Istirahat
2. Berikan instruksi spesifik tentang obat dan efek sampingnya
3. Belajar untuk rileks dan mengendalikan stress
4. Batasi atau tidak mengkonsumsi alkohol
5. Jika mengalami obesitas turunkan berat badan hingga kisaran normal
6. Anjurkan pada pasien untuk menghentikan atau mengurangi aktifitas
selama ada serangan dan istirahat
7. Menjalani diet yang sesuai anjuran dokter
8. Olahraga secara teratur
KESIMPULAN
 Sindrom koroner Akut (SKA) merupakan istilah yang mencakup spektrum kondisi
klinis yang ditandai dengan iskemia miokard secara akut,diakibatkan karena
ketidakseimbangan antara ketersediaan oksigen dengan kebutuhannya.
 SKA diklasifikasikan menjadi STEMI, NSTEMI dan UAP
 Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan pada pasien SKA adalah EKG, profil
jantung dan foto thorax

 Obat – obatan yang diperlukan dalam menangani SKA andalah anti iskemia, antiplatelet,
antikoagulan serta kombinasi antara antiplatelet dan antikoagulan.
 Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik ≥120mmHg dan atau tekanan
diastolik ≥80 mmHg .

 Hipertensi emergensi merupakan hipertensi yang disertai dengan kerusakan organ


sasaran

 Pencegahan yang dapat dilakukan diantaranya: Disiplin minum obat anti hipertensi
dan melakukan pola hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai