Mediasi Kesehatan
Mediasi Kesehatan
Dosen Penguji :
dr. Sigid Kirana, Sp. FM, MSi, Med
Residen Pembimbing :
dr. Marlion Anthonius EL
dr. Chotimah
1.
LATAR
MEDIASI
BELAKANG KESEHATAN
2
LATAR BELAKANG
• muncul karena tidak harmonisnya
Sengketa
hubungan dokter atau Rumah Sakit
Medis
dengan pihak pasien
3
PROSES PENYELESAIAN SENGKETA
NON
LITIGASI
LITIGASI
4
LITIGASI (PENGADILAN)
5
Kurang menguntungkan :
• adanya beban pembuktian,
• lamanya proses,
• sidang pengadilan yang terbuka
untuk umum sementara kerahasian Risiko lain :
merupakan hal yang diutamakan, • Adanya gugatan balik atas
• putusan pengadilan yang bersifat pencemaran nama baik,
win lose solution cenderung akan • makin memburuknya citra
pengadilan dalam
meregangkan hubungan kedua belah menegangkan keadilan
pihak dalam kebenaran,
mendorong masyarakat
untuk mencari pilihan
penyelesaian sengketa
lainnya.
6
NON LITIGASI
7
Keuntungan Mediasi
8
Epidemiologi
9
BAB II.
Tinjauan Pustaka
10
Definisi sengketa dalam kesehatan
12
Definisi sengketa dalam kesehatan
15
Definisi mediasi
16
Definisi mediasi
Non ligitasi
• Mediasi
ligitasi • Negosiasi
• Konsilisasi
• arbitrasi
18
DASAR HUKUM
MEDIASI
Dasar hukum penerpan mediasi di Indonesia merupakan salah satu
dari sistem ADR (Administrative Alternative Dispute Resolution)
yaitu sebagai berikut :
Pancasila dan UUD 1945
disiratkan dalam filosifinya bahwa asas penyelesaian sengketa adalah musyawarah
untuk mufakat
Pasal 130 HIR, pasal 154 RBG
Tentang Lembaga perdamaian, dimana hakim wajib terlebih dahulu mendamaikan
para pihak yang berperkara sebelum perkaranya diperiksa
Undang-undang No 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan
Mediasi pada undang-undang No 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan dimuat dalam
pasal 29, yaitu : “ dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam
menjalankan profesinya, kelalaian tersebut harus diselesaikan terlibih dahulu
melalui mediasi”.
Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa.
(Pasal 1 angka 10 – APS adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian sengketa di luar
pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi mediasi konsiliasi atau penilaian ahli.
Dasar hukum penerpan mediasi di Indonesia merupakan salah satu
dari sistem ADR (Administrative Alternative Dispute Resolution)
yaitu sebagai berikut :
Revisi
24
PERMA NO. 01 TAHUN 2016 PERADILAN UMUM DAN
PERADILAN AGAMA
25
4) Daftar Mediator adalah catatan yang memuat nama Mediator yang ditunjuk
berdasarkan surat keputusan Ketua Pengadilan yang diletakkan pada tempat
yang mudah dilihat oleh khalayak umum.
5) Para Pihak adalah dua atau lebih subjek hukum yang bersengketa dan
membawa sengketa mereka ke Pengadilan untuk memperoleh penyelesaian.
6) Biaya Mediasi adalah biaya yang timbul dalam proses Mediasi sebagai bagian
dari biaya perkara, yang di antaranya meliputi biaya pemanggilan Para Pihak,
biaya perjalanan salah satu pihak berdasarkan pengeluaran
7) Resume Perkara adalah dokumen yang dibuat oleh Para Pihak yang memuat
duduk perkara dan usulan perdamaian.
8) Kesepakatan Perdamaian adalah kesepakatan hasil Mediasi dalam bentuk
dokumen yang memuat ketentuan penyelesaian sengketa yang ditandatangani
oleh Para Pihak dan Mediator.
26
9) Kesepakatan Perdamaian Sebagian adalah kesepakatan antara pihak
penggugat dengan sebagian atau seluruh pihak tergugat dan kesepakatan
Para Pihak terhadap sebagian dari seluruh objek perkara dan/atau
permasalahan hukum yang disengketakan dalam proses Mediasi.
10)Akta Perdamaian adalah akta yang memuat isi naskah perdamaian dan
putusan Hakim yang menguatkan Kesepakatan Perdamaian.
11)Hakim adalah hakim pada Pengadilan tingkat pertama dalam lingkungan
peradilan umum dan peradilan agama.
12)Hakim Pemeriksa Perkara adalah majelis hakim yang ditunjuk oleh ketua
Pengadilan untuk memeriksa dan mengadili perkara.
27
Prosedur Mediasi
Mediator memiliki peranan berbeda dalam
setiap tahap mediasi.
Rapat bersama dan moderator
membuka sidang mediasi
Mediator menjelaskan tentang
peran dan wewenang
1.
Mediator berusaha membangun
kepercayaan para pihak dalam
Tahap
Mediator menjelaskan aturan
dasar dari mediasi, aturan
kerahasiaan (confidentially) dan
ketentuan rapat-rapat
proses negosiasi. Mediator
harus berusaha menciptakan
suasana psikologis yang baik
agar tidak menghambat
Penciptaan
berlangsungnya proses mediasi
Forum
Bila para pihak sepakat
melanjutkan perundingan,
Mediator menjawab pertanyaan-
mediator meminta komitmen
pertanyaan para pihak
para pihak untuk mengikuti
aturan yang disepakati
a. Mediator memberikan kesempatan
masing-masing pihak berbicara
b. Menyampaikan fakta dan posisi versi
masing-masing
2.
c. Mediator sebagai pendengar yang aktif
dan menyampaikan pertanyaan Rapat
d. Mediator menerapkan aturan
kepantasan dan mengontrol interaksi Bersama
Memberikan
penyelesaian
alternative (saran)
4.
a. Pada tahapan ini mediator berkerja dengan
para pihak untuk:
Membantu
mereka
Menetapkan
trade-off dan
menawarkan
Tahap
mengevaluasi
pilihan
paket
penyelesaian Keputusan
Menemukan
basis yang
Memperkecil
adil bagi
perbedaan
alokasi
bersama
b. Mediator jika perlu melakukan:
4.
“Menekan” para pihak
Tahap
Keputusan
Menemukan rumusan untuk
menghindarkan rasa malu
Pasien/Keluarga/Kuasanya
Komplain
Perdamaian
Prinsip Dasar Mediasi sebagai
Penyelesaian Sengketa
berdasarkan Fatahillah Syukur.
Prinsip dasar dari Mediasi sebagai penyelesaian sengketa seperti
yang dikemukakan oleh Fatahillah Syukur adalah:
50
FUNGSI MEDIATOR
51
Contoh
Penyelesaian
Sengketa dengan
Mediasi
52
▣ Kota Baltimore mulai menerapkan mediasi pada kasus malpraktik medis pada bulan
September. Di Georgia, Undang-Undang Mediasi Malpraktik Profesional Wajib, yang baru
disahkan dan berlaku pada 1 Juli untuk semua kasus yang diajukan pada atau setelah
tanggal tersebut. Mediasi lebih di pilih daripada litigasi di karenakan klaim malpraktek
medis menjadi lebih baik, dalam banyak kasus, telah membantu untuk berhasil
menyelesaikan kasus sebelumnya dan lebih memuaskan bagi kedua belah pihak.
▣ Di Philadelphia, Fakultas Kedokteran Universitas Drexel pada bulan Maret mulai
menggunakan proses mediasi dalam hal malpraktek medis. Kasus pertama diselesaikan
pada 6 April. Ini mengikuti model mediasi yang digunakan oleh Rush University Medical
Center di Chicago.
▣ Rumah Sakit Abington Memorial, yang terletak di dekat Philadelphia, telah mengambil
bagian dalam mediasi dalam dua tahun terakhir sebagai bagian dari proyek percontohan
yang disponsori oleh Pew Charitable Trusts di Philadelphia.
53
CONTOH SENGKETA MEDIS DI
INDONESIA
54
PEMBIAYARAN
PASIEN
▣ Pasien Ny. X masuk malam hari ke RS. Y dengan rencana persalinan normal oleh dr. Z.
Pasien dan keluarga kembali diedukasi dan dijelaskan mengenai prosedur persalinan.
▣ Sesuai dengan jadwal persalinan ternyata kamar bersalin sedang digunakan pasien lain
sehingga harus menunggu.
▣ dr. Z menjelaskan kepada pasien dan keluarga untuk menunggu, sedangkan dr. Z
memutuskan untuk
▣ menunggu dirumah (disebelah Rumah Sakit).
▣ Beberapa saat kemudian, pasien mengalami kontraksi hebat sehingga bayi lahir spontan
diruang perawatan hanya dengan bantuan bidan. Dr. Z yang telah dihubungi datang setelah
bayi terlahir. Ibu bayi sehat namun bayi meninggal dunia.
▣ Pasien melaporkan kejadian tersebut ke MKDKI, Putusan MKDKI menyatakan dr. Z
melakukan pelanggaran disiplin karena tidak menilai dan memimpin persalinan dan tidak
melakukan tindakan tepat dan cepat pada kondisi yang memerlukan intervensi dokter,
ketidakhadiran dr. Z menyebabkan pertolongan terlambat sehingga timbul trauma persalinan
yang menyebabkan kematian pada bayi. Dr. Z dijatuhi sanksi berupa Pencabutan STR selama
3 (tiga) bulan.
TIDAK MEMBERIKAN PENJELASAN LANGSUNG
KEPADA PASIEN/KELUARGA PASCA OPERASI
Pasien Ny. M, datang ke dr. Y di RS. A dengan keluhan terdapat benjolan dileher bagian depan sejak 3 tahun,
dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didiagnosa Susp.
Pembesaran kelenjer tiroid yang ganas sehingga perlu dilakukan tindakan Tiroidektomi Total.
Pasien/Keluarga setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap mengenai prosedur tindakan termasuk resikonya,
kemudian menyetujui tindakan dengan menandatangani Persetujuan Tindakan Kedokteran(informed consent).
Tindakan Tiroidektomi Total dilakukan, pada saat pembiusan oleh dr. Anestesi terjadi kesulitan pemasangan selang
karena esofagus berbentuk tidak normal, saat operasi tampak massa tumor melekat erat membungkus trakea,dr. Y
melakukan pembebasan tumor dan dilakukan pengangkatan total kalenjer tiroid. Pasca operasi dr.Y meninggalkan
RS oleh karena menerima kabar ada keluarga yang meninggal dunia sehingga mendelegasikan penjelasan operasi
(sementara) ke Perawat, dan esok hari akan menjelaskan secara langsung.
Beberapa hari dirawat, pasien mengalami perburukan sehingga dirawat di ICU hingga meninggal dunia,
dengan penyebab kematian menurut dr Anestesi adalah Emboli Paru.
Keluarga pasien mengadukan kematian pasien ke MKDKI. Meskipun dari Perhimpunan menyatakan tidak terdapat
kesalahan prosedur dalam tindakan medis tersebut, namun Putusan MKDKI menyatakan dr. Y melakukan
pelanggaran disiplin karena tidak memberikan penjelasan sesudah tindakan Tiroidektomi Total dengan
menjatuhkan sanksi berupa teguran tertulis agar memberikan penjelasan sesudah melakukan tindakan operasi.
KURANG HATI-HATI DALAM PENANGANAN MEDIS
Pasien Ny. R datang ke poliklinik dr. K di RS. P, dengan keluhan utama nyeri perut, nyeri buang air
kecil, siklus menstruasi tidak teratur. Hasil dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
pasien didiagnosa menderita kista ovarium kiri. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan
mengenai penyakit dan rencana tindakan operasi mengangkat kista termasuk resiko dan
komplikasi. Pasien dan keluarga memberikan persetujuan untuk rencana tindakan (informed
consent). Tindakan pengangkatan kista dengan penyulit karena adanya perlengketan hebat
sehingga indung telur kiri harus diangkat. Tindakan selesai, pasien dilakukan perawatan hingga
diperbolehkan pulang.
Beberapa waktu kemudian, Pasien mengeluhkan nyeri perut yang tak kunjung hilang sehingga
melakukan pemeriksaan ke RS lain, Dokter di RS tersebut melakukan pemeriksaan hingga
membuka kembali luka operasi dan menemukan adanya Kassa sepanjang 3 Meter yang
tertinggal.
Atas hal tersebut, Pasien melalui kuasa hukumnya melayangkan Somasi ke RS. P dan dokter
terkait.
Permasalahan akhirnya diselesaikan dengan Perdamaian, dr. K. dan RS. P membayar sejumlah
uang
kepada pasien untuk perdamaian, yang dibuatkan secara tertulis.
MEDIASI
Menawarkan penawaran yang integratif, dimana prosesnya tidak membutuhkan biaya yang
besar serta waktu yang lama, dan tidak menekankan siapa yang menang dan kalah, siapa
benar atau salah, tetapi dengan hasil penyelesaian menang- menang (win-win solution).
Proses penyelesaiannya bersifat tertutup dan tidak terpublikasikan, sehingga akan
memberikan perasaan nyaman, aman kepada para pihak, dan kekhawatiran terbukanya
rahasia dan nama baik yang sangat dibutuhkan oleh dokter maupun sarana pelayanan
kesehatan dapat dihindari.
58
Kesimpulan
Mediasi merupakan pilihan terbaik dalam penyelesaian sengketa medis dikarenakan merupakan
pendekatan non litigasi dalam penyelesaian sengketa atau pemecahan masalah dimana pihak
ketiga yang tidak memihak (impartial) bekerjasama dengan para pihak yang bersengketa
membantu memperoleh kesepakatan perjanjian yang memuaskan
59
penyelenggaraan proses mediasi diselenggarakan
mediasi tidak diatur secara secara tertutup atau
rinci dalam peraturan rahasia yang berarti
perundang-undangan bahwa para pihak dan Proses penyelesaian
sehingga para pihak mediator yang sengketa yang relatif murah
memiliki keluwesan atau menghadiri proses dan tidak memakan waktu
keleluasaan dan tidak mediasi, sedangkan jika dibandingkan dengan
terperangkap dalam pihak lain tidak proses litigasi.
bentuk-bentuk formalism, diperkenakan untuk
seperti halnya dalam menghadiri siding-sidang
proses litigasi. mediasi.
60
THANK
YOU
61