Askep Meningitis 2
Askep Meningitis 2
2. ENCEPHALITIS
3. ABSES OTAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN MENINGITIS
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM
SARAF
Struktur dan Fungsi Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang
disebut neuron dan jaringan penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun
membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP
terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi
merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan dari sistem
saraf pusat.
Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan
hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai
keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber
dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai
perubahan dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga tubuh tetap
seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi perubahan berlangsung
melalui kegiatan saraf yang dikenal sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh
tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak
seimbang atau sakit.
• Sel Saraf (Neuron) :Merupakan sel tubuh yang berfungsi
mencetuskan dan menghantarkan impuls listrik. Satu sel saraf
mempunyai badan sel disebut soma yang mempunyai satu atau
lebih tonjolan disebut dendrit.
• Jaringan Penunjang: jaringan penunjang saraf terdiri atas
neuroglia. Neuroglia adalah sel-sel penyokong untuk neuron-
neuron SSP, merupakan 40% dari volume otak dan medulla
spinalis.
• Sistem Saraf Pusat : Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
medula spinalis. SSP dibungkus oleh selaput meningen yang
berfungsi untuk melindungi otak dan medula spinalis dari
benturan atau trauma. Meningen terdiri atas tiga lapisan yaitu
durameter, arachnoid dan piamater.
LAPISAN MENINGEN
1. Dura meter : membran putih tebal dan kasar yang
menutupi seluruh otak dan medula spinalis. Dura
meter terdiri dari 2 lapisan yang berfusi menjadi
satu kecuali di dalam tengkorak tempat lapisan
luar melekat pada tulang dan tempat terdapat
sinus venosus. Falx cerebri adalah lipatan vertikal
dura meter yang memisahkan kedua hemisfer
serebri di garis tengah. tentoriu,m adalah bagian
horisontal dura meter yang memisahkan lobus
oksipital dengan cerebellum.
2. Membran araknoidea : membran halus yang pada
tempat tertentu berfusi dengan pia meter, dan
pada tempat lain terpisah dari pia meter oleh ruang
sub araknoid, yang berisi CSS. Cisterna magna
adalah bagian ruang sub araknoid yang besar pada
bagian belakang tak bawah, menempati celah
antara serebelum dan medulla oblongata.
3. Pia meter : membran halus yang melekat pada
seluruh permukaan otak dan medulla spinalis.
Leptomeningen adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan pia dan araknoid sebagai
suatu kesatuan.
Fungsi Saraf
1. Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari
luar tubuh melalui saraf sensori . Saraf sensori disebut juga
Afferent Sensory Pathway.
2. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer
dan sistem saraf pusat.
3. Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medula
spinalis maupun di otak untuk selanjutnya menentukan
jawaban atau respon.
4. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik
ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari
tindakan. Saraf motorik disebut juga Efferent Motorik
Pathway.
DEFINISI
• MENINGITIS MERUP. INFLAMASI RONGGA
PIA MATER, ARACHNOID DAN SUBARACHNOID.
• INFLAMASI MENYEBAR SECARA CEPAT KE
SSP KRN SIRKULASI CSF BERADA DI
SEPANJANG AREA OTAK DAN SPINAL
• JIKA TIDAK DITANGANI → FATAL DALAM
HITUNGAN HARI
Konsep dasar
• Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan
serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses
infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
• Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya
ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok,
Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza
dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
• Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang
mengenai piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih
ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang
superficial.(neorologi kapita selekta,1996).
ETIOLOGI
TRAUMA PROSEDUR
INVASIF, EX: INFEKSI DI BAGIAN
KRANIAL TUBUH LAIN, EX:
PEMBEDAHAN ICP
MONITORING SEPSIS SISTEMIK
OTITIS DI ALIRAN DARAH
MEDIA,
SINUSITIS
EXUDAT PURULEN
EDEMA SEL MENINGEAL
PENINGKATAN TIK
MANIFESTASI KLINIS
• PENINGKATAN TIK:
PENURUNAN TGKT KESADARAN
KEJANG
PERUBHN VITAL SIGN
PERUBHN POLA PERNFSN
PAPILLEDEMA
NYERI KEPALA
MUNTAH PROJEKTIL
MANIFESTASI KLINIS
• PUNGSI LUMBAL
• KULTUR CSF
• COUNTERIMMUNOELECTROPHORESIS
(CIE): VIRUS ATAU PROTOZOA
• POLYMERASE CHAIN REACTION
TECHNIQUE: DETEKSI JENIS VIRUS
DNA/RNA, SENSITIF THD HERPES SIMPLEX.
THERAPI MEDIKASI
• RIWAYAT KESEHATAN:
FAKTOR RESIKO (INFEKSI), ONSET GEJALA,
KELUHAN NYERI KEPALA, KEJANG.
• PEMERIKSAAN FISIK:
GCS, VITAL SIGNS, FUNGSI MOTORIK, PUPIL, SARAF
KRANIAL, ROM LEHER, BRUDZINSKI’S SIGN,
KERNIG’S SIGN, PTECHIAE, PERGERAKAN DAN
KEKUATAN OTOT.
DIAGNOSA KEPERAWATAN