Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN INFEKSI SISTEM


SARAF PUSAT
1. MENINGITIS

2. ENCEPHALITIS

3. ABSES OTAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN MENINGITIS
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM
SARAF
Struktur dan Fungsi Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang
disebut neuron dan jaringan penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun
membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (SST). SSP
terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi
merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan dari sistem
saraf pusat.
Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan
hidup melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai
keseimbangan. Stimulasi yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber
dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai
perubahan dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga tubuh tetap
seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi perubahan berlangsung
melalui kegiatan saraf yang dikenal sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh
tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak
seimbang atau sakit.
• Sel Saraf (Neuron) :Merupakan sel tubuh yang berfungsi
mencetuskan dan menghantarkan impuls listrik. Satu sel saraf
mempunyai badan sel disebut soma yang mempunyai satu atau
lebih tonjolan disebut dendrit.
• Jaringan Penunjang: jaringan penunjang saraf terdiri atas
neuroglia. Neuroglia adalah sel-sel penyokong untuk neuron-
neuron SSP, merupakan 40% dari volume otak dan medulla
spinalis.
• Sistem Saraf Pusat : Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
medula spinalis. SSP dibungkus oleh selaput meningen yang
berfungsi untuk melindungi otak dan medula spinalis dari
benturan atau trauma. Meningen terdiri atas tiga lapisan yaitu
durameter, arachnoid dan piamater.
LAPISAN MENINGEN
1. Dura meter : membran putih tebal dan kasar yang
menutupi seluruh otak dan medula spinalis. Dura
meter terdiri dari 2 lapisan yang berfusi menjadi
satu kecuali di dalam tengkorak tempat lapisan
luar melekat pada tulang dan tempat terdapat
sinus venosus. Falx cerebri adalah lipatan vertikal
dura meter yang memisahkan kedua hemisfer
serebri di garis tengah. tentoriu,m adalah bagian
horisontal dura meter yang memisahkan lobus
oksipital dengan cerebellum.
2. Membran araknoidea : membran halus yang pada
tempat tertentu berfusi dengan pia meter, dan
pada tempat lain terpisah dari pia meter oleh ruang
sub araknoid, yang berisi CSS. Cisterna magna
adalah bagian ruang sub araknoid yang besar pada
bagian belakang tak bawah, menempati celah
antara serebelum dan medulla oblongata.
3. Pia meter : membran halus yang melekat pada
seluruh permukaan otak dan medulla spinalis.
Leptomeningen adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan pia dan araknoid sebagai
suatu kesatuan.
Fungsi Saraf
1. Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari
luar tubuh melalui saraf sensori . Saraf sensori disebut juga
Afferent Sensory Pathway.
2. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer
dan sistem saraf pusat.
3. Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medula
spinalis maupun di otak untuk selanjutnya menentukan
jawaban atau respon.
4. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik
ke organ-organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari
tindakan. Saraf motorik disebut juga Efferent Motorik
Pathway.
DEFINISI
• MENINGITIS MERUP. INFLAMASI RONGGA
PIA MATER, ARACHNOID DAN SUBARACHNOID.
• INFLAMASI MENYEBAR SECARA CEPAT KE
SSP KRN SIRKULASI CSF BERADA DI
SEPANJANG AREA OTAK DAN SPINAL
• JIKA TIDAK DITANGANI → FATAL DALAM
HITUNGAN HARI
Konsep dasar
• Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan
serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses
infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
• Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya
ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok,
Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza
dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
• Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang
mengenai piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih
ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang
superficial.(neorologi kapita selekta,1996).
ETIOLOGI

• BAKTERI → PALING UMUM


 Neisseriameningitis
 Meningococcus
 Streptococcus pneumoniae
 Haemophilus influenzae
 E. coli
Etiologi
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2. Penyebab lainnya, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering
dibandingkan dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal
pada minggu terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi
imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injuri yang
berhubungan dengan sistem persarafan
Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan
yang terjadi pada cairan otak, yaitu :
a) Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai
cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah
Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya Virus, Toxoplasma
gondhii dan Ricketsia.
b) Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi
otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus
pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok),
Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
TIPE MENINGITIS
Bacterial meningitis
disebabkan oleh bakteri tertentu dan
merupakan penyakit yang serius. Salah satu
bakterinya adalah meningococcal bacteria.
Gejalanya seperti timbul bercak kemerahan
atau kecoklatan pada kulit. Bercak ini akan
berkembang menjadi memar yang
mengurangi suplai darah ke organ-organ lain
dalam tubuh dapat berakibat fatal dan
menyebabkan kematian
Lanjutan....
Meningitis Tuberkulosis Generalisata
Gejala : demam, mudah kesal, obstipasi, muntah-
muntah, ditemukan tanda-tanda perangsangan
meningen seperti kaku kuduk, suhu badan naik
turun, nadi sangat labil/lambat, hipertensi umum,
abdomen tampak mencekung, gangguan saraf otak.
Penyebab : kuman mikobakterium tuberkulosa varian
hominis.
Diagnosis : Meningitis Tuberkulosis dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan cairan otak, darah,
radiologi, test tuberkulin
Lanjutan...
Meningitis Purulenta
 Gejala : demam tinggi, menggigil, nyeri kepala yang
terus-menerus, kaku kuduk,kesadaran menurun, mual
dan muntah, hilangnya nafsu makan, kelemahan umum,
rasa nyeri pada punggung serta sendi.
 Penyebab : Diplococcus pneumoniae(pneumokok), Neisseria
meningitidis(meningokok),Stretococcus haemolyticus,
Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, Pneudomonas aeruginosa.
 Diagnosis : dilakukan pemeriksaan cairan otak, antigen
bakteri pada cairan otak, darah tepi,elektrolit darah,
biakan dan test kepekaan sumber infeksi, radiologik,
pemeriksaan EEG.
Lanjutan...
Viral meningitis
termasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip
dengan sakit flu biasa, dan umumnya si
penderita dapat sembuh sendiri. Frekuensi
viral meningitis biasanya meningkat di musim
panas karena pada saat itu orang lebih sering
terpapar agen pengantar virus. Banyak
virusyang bisa menyebabkan viral meningitis.
Antara lain virus herpes dan virus penyebab
flu.
Lanjutan.....
Meningitis Kriptikokus
 adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Jamur ini bisa
masuk ke tubuh kita saat kita menghirup debu atau tahi burung yang kering.
 Kriptokokus ini dapat menginfeksikan kulit, paru, dan bagian tubuh lain.
Meningitis Kriptokokus ini paling sering terjadi pada orang dengan CD4 di
bawah 100.
 Diagnosis
Darah atau cairan sumsum tulang belakang dapat dites untuk
kriptokokus dengan dua cara. Tes yang disebut ‘CRAG’ mencari antigen
(sebuah protein) yang dibuat oleh kriptokokus.
 Tes ‘biakan’ mencoba menumbuhkan jamur kriptokokus dari contoh cairan.
1. Tes CRAG cepat dilakukan dan dapat memberi hasi pada hari yang
sama. Tes biakan
2. membutuhkan waktu satu minggu atau lebih untuk menunjukkan hasil
positif. Cairan
3. sumsum tulang belakang juga dapat dites secara cepat bila diwarnai
dengan tinta India.
PATOFISIOLOGI
JALUR JALUR SKUNDER
LANGSUNG

TRAUMA PROSEDUR
INVASIF, EX: INFEKSI DI BAGIAN
KRANIAL TUBUH LAIN, EX:
PEMBEDAHAN ICP
MONITORING SEPSIS SISTEMIK
OTITIS DI ALIRAN DARAH
MEDIA,
SINUSITIS

MELEWATI BLOOD BRAIN BARRIER (SAWAR DARAH


OTAK)
PATOFISIOLOGI
REAKSI PERADANGAN PIA MATER,
ARACHNOID

PERMEABILITAS PEMB.DRH SDP MIGRASI KE RONGGA


MENINGKAT SUBARACHNOID

EXUDAT PURULEN
EDEMA SEL MENINGEAL

ALIRAN CSF TERGANGGU

PENINGKATAN TIK
MANIFESTASI KLINIS

• PENINGKATAN TIK:
 PENURUNAN TGKT KESADARAN
 KEJANG
 PERUBHN VITAL SIGN
 PERUBHN POLA PERNFSN
 PAPILLEDEMA
 NYERI KEPALA
 MUNTAH PROJEKTIL
MANIFESTASI KLINIS

• TANDA IRITASI MENINGEAL:


NUCHAL RIGIDITY (KAKU KUDUK)
BRUDZINSKI’S SIGN POSITIF
KERNIG’S SIGN POSITIF
• PHOTOPHOBIA
• DIPLOPIA
• DEMAM DAN MENGGIGIL
• PETECHIAE → MENINGOCOCCAL MENINGITIS
Komplikasi
 Komplikasi yang bisa terjadi adalah :
 Gangguan pembekuan darah
 Syok septic
 Demam yang memanjang
 Kejang
 Gangguan mental
 Gangguan belajar
TES DIAGNOSTIK

• PUNGSI LUMBAL
• KULTUR CSF
• COUNTERIMMUNOELECTROPHORESIS
(CIE): VIRUS ATAU PROTOZOA
• POLYMERASE CHAIN REACTION
TECHNIQUE: DETEKSI JENIS VIRUS
DNA/RNA, SENSITIF THD HERPES SIMPLEX.
THERAPI MEDIKASI

• PEMBERIAN ANTIBIOTIK SPEKTRUM LUAS


SEGERA MELALUI IVFD.
 EX: CEPHALOSPHORIN
• PEMBERIAN STEROID / DEXAMETHASON:
MENGURANGI PERADANGAN
PENGKAJIAN

• RIWAYAT KESEHATAN:
FAKTOR RESIKO (INFEKSI), ONSET GEJALA,
KELUHAN NYERI KEPALA, KEJANG.
• PEMERIKSAAN FISIK:
GCS, VITAL SIGNS, FUNGSI MOTORIK, PUPIL, SARAF
KRANIAL, ROM LEHER, BRUDZINSKI’S SIGN,
KERNIG’S SIGN, PTECHIAE, PERGERAKAN DAN
KEKUATAN OTOT.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• PROTEKSI INEFEKTIF B/D EFEK INFLAMASI DAN


AKIBAT PROSES PATOFISIOLOGIS D/D NYERI,
DEMAM, GGN KESADARAN, KEJANG, PENINGKATAN
TIK, DISFUNGSI SARAF KRANIAL.
• RESIKO TINGGI DEFISIENSI VOLUME CAIRAN B/D
PANINGKATAN LAJU METABOLIK, DIAPHORESIS DAN
PEMBATASAN CAIRAN.
PROTEKSI INEFEKTIF
• KAJI STATUS NEUROLOGIS SECARA RUTIN.
• KAJI VITAL SIGN TERMASUK TEMPERATUR SCR
RUTIN.
• MONITOR TINGKAT KESADARAN. KAJI
ORIENTASI, MEMORI, RESPON TERHADAP
RANGSANG.
• KAJI KERUSAKAN SARAF KRANIAL, MONITOR
PERGERAKAN EKSTRAOKULAR, GERAKAN
WAJAH, PUSING, KEMAMPUAN MENDENGAR,
PANDANGAN GANDA, PTOSIS, PUPIL.
PROTEKSI INEFEKTIF

• KAJI AKTIVITAS KEJANG:


 MONITOR PERGERAKAN TONIK KLONIK
PERTAHANKAN JALAN NAFAS TERBUKA
DAN LAKUKAN SUCTION
PASANG PELINDUNG DI SISI TEMPAT
TIDUR
PROTEKSI INEFEKTIF

• KAJI MANIFESTASI PENINGKATAN INTRA


KRANIAL
• BERIKAN MEDIKASI SESUAI INSTRUKSI,
SEPERTI: ANTI KONVULSAN, DIURETICS,
ANTIBIOTIK.
RESIKO TINGGI DEFISIENSI
VOLUME CAIRAN
• KAJI STATUS CAIRAN:
 UKUR DAN HITUNG BALANCE INTAKE DAN
OUTPUT SETIAP 24 JAM
 MONITOR BERAT BADAN HARIAN
 MONITOR TURGOR KULIT
 MONITOR MEMBRAN MUKOSA
 MONITOR JUMLAH URINE, WARNA, DAN BAU.

Anda mungkin juga menyukai